Teori Emosi - Universitas Mercu Buana

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Perilaku dan
Proses Mental
Modul Motivasi dan Emosi
Fakultas
Program Studi
Psikologi
Psikologi
Tatap Muka
07
Kode MK
Disusun Oleh
61093
(A21616AA)
Popi Avati.,S.Psi.,M.Psi
Abstract
Kompetensi
Penjelasan tentang Motivasi dan
Emosi
Mahasiswa dapat menjelaskan dan
mengkomunikasikan tentang pengertian
ingatan, proses dalam ingatan,
penyimpanan ingatan, dan teori tentang
lupa
Emosi
Pengertian
Emosi adalah salah satu studi dalam psikologi yang penting.Tetapi tidak mudah juga untuk
mendefinisikan emosi tersebut. Menurut Drever yang termasuk ke dalam emosi adalah
perubahan tubuh yang bersifat luas - dalam bernapas, denyut nadi, kelenjar sekresi, dll dan di sisi mental, keadaan kegembiraan atau perturbasi, ditandai oleh perasaan yang kuat.
Dengan begitu kita dapat mengidentifikasikan komponen dari emosi yaitu :
 Cognitive or thinking : emosi biasanya mengarah pada orang atau benda (misalnya kita
berada dalam keadaan emosi cemas karena situasinya berbahaya), dan kita tahu situasi
berbahaya daripada tidak berbahaya sebagai hasil dari pemikiran.
 Psychologically : umumnya sejumlah perubahan tubuh yang terlibat dalam emosi,
banyak dari mereka (seperti peningkatan denyut jantung, tekanan darah meningkat, laju
respirasi meningkat, berkeringat) terjadi karena gairah di divisi simpatik dari sistem saraf
otonom atau aktivitas hormonal dalam sistem endokrin.
 Experiental : perasaan yang dialami, yang hanya dapat dinilai dalam spesies manusia.
 Expressive : ekspresi wajah dan aspek lain dari perilaku non-verbal seperti postur tubuh.
 Behavioural : pola perilaku (misalnya melawan atau lari) yang dihasilkan oleh suatu
keadaan emosional.
Emosi dan Mood
Berikut ini adalah perbedaan-perbedaan utama antara emosi dan mood :
 Perbedaannya terdapat dalam durasi. Mood cenderung akan bertahan lama, sedangkan
emosi cenderung cepat. Emosi kemarahan akan berakhir dalam beberapa detik atau
beberapa menit. Sedangkan mood yang bersifat mengganggu akan berakhir dalam
beberapa jam bahkan hari (Watson and Clark).
 Emosi biasanya lebih kuat atau sering daripada mood.
 Emosi berbeda dengan mood dilihat dari faktor penyebab terjadinya mereka. Emosi
biasanya terjadi karena kejadian-kejadian spesifik. Sedangkan mood terjadi karena
alasan yang tidak jelas.
Faktanya adalah emosi dapat membuat mood dan mood bisa kembali ke emosi, artinya
adalah kita tidak dapat menggambarkan bentuk yang dapat membedakan mereka.
Penggunaan Emosi
Emosi (terutama yang negatif) biasanya lebih tidak berguna dan tidak diinginkan. Pendapat
tersebut dapat dipahami dari berbagai macam alasan :
 Tidak ada seorang pun yang ingin mengalami depresi atau kecemasan
2016
2
Perilaku dan Proses Mental
Popi Avati.,S.Psi.,M.Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
 Emosi dapat mengganggu aktifitas dan perilaku kita
 Emosi secara umum dapat mengurangi logika, rasionalitas dan prinsip keteraturan
alasan, serta proses kognitif lainnya.
Pendapat bahwa emosi dapat menguntungkan merupakan sebuah keuntungan bagi
Skinner. Ia mengatakan dalam novelnya mengenai ideal society bahwa emosi itu tidak
berguna dan buruk untuk ketenangan pikiran serta tekanan darah kita. Beberapa peneliti lain
juga mengatakan bahwa emosi menghasilkan perilaku yang tidak terorganisir. Emosi juga
dapat menyebabkan untuk menghentikan apa yang kita lakukan sebelum kita menjadi lebih
emosional. Misalnya, ketika kita sedang menyebrang sambil memikirkan tentang segala
rencana kita dan melihat mobil mendekati kita dengan kecepatan tinggi dapat menyebabkan
kita cemas dan melakukan gerakan menghindar.
Functional approach
Berdasarkan argument yang didiskusikan sebelumnya, pandangan yang dominan saat ini
adalah mengenai emosi adalah berguna dan menkan fungsi variabel. Contohnya adalah
Eyesenk memberikan contoh seperti kemungkinan fungsi dari kecemansan.Ini jelas bahwa
deteksi cepat dari tanda peringatan bahaya yang paling pertama dimungkinkan sebagai nilai
survival... tujuan atau fungsi dari kecemasan adalah untuk mendeteksi bahaya atau
ancaman yang ada dilingkungan. Aktivitas psikologis terasosiasi dengan emosional dan
dapat dianggap sebagai fungsi. Seperti yang dikatakan Levenson, “kemarahan dan
ketakutan dapat meningkatkan tingkat kardiovaskular jauh melampaui pikiran mereka
menjadi optimal untuk kelangsungan hidup jangka panjang organisme, tetapi yang optimal
untuk kebutuhan jangka pendek aktif berurusan dengan tantangan yang dikemukakan
mengancam lingkungan.” Bukti relevan mengenai kegunaan dari respon psikologis stress
akan dijelaskan pada chapter berikutnya.
Oatley dan Johnson-Laird (1987) membahas tentang teori pengaruh fungsional, bedasarkan
lima jenis emosi dasar. Emosi ini dibagi berdasarkan tujuan saat ini:
Happiness
: progress telah terjadi di alam mencapa tujuan.
Anxiety
: dalam pencapaian tujuan terdapat ancaman
Sadness
: tujuan saat ini tidak dapat dicapai.
Anger
: tujuan saat ini terhalang
Disgust
: tujuan (rasa) dilanggar.
Berdasarkan Oatley dan Johnson Laird, emosi menyediakan fungsi penting dalam
mempengaruhi individu untuk mengejar tujuannya yang mempunyai fungsi penting untuk
keberlangsungan hidup atau nilai lain di situasi saat ini. Sebagai contoh, happiness
mendorong individu untuk melanjutkan tujuannya. Sebaliknya, sadness memimpin individu
untuk mengabaikan tujuannya saat ini dan untuk memelihara energinya , dengan begitu dia
2016
3
Perilaku dan Proses Mental
Popi Avati.,S.Psi.,M.Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dapat mencari tujuan alternative lainnya. Anxiety memotifasi individu untuk berhadapan
dengan ancaman yang mengancam pencapaian tujuannya.Ada batasan dalam teori ini.
Levenson mengatakan, “Banyak teori dari emosi yang menggunakan pendekatan “one-sizefits-all” , dalam pendekatan ini digunakan satu pendekatan untuk semua kasus mengenai
emosi, padahal tidak semua masalah mengenai emosi dapat dijelaskan dengan satu
pendekatan. Bisa jadi efektif di satu kasus tapi tidak di kasus lainnya. Banyak teori fungsi
dari emosi yang lebih cocok untuk emosi negatif dari pada negatif. Emosi negatif membuat
individu untuk mengganti tujuan dan disertai dengan perubahan cara yang digunakan untuk
mencapai tujuan tersebut. Sebaliknya, emosi positif seperti kesenangan dan kepuasan tidak
membuat individu mengubah tujuannya dan seringkali gagal dalam membuat perubahan di
aktivitas autonom. Emosi positif sering diasosiasikan dengan level tinggi dari dari gairah,
namun Fredrick dan Levenson mengatakan bahwa emosi terkadang menurunkan level
gairah bila diasosiasikan dengan emosi negatif. dalam studi mereka, mereka mengukur
berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menormalkan gairah kardiovaskular setelah
terpapar stimulus mengancam. Seperti yang diperkirakan, hal ini terjadi paling cepat ketika
stimulus yang mengancam diikuti oleh kepuasan stimulus memproduksi atau hiburan.
Berapa Banyak Emosi ?
Pertanyaan, “ Berapa banya emosi yang ada?” terdengar mudah. Sayangnya, ada
kesepakatan sedikit jawabannya, sebagian karena pertanyaannya adalah ambigu dan dapat
ditafsirkan dalam dua cara. Pertama, membuat kita untuk mempertimbangkan jumlah dan
sifat emosi dasar atau fundamental. Kedua, menunjukkan fokus pada jumlah emosi yang
dapat diidentifikasi, meskipun banyak dari mereka mungkin emosi yang kompleks yang
berasal dari emosi dasar. Dalam kedua kasus, sebuah besaran faktor batas antara lain
sering kabur. Ada saat-saat ketika kita merasa sulit untuk memutuskan dengan tepat emosi
yang kita alami.
Kami akan mempertimbangkan dasar dan hanya emosi akan melakukannya pada awalnya
dari perspektif penelitian tentang ekspresi wajah dan diri (kuesioner laporan penelitian
berdasarkan mekanisme otak dibahas kemudian). Kenapa kita mulai dengan ekspresi
wajah? Alasan utamanya adalah kita menunjukkan beberapa ekspresi wajahdan itu
mengandung makna asumsi bahwa setiap emosi dasar kita terasosiasi dengan ekspresi
tersendiri. Alasan berikutnya adalah membahas cara untuk menyelesaikan masalah yang
kompleks dan membingungkan. Emosi juga termasuk perilaku seksual seperti cemburu.
Facial expressions
Psikolog yang berasal dari Amerika, Paul Ekman, mengadakan penelitian mengenai
ekspresi wajah.penelitiannya mengindikasi bahwa ada jumlah kecil dari emosi yang dapat
2016
4
Perilaku dan Proses Mental
Popi Avati.,S.Psi.,M.Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
diidentifikasi
dari
ekpresi
wajah.
Ekman,
Freisen,
dan
Ellsworth
mereview
dan
menyimpulkan jika peneliti dapat mendeteksi enam jenis emosi, happiness, surprise, anger,
sadness, fear, dan disgust yang dikombinasikan dengan kepuasan. Tidak semua penelitian
yang dilakukan oleh Ekman berlatar belakang masyarakat barat. Tidak terlalu jelas apakah
ada hubungannya ekspresi wajah dan emosi, apakah mereka universal dan dapat di
temukan di berbagai budaya. Jika penemuannya adalah universal, maka itu dapat
menguatkan argumentasi bahwa happiness, surprise, anger, sadness, fear, dan disgust
adalah emosi dasar. Penelitian dilakukan oleh Ekman yang merupakan penelitian crosscultural, diambil partisipan dari 10 negara, Estonia, Jerman, YUnani, Hong Kong, Itali,
Jepang, Scotlandia, Sumatra, Turki, dan US. Partisipan ini diberikan 18 foto yang bergambar
wajah yang menunjukan emosi. Penemuannya jelas. Ekman menyimpulkan, “ Pengakuan
yang sangat tinggi dalam cross culture mengenai emosi yang mana yang lebih intens. 10
budaya setuju mengenai emosi kedua yang sangat intens ditandai dengan ekspresi.”
Dapat dikatakan bahwa level tinggi dari pengakuan cross culture yang diasosiasikan dengan
ekspresi wajah yang terjadi karena tidak semua budaya mengekspos budaya barat.
Bagaimanapun, Ekman dan Freisen melaporkan bukti yang diambil dari penelitian di Papua
New Guinea Selatan. Grup tu menggunakan alat dari batu, dan menutup diri dari semua
media barat. Ternyata, mereka mempunyai ekspresi yang sama dengan anggota kelompok
budaya barat. Banyak penelitian tentang ekspresi wajah yang merupakan buatan dan
sempit. Yang sering terjadidalam penelitian adalah partisipan mengikuti instruksi mengenai
otot yang berkontraksi untuk menurunkan karakteristik dari berbagai emosi. Sebagian dari
ini dibuat sehingga penelitia ini terbatas karena mereka mengabaikan dua dari tiga
komponen utama dari emosi, perubahan automatic, dan perasaan subjektif.
Issu di bawah ini dicetuskan oleh Levenson, Ekman, dan Freisen. Partisipan mereka
merubah otot wajah mereka untuk membuat emosi tertentu tanpa diberitahu bahwa emosi
akan diasosiasikan dengan ekspresi. Pengukuran variasi psikologis
(detak jantung,
skinconductance, dan temperature tangan) ini semua direkam. Ada tiga kunci utama,
pertama, partisipan secara umum melaporkan pengalaman yang menunjukkan emosi yang
diasosiasikan dengan ekspresi wajah. Kedua, ekspresi wajah menghasilkan perubahan
yang signifikan pada aktivitas autonom. Ketiga, bentuk dari perubahan autonomic berubah
dari satu emosi ke emosi lainnya. Sebagai contohnya, jijik dan terkejut menurunkan sedikit
peningkatan detak jantung dari pada marah, takut, sedih, atau bahagia dan merupakan
emosi yang terasosiasi dengan temperature tangan. Keseluruhan, emosi mengindikasi jika
dengan sukarela memproduksi ekspresi wajah yang menggenerasi keseluruhan dari
komponen emosi (Ekspresi, perubahan autonomic, perasaan subjective). Isu terakhir
berkenaan dengan ekspresi wajah. Itu dapat menjadi tidak bijak bila diasumsikan hubungan
langsung antara pengalaman emosi dengan ekspresi wajah. Ini begitu dalam karena
2016
5
Perilaku dan Proses Mental
Popi Avati.,S.Psi.,M.Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
ekspresi wajah di desain untuk berkomunikasi dalam situasi sosial seperti mendasari
pernyataan emotional
Teori Emosi
Ada banyak teori emosi yang telah diajukan selama bertahun-tahun. Teori-teori tersebut
sangat berbedasatusama lain. Beberapa menjelaskan emosi melalui perspektif fisiologis,
namun ada juga yang menekankan proses kognitif yang terkait dengan emosi. Ada pun
teoretikus lain yang telah mencoba untuk mengaitkan hubungan antara kognitif, fisiologis,
dan perilaku.
James-Lange Theory
Teori besar pertama mengenai emosi diajukan oleh William James di Amerika Serikat dan
oleh Carl Lange di Denmark pada pertengahan tahun 1880. Teori ini kemudian dikenal
sebagai teori James-Lange.Menurut teori ini, terdapat 3 tahapan dalam memproduksi emosi,
yaitu:

Adanya stimulus emosional (contoh: sebuah mobil datang dengan cepat kearah Anda
ketika Anda sedang menyeberang jalan)

Kemudian hal tersebut menghasilkan perubahan tubuh (akibat rangsangan dalam
sistem saraf otonom)

Umpan balik dari perubahan tubuh tersebut mengarah kepengalaman emosi (contoh:
ketakutan atau kecemasan)
Esensi dari pendekatan ini diungkapkan oleh James: Jika kita merasakan emosi yang kuat,
dan kemudian mencoba untuk memisahkannya dari gejala tubuh, maka kita kemudian tidak
akan merasakan apapun. Dengan kata lain, emosi kita pada dasarnya adalah pengaruh dari
pengalaman gejala tubuh kita. James member contoh mengenai urutan prediksi kejadian
menurut teorinya, yaitu: “Saya melihat beruang, saya melarikan diri, saya merasat akut”. Hal
ini berlawanan dengan urutan yang biasanya lebih masuka kal, seperti: “Saya melihat
beruang, saya merasa takut, saya lari”.
Evidence
Pada tahun 1966, Hohmann menemukan suatu penemuan yang mendukung teori JamesLange. Terdapat 25 pasien lumpuh yang menderita kerusakan pada sumsum tulang
belakang, yang rangsangan fisiologisnya sangat terbatas. Pasien dengan kemampuan
setidaknya
untuk
mengalami
rangsangan
menunjukkan
penurunan
besar
dalam
pengalaman emosional mereka kemarahan, kesedihan, dan kegembiraan seksual. Dengan
kata lain dari satu pasien, "kadang-kadang saya bertindak marah ketika saya melihat ketidak
adilan, saya berteriak dan menyumpahi....Tetapi hanya tidak memiliki kemampuan untuk
melakukan apapun. Hal tersebut termasuk jenis kemarahan mental.
2016
6
Perilaku dan Proses Mental
Popi Avati.,S.Psi.,M.Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kemudian ada penelitian yang menolak temuan Hohmann (1966). Bermond, Nieuwenhuyse,
Fasotti, dan Schwerman (1991) menemukan sebagian besar pasien mereka yang
mengalami kerusakan tulang belakang terdapat adanya peningkatan intensitas emosi.
Mereka mengatakan bahwa emosi yang dirasakan sama besar dengan sebelum mereka
terluka. Hal ini menunjukkan bahwa umpan balik dari gejala tubuh tidak diperlukan untuk
merasakan emosi yang akan dialami. Salah satu asumsi utama dalam teori James-Lange
adalah bahwa setiap emosi dikaitkan dengan pola spesifik dari aktivitas fisiologis. Seperti
yang kita lihat sebelumnya, ada beberapa bukti bahwa berbagai emosi yang berbeda satus
ama lain dalampola aktivitas otonom. Namun, seperti yang ditunjukkan Dalgleish,
"meskipun beberapa emosi dapat dibedakan berdasarkan karakteristik fisiologis mereka,
jelas bahwa setiap emosi secara fisiologis berbeda dari setiap lainnya".
Arousal-interpretation theory
Salah satu pendekatan yang paling terkenal mengenai emosi adalah teori rangsanganinterpretasi dari Schachterdan Singer (1962). Pada awa lera modern telah dikatakan bahwa
dalam penelitian emosi terdapat pengaruh dari faktor kognitif. Schachterdan Singer
berasumsi bahwa terdapat dua faktor penting bagi emosi:
1. Rangsangan fisiologis
2. Interpretasi emosi terhadap rangsangan tersebut
Salah satu prediksi utama teori rangsangan-interpretasi adalah bahwa emosi tidak akan
dialami jika salah satu rangsangan fisiologis atau interpretasi emosional tidak ada. Sebuah
studi oleh Maranon (1924) member dukungan terhadap prediksi ini. Peserta disuntik dengan
adrenalin, obat yang efeknya mirip dengan sebuah keadaan rangsangan yang terjadi secara
alami. Ketika ditanya bagaimana perasaan mereka, 71% hanya melaporkan gejala fisik
mereka tanpa pengalaman emosional. Sebagian besar peserta yang tersisa melaporkan
emosi kurang intensitas normal mereka.Marshall dan Zimbardo (1979) menemukan bahwa
dosis yang besar pada adrenalin mengurangi kebahagiaan peserta mereka dalam euphoria
atau kondisi suka cita. Menurut mereka, orang dapat menafsirkan tingkatan adrenalin tinggi
dengan negatif. Temuan serupa adalah laporan Mezzacappa, Katkindan Palmer (1999),
dalam sebuah studi di mana peserta menonton film untuk menghasilkan kemarahan,
ketakutan, atau hiburan. Peserta diberikan adrenalin, menunjukkan emosi ketakutan
meningkat saat menonton film yang menakutkan. Mereka tidak menunjukkan kemarahan
yang meningkat dalam film yang mengandung kemarahan atau peningkatan emosi terhibur
untuk film yang bernuansa hiburan.
2016
7
Perilaku dan Proses Mental
Popi Avati.,S.Psi.,M.Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Motivasi
Pengertian Motivasi
Kata motivasi berasal dari bahasa latin “Movere” yang artinya menimbulkan pergerakan.
Motivasi didefinisikan sebagai kekuatan psikologis yang menggerakkan seseorang kearah
beberapa jenis tindakan (Haggard, 1989). Menurut Kort (1987), motivasi adalah hasil faktor
internal dan faktor eksternal dan bukan hasil eksternal saja. Hal yang tersirat dari motivasi
adalah gerakan untuk memenuhi suatu kebutuhan atau untuk mencapai suatu tujuan.
Motivasi juga didefinisikan sebagai dorongan dari dalam diri individu berdasarkan mana dari
berperilaku dengan cara te rtentu untuk memenuhi keinginan dan kebutuhanya. Adapun
pemotivasian dapat diartikan sebagai pemberian motif-motif sebagai pendorong agar orang
bertindak, berusaha untuk mencapai tujuan organisasional (Silalahi, 2002).
Jenis-Jenis Motivasi
Menurut Marquis dan Huston (2000), motivasi terbagi menjadi dua yaitu motivasi instrinsik
dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik berasal dari dalam individu, merupakan dorongan
bagi individu untuk menjadi produktif. Motivasi instriksik berhubungan langsung dengan citacita individu, sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang ditingkatkan melalui
lingkungan pekerjaan atau penghargaan diberikan setelah pekerjaan sempurna. Abraham
dan Shanley, (1997) mengatakan bahwa memang sulit untuk mengukur keseimbangan
motivasi instrinsik dan ekstrinsik
Fungsi Motivasi

Mendorong manusia untuk berbuat, motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak
dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

Menentukan arah perbuatan, yaitu ke arah tujuan yang hendak dicapai, sehingga
motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan
rumusan tujuannya.

Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus
dikerjakanyang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatanperbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Teori Motivasi

Teori Motivasi Abraham Maslow (1943-1970)
Abraham Maslow (1943;1970) mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia
memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk
2016
8
Perilaku dan Proses Mental
Popi Avati.,S.Psi.,M.Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu
dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis
dasar sampai motif psikologis yang lebih kompleks; yang hanya akan penting setelah
kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus
terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya menjadi penentu
tindakan yang penting.
Aktualisasi diri
penghargaan
sosial
keamanan
Faali

Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)

Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya)

Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain, diterima,
memiliki)

Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan
dukungan serta pengakuan) Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui,
memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan
keindahan; kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari
potensinya). Bila makanan dan rasa aman sulit diperoleh, pemenuhan kebutuhan
tersebut akan mendominasi tindakan seseorang dan motif-motif yang lebih tinggi akan
menjadi kurang signifikan. Orang hanya akan mempunyai waktu dan energi untuk
menekuni minat estetika dan intelektual, jika kebutuhan dasarnya sudah dapat dipenuhi
dengan mudah. Karya seni dan karya ilmiah tidak akan tumbuh subur dalam
masyarakat yang anggotanya masih harus bersusah payah mencari makan,
perlindungan, dan rasa aman.

Teori motivasi herzberg (1966)
Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk
berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu
disebutnya faktorhigiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik). Faktor
higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk didalamnya
adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya (faktor
ekstrinsik), sedangkan faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha
mencapai kepuasan, yang termasuk didalamnya adalah achievement, pengakuan,
kemajuan tingkat kehidupan, dsb (faktor intrinsik).
2016
9
Perilaku dan Proses Mental
Popi Avati.,S.Psi.,M.Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Teori Motivasi Vroom (1964)
Teori dari Vroom (1964) tentang cognitive theory of motivation menjelaskan mengapa
seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia yakini ia tidak dapat melakukannya,
sekalipun hasil dari pekerjaan itu sangat dapat ia inginkan. Menurut Vroom, tinggi
rendahnya
motivasi
seseorang
ditentukan
oleh
tiga
komponen,
yaitu:
a. Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada suatu tugas
b. Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika berhasil dalam
melakukan suatu tugas (keberhasilan tugas untuk mendapatkan outcome tertentu).
c. Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan posistif, netral, atau
negatif.Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu yang melebihi harapanMotivasi
rendah jika usahanya menghasilkan kurang dari yang diharapkan

E. Achievement TheoryTeori achievement Mc Clelland (1961),
Dikemukakan oleh Mc Clelland (1961), menyatakan bahwa ada tiga hal penting yang
menjadi kebutuhan manusia, yaitu:

Need for achievement (kebutuhan akan prestasi)

Need for afiliation (kebutuhan akan hubungan sosial/hampir sama dengan
soscialneed-nya Maslow)


Need for Power (dorongan untuk mengatur)
F. Clayton Alderfer ERG
Clayton Alderfer mengetengahkan teori motivasi ERG yang didasarkan pada
kebutuhan manusia akan keberadaan (exsistence), hubungan (relatedness), dan
pertumbuhan (growth). Teori ini sedikit berbeda dengan teori maslow. Disini Alfeder
mngemukakan bahwa jika kebutuhan yang lebih tinggi tidak atau belum dapat dipenuhi
maka manusia akan kembali pada gerakk yang fleksibel dari pemenuhan kebutuhan
dari waktu kewaktu dan dari situasi ke situasi.
Daftar Pustaka
Atkinson & Hilgard’s, 2009, Introduction to Psychology, Cengage Learning, UK
Robert E. Slavin, Psikologi pendidikan teori dan praktik, (Jakarta:PT Indeks, 2011)
Jeanne Ellis Ormrod, Psikologi Pendidikan, edisi keenam, jilid 1, (Jakarta:Penerbit Erlangga,
2008)
2016
10
Perilaku dan Proses Mental
Popi Avati.,S.Psi.,M.Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download