pengeluaran negara - ENDRI SANOPAKA, S.Sos., MPM

advertisement
PENGELUARAN NEGARA
ENDRI SANOPAKA, S.Sos
STISIPOL RAJA HAJI
1
TEORI PENGELUARAN NEGARA
• Musgrave dan Rostow
– Perkembangan pengeluaran negara sejalan dengan tahap
perkembangan ekonomi dari suatu negara
• Pada tahap awal perkembangan ekonomi diperlukan pengeluaran negara
yang besar untuk investasi pemerintah, utamanya untuk menyediakan
infrastruktur seperti sarana jalan, kesehatan, pendidikan, dll
• Pada tahap menengah pembangunan ekonomi, investasi tetap diperlukan
untuk pertumbuhan ekonomi, namun diharapkan investasi sektor swasta
sudah mulai berkembang
• Pada tahap lanjut pembangunan ekonomi, pengeluaran pemerintah tetap
diperlukan, utamanya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
misalnya peningkatan pendidikan, kesehatan, jaminan sosial dsb.
2
TEORI PENGELUARAN NEGARA
• Wagner
– Berdasarkan pengamatan dari negara-negara maju, disimpulkan
bahwa dalam perekonomian suatu negara, pengeluaran pemerintah
akan meningkat sejalan dengan peningkatan pendapatan perkapita
negara tersebut.
– Di negara-negara maju, kegagalan pasar bisa saja terjadi, menimpa
industri-industri tertentu dari negara tersebut. Kegagalan dari suatu
industri dapat saja merembet ke industri lain yang saling terkait. Di sini
diperlukan peran pemerintah untuk mengatur hubungan antara
masyarakat, industri, hukum, pendidikan, dll
3
TEORI PENGELUARAN NEGARA
•
Peacock dan Wiseman
– Kebijakan pemerintah untuk menaikkan pengeluaran negara tidak disukai oleh
masyarakat, karena hal itu berarti masyarakat harus membayar pajak lebih
besar
– Masyarakat mempunyai sikap toleran untuk membayar pajak sampai pada
suatu tingkat tertentu. Apabila pemerintah menetapkan jumlah pajak di atas
batas toleransi masyarakat, ada kecenderungan masyarakat untuk menghindar
dari kewajiban membayar pajak. Sikap ini mengakibatkan pemerintah tidak
bisa semena-mena menaikkan pajak yang harus dibayar masyarakat
– Dalam kondisi normal, dengan berkembangnya perekonomian suatu negara
akan semakin berkembang pula penerimaan negara tersebut, walaupun
pemerintah tidak menaikkan tarif pajak. Peningkatan penerimaan negara akan
memicu peningkatan pengeluaran dari negara tersebut.
4
TEORI PENGELUARAN NEGARA
• Peacock dan Wiseman
– Dalam kondisi tidak normal, misalnya dalam keadaan perang, pemerintah
memerlukan pengeluaran negara yang lebih besar. Keadaan ini membuat
pemerintah cenderung meningkatkan pungutan pajak kepada masyarakat.
Peningkatan pungutan pajak dapat mengakibatkan investasi swasta
berkurang, dan perkembangan perekonomian menjadi terkendala.
– Perang tidak bisa dibiayai dari pajak saja. Pemerintah terpaksa cari
pinjaman untuk biaya perang. Setelah perang selesai pemerintah harus
membayar angsuran pinjaman dan bunga. Oleh karenanya pajak tidak akan
turun ke tingkat semula walaupun perang sudah selesai.
– Setelah perang selesai, pengeluaran negara akan turun dari tingkat
pengeluaran negara saat perang, namun masih lebih tinggi dari tingkat
pengeluaran negara sebelum perang. Sementara itu pengeluaran swasta
akan meningkat, namun masih masih dibawah tingkat pengeluaran swasta
sebelum perang
5
KEWAJIBAN NEGARA DAN KAITANNYA
DENGAN PENGELUARAN NEGARA
• Kewajiban negara dalam rangka menjaga kelangsungan kedaulatan negara
(pemerintah) dan meningkatkan kemakmuran masyarakat, mencakup:
– mempersiapkan, memelihara, dan melaksanakan keamanan negara
– menyediakan dan memelihara fasilitas untuk kesejahteraan sosial dan
perlindungan sosial, termasuk
•
•
•
•
•
fakir miskin
jompo
yatim piatu
masyarakat miskin
pengangguran
– menyediakan dan memelihara fasilitas kesehatan
– menyediakan dan memelihara fasilitas pendidikan
• Sebagai konsekuensi pelaksanaan kewajibannya, pemerintah perlu dana yang
memadai, dianggarkan melalui APBN/APBD, dan pada saatnya harus
dikeluarkan melalui Kas Negara/Kas Daerah
6
MACAM-MACAM PENGELUARAN NEGARA
• Menurut Organisasi
– Pemerintah Pusat
– Pemerintah Propinsi
– Pemerintah Kabupaten/Kota
• Menurut Sifat
–
–
–
–
–
Pengeluaran Investasi
Pengeluaran Penciptaan Lapangan Kerja
Pengeluaran Kesejahteraan Rakyat
Pengeluaran Penghematan Masa Depat
Pengeluaran Yang Tidak Produktif
7
PENGELUARAN PEMERINTAH PUSAT
Dalam APBN, pengeluaran Pemerintah Pusat dibedakan menjadi:
• Pengeluaran untuk Belanja
– Belanja Pemerintah Pusat
•
•
•
•
•
•
•
•
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Modal
Pembayaran Bunga Utang
Subsidi
Belanja Hibah
Bantuan Sosial
Belanja Lain-lain
– Dana yang dialokasikan ke Daerah
• Dana Perimbangan
• Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian
8
PENGELUARAN PEMERINTAH PUSAT
Dalam APBN, pengeluaran Pemerintah Pusat dibedakan menjadi:
• Pengeluaran untuk Pembiayaan
– Pengeluaran untuk Obligasi Pemerintah
– Pembayaran Pokok Pinjaman Luar Negeri
– Pembiayaan lain-lain
9
PENGELUARAN PEMERINTAH PROPINSI
Dalam APBD Propinsi, pengeluaran negara dibedakan menjadi:
• Pengeluaran untuk Belanja
– Belanja Operasi, yang terdiri dari
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Belanja Pegawai
Belanja Barang dan jasa
Belanja Pemeliharaan
Belanja perjalanan Dinas
Belanja Pinjaman
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Belanja Operasi Lainnya
– Belanja Modal, terdiri dari:
• Belanja Aset Tetap
• Belanja aset lain-lain
• Belanja tak tersangka
10
PENGELUARAN PEMERINTAH PROPINSI
Dalam APBD Propinsi, pengeluaran negara dibedakan menjadi:
• Bagi hasil pendapatan ke kabupaten/kota/desa, terdiri dari
– Bagi hasil pajak ke Kabupaten/Kota
– Bagi hasil retribusi ke Kabupaten/Kota
– Bagi hasil pendapatan lainnya ke Kabupaten/Kota
• Pengeluaran untuk Pembiayaan, terdiri dari
–
–
–
–
Pembayaran Pokok Pinjaman
Penyertaan modal pemerintah
Belanja investasi Permanen
Pemberian pinjaman jangka panjang
11
PENGELUARAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
Dalam APBD Kabupaten/Kota, pengeluaran negara dibedakan menjadi:
• Pengeluaran untuk Belanja
– Belanja Operasi, yang terdiri dari
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Belanja Pegawai
Belanja Barang dan jasa
Belanja Pemeliharaan
Belanja perjalanan Dinas
Belanja Pinjaman
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Belanja Operasi Lainnya
– Belanja Modal, terdiri dari:
• Belanja Aset Tetap
• Belanja aset lain-lain
– Belanja tak tersangka
12
PENGELUARAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
Dalam APBD Kabupaten/Kota, pengeluaran negara dibedakan menjadi:
• Bagi hasil pendapatan ke desa/kelurahan, terdiri dari
– Bagi hasil pajak ke Desa/Kelurahan
– Bagi hasil retribusi ke Desa/Kelurahan
– Bagi hasil pendapatan lainnya ke Desa/Kelurahan
• Pengeluaran untuk Pembiayaan, terdiri dari
– Pembayaran Pokok Pinjaman
– Penyertaan modal pemerintah
– Pemberian pinjaman kepada BUMD/BUMN/Pemerintah Pusat/Kepala Daerah
otonom Lainnya
13
JENIS-JENIS PENGELUARAN NEGARA
MENURUT SIFATNYA
• PENGELUARAN INVESTASI
– Pengeluaran yang ditujukan untuk menambah kekuatan dan ketahanan
ekonomi di masa datang
– Misalnya, pengeluaran untuk pembangunan jalan tol, pelabuhan, bandara,
satelit, peningkatan kapasitas SDM, dll
• PENGELUARAN PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA
– Pengeluaran untuk menciptakan lapangan kerja, serta memicu peningkatan
kegiatan perekonomian masyarakat
• PENGELUARAN KESEJAHTERAAN RAKYAT
– Pengeluaran yang mempunyai pengaruh langsung terhadap kesejahteraan
masyarakat, atau pengeluaran yang dan membuat masyarakat menjadi
bergembira
– Misalnya pengeluaran untuk pembangunan tempat rekreasi, subsidi, bantuan
langsung tunai, bantuan korban bencana, dll
14
JENIS-JENIS PENGELUARAN NEGARA
MENURUT SIFATNYA
• PENGELUARAN PENGHEMATAN MASA DEPAN
– Pengeluaran yang tidak memberikan manfaat langsung bagi
negara, namun bila dikeluarkan saat ini akan mengurangi
pengeluaran pemerintah yang lebih besar di masa yang akan
datang
– Pengeluaran untuk kesehatan dan pendidikan masyarakat,
pengeluaran untuk anak-anak yatim, dll
• PENGELUARAN YANG TIDAK PRODUKTIF
– Pengeluaran yang tidak memberikan manfaat secara langsung
kepada masyarakat, namun diperlukan oleh pemerintah
– Misalnya pengeluaran untuk biaya perang
15
PENGELUARAN NEGARA DAN PENGARUHNYA TERHADAP
PEREKONOMIAN
• Ada beberapa sektor perekonomian yang umumnya
terpengaruh oleh besar atau kecilnya pengeluaran
negara, antara lain
–
–
–
–
Sektor produksi
Sektor distribusi
Sektor konsumsi masyarakat
Sektor keseimbangan perekonomian
16
PENGARUH PENGELUARAN NEGARA TERHADAP SEKTOR
PRODUKSI
• Pengeluaran negara secara langsung atau tidak langsung
berpengaruh terhadap sektor produksi barang dan jasa
• Dilihat secara agregat pengeluaran negara merupakan faktor
produksi (money), melengkapi faktor-faktor produksi yang lain
(man, machine, material, method, management)
• Pengeluaran pemerintah untuk pengadaan barang dan jasa akan
berpengaruh secara langsung terhadap produksi barang dan jasa
yang dibutuhkan pemerintah.
• Pengeluaran pemerintah untuk sektor pendidikan akan
berpengaruh secara tidak langsung terhadap perekonomian,
karena pendidikan akan menghasilkan SDM yang lebih
berkualitas. Dengan SDM yang berkualitas produksi akan
meningkat.
17
PENGARUH PENGELUARAN NEGARA TERHADAP SEKTOR
DISTRIBUSI
• Pengeluaran negara secara langsung atau tidak langsung berpengaruh
terhadap sektor distribusi barang dan jasa
• Misalnya, subsidi yang diberikan oleh masyarakat menyebabkan
masyarakat yang kurang mampu dapat menikmati barang/jasa yang
dibutuhkan, misalnya subsidi listrik, pupuk, BBM, dll
• Pengeluaran pemerintah untuk biaya pendidikan SD-SLTA membuat
masyarakat kurang mampu dapat menikmati pendidikan yang lebih baik
(paling tidak sampai tingkat SLTA). Dengan pendidikan yang lebih baik,
diharapkan masyarakat tersebut dapat meningkatkan taraf hidupnya di
masa yang akan datang
• Apabila pemerintah tidak mengeluarkan dana untuk keperluan tersebut,
maka distribusi pendapatan, barang, dan jasa akan berbeda. Hanya
masyarakat mampu saja yang akan menikmati tingkat kehidupan yang
lebih baik, sementara masyarakat kurang mampu tidak memperoleh
kesempatan untuk meningkatkan tara hidupnya.
18
PENGARUH PENGELUARAN NEGARA TERHADAP SEKTOR
KONSUMSI MASYARAKAT
• Pengeluaran negara secara langsung atau tidak langsung berpengaruh
terhadap sektor konsumsi masyarakat atas barang dan jasa
• Dengan adanya pengeluaran pemerintah untuk subsidi, tidak hanya
menyebabkan masyarakat yang kurang mampu dapat menikmati suatu
barang/jasa, namun juga menyebabkan masyarakat yang sudah mampu
akan mengkonsumsi produk/jasa lebih banyak lagi
• Kebijakan pengurangan subsidi, misalnya BBM, akan menyebabkan
harga BBM naik, dan kenaikan harga BBM akan menyebabkan konsumsi
masyarakat terhadap BBM turun
19
PENGARUH PENGELUARAN NEGARA TERHADAP SEKTOR
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN
• Untuk mencapai target-target peningkatan PDB, pemerintah
dapat mengatur alokasi dan tingkat pengeluaran negara.
• Misalnya dengan mengatur tingkat pengeluaran negara yang
tinggi (untuk sektor-sektor tertentu), pemerintah dapat
mengatur tingkat employment (menuju full employment)
• Apabila target penerimaan tidak memadai untuk membiayai
pengeluaran tersebut, pemerintah dapat membiayainya
dengan pola defisit anggaran
20
ANALISIS KEBIJAKAN
PENGELUARAN NEGARA
• Analisis kebijakan program pengeluaran negara diperlukan untuk
mengetahui tingkat efisiensi dan equity dari suatu kebijakan
pengeluaran negara.
• Analisis kebijakan pengeluaran negara dapat dilakukan melalui 10 tahap
kegiatan, mencakup:
– perlunya program pengeluaran negara
– kegagalan pasar yang terjadi pada program pengeluaran negara
– alternatif-alternatif intervensi pemerintah melalui program pengeluaran
negara
– rancangan feature khusus dari program pengeluaran negara
– respon sektor swasta
– konsekuensi efisiensi
– trade-off efisiensi-ekuiti
– sasaran kebijakan publik
– proses politik
21
ANALISIS KEBIJAKAN PENGELUARAN NEGARA:
PERLUNYA PROGRAM PENGELUARAN NEGARA
• Analisis kebijakan program pengeluaran negara dapat
diawali dengan melakukan investigasi terhadap
– riwayat dari program tersebut, apa yang melatarbelakangi program
tersebut
– lingkungan sekitar atau kondisi yang membentuk dan
mempengaruhi program tersebut
– Siapa yang menjadi target dari program tersebut
– Kebutuhan apa yang ingin dicapai dari program tersebut
22
ANALISIS KEBIJAKAN PENGELUARAN NEGARA:
PERLUNYA PROGRAM PENGELUARAN NEGARA
• Sebagai contoh, program pengeluaran pemerintah dalam bentuk
bantuan langsung tunai (BLT) pada tahun 2005:
– Program tersebut dipicu kenaikan harga BBM di pasar internasional
yang jauh melampaui prakiraan harga BBM yang ditetapkan
pemerintah dalam APBN 2005
– Kenaikan harga BBM akan mengakibatkan subsidi BBM yang
dikeluarkan pemerintah menjadi membengkak, sementara
pengguna BBM, terutama premium ke atas, adalah masyarakat kelas
menengah ke atas. Hanya sedikit masyarakat kelas bawah yang
menikmati subsidi BBM
– Untuk mengurangi biaya subsidi BBM, pada 1 Oktober 2005
pemerintah menaikkan harga BBM. Kenaikan BBM telah diprediksi
akan memicu kenaikan harga barang-barang lain, termasuk barang
kebutuhan pokok masyarakat.
– BLT dirancang untuk membantu masyarakat kelas bawah untuk
memperkecil kesulitan hidup, berkaitan dengan kenaikan hargaharga barang
23
ANALISIS KEBIJAKAN PENGELUARAN NEGARA: ANALISIS
KEGAGALAN PASAR
• Pada tahap ini perlu dicari jawaban atas pertanyaan: apakah terjadi
kegagalan pasar sehingga pemerintah perlu turun tangan dengan
program pengeluaran tersebut?
• Dalam contoh kasus program BLT, telah terjadi kegagalan pasar di mana
pasar tidak dapat mengendalikan harga BBM di pasar internasional.
• Kenaikan harga BBM di pasar internasional mengakibatkan perbedaan
harga BBM dalam negeri dengan harga BBM di pasar internasional
semakin besar, yang selanjutnya berdampak subsidi BBM yang harus
dikeluarkan pemerintah semakin besar
24
ANALISIS KEBIJAKAN PENGELUARAN NEGARA: ALTERNATIF
INTERVENSI PEMERINTAH
• Pemerintah perlu mencari alternatif-alternatif kebijakan untuk
mengatasi kegagalan pasar yang ada, dengan memperhatikan
dampak dari masing-masing alternatif:
• Alternatif intervensi pemerintah dapat berupa:
– Apabila diproduksi oleh pemerintah, alternatif kebijakan antara lain:
• distribusi gratis
• distribusi dengan harga di bawah harga produksi
• distribusi dengan harga sama dengan harga produksi
– Apabila Produksi oleh swasta/private, alternatif kebijakan antara
lain:
•
•
•
•
Subsidi pemerintah untuk produsen
Subsidi pemerintah untuk konsumen
Distribusi langsung dari pemerintah
Aturan pemerintah
25
ANALISIS KEBIJAKAN PENGELUARAN NEGARA: ALTERNATIF
INTERVENSI PEMERINTAH
• Dalam kasus program BLT, beberapa alternatif dapat ditempuh
pemerintah:
– Pemerintah tidak melakukan kebijakan apa-apa, harga BBM dalam
negeri tidak dinaikkan:
• kenaikan harga BBM di pasar internasional akan menyebabkan
pengeluaran pemerintah untuk subsidi BBM membengkak
• tidak ada kenaikan harga BBM, serta harga barang-barang lainnya
• Kenaikan subsidi dinikmati masyarakat kelas menengah ke atas, sementara
hanya sedikit dari masyarakat kelas bawah yang ikut menikmati subsidi
BBM
– Pemerintah menaikkan harga BBM dalam negeri, tanpa memberikan
BLT kepada masyarakat miskin:
• Pengeluaran pemerintah untuk subsidi BBM dapat ditekan
• Kenaikan harga BBM akan memicu kenaikan harga barang-barang lain
• Daya beli masyarakat akan berkurang, terutama masyarakat kelas bawah
paling menderita dengan adanya kebijakan ini
26
ANALISIS KEBIJAKAN PENGELUARAN NEGARA: ALTERNATIF
INTERVENSI PEMERINTAH
• Dalam kasus program BLT, beberapa alternatif dapat ditempuh
pemerintah:
– Pemerintah menaikkan harga BBM dalam negeri, tanpa memberikan BLT
kepada masyarakat miskin:
• Pengeluaran pemerintah untuk subsidi BBM dapat ditekan
• Kenaikan harga BBM akan memicu kenaikan harga barang-barang lain
• Daya beli masyarakat akan berkurang, terutama masyarakat kelas
bawah.
• Untuk mengurangi penderitaan masyarakat kelas bawah/miskin,
pemerintah memberikan bantuan langsung tunai (BLT)
27
ANALISIS KEBIJAKAN PENGELUARAN NEGARA: RANCANGAN
DENGAN FITURE KHUSUS
• Setelah dipilih satu alternatif intervensi pemerintah melalu
program pengeluaran negara, perlu dilihat bagaimana
rancangan rinci dari program yang dipilih
• Perlu ada keterbukaan dan efisiensi dalam rancangan
program, tentang:
–
–
–
–
–
–
siapa yang menjadi target program?
apa bentuk programnya?
bagaimana program tersebut akan dilaksanakan?
siapa yang bertanggungjawab melaksanakan program tersebut?
dimana program tersebut akan dilaksanakan?
kapan program tersebut akan dilaksanakan?
28
ANALISIS KEBIJAKAN PENGELUARAN NEGARA: RANCANGAN
DENGAN FITURE KHUSUS
• Dalam kasus program BLT,
– yang menjadi target program adalah masyarakat miskin. Di sini perlu ada
kejelasan kriteria-kriteria masyarakat miskin itu seperti apa
– bentuk programnya berupa pemberian uang tunai secara langsung
– program tersebut akan dilaksanakan dengan membuat kriteria tentang
keluarga miskin, mengidentifikasi keluarga miskin, menghitung kebutuhan
pengeluaran program, mendistribusikan uang tunai kepada keluarga miskin
– yang bertanggungjawab melaksanakan program:
• penentuan kriteria keluarga miskin oleh Menko Ekuin, Bapenas, dan
BPS
• identifikasi keluarga miskin oleh BPS
• pendistribusian keluarga miskin oleh kantor pos
– pendistribusian bantuan langsung tunai oleh kantor pos
– program BLT dilaksanakan segera setelah kenaikan BBM
29
ANALISIS KEBIJAKAN PENGELUARAN NEGARA: RESPON
SEKTOR SWASTA
• Menilai respon sektor swasta terhadap kebijakan program pemerintah
merupakan bagian yang sulit untuk dikerjakan
• Dalam sistem perekonomian campuran, pemerintah tidak dapat
sepenuhnya mengatur perilaku masyarakat atas suatu kebijakan
pemerintah
• Pihak swasta dapat saja merespon negatif terhadap kebijakan pemerintah.
Dalam kasus BLT, banyak masyarakat yang berpendapat bahwa kebijakan
pemerintah tidak mendidik masyarakat. Banyak masyarakat yang mengaku
miskin dengan memanipulasi kondisi mereka sehingga sesuai dengan
kriteria yang ditetapkan sebagai keluarga miskin
• Dalam menilai konsekuensi dari suatu program, perlu dilihat konsekuensi
jangka pendek dan jangka panjang. Seberapa jauh BLT dapat membantu
masyarakat miskin? Berapa lama BLT harus diberikan? Bagaimana dampak
BLT terhadap kondisi keuangan negara?
30
ANALISIS KEBIJAKAN PENGELUARAN NEGARA:
KONSEKUENSI EFISIENSI
• Hal yang perlu dikaji dari suatu kebijakan pengeluaran
pemerintah, apakah terjadi peningkatan efisiensi atau
inefisiensi setelah kebijakan tersebut diimplementasikan?
• Efisiensi bisa terjadi pada sektor produksi, bisa pula pada
sektor konsumsi
• Kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM dibarengi
dengan BLT diharapkan:
– penggunaan BBM akan menurun, yang berdampak pengeluaran
pemerintah untuk subsidi BBM juga akan turun
– penerimaan masyarakat miskin akan meningkat, pengeluaran
masyarakat akan meningkat
31
ANALISIS KEBIJAKAN PENGELUARAN NEGARA: TRADE-OFF
EFISIENSI-EKUITI
• Adakalanya, suatu program pengeluaran pemerintah dapat membuat
semua pihak bahagia, dalam arti terjadi efisiensi dalam perekonomian,
tidak ada pihak yang dirugikan
• Namun dalam banyak hal, kebijakan pengeluaran pemerintah harus
mengorbankan efisiensi untuk membuat semua pihak bahagia, atau
mengorbankan pihak-pihak tertentu agar terjadi efisiensi
• Sebagai contoh, pungutan atas pengguna jalan tol merupakan kebijakan
yang mengorbankan efisiensi, karena penggunanya tidak sebanyak kalau
pungutan ditiadakan. Namun pungutan tersebut dinilai adil, karena
pengguna harus membayar pungutan, yang tidak menggunakan tidak
dikenai biaya.
• Contoh lain, kenaikan TDL membuat pengguna listrik akan berhemat
sehingga terjadi efisiensi penggunaan listrik, namun kurang adil, karena
ada sebagian masyarakat yang tidak dapat menikmati listrik karena
adanya kenaikan tersebut.
32
ANALISIS KEBIJAKAN PENGELUARAN NEGARA: SASARAN
KEBIJAKAN PUBLIK
• Adakalanya, kebijakan publik dibuat bukan hanya didasarkan
pertimbangan efisiensi ekonomi dan keadilan/distribusi saja,
tetapi ada tujuan-tujuan khusus yang lain, misalnya untuk
meningkatkan kesejahteraan pribumi, membantu sektor
informal, dsb.
• Dalam hal demikian, analisis kebijakan pengeluaran
pemerintah harus diarahkan untuk mengukur seberapa jauh
keberhasilan program untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan
33
ANALISIS KEBIJAKAN PENGELUARAN NEGARA: PROSES
POLITIK
• Dalam negara yang demokratis, perancangan program
kebijakan pengeluaran pemerintah akan melibatkan banyak
kelompok, dengan kepentingan yang berbeda
• Program yang dibuat (merupakan hasil kompromi) biasanya
dipengaruhi oleh pihak-pihak yang terlibat, terutama pihakpihak yang memiliki mayoritas suara
• Analisis proses politik dari suatu kebijakan akan
memberikan pemahaman yang lebih baik, kenapa program
tersebut ada, kenapa program dibuat seperti itu, dsb.
34
Download