Document

advertisement
TINJAUAN PUSTAKA
1. DEFINISI
Blighted ovum (BO) merupakan keadaan dimana terbentuknya gestational sac
namun embrio tidak terbentuk atau berhenti terbentuk sehingga terabsorbsi kembali
oleh tubuh.
Keadaan dimana seorang wanita dalam keadaan hamil tetapi tidak ada janin di
dalam kandungan. Seorang wanita yang mengalaminya juga merasakan gejala-gejala
kehamilan seperti terlambat menstruasi, mual muntah pada awal kehamilan, payudara
mengeras, serta terjadi pembesaran perut, bahkan saat dilakukan tes kehamilan baik
test pack maupun laboratorium hasilnya pun positif.
Blighted ovum yang terjadi ketika ovum yang telah dibuahi menempel pada
dinding uterus, tetapi embrio tidak berkembang. Sel berkembang membentuk kantung
kehamilan, tetapi tidak membentuk embrio itu sendiri. Blighted ovum biasanya
terjadi dalam trimester pertama sebelum seorang wanita tahu tentang kehamilannya.
Tingginya tingkat kelainan kromosom biasanya menyebabkan tubuh wanita secara
alami mengalami keguguran.
2. ETIOLOGI
Biasanya merupakan hasil dari masalah kromosom dan penyebab sekitar 50%
dari keguguran trimester pertama. Tubuh wanita mengenali kromosom abnormal pada
janin dan secara alami tubuh berusaha untuk tidak meneruskan kehamilan karena
janin tidak berkembang menjadi bayi normal dan sehat. Hal ini dapat disebabkan oleh
pembelahan sel yang abnormal, atau kualitas sperma atau ovum yang buruk.
Sekitar 60% blighted ovum disebabkan kelainan kromosom dalam proses
pembuahan sel telur dan sperma. Infeksi TORCH, rubella dan streptokokus,penyakit
kencing manis (diabetes mellitus) yang tidak terkontrol, rendahnya kadar beta HCG
serta
faktor
imunologis
seperti
adanya
1
antibodi
terhadap
janin
juga
dapatmenyebabkan blighted ovum. Risiko juga meningkat bila usia suami atau istri
semakin tua karena kualitas sperma atau ovum menjadi turun.
3. PATOFISIOLOGI
Pada saat konsepsi, sel telur (ovum) yang matang bertemu sperma. Namun
akibat berbagai faktor maka sel telur yang telah dibuahi sperma tidak dapat
berkembang sempurna, dan hanya terbentuk plasenta yang berisi cairan. Meskipun
demikian
plasenta
tersebut
tetap
tertanam
di
dalam
rahim.
Plasenta
menghasilkanhormon HCG (human chorionic gonadotropin) dimana hormon ini akan
memberikan sinyal pada indung telur (ovarium) dan otak sebagai pemberitahuan
bahwa sudah terdapat hasil konsepsi di dalam rahim. Hormon HCG yang
menyebabkan munculnya gejala-gejala kehamilan seperti mual, muntah, ngidam dan
menyebabkan tes kehamilan menjadi positif. Karena tes kehamilan baik test pack
maupun laboratorium pada umumnya mengukur kadar hormon HCG (human
chorionic gonadotropin) yang sering disebut juga sebagai hormon kehamilan
4. GEJALA DAN TANDA
a. Blighted ovum sering tidak menyebabkan gejala sama sekali
b. Periode menstruasi terlambat
c. Kram perut
d. Bercak perdarahan
e. Tes kehamilan positif pada saat gejala
5. DIAGNOSIS KERJA
Pemeriksaan Penunjang (USG) diagnosis pasti, bisa dilakukan saat kehamilan
memasuki usia 6-7 minggu. Sebab saat itu diameter kantung kehamilan sudah lebih
besar dari 16 milimeter sehingga bisa terlihat lebih jelas. Dari situ juga akan
tampak,adanya kantung kehamilan yang kosong dan tidak berisi janin. Diagnosis
kehamilanan
embriogenik
dapat
ditegakkan
2
pada
kantong
gestasi
yang
berdiameter sedikitnya 30 mm, tidak dijumpai adanya struktur mudigah dan kantong
kuning telur
Gambaran Hasil USG pada pasien Bligted Ovum
6. DIAGNOSIS BANDING
3
- Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) : pada KET terdapat nyeri goyang
serviks, perdarahan pervagina sedikit atau bahkan tidak ada, terdapat kavum
douglas yang menonjol dan nyeri perut yang hebat.
- Pada abortus imminens dan insipiens perdarahan lebih banyak dan lebih merah
sesudah amenorea, rasa nyeri yang lebih kurang berlokasi di daerah median dan
bersifat mules.
7. PENATALAKSANAAN
Jika telah didiagnosis blighted ovum, maka tindakan selanjutnya adalah
mengeluarkan hasil konsepsi dari rahim (kuretase). Hasil kuretase akan dianalis untuk
memastikan apa penyebab blighted ovum lalu mengatasi penyebabnya. Jika karena
infeksi maka maka dapat diobati agar tidak terjadi kejadian berulang. Jika
penyebabnya antibodi maka dapat dilakukan program imunoterapi sehingga kelak
dapat hamil sungguhan.
Penyebab blighted ovum yang dapat diobati jarang ditemukan, namun masih
dapat diupayakan jika kemungkinan penyebabnya diketahui. Sebagai contoh, tingkat
hormon yang rendah mungkin jarang menyebabkan kematian dini ovum. Dalam
kasus ini, pil hormon seperti progesteron dapat bekerja. Namun efek samping dari
pemakaian hormon adalah sakit kepala,perubahan suasana hati, dan lain-lain. Jika
terjadi kematian telur di awal kehamilan secara berulang, maka pembuahan buatan
mungkin efektif dalam memproduksi kehamilan. Dalam hal ini perlu donor sperma
atau ovum untuk memiliki anak. Akan tetapi, pembuahan buatan itu mahal dan tidak
selalu bekerja dan risiko kelahiran kembar seringkali lebih tinggi. Jika belum berhasil
maka adopsi adalah pilihan lain bagi banyak pasangan.
Pada pasien diterapi dengan pemberian preparat misoprostol, setelah terjadi
dilatasi serviks kemudian dilakukan kuretase
8. PENCEGAHAN
4
Dalam banyak kasus blighted ovum tidak bisa dicegah. Beberapa pasangan
seharusnya melakukan tes genetika dan konseling jika terjadi keguguran berulang di
awal kehamilan. Blighted ovum sering merupakan kejadian satu kali, dan jarang
terjadi lebih dari satu kali pada wanita.Untuk mencegah terjadinya blighted ovum,
maka dapat dilakukan beberapa tindakan pencegahan seperti pemeriksaan TORCH,
imunisasi rubella pada wanita yang hendak hamil, bila menderita penyakit
disembuhkan dulu, dikontrol gula darahnya, melakukan pemeriksaan kromosom
terutama bila usia diatas 35 tahun, menghentikan kebiasaan merokok agar kualitas
sperma/ovum baik, memeriksakan kehamilan yang rutin dan membiasakan pola hidup
sehat
9. PROGNOSIS
Prognosis buruk bila terus menerus terjadi perdarahan per vaginam
5
Download