hubungan kemampuan personal hygiene dengan citra tubuh pada

advertisement
Hubungan Antara Persalinan Lama dengan Kejadian Asfiksia di RSUD
Ambarawa Tahun 2015
HUBUNGAN ANTARA PERSALINAN LAMA DENGAN KEJADIAN
ASFIKSIA DIRSUD AMBARAWA TAHUN 2015
INDRI FITRIANI
Program Studi DIV-Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
ABSTRACT
Asphyxia neonatorum is occurs when a baby is not receiving enough oxygen
before or after birth. The influencing factors of asphyxia neonatorum are including
factors of maternal condition, fetal condition, placental factors and factors of labor.
The factors of labor are ranging from prolonged or obstructed labor, delivery by
action (vacuum extraction, forceps), and premature rupture of membrane.
This study used cross-sectional design in newborns at RSUD Ambarawa
which born either within or without asphyxia during 2015 as many as 874 samples.
The secondary data were used the medical records of RSUD Ambarawa (master
table). The data analysis used univariate and bivariate analyses.
The results of this study indicate that the women who experienced prolonged
labor are 112 respondents (12.2%), and there are 257 (29.4% ) newborns with
asphyxia neonatorum. The results of bivariate analysis obtained p-value of 0.000 < α
= 0.05, which means that there is a correlation between prolonged labor, of
membrane and asphyxia.
To prevent asphyxia, some interventions by approaching the risk factors of
asphyxia. The decision makers in the RSUD Ambarawa are expected to coordinate
with health authorities in the implementation of management of asphyxia.
Keywords: Prolonged labor, delivery by action, premature ruptures of membrane,
asphyxia
ABSTRAK
Asfiksia neonatorum terjadi ketika bayi tidak cukup menerima oksigen
sebelumnya, atau setelah kelahiran. Faktor yang menyebabkan asfiksia neonatorum
antara lain faktor keadaan ibu, faktor keadaan bayi, faktor plasenta dan faktor
persalinan. Faktor persalinan meliputi partus lama, persalinan dengan tindakan
(vakum ekstraksi, forsep), dan Ketuban Pecah Kini .
Desain penelitian yang digunakan cross sectional pada bayi baru lahir di
RSUD Ambarawa baik yang lahir Asfiksi maupun tidak Asfiksi pada periode 2015
sebanyak 874 sampel digunakan data sekunder catatan Rekam Medik RSUD
Ambarawa (Master Tabel). Analisis data digunakan Univariat dan Bivariat.
Hubungan Antara Persalinan Lama dengan Kejadian Asfiksia di RSUD
Ambarawa Tahun 2015
Hasil penelitian menunjukan ibu yang mengalami persalinan lama 112 orang
(12,2%), dan bayi asfiksia sejumlah 257 bayi (29,4%). Dari hasil persalinan lama,
persalinan tindakan, ketuban pecah dini dengan kejadian asfiksia yang diperoleh pvalue 0,000< α=0,05 maka ada hubungan antara persalinan lama dengan kejadian
asfiksia.
Mencegah kejadian asfiksia dapat dilakukan beberapa intervensi dengan
pendekatan resiko yang menjadi faktor penentu terjadinya asfiksia. Pada Rumah Sakit
Umum Ambarawa para pengambil keputusan dapat berkoordinasi dengan dinas
kesehatan dalam pelaksanaan pelatihan manajemen asfiksia.
Kata kunci
: Persalinan Lama, Persalinan Tindakan, Ketuban Pecah Dini,
Asfiksia
PENDAHULUAN
Ukuran
keberhasilan
suatu
pelayanan kesehatan salah satunya
tercermin dari penurunan angka
kematian bayi (AKB) sampai batas
angka terendah yang dapat dicapai
sesuai dengan kondisi dan situasi
setempat serta waktu. Berdasarkan
Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka
kematian bayi (AKB) sebesar 40 per
1000 kelahiran hidup. Sedangkan
target MDG’s periode 1990-2015 yaitu
23 per 1000 kelahiran hidup, hal ini
menunjukkan bahwa kematian bayi di
Indonesia masih tinggi.
Penyebab
tingginya
angka
kematian bayi antara lain karena
pertumbuhan janin yang lambat
(23,53%), kurangnya oksigen dalam
rahim
(hipoksia
intra
uterine)
(21,24%) dan kegagalan bernafas
secara spontan dan teratur pada saat
lahir atau beberapa saat setelah lahir
(asfiksia neonaturum) yaitu sebesar
(29,23%) dan masalah kesehatan
lainnya selama periode perinatal
(Depkes RI, 2010).
Penyebab kematian ibu terbesar
adalah
perdarahan,
preeklamsia-
eklamsia, infeksi, partus lama.
kematian ibu di indonesia tetap di
dominasi oleh tiga penyebab utama
kematian
yaitu
perdarahan,
preeklamsia-eklamsia, dan infeksi.
Proporsi ketiga penyebab kematian ibu
telah berubah, dimana perdarahan dan
infeksi
cenderung
mengalami
penurunan sedangkan preeklamsiaeklamsia
proporsinya
semakin
meningkat. Lebih dari 30% kematian
ibu di indonesia pada tahun 2010
disebabkan oleh preeklamsia-eklamsia
(Kemetrian Kesehatan Indonesia,
2012)
Penyebab Asfiksia secara umum
dikarenakan
adanya
gangguan
pertukaran gas atau pengangkutan O2
dari ibu kejanin, pada masa kehamilan,
persalinan atau segera setelah lahir
(Manuaba, 2010).
Gangguan pertukaran O2 pada
janin dalam kandungan sangat
dimungkinkan mempengaruhi kondisi
bayi saat lahir, kondisi umum bayi
segera setelah lahir inilah yang
dimaksud kesejahteraan bayi baru
lahir. Adapun indikator kesejahteraan
bayi baru lahir ada lima yaitu,
pernafasan, frekuensi denyut jantung,
Hubungan Antara Persalinan Lama dengan Kejadian Asfiksia di RSUD
Ambarawa Tahun 2015
warna kulit, respon reflex dan tonus
otot bayi yang dinilai dengan
menggunakan metode apgar skor
(Prawirohardjo, 2002).
Asfiksia
neonatorum
terjadi
ketika bayi tidak cukup menerima
oksigen sebelumnya, selama atau
setelah kelahiran. Faktor yang
menyebabkan asfiksia neonatorum
antara lain faktor keadaan ibu, faktor
keadaan bayi, faktor plasenta dan
faktor persalinan. Faktor keadaan ibu
meliputi hipertensi pada kehamilan
(preeklampsia
dan
eklampsia),
perdarahan
antepartum
(plasenta
previa, solusio plasenta), anemia dan
Kekurangan Energi Kronis (KEK),
infeksi berat, dan kehamilan postdate.
Faktor
keadaan
bayi
meliputi
prematuritas,
BBLR,
kelainan
kongenital,
ketuban
bercampur
mekonium. Faktor plasenta meliputi,
lilitan tali pusat, tali pusat pendek,
simpul tali pusat, prolapsus tali pusat.
Faktor neonatus meliputi depresi
pernafasan karena obat-obat anestesi
atau analgetika yang diberikan pada
ibu, dan trauma persalinan,misalnya
perdarahan. Faktor persalinan meliputi
partus lama atau macet, persalinan
dengan tindakan (vakum ekstraksi,
forsep, seksio sesaria), dan Ketuban
Pecah Kini (KPD) (Prawirohardjo,
2008).
Partus lama yaitu persalinan yang
berlangsung lebih dari 24 jam pada
primi dan lebih dari 18 jam pada multi.
partus lama
masih
merupakan
masalah masalah di indonesia.
Persalinan pada primi biasanya lebih
lama 5-6 jam dari pada multi. Bila
persalinan berlangsung lama, dapat
menimbulkan
komplikasi
baik
terhadap ibu maupun pada bayi, dan
dapat meningkatkan angka kematian
ibu dan bayi. Insident partus lama
menurut penelitian adalah 2,8%-4,9%
(Mochtar, 2004).
Persalinan dengan tindakan dapat
menimbulkan
Asfiksia
yang
disebabkan oleh tekanan langsung
pada kepala, aspirasi air ketuban,
mekonium, cairan lambung dan
pendarahan atau odema (Mochtar,
2004).
Selain itu ketuban pecah dini
akan
mengakibatkan
terjadinya
oligohidramnion, kondisi ini akan
mempengaruhi janin karena sedikitnya
volume air ketuban akan menyebabkan
tali pusat tertekan oleh bagian tubuh
janin akibatnya aliran darah dari ibu ke
janin berkurang sehingga bayi
mengalami hipoksia atau gangguan
pertukaran O2 hingga fetal distress dan
berlanjut menjadi asfiksia pada bayi
baru lahir (Kasim, 2010).
Berdasarkan studi pendahuluan di
RS Ambarawa bagian Rekam Medik
pada periode Oktober 2015, diperoleh
data bayi baru lahir sebanyak 77, dan
bayi
yang
mengalami
asfiksia
sebanyak 13 bayi. Ibu yang mengalami
persalinan lama sebanyak 7 orang,
dimana 6 bayi dengan asfiksia. Ibu
yang mengalami partus dengan
tindakan sebanyak 2 orang dimana
yang melahirkan bayi dengan Asfiksia
sebanyak 2 bayi. Ibu yang mengalami
ketuban pecah dini (KPD) sebanyak 5
dimana yang melahirkan dengan bayi
asfiksi sebanyak 5 bayi, dari 77 bayi
adapun
factor
lain
yang
mempengaruhi.
Berdasarkan permasalahan latar
belakang diatas maka peneliti tertarik
Hubungan Antara Persalinan Lama dengan Kejadian Asfiksia di RSUD
Ambarawa Tahun 2015
untuk melakukan tentang Faktor-faktor
persalinan yang berhubungan dengan
kejadian asfiksia di RSUD Ambarawa
Tahun 2015.
Tujuan umum dalam penelitian
ini adalah untuk mengetahui faktorfaktor persalinan yang berhubungan
dengan kejadian asfiksia di RSUD
Ambarawa Tahun 2015
METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif
dengan
menggunakan
pendekatan Cross Sectional. Jumlah
Sampel penelitian ini sebanyak 874
responden.
Teknik
pengambilan
sampel pada penelitian ini adalah Total
sampling. Kriteria inklusi dalam
penelitian ini adalah Ibu bersalin
pervaginam, Berat badan bayi lahir
2500-4000 gram, bayi matur.
Analisis
data
menggunakan
program SPSS. Analisis univariat
dilakukan untuk mengetahui distribusi
frekuensi dan proporsi variabelvariabel yang diamati, baik variabel
Partus Lama, Persalinan dengan
Tindakan dan Ketuban Pecah Dini
(KPD) maupun variabel Asfiksia untuk
memberikan gambaran secara umum.
Analisis Bivariat dalam penelitian ini
menggunakan
teknik
uji
chisquare dengan alpha = 0,05. Uji chisquare untuk mengetahui Ho ditolak
atau diterima, dengan ketentuan apa
bila p-value ≤ α maka Ho ditolak,
artinya ada hubungan yang bermakna,
jika p-value > α, maka Ho diterima,
artinya tidak ada hubungan yang
bermakna antar variabel.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Univariat
1. Kejadian Persalinan Lama
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi
Kejadian Persalinan Lama di RSUD
Ambarawa Tahun 2015.
Partus
Frekuen
Persentase
lama
si
(%)
Persalinan
112
12,8
762
87,2
874
100, 0
lama
Persalinan
tidak lama
Jumlah
hasil penelitian bahwa di RSUD
Ambarawa tahun 2015 sebagian
responden ibu bersalin dengan
persalinan lama yang berlangsung
lebih dari 18 jam sampai > 24 jam
pada primi menunjukan bahwa cukup
besar persalinan lama.
Partus lama yaitu persalinan yang
berlangsung lebih dari 24 jam pada
primi dan lebih dari 18 jam pada multi.
Partus lama masih merupakan masalah
pada indonesia, persalinan pada primi
biasanya lebih lama 5-6 jam dari pada
multi. Bila persalinan berlangsung
lama maka dapat menimbulkan
komplikasi baik terhadap ibu maupun
pada bayi dan dapat meningkatkan
angka kematian ibu dan bayi
(Manuaba, 2010).
2. Kejadian Asfiksia
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi
Kejadian Asfiksia di RSUD
Ambarawa Tahun 2015.
Hubungan Antara Persalinan Lama dengan Kejadian Asfiksia di RSUD
Ambarawa Tahun 2015
Asfiksi
Frekuen
Persentase
si
(%)
Asfiksi
257
29,4
Tidak
617
70,6
874
100, 0
asfiksi
Jumlah
dalam darah disebut hiperapnea.
Akibatnya
dapat
menyebabkan
asidosis
tipe
respiratorik
atau
campuran dengan asidosis metabolik
karena mengalami metabolisme yang
anaerob serta juga dapat terjadi
hipoglikemia.
Pada
saat
bayi
dilahirkan, alveoli bayi diisi dengan
cairan paru – paru janin. Cairan Paru
– paru janin harus dibersihkan terlebih
dahulu apabila udara harus masuk ke
dalam paru – paru bayi baru lahir.
Dalam kondisi demikian, paru – paru,
upaya
pernapasan
pertama
memerlukan tekanan 2 sampai 3 kali
lebih tinggi dari pada tekanan untuk
pernapasan berikutnya berhasil.
Hasil penelitian menunjukan
kejadian asfiksia di RSUD Ambarawa
suatu angka kejadian yang cukup
tinggi di Kabupaten Semarang. Hal ini
di sebabkan oleh beberapa faktor,
seperti faktor ibu, faktor bayi, faktor
plasenta dan faktor persalinan.
Asfiksia adalah keadaan bayi
yang tidak dapat bernafas spontan dan
B. Analisis Bivariat
teratur, sehingga dapat menurunkan
Analisis bivariat pada penelitian
O2 dan makin meningkat CO2 yang
ini menyajikan hasil analisis tentang
menimbulkan akibat buruk dalam
hasil gambaran kejadian persalinan
kehidupan lebih lanjut (Manuaba,
lama dan kejadian asfiksia, Persalinan
2010).
tindakan dengan kejadian asfiksia, dan
Asfiksia
terjadi
karena
ketuban pecah dini dengan kejadian
gangguan
pertukaran
gas
dan
asfiksia di RSUD Ambarawa tahun
pengangkutan O2 dari ibu ke janin,
2015, dimana hasil-hasilnya disajikan
sehingga terdapat gangguan dalam
berikut ini.
persediaan
O2
dan
dalam
menghilangkan CO2 dan dapat
berakibat O2 tidak cukup dalam darah
disebut hipoksia dan CO2 tertimbun
1. Hubungan antara partus lama dengan kejadian asfiksia di RSUD Ambarawa
Tahun 2015
Tabel 4.3 Hubungan Partus Lama Dengan Kejadian Asfiksia di RSUD Ambarawa
Tahun 2015
Kejadian Asfiksi
Partus lama
p-value
Asfiksi
Tidak Asfiksi
Jumlah
f
%
F
%
F
%
Persalinan lama
72
64,3 40
35,7
112 100,0 0,000
Persalinan
tidak 185
24,3 577
75,7
762 100,0
lama
Jumlah
257
29,4 617
70,6
874 100
Hubungan Antara Persalinan Lama dengan Kejadian Asfiksia di RSUD
Ambarawa Tahun 2015
Hasil penelitian didapatkan
responden yang mengalami partus
lama dengan kejadian asfiksia
sebanyak 72 responden (64,3%) dan
yang mengalami tidak partus lama
dengan kejadian asfiksia sebanyak 185
responden
(24,3%).
Hal
ini
menunjukkan bahwa ada hubungan
antara persalinan tindakan dengan
kejadian asfiksia di RSUD Ambarawa
Tahun 2015 dengan nilai p 0,000.
Dalam penelitian ini sebagian
ibu mempunyai his yang adekuat
sehingga hanya sedikit ibu yang
mengalami partus lama. Kekuatan his
sangat berpengaruh terhadap kejadian
partus lama, maka ditemukan ibu yang
mengalami partus lama sebanyak 112
responden (12,8%).
Responden yang mengalami
partus lama berisiko melahirkan bayi
dengan
asfiksia
neonatorum
dibandingkan dengan ibu yang tidak
mengalami
partus
lama.
Hasil
penelitian ini didukung oleh penelitian
yang dilakukan Rahmah Tahir dengan
judul Risiko Faktor Persalinan Dengan
Kejadian Asfiksia Neonatorum Di
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan
tentang
faktor-faktor
persalinan yang berhubungan dengan
kejadian asfiksia di RSUD Ambarawa
2015, diperoleh hasil sebagai berikut :
1. Sebagian
responden
tidak
mengalami
persalinan
lama
sebanyak 762 responden (87,2%)
dan persalinan lama sebanyak 112
responden (12,8%).
2. Bayi mengalami asfiksia sebanyak
72 responden (64,3%) dan
Rumah
Sakit
Umum
Daerah
Sawerigading Kota Palopo Tahun
2012 dimana hasilnya
ibu yang
melahirkan dengan persalinan tindakan
berisiko 4,44 kali melahirkan bayi
dengan
asfiksia
neonatorum
dibandingkan dengan ibu yang
melahirkan secara normal.
Hubungan kejadian persalinan
lama dengan asfiksia bayi baru lahir
disebabkan karena adanya beberapa
keadaan yang terjadi pada ibu yang
mengalami
partus
lama
bisa
menyebabkan kehabisan tenaga dan
ibu bisa dehidrasi serta terjadi
perdarahan post partum yang dapat
menyebabkan asfiksia pada bayi
dikarenakan aliran darah ibu melalui
plasenta berkurang, sehingga aliran
oksigen ke janin berkurang Asfiksia
termasuk
faktor
utama
dalam
peningkatan mortalitas, mordibilitas
pada neonatus, bayi dan anak serta
memberikan dampak jangka panjang
terhadap kehidupan dimasa depan.
Penyebab kematian utama kematian
bayi sendiri yaitu asfiksia dan
komplikasi pada bayi (Manuaba, 2010)
responden yang tidak persalinan
lama
dengan
bayi
tidak
mengalami asfiksia sebanyak 577
responden (75,7%).
3. Ada hubungan antara persalinan
lama dengan kejadian asfiksia di
RSUD Ambarawa Tahun 2015
dengan nilai p 0,000.
SARAN
1. Bagi Pelayanan Kesehatan
Dapat menjadikan Karya
Tulis Ilmiah ini sebagai masukan
atau
informasi
dalam
Hubungan Antara Persalinan Lama dengan Kejadian Asfiksia di RSUD
Ambarawa Tahun 2015
meningkatkan kualitas pelayanan
dan dapat membantu menurunkan
angka kejadian asfiksia bayi baru
lahir.
2. Bagi RSUD Ambarawa
Lebih memperhatikan
faktor
yang
berhubungan
dengan kejadian
asfiksia
sehingga dapat tertanggulangi
penanganan kegawat daruratan
dan
dipersiapkan
sebaikbaiknya.
3. Bagi Peneliti lain
Peneliti lain diharapkan
meneliti faktor-faktor lain yang
berhubungan dengan kejadian
asfiksia seperti faktor bayi
premature, gemeli maupun
fakor ibu seperti paritas dan
umur ibu.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen
Kesehatan
Republik
Indonesia.
2010.
Buku
Kesehatan Ibu dan Anak.
Jakarta : Depkes RI
Departemen
Kesehatan
Republik
Indonesia. 2014.
Buku
Kesehatan Ibu dan Anak.
Jakarta : Depkes RI
Dinkes Kabupaten Semarang. 2013.
Angka Kematian Ibu, Angka
Kunjungan Kehamilan, Angka
Persalinan, Angka Kunjungan
Nifas. Kabupaten Semarang :
Dinkes Kabupaten Semarang.
Kasim. 2010. Buku ajar neonatologi.
Edisi 1. Jakarta : Badan
Penerbit IDAI
Manuaba. 2010. Ilmu kebidanan.
Penyakit
kandungan
&
keluarga berencana untuk
pendidikan bidan. Jakarta :
EGC
Notoatmodjo.S.2010.Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Rineka cipta
Prawirahardjo. S. 2008.
Ilmu
Kebidanan. Jakarta : Penerbit
Yayasan Bina Pustaka Profil
Kesehatan Indonesia
Prawirahardjo.
S.
2010.
Ilmu
Kebidanan. Jakarta : Penerbit
Yayasan Bina Pustaka Profil
Kesehatan Indonesia
Download