kuliah vii - Hukum Internasional

advertisement
PENGAKUAN
(Recognition)
Materi VII Hukum Internasional
Devica Rully, SH., MH., L.LM.
PENGAKUAN
Definisi:
Tindakan politis suatu negara untuk mengakui negara baru
sebagai subyek hukum internasional yang menimbulkan akibat
hukum tertentu.
Fungsi:
Memberikan tempat yang sepantasnya kepada suatu negara
atau pemerintah baru sebagai anggota masyarakat
internasional.
Arti Penting:
Sebagai suatu jaminan yang diberikan kepada suatu negara
baru bahwa negara tersebut diterima sebagai anggota
masyarakat internasional.
Pasal 3, Deklarasi Montevideo 1933: “Keberadaan politik
suatu negara, bebas dari pengakuannya oleh negara lain”.
Permasalahan:
1. Recognition is a political act with legal consequences.
2. Pengakuan merupakan masalah dalam hubungan
internasional, karena:

Melibatkan masalah hukum dan politik;

Hukum internasional belum mengatur secara tegas;
PENGAKUAN
Konsekuensi:
1. Konsekuensi politis: kedua negara dapat dengan
leluasa mengadakan hubungan diplomatik.
2. Konsekuensi hukum:
 Merupakan evidence of the factual situation;
 Menimbulkan akibat hukum tertentu dalam
hubungan diplomatik;
 Memperkukuh judicial standing negara yang
diakui.
Pengakuan Menurut Beberapa Pakar:
 J.B. Moore: makna pengakuan sebagai jaminan
bahwa negara baru tersebut diterima sebagai anggota
masyarakat internasional;
 Lauterpacht dan Chen: pemberian pengakuan
merupakan suatu kewajiban hukum;
 Ian Brownlie: pengakuan adalah optional dan politis;
 D.J. Haris: suatu negara tetap negara, meskipun
belum atau tidak diakui sama sekali;
 Podesta Costa: tindakan pengakuan merupakan
tindakan fakultatif;
Bentuk-bentuk Pengakuan:
 Pengakuan Negara Baru.
 Pengakuan Pemerintah Baru.
 Pengakuan Belligerency.
 Pengakuan Terhadap Gerakan Pembebasan Nasional
Dua Teori tentang Lahirnya Suatu Negara:
1. Teori Konstitutif:
Suatu negara menjadi subyek hukum internasional hanya melalui
pengakuan. (Oppenheim, Lauterpacht, Chen)

Dasar berlakunya HI, negara sebagai subyek HI, tidak dapat
tanpa kesepakatan;

Bila negara/pemerintah tidak diakui maka tidak bisa
berhubungan dengan negara lain;
LAHIRNYA SUATU NEGARA
2. Teori Deklaratif:
Pengakuan hanyalah merupakan penerimaan suatu negara baru
oleh negara-negara lainnya. Pengakuan bukan merupakan syarat
bagi kelahiran suatu negara.
(D.P. O’Connel, Pasal 3 Konvensi Montevideo).
*Pertanyaan:
Bagaimana jika sebuah negara yang baru lahir menjadi anggota
PBB secara langsung?
Artinya:
1. Pernyataan suatu negara yang mengakui negara
lain sebagai subyek hukum internasional(Mauna);
2. Pengakuan terhadap masyarakat internasional
baru;
3. Mentaati kewajiban dalam HI;
PENGAKUAN NEGARA (BARU)
Apakah pengakuan adalah hak negara baru dan kewajiban dari
negara yang sudah ada?
• Suatu negara tidak mempunyai hak untuk diakui (legal right to be
recognised) dan tidak ada kewajiban hukum untuk mengakui (legal
duty to recognise).
• Pengakuan adalah soal kebijaksanaan dimana negara berhak
mengakui atau tidak suatu negara baru.
Pengakuan Sebagai Kebijakan Politik, karena:
• Pengakuan adalah suatu kebijakan individual dimana negara-negara bebas mengakui
suatu negara tanpa harus memperhatikan sikap negara lain.
• Pengakuan adalah suatu discretionary act yaitu suatu negara mengakui negara lain
jika dianggap perlu untuk kepentingan nasionalnya.
Akibat dari pengakuan:
• Negara yang mengakui dan negara yang diakui terdapat hubungan sederajat dan dapat
mengadakan segala macam hubungan kerjasama untuk mencapai tujuan nasional yang
diatur oleh hukum internasional.
1.
Pengakuan secara terang-terangan dan individual.
a. nota diplomatik, suatu pernyataan atau telegram.
b. Suatu perjanjian internasional.
2. Pengakuan secara diam-diam.
3. Pengakuan secara kolektif.
4. Pengakuan secara prematur.
BENTUK PENGAKUAN
Artinya:
Suatu pernyataan dari suatu negara bahwa negara tersebut telah
siap dan bersedia berhubungan dengan pemerintahan yang baru
diakui sebagai organ yang bertindak untuk dan atas nama
negaranya.
Hubungan dengan Pengakuan Negara:
• Pengakuan negara juga mengakibatkan pengakuan terhadap
pemerintah negara yang diakui dan kesediaan untuk melakukan
hubungan dengan pemerintah tersebut.
• Pengakuan negara tidak dapat ditarik kembali sedangkan
pengakuan terhadap pemerintahan dapat ditarik sewaktu-waktu.
PENGAKUAN PEMERINTAH
Akibat pengakuan terhadap pemerintah baru:
• Dapat mengadakan hubungan resmi (diplomatik) dengan
negara yang mengakui.
• Atas nama negaranya, dapat menuntut negara yang mengakui
di peradilan internasional.
• Negara yang mengakui dapat melibatkan tanggung jawab
negara yang diakui untuk perbuatan internasionalnya.
• Berhak memiliki harta benda pemerintah sebelumnya
diwilayah negara yang mengakui.
Terjadinya Suatu Pengakuan Pemerintah:
 Doktrin Tobar (doktrin legitimasi konstitusional)
“suatu negara harus berusaha untuk tidak mengakui pemerintah asing bila
pembentukan pemerintahan tersebut karena kudeta militer atau
pemberontakan”.
 Doktrin Stimson
“doktrin yang menolak diakuinya suatu keadaan yang lahir akibat
penggunaan kekerasan atau pelanggaran terhadap perjanjian-perjanjian yang
ada”.
 Doktrin Estrada
“penolakan pengakuan tidak saja bertentangan dengan kedaulatan suatu
negara tetapi juga merupakan campur tangan terhadap soal dalam negeri
negara lain. (diplomatic representation is to the state and not to the
government)”.
 Pengakuan de facto
pengakuan yang diberikan kepada suatu pemerintahan
yang belum disahkan secara konstitusional.
 Pengakuan de jure
pengakuan terhadap pemerintahan yang memenuhi ciriciri seperti:
1. efektifitas
2. regularitas
3. eksklusivitas
Pengakuan De Facto & De Jure
Penyalahgunaan Pengakuan Pemerintah Baru:
Pengakuan yang diberikan kepada suatu pemerintah baru
yang bersifat sebagai alat politik nasional guna
menekannya supaya memberikan konsesi-konsesi politik
dll kepada negara yang hendak memberi pengakuan.
 Memberikan kepada belligerent hak dan kewajiban
suatu negara merdeka selama konflik.
 Mempunyai akibat:
a. Pasukan dan kapal-kapal perangnya adalah kesatuan
yang sah sesuai dengan hukum perang.
b. Peperangan tersebut harus sesuai dengan hukum
perang.
c. Blokade-blokade di laut karena konflik tersebut harus
dihormati negara-negara netral.
 Belligerent menjadi subjek hukum internasional
terbatas, tidak penuh dan bersifat sementara
PENGAKUAN THDP PEMBERONTAK
 Akibat pengakuan terhadap belligerent oleh negara-negara
ketiga, negara induk dibebaskan dari tanggung jawab atas
perbuatan-perbuatan belligerent tersebut.
 Bila negara induk juga mengakui belligerent maka negaranegara lain tidak boleh ragu-ragu untuk mengakuinya.
 Pengakuan ini bersifat terbatas dan hanya selama
berlangsungnya perang tersebut.
 Pengakuan ini juga akan berakibat terhadap negara-negara
netral dengan alasan kemanusiaan.
• Suatu perkembangan baru dalam hukum internasional dan belum bersifat
universal.
• Pengakuan ini adalah pengakuan terbatas kepada gerakan-gerakan
pembebasan nasional yang memungkinkan untuk ikut dalam PBB atau OI
lainnya.
• Contohnya adalah diberikannya status peninjau tetap (permanent observer)
kepada PLO dan SWAPO di PBB melalui resolusi Majelis Umum PBB.
• Selain itu, dimungkinkan juga bagi negara-negara untuk memberikan
pengakuan dengan cara meningkatkan hubungan diplomatiknya.
PENGAKUAN THDP GERAKAN2
PEMBEBASAN
Download