Sumber Hukum Internasional

advertisement
Hadi Rahmat Purnama, SH., LL.M


Sumber hukum formal
Apa sebabnya hukum ini mengikat?
Sumber hukum materil
Apakah yang menjadi dasar mengikatnya
Sumber hukum?
Sumber hukum dipakai dalam arti dasar berlakunya
hukum.
 Sumber hukum dalam artinya dapat dibagi menjadi
dua:

 Sumber hukum dalam arti meterial, mengenai daya ikat
sumber hukum berdasarkan kekuatan ekstra juridis
(politik, kemasyarakatan, ekonomi, teknis dan psikologis)
 Sumber hukum dalam arti formil, mengenaik dimanakah
ketentuan hukum itu berada.

Sumber hukum tertulis secara tertulis
terdapat dalam:
 Pasal 7 Konvensi Den Haag XII tanggal 18 Oktober
1907 tentang pendirian Mahkamah Internasional
Perampasan Kapal di Laut (International Prize
Court)
 Pasal 38 Piagam Mahkamah Internasional
Permanen, tanggal 16 Desember 1920, yang
kemudian menjadi dan tercantum dalam Pasal 38
Piagam Mahkamah Internasional

Statuta Mahkamah Internasional, Pasal 38 (1):
 Perjanjian Internasional (International Convention)
 Kebiasaan Internasional (International custom, as evidence
of a general practice accepted as law)
 Prinsip-prinsip Hukum Umum (The general principles of law
recognized by civilized nations)
 Sumber Hukum Tambahan, Putusan Pengadilan dan
Ajaran Ahli Hukum Internasional
(judicial decisions and the teachings of the most highly
qualified publicists of the various nations, as subsidiary
means for the determination of rules of law



Sumber hukum yang terdapat dalam Pasal 38 (1) Statuta
Mahkamah Internasional, tetap berlaku, walaupun terdapat
beberapa yang dapat dijadikan sumber hukum baru seperti
putusan Peradilan Internasional, arbitrase, dan keputusan
organisasi Internasional.
Terdapatnya asas hukum umum sebagai sumber hukum,
memeberikan ruang kepada mahkamah untuk membentuk
hukum baru, jika tidak ditemukan sumber hukum positif.
Urutan penyebutan dalam Pasal 38 (1), di atas tidak
menggambarkan bahwa sumber hukum satu lebih tinggi dari
yang lain.

Klasifikasi yang terdapat dalam Pasal 38 (1)
adalah:
 Sumber hukum primer: perjanjian internasional,
hukum kebiasaan internasional, prinsip-prinsip
hukum umum
 Sumber hukum subsider/tambahan: putusan
pengadilan dan ajaran sarjana hukum
internasional terkemuka.
Perjanjian internasional adalah perjanjian yang diadakan antara
anggota masyarakat internasional yang terdiri dari negara-negara
dan bertujuan untuk membentuk hukum, sehingga mempunyai
akibat hukum. Bentuknya dapat berupa kovenan, konvensi,
perjanjian dan lain-lain.
 Definisi Perjanjian Internasional menurut Konvensi Wina:
“An International agreement concluded between States in written
form and governed by international law, whether embodied in a
single instrument or in two or more related instruments and
whatever its particular designation”
(perjanjian internasional adalah semua perjanjian yang dibuat
oleh negara sebagai salah satu subjek hukum internasional, yang
diatur oleh hukum internasional dan berisi ikatan-ikatan yang
mempunyai akibat-akibat hukum.)
Pasal 2 (1) (a)


Jadi yang termasuk di dalam perjanjian
internasional adalah:
 Perjanjian antar negara
 Perjanjian antara negara dan organisasi
intenasional
 Perjanjian antar organisasi internasional

Di luar perjanjian di atas bukan merupakan
perjanjian internasional.
Treaty
 Convention
 Agreement
 Memorandum of
Understanding
 Protocol
 Charter
 Declaration

Final Act
 Arrangement
 Exchange of Notes
 Agreed Minutes
 Summary Records
 Process Verbal
 Modus Vivendi
 Letter of Intent

10



Kerjasama Bilateral
Kerjasama Regional
Kerjasama Multilateral
11
•
•
•
•
•
Penjajagan
Perundingan
Perumusan Naskah
Penerimaan Naskah
Penandatanganan
• Setelah Penandatanganan.
• Setelah Ratifikasi/pengesahan.
• Setelah Pertukaran Nota
*) Selain Presiden/Menlu; penandatanganan
Perjanjian Induk perlu “Full Powers”
• Naskah asli disimpan di Treaty Room
• Lembaga/Badan Pemrakarsa diberikan
salinan naskah resmi (certified true copy)
perjanjian dimaksud.
• Mengkaji isi Perjanjian secara berkala
• Mengevaluasi pelaksanaan perjanjian
setelah masa berlakunya berakhir.
• Kesepakatan para pihak sesuai prosedur dlm Perjanjian,
• Tujuan Perjanjian telah tercapai,
• Terdapat perubahan mendasar yg mempengaruhi pelaksanaan
perjanjian,
• Salah satu pihak tdk melaksanakan /melanggar perjanjian,
• Dibuat perjanjian baru menggantikan perjanjian lama,
• Muncul norma baru dlm Hukum Internasional,
• Terdapat hal-hal yg merugikan kepentingan nasional.
*) Dlm hal terjadi Suksesi Negara  P.I tetap berlaku selama neg.
Pengganti menyatakan “terikat” pada Perjanjian tersebut
• Pengesahan adalah perbuatan hukum
untuk mengikatkan diri pada suatu
perjanjian internasional dalam bentuk
ratifikasi (ratification), aksesi (accession),
penerimaan (acceptance) dan
penyetujuan (approval).
(Pasal 1(b), UU No. 24/2000)
17
• Ratifikasi (ratification), yaitu apabila negara yang akan
mengesahkan suatu perjanjian internasional turut menandatangani
naskah perjanjian internasional;
• Aksesi (accesion), yaitu apabila negara yang akan mengesahkan
suatu perjanjian internasional tidak turut menandatangani naskah
perjanjian;
• Penerimaan (acceptance) atau penyetujuan (approval) yaitu
pernyataan menerima atau menyetujui dari negara-negara pihak
pada suatu perjanjian internasional atas perubahan perjanjian
internasional tersebut;
• Selain itu juga ada perjanjian-perjanjian internasional yang sifatnya
self-executing (langsung berlaku pada saat penandatanganan).
18
• Pasal 10, UU No. 24 tahun 2000, menyatakan bahwa:
Pengesahan perjanjian internasional dilakukan dengan undangundang apabila berkenaan dengan :
▪ masalah politik, perdamaian, pertahanan, dan keamanan negara;
▪ perubahan wilayah atau penetapan batas wilayah negara Republik
Indonesia;
▪ kedaulatan atau hak berdaulat negara;
▪ hak asasi manusia dan lingkungan hidup;
▪ pembentukan kaidah hukum baru;
▪ pinjaman dan/atau hibah luar negeri.
• Pengesahan perjanjian internasional yang materinya tidak termasuk
materi di atas, dilakukan dengan keputusan presiden (Pasal 11 (1)).
19

Kebiasaan internasional (Customary
International Law) adalah kebiasaan
internasional antar negara-negara di dunia
yang merupakan kebiasaan umum yang
diterima sebagai hukum.

Untuk suatu kebiasaan internasional dapat
dikatakan sebagai sumber hukum perlu
terdapat unsur-unsur:
 Harus terdapat suatu kebiasaan yang bersifat
umum
 Kebiasaan itu harus diterima sebagai hukum

Dalam menetapkan kebiasaan internasional harus
terdapat dua unsur.
 Unsur material, keyataan adanya kebiasaan yang bersifat
umum,
▪ Kebiasaan itu adalah pola tindak yang berlangsung lama untuk
keadaan yang serupa
▪ Pola tindak tersebut harus bersifat umum
 Unsur psikologis, kebiasaan internasional dirasakan
memenuhi kaidah atau kewajiban hukum atau dalam
bahasa latin “opinio juris sive necessitatis”
Prinsip Hukum Umum adalah asas hukum
umum yang terdapat dan berlaku dalam
hukum nasional negara-negara di dunia.
Prinsip hukum umum ini mendasari sistem
hukum positif dan lembaga hukum yang ada
di dunia, termasuk dalam hukum
internasional.

Putusan Hakim
Putusan pengadilan internasional merupakan sumber hukum tambahan
dari tiga sumber hukum utama di atas. Keputusan pengadilan ini hanya
mengikat para pihak yang bersengketa saja. Namun demikian keputusan
tersebut dapat dikemukakan untuk membuktikan adanya kaidah hukum
internasional mengenai suatu perkara yang didasarkan pada tiga sumber
hukum utama di atas.

Ajaran para ahli hukum internasional
Ajaran para ahli hukum internasional yang terkemuka adalah hasil
penelitian dan dan tulisan yang sering dipakai sebagai pegangan atau
pedoman untuk menemukan apa yang menjadi hukum internasional.
Meskipun demikian bukan merupakan suatu hukum.
Download