Teori Belajar Kognitif

advertisement
Adri
Adriy.weebly.com
 Teori
belajar behavioristik menekankan
pada pengertian belajar merupakan
perubahan tingkah laku, sehingga hasil
belajar adalah sesuatu yang dapat diamati
dengan
indra
manusia
langsung
tertuangkan dalam tingkah laku
 Teori belajar kognitif lebih menekankan
pada belajar merupakan suatu proses yang
terjadi dalam akal pikiran manusia.
•
•
Jean Piaget menekankan bahwa anakanak membangun secara aktif dunia
kognitif mereka; informasi tidak sekadar
dituangkan ke dalam pikiran mereka
dari lingkungan.
Seorang anak melalui serangkaian
tahap pemikiran dari masa bayi hingga
masa dewasa.
•
•
My central aim has always been the search for
the mechanisms of biological adaptation and
the analysis and epistemological interpretation
of that higher form of adaptation which
manifests it self as scientific thought”
Tujuan utama saya adalah selalu mencari
mekanisme adaptasi biologis dan analisis
epistemologis dan interpretasi dari suatu
bentuk adaptasi yang lebih tinggi yang
memanifestasikan dirinya sebagai ide ilmiah
 Children
are active builders of their
knowledge.
 Like
little scientists, they constantly
construct and test their own theories of the
world.
•
•
•
•
•
Skema  kerangka kognitif / kerangka
referensi
Asimilasi proses memasukkan pengetahuan
baru ke dalam pengetahuan yg sudah ada
Akomodasi menyesuaikan diri dengan
infomasi yg baru
Organisasi  mengelompokkan perilaku/
konsep kedalam kelompok2 yg terpisah ke
dalm sistem kognitif yang lebih tertib, lancar;
dengan menggunakan kategori2
Ekulibirasi  bergerak dari satu tahap ke
tahap yg lain  rawan konflik dalam usahanya
memahami dunia. Jika berhasil akan
mendapatkan keseimbangan pemikiran
•
•
•
•
Tahap sensorimotorik (0-2 tahun)
Tahap praoperasional (2-7 tahun)
Tahap operasi konkret (7-11 tahun)
Tahap operasi formal (mulai 11 atau 12
tahun)
•
•
•
Belajar akan lebih berhasil apabila
disesuaikan dengan tahap perkembangan
kognitif peserta didik.
Peserta
didik
hendaknya
diberi
kesempatan untuk melakukan eksperimen
dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh
interaksi dengan teman sebaya dan dibantu
oleh pertanyaan dari guru.
Guru hendaknya banyak memberikan
rangsangan kepada peserta didik agar mau
berinteraksi dengan lingkungan secara
aktif, mencari dan menemukan berbagai
hal dari lingkungan.
 Belajar
aktif  akan menghindarkan siswa
dari kebosanan
 Belajar lewat interaksi sosial,manusia
 Belajar lewat pengalaman sendiri,pada
pembelajaran ini proses mencari ilmu
dilakukan secara tidak sengaja, jadi siswa
merasa tidak terpaksa untuk belajar
•
•
•
•
•
Bahasa dan cara berfikir siswa berbeda
dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru
mengajar dengan menggunakan bahasa yang
sesuai dengan cara berfikir siswa.
Siswa-siswa akan belajar lebih baik apabila
dapat menghadapi lingkungan dengan baik.
Guru harus membantu siswa agar dapat
berinteraksi dengan lingkungan sebaikbaiknya.
Bahan yang harus dipelajari siswa hendaknya
dirasakan baru tetapi tidak asing.
Berikan peluang agar siswa belajar sesuai
tahap.
Di dalam kelas, siswa-siswa hendaknya diberi
peluang untuk saling berbicara dan diskusi
dengan teman-temannya.
1. Belajar aktif
Proses pembelajaran adalah proses aktif, karena
pengetahuan terbentuk dari dalam subyek belajar.
Untuk membantu perkembangan kognitif anak,
kepadanya perlu diciptakan suatu kondisi belajar
yang memungkinkan anak belajar sendiri,
misalnya:
melakukan
percobaan
sendiri;
memanipulasi
simbol-simbol;
mengajukan
pertanyaan dan mencari jawabannya sendiri;
membandingkan penemuan sendiri dengan
penemuan temannya.
2. Belajar lewat interaksi social
Dalam belajar perlu diciptakan suasana yang
memungkinkan terjadinya interaksi di antara
subyek belajar. Menurut Piaget belajar bersama
baik dengan teman sebaya maupun orang yang
lebih dewasa akan membantu perkembangan
kognitif mereka. Karena tanpa kebersamaan
kognitif akan berkembang dengan sifat
egosentrisnya. Dan
dengan
kebersamaan
khasanah kognitif anak akan semakin beragam.
3. Belajar lewat pengalaman sendiri
Dengan menggunakan pengalaman nyata maka
perkembangan kognitif seseorang akan lebih
baik daripada hanya menggunakan bahasa untuk
berkomunikasi. Berbahasa sangat penting untuk
berkomunikasi namun jika tidak diikuti oleh
penerapan
dan
pengalaman
maka
perkembangan
kognitif
seseorang
akan
cenderung mengarah ke verbalisme.
 Menentukan tujuan instruksional
 Memilih materi pelajaran
 Menentukan topik yang mungkin
dipelajari
secara aktif oleh siswa
 Menentukan
dan merancang kegiatan
belajar yang cocok untuk topik yang akan
dipelajari siswa.
 Mempersiapkan pertanyaan yang dapat
memacu kreatifitas siswa untuk berdiskusi
atau bertanya
 Mengevaluasi proses dan hasil belajar
a. Pembelajaran yang aktif, maksudnya adalah siswa
sebagai subyek belajar menjadi factor yang
paling utama. Siswa dituntut untuk belajar dengan
mandiri secara aktif.
b. Prinsip pembelajaran dengan interaksi sosial
untuk menambah khasanah perkembangan
kognitif siswa dan menghindari kognitif yang
bersifat egosentris.
c. Belajar dengan menerapkan apa yang dipelajari
agar siswa mempunyai pengalaman dalam
mengeksplorasi kognitifnya lebih dalam. Tidak
melulu menggunakan bahasa verbal dalam
berkomunikasi.
d. Adanya guru yang memberikan arahan agar
siswa tidak melakukan banyak kesalahan dalam
menggunakan kesempatannya untuk memperoleh
pengetahuan dan pengalaman yang positif.
e. Dalam memberikan materi kepada siswa
diperlukan penstrukturan baik dalam materi yang
disampaikan maupun metode yang digunakan.
Karena pengaturan juga sangat berpengaruh
pada tingkat kemampuan pemahaman pada
siswa.
F. Pemberian reinforcement yang berupa hadiah
dan hukuman pada siswa. Saat melakukan hal
yang tepat harus diberikan hadiah untuk
menguatkan dia untuk terus berbuat dengan
tepat, hadiah tersebut bias berupa pujian, dan
sebagainya.
Dan
sebaliknya
memberikan
hukuman atas kesalahan yang telah dilakukan
agar dia menyadari dan tidak mengulangi lagi,
hukuman tersebut bias berupa: teguran, nasehat
dan sebagainya tetapi bukan dalam hukuman
yang berarti kekerasan.
g. Materi yang diberikan akan sangat bermakna
jika saling berkaitan karena dengan begitu
seseorang
akan
lebih
terlatih
untuk
mengeksplorasi kemampuan kognitifnya.
h. Pembelajaran dilakukan dari pengenalan umum
ke khusus (Ausable) dan sebaliknya dari khusus
ke umum atau dari konkrit ke abstrak (Piaget).
i. Pembelajaran tidak akan berhenti sampai
ditemukan unsur-unsur baru lagi untuk dipelajari,
yang diartikan pembelajaran dengan orientasi
ketuntasan.
j. Adanya kesamaan konsep atau istilah dalam suatu
konsep bias sangat mengganggu dalam
pembelajaran
karena
itulah
penyesuaian
dibutuhkan. Penyesuaian ini diterapkan dengan
menyusun materi sedemikian rupa, sehingga guru
dapat menggunakan hierarki-hierarki konseptual
ke atas dan ke bawah selama informasi disajikan.
Download