Musa dan Dewa-dewa Mesir [105] - Jemaat

advertisement
Jemaat Jemaat Allah Al Maséhi
[105]
Musa Dan Dewa-Dewa Mesir
[105]
(Edisi 3.0 19950415-20001212)
Karya tulis ini menjelaskan cara bagaimana Musa menghadapi Firaun. Penugasan dan
tulah yang terjadi di Mesir dijelaskan dalam hubungannya dengan dewa-dewa Mesir yang
dijatuhkan oleh Allah. Tulah-tulah yang terjadi dapat dilihat dalam konteks teologinya
yang asli. Kehidupan Musa dijelaskan sebagai sebuah bagian umum dari sebuah rencana
penyelamatan yang menunjukkan perkiraan alami mengenai kerangka waktu. Kitab
Keluaran dibandingkan dengan struktur Kitab Kematian dan diperolehlah sebuah
pengertian yang lebih baik mengenai istilah-istilah yang ada. Karya tulis ini penting
untuk memperoleh pengertian yang benar mengenai kitab Keluaran.
Christian Churches of God
PO Box 369, WODEN ACT 2606, AUSTRALIA
E-mail:
[email protected]
(Hak Cipta  1994, 1995, 1999, 2000 Wade Cox)
(Tr. 2000)
Karya tulis ini dapat disalin dan didistribusikana dengan bebas selama salinan dilakukan secara penuh
tanpa perubahan atau penghapusan. Nama dan alamat penerbit dan pernyataan hak cipta harus
disertakan. Tak ada biaya yang boleh dikenakan kepada penerima dari salinan yang didistribusikan.
Kutipan singkat dapat dimasukkan dalam artikel dan ulasan kritik tanpa melanggar hak cipta.
Karya tulis ini tersedia di situs World Wide Web:
http://www.logon.org dan http://www.ccg.org
Halaman 2
Musa dan Dewa-dewa Mesir [105]
Musa Dan Dewa-Dewa Mesir [105]
Kisah tentang Musa bukan hanya kisah
tentang pembebasan segerombolan budak dari
Mesir pada masa milenium ke dua sebelum
Masehi. Kisah ini merupakan sebuah cetakbiru dari rencana penyelamatan dunia. Musa
adalah contoh awal dari Kristus. Musa
berkata: “Lalu berkatalah Tuhan kepadaku:
Apa yang dikatakan mereka itu baik; seorang
nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari
antara saudara mereka, seperti engkau ini;
Aku akan menaruh firmanKu dalam mulutnya
dan ia akan mengatakan kepada mereka segala
yang Kuperintahkan kepadanya” (Ulangan
18:17-18).
Teks perbandingan
adalah:
untuk
penerapannya
Yohanes 6:14 “Ketika orang-orang itu melihat
mujizat yang telah diadakanNya, mereka berkata:
‘Dia ini adalah benar-benar nabi yang akan datang
ke dalam dunia.”
Kisah Para Rasul 3:22-23, 26 22 “Bukankah telah
dikatakan
Musa:
Tuhan
Allah
akan
membangkitkan bagimu seorang nabi dari antara
saudara-saudaramu,
sama
seperti
aku:
Dengarkanlah dia dalam segala sesuatu yang akan
dikatakannya kepadamu; 23Dan akan terjadi, bahwa
semua orang yang tidak mendengarkan nabi itu,
akan dibasmi dari umat kita; 26Dan bagi kamulah
pertama-tama Allah membangkitkan HambaNya
dan mengutusNya kepada kamu, supaya Ia
memberkati kamu dengan memimpin kamu
masing-masing kembali dari segala kejahatanmu.”
Kisah Para Rasul 7:37-38 “Musa ini pulalah yang
berkata kepada orang Israel: Seorang nabi seperti
aku ini akan dibangkitkan Allah bagimu dari antara
saudara-saudaramu. 38Musa inilah yang menjadi
pengatara dalam sidang jemaah dipadang gurun
diantara malaikat yang berfirman kepadanya di
gunung Sinai dan nenek moyang kita; dan dialah
yang menerima firman-firman yang hidup untuk
menyampaikannya kepada kamu.”
Namun nenek moyang kita menolak untuk
menaati Musa sama seperti mereka akan
menolak Kristus di kemudian hari.
Kisah Para Rasul 7:39-40 “Tetapi nenek moyang
kita tidak mau taat kepadanya, malahan mereka
menolaknya. Dalam hati mereka ingin kembali ke
tanah Mesir. 40Kepada Harun mereka berkata:
Buatlah untuk kami beberapa allah yang akan
berjalan di depan kami, sebab Musa ini yang telah
memimpin kami keluar dari tanah Mesir - kami
tidak tahu apa yang telah terjadi dengan dia.”
Mereka membuat sebuah patung lembu dan
mempersembahkan korban atasnya.
Kisah Para Rasul 7:42 “Maka berpalinglah Allah
dari mereka dan membiarkan mereka beribadah
kepada bala tentara langit, seperti yang tertulis
dalam kitab nabi-nabi.
Perhatikan kata beribadah kepada bala tentara
langit (stratia tou ouranou).
Kita telah mengerti bahwa istilah bintang di
langit menunjuk pada utusan Allah, termasuk
Kristus, yang disimbolkan oleh bintangbintang (Bilangan 24:17, Daniel 8:10, Amos
5:8, 26, Matius 2:2, Kisah Para Rasul 7: 43, 1
Korintus 15:41, 2 Petrus 1:9, Wahyu 1:20;
2:1; 3:1; 8:11; 9:1; 22:16). Allah yang
membuat ketujuh bintang (dalam bahasa
Ibrani kumah, sang Pleiades) dan Orion yang
dicari
dan
disembah
(Amos
5:8).
Pelambangan ketujuh bintang berhubungan
dengan roh Allah. Tujuh bintang tersebut
adalah para malaikat dari ketujuh gereja yang
berkumpul seperti Pleiades.
Malaikat yang sama ini adalah malaikat yang
muncul dipadang gurun, yang menampakkan
diri kepada Musa di gunung Sinai (Kisah Para
Rasul 7:30), yang menyampaikan kesepuluh
hukum Allah kepada nenek moyang kita tapi
yang tidak ditaati oleh mereka, adalah Kristus,
kebenaran yang dikhianati dan dibunuh
(Kisah Para Rasul 7:53).
Nabi yang akan dibangkitkan yang disebut
dalam kitab Ulangan 18:8, adalah juga
seorang imam dari Mazmur 110:4, dan
seorang seorang Imam Besar dari Zakharia
6:13. Tidak diragukan lagi bahwa kita sedang
membicarakan tentang Mesias yang akan
mempunyai kuasa atas empat subdivisi tahta
atau kerajaan didalam bait Allah (Zakharia
6:14). Hal ini mencerminkan struktur Kerub
di dalam Yehezkiel 1:1; 10; Wahyu 4:7.
Kehidupan Musa Sebagai Sebuah
Rencana
Musa dan Dewa-dewa Mesir [105]
Rencana penyelamatan diambil dari keadaan
pada saat Musa dilahirkan dan tahap-tahap
kehidupannya. Kehidupan Musa dibagi
menjadi tiga bagian, masing-masing 40 tahun
lamanya. Ia hidup hingga usia 120 tahun
(Ulangan 34:7).
Empat puluh tahun pertama dilewatkannya di
Mesir. Empat puluh tahun yang kedua
dilewatkannya di Midian sebagai seorang
gembala (Kisah Para Rasul 7:29) dan empat
puluh tahun yang terakhir di padang gurun.
Pelambangan dari tiga bagian kali empat
puluh tahun ini hanya dapat dimengerti
dengan sistem Yobel dan Kalender Sakral.
Dari rencana penyelamatan seperti yang
digaris-besarkan dengan hari Sabat dan
minggu; kita memperoleh istilah mengenai
konsep enamribu tahun yang diikuti dengan
sistem milennial atau kebangkitan Yesus
Kristus selama seribu tahun (Wahyu 20:2-6).
Petrus mengerti persamaan dari satu hari
dengan seribu tahun seperti yang ditulisnya di
dalam II Petrus 3:8.
Yang lebih penting lagi dari kehidupan Musa
adalah pengertian bahwa seri waktu enam ribu
tahun harus dibagi menjadi tiga bagian
masing-masing mendekati angka empat
Yobel. Yang berarti 40 x 50 = 2000 tahun.
Fase pertama adalah dari masa penciptaan
Adam hingga perjalanan Abraham untuk
mendirikan sebuah bangsa yaitu bangsa Israel.
Ukuran dari fase pertama ini tidak dapat
dimengerti. Berdirinya bumi di bawah sebuah
sistem baru yang berasal dari Adam tidak
dapat dimengerti karena sistem ini telah
dengan salah diasumsikan oleh rasionalisasi
Agustinus dalam The City of God yang
berupa pernyataan Alkitab bahwa Adam
adalah manusia pertama adalah keliru, dan
bahwa anak-anak Allah yang ditulis dalam
Kejadian 6:4 bukanlah mahluk malaikat.
Sekarang tidak diragukan lagi bahwa kaum
Ibrani berpendapat bahwa Anak-anak Allah di
dalam Kejadian 6:4 adalah mahluk malaikat
(lihat Vermes Kitab-kitab Laut Mati dalam
bahasa Inggris). Yudas 6 menuliskan bahwa
malaikat-malaikat tersebut sama seperti
Sodom dan Gomora, yang melakukan
Halaman 3
percabulan dan mengejar segala perbuatan
kedagingan (sarkos eteras).
Pengertian tentang ilmu antropologi manusia
adalah subyek yang berlainan dan akan
menjadi subyek khotbah berikutnya. Namun
demikian, arti pentingnya adalah bahwa
penyingkiran Musa ke padang gurun adalah
pencerminan terhadap penyelamatan manusia
seperti halnya dalam Kisah Nuh dan
bahteranya. Kisah ini juga dapat ditemukan di
dalam legenda-legenda Timur Tengah lainnya.
kisah
Musa
mungkin
saja
telah
mempengaruhinya,
namun
tampaknya
persamaan pengertian tentang kisah air bah
adalah dasarnya. Ini merupakan sebuah fase
penting tentang pembersihan bumi. Lebih
penting lagi, fase ini mencerminkan keinginan
para pemberontak untuk menyingkirkan atau
menghancurkan para tokoh yang akan
memegang peranan dalam pemulihan hukum
dan keselamatan bumi ini. Usaha untuk
menghancurkan Musa pada masa kanakkanaknya adalah pencerminan usaha untuk
menghancurkan Kristus pada masa kanakkanakNya dari pembasmian anak-anak yang
dilakukan oleh Herodes seperti yang tertulis
dalam Matius 2:13-14.
Kristus juga merupakan simbol pembebasan
seluruh Israel yang juga berarti bumi ini.
Kristus dipanggil keluar dari Mesir (Hosea
11:1 juga di Matius 2:15) digunakan sebagai
simbol sistem dunia yang berada di bawah
kekuasaan pemberontak. Kepada Abraham
telah diberikan Israel, Ishak dan Yakub yang
memiliki hak anak sulung melalui situasi yang
luar biasa. Ada pula keturunan Abraham lain
seperti Ismail (Kejadian 25:12), kaum Edom
dari Esau keturunan Ishak (Kejadian 25:25),
dan anak-anak Ketura yang disebut di dalam
Kejadian 25:1 yang salah satunya adalah
bangsa Midian. Hak anak sulung telah
diberikan kepada Ishak (Kejadian 25:5) dan
kemudian diturunkan lagi kepada Yakub
(Kejadian 27:6-30). Namun Tuhan telah
memutuskan untuk mengirim mereka ke
Mesir untuk melipatgandakan mereka melalui
penderitaan. Contoh ini adalah cara
penyisihan melalui masa tribulasi atau masa
kesusahan (Wahyu 1:9) atau kesengsaraan
yang kita hadapi untuk masuk kedalam
Kerajaan Allah (Kisah Para Rasul 14:22).
Halaman 4
Bangsa Israel telah menjadi besar jumlahnya
hingga melebihi bangsa Mesir (Keluaran 1:9).
Mereka dipaksa untuk bekerja keras (Keluaran
1:11) dan para bidan (Sifra yang berarti cerdas
atau mempercantik dan Pua yang berarti
sangat pandai atau membuat berkilau)
diperintahkan untuk membunuh anak laki-laki
(Keluaran 1:15-16). Karena takut kepada
Allah, para bidan tersebut menolak untuk
membunuh anak-anak lelaki. Dan karena
mereka lebih memilih takut kepada Tuhan
daripada kepada Firaun, maka Tuhan
memberikan kepada mereka rumah tangga
(Keluaran 1:21). Oleh sebab itu, mereka yang
diberi nama karena kepandaian mereka
dibebaskan dari tugas-tugas mereka seperti
yang diinginkan Allah dan mereka
dipersatukan dengan masa depan Israel. Kisah
ini dalam penerapannya memiliki arti tentang
penghapusan fungsi kaum berpendidikan
(cerdas) dan agamawan (pandai) dalam
hubungannya dengan kerohanian Israel dan
perkembangannya selama berada di bawah
penyiksaan Mesir. Mereka yang menaati
Allah daripada sang penguasa akan dilindungi
dan diberi warisan.
Firaun memerintahkan agar para anak-anak
lelaki dibuang ke dalam sungai Nil (Keluaran
1:22) dalam usaha mengontrol Israel.
Musa dilahirkan dari suku Lewi (Keluaran
2:1-3). Ia disembunyikan selama tiga bulan
dan kemudian dihanyutkan di sungai. Kisah
ini sangat terkenal. Keranjang Musa dijaga
oleh Miriam sampai ditemukan oleh putri
Firaun, yang kemudian dipelihara seperti
anaknya sendiri (Keluaran 2:5-10). Tindakan
ini menggantikan kisah Horus yang
diselamatkan oleh Buto dari pulau terapung
Chemmis. Buto adalah dewa dari Pe-Tep yang
juga merupakan satu dari sepuluh dewa sakral
bangsa mesir (lihat appendix).
Menurut Josephus (A of J, Bk. II, Ch. X)
Musa menjadi Jendral tentara Mesir dalam
sebuah peperangan penting melawan bangsa
Etiopia. Mereka telah menyerang sejauh
Memphis. Para peramal Mesir mencatat
bahwa Musa akan membebaskan mereka dan
Firaun memerintahkan putrinya untuk
mendidiknya sebagai pemimpin tentara.
Musa dan Dewa-dewa Mesir [105]
Irenaeus mengutip tradisi ini dalam
sandiwaranya (ap.ed. Grab hal. 472 dikutip
oleh Whiston). Mungkin sejarah inilah yang
tercatat dalam Kisah Para Rasul 7:22. Ia
menikahi putri raja Etiopia yang tertarik
kepadanya dan pemimpin kota diserahkan
kepadanya. Demikianlah Musa dididik di
bidang pengetahuan dan struktur militer Mesir
sehingga ia dipersiapkan untuk berjuang bagi
Israel dan memimpin mereka di padang
gurun. Demikianlah Allah menyiapkan
seseorang dan memeliharanya dengan sistem
dunia untuk membebaskan manusia keluar
dari sistem tersebut.
Empat Puluh Tahun Yang Kedua
Musa lari dari Mesir setelah membunuh
pengintai Mesir. Ia lari setelah ditolak oleh
saudara-saudaranya.
Kisah Para Rasul 7:27-30 “Tetapi orang yang
berbuat salah kepada temannya itu menolak Musa
dan berkata: siapakah yang mengangkat engkau
menjadi pemimpin dan hakim atas kami? 28Apakah
engkau bermaksud membunuh aku, sama seperti
kemarin engkau membunuh orang Mesir itu?
29
Mendengar perkataan itu, larilah Musa dan hidup
sebagai pendatang ditanah Midian. Disitu ia
memperanakkan dua orang anak laki-laki. 30Dan
sesudah empat puluh tahun tampaklah kepadanya
seorang malaikat di padang gurun gungung Sinai
didalam nyala api yang keluar dari semak duri.”
Arti penting dari waktu yang dilewatkan Musa
menggembalakan kawanan ternak adalah
untuk menunjukkan bahwa Israel akan
melewatkan empat Yobel dari Abraham
hingga Mesias dalam perkembangan sejarah
dan tradisi rohani mereka, dengan kata lain,
gudang kebijakan mereka. Anak sulung Musa
diberi nama Gersom (yang berarti seorang
asing di tanah asing), merupakan lambang
bangsa Israel dan Yehuda.
Periode Empat Puluh Tahun Yang
Ketiga
Pembebasan dunia ini sebagai Israel yang
lebih besar akan dimulai dengan Mesias
seperti halnya Musa dengan Israel secara fisik.
Musa dipanggil Allah melalui seorang
malaikat (Keluaran 3:2) yang disebutnya
sebagai Yahwe (Keluaran 4:10, diubah oleh
Sopherim menjadi Adonai). Malaikat tersebut
membawa nama sebagai sebuah simbol kuasa
Musa dan Dewa-dewa Mesir [105]
dari Yahwe semesta alam. Allah berbicara
melalui dia (Keluaran 3:4).
Doktrin kebangkitan yang dijelaskan di dalam
Matius 22:31-32 ditemukan sebagai perkataan
yang diucapkan oleh Kristus di dalam
Keluaran 3:6 kepada Musa demi nama Allah.
Lebih lagi kataNya, Akulah Allah nenek
moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan
Allah Yakub. Allah menyatakan diriNya
sendiri kepada Musa, dan demikian juga
Kristus bagi Israel seperti yang akan
dilakukanNya dengan lebih sempurna lagi di
kemudian hari untuk dunia melalui Mesias
secara pribadi. Menurut Bullinger, Allah
menyatakan namaNya kepada Musa dalam
sebuah bentuk (lihat catatan Companion Bible
Keluaran 3:14): ‘ehyeh ‘asher ‘ehyeh Aku
adalah Aku
Bentuk yang kita ketahui dari struktur ini
adalah YHVH diucapkan sebagai Yah(o)vah
atau Yahoveh. YHVH diperlakukan sebagai
bentuk orang pertama, namun versi Penjelasan
Oxford dari RSV menyatakan bahwa YHVH
sebenarnya merupakan bentuk orang ke tiga
yang berarti Ia adalah penyebabnya. Arti
penting dari wahyu ini adalah bahwa Allah
menyatakan diriNya sendiri sebagai sebuah
struktur yang berkembang yang sekarang kita
mengerti sebagai segala di dalam segalanya (1
Korintus15:28; Efesus 4:6). YHVH menjadi
referensi orang ke tiga bagi pewahyuan.
Karenanya, Ia adalah penyebabnya menjadi
referensi bagi setiap pembantu elohim yang
disebut dengan istilah YHVH.
Jelas sekali bahwa Israel dimonitor dan bahwa
Musa dikirim untuk membebaskan mereka
keluar dari Mesir dan untuk mengambil
warisan dari mereka yang telah melepaskan
warisan mereka karena pemberontakan.
Dalam contoh dunia, anak-anak Kanaanlah
yang telah melepaskan warisan tersebut
karena kutukan Nuh (Kejadian 9:25-26)
namun lebih khusus lagi adalah para penghuni
surga yang telah jatuh karena memberontak.
Allah memerintahkan Musa untuk pergi
kepada Firaun dengan para penatua Israel
untuk meminta agar mereka diijinkan pergi ke
padang gurun selama tiga hari perjalanan
Halaman 5
untuk mempersembahkan korban kepada
Allah (Keluaran 3:18) (Berhubungan dengan
Tanda Yunus).
Musa ragu-ragu untuk menjalankan tugastugasnya. Allah memilih Harun untuk menjadi
mulut bagi Musa dan Allah mengurapi Musa
sebagai elohim atas Harun (Keluaran 4:16 “Ia
harus berbicara bagimu kepada bangsa itu,
dengan
demikian
ia
akan
menjadi
penyambung lidahmu dan engkau akan
menjadi seperti Allah baginya”).
Demikianlah hubungan antara atasan dan
bawahan antara Kristus dan Allah, seperti
firman bagi Allah, dinyatakan dalam
hubungan antara Musa dan Harun.
Allah berkata kepada Musa bahwa Ia akan
membuat Musa sebagai Allah bagi Firaun di
dalam Keluaran 7:1 “Berfirmanlah Tuhan
kepada Musa: Lihat, Aku mengangkat engkau
sebagai Allah bagi Firaun, dan Harun,
abangmu, akan menjadi nabimu.”
Demikianlah pemilihan ini ditunjukkan untuk
diterapkan ke dalam sistem dunia dimana
Kristus yang telah dipilih sebagai Allah
memiliki kuasa atas bangsa-bangsa, seperti
halnya Musa.
Kaitan Musa sebagai Allah mungkin dapat
dicerminkan dalam transfigurasi di dalam
Markus 9:4. Sistem pemerintahan ini akan
dikembangkan di hari-hari akhir. Para
pemimpin bangsa adalah Allah, seperti Musa
dan Elia di bawah Kristus dengan Daud
sebagai Allah atas Israel (Za 12:8) dimana
“keluarga Daud akan menjadi seperti Allah,
seperti Malaikat Tuhan, yang mengepalai
mereka.”
Dalam Keluaran 7:2 Allah berkata kepada
Musa (malaikat YHVH): “Engkau harus
mengatakan segala yang Kuperintahkan
kepadamu, dan Harun, abangmu, harus
berbicara kepada Firaun, supaya dibiarkannya
orang Israel itu pergi dari negerinya. Tetapi
Aku akan mengeraskan hari Firaun, dan Aku
akan memperbanyak tanda-tanda dan mujizatmujizat yang Kubuat di tanah Mesir.
Bilamana Firaun tidak mendengarkan kamu,
maka Aku akan mendatangkan tanganKu
Halaman 6
kepada Mesir dan mengeluarkan pasukanKu,
umatKu, orang Israel, dari tanah Mesir dengan
hukuman-hukuman berat. Dan orang Mesir itu
akan mengetahui, bahwa Akulah Tuhan,
apabila Aku mengacungkan tanganKu
terhadap Mesir dan membawa orang Israel
keluar dari tengah-tengah mereka.”
Sekarang, penting bagi kita untuk mengingat
arti kata Israel. Israel adalah gabungan dari
kata El (SHD 410 atau Allah) dan sarah (SHD
8280 memiliki kuasa seperti seorang pangeran
atau memerintah) maka bila disambung: Ia
akan memerintah seperti Allah. Inilah arti
penting dari kata Israel. Israel rohani akan
memerintah sebagai Allah.
Pelambangan dari Kisah Mesir adalah bahwa
Mesir berada dibawah pemerintahan manusia
yang telah jatuh ke dalam dosa dan sistem
pemerintahannya
mewakili
sistem
pemerintahan Allah namun terdiri dari para
allah-allah yang telah jatuh. Firaun sendiri
memiliki karakter sebagai allah bagi
rakyatnya. Namun yang lebih penting adalah
bahwa Allah hendak menunjukkan supremasi
kekuasaanNya
yang melebihi seluruh
pemerintahan yang telah didirikan dibumi
seperti yang akan dilakukanNya dihari-hari
terakhir dengan serangkaian kutukan dan
malapetaka yang serupa.
Di Mesir, Allah berurusan dengan sumber
setiap dewa-dewa Mesir. Kitab Wahyu adalah
cetak-biru bagi fase terakhir dimana Allah
akan berurusan dengan para dewa dunia ini
karena mereka disembah pada akhir abad
keduapuluh. Di Mesir, Ia berurusan dengan
simbol-simbol mereka.
Sistem pemerintahan Mesir terdiri dari paling
sedikit sepuluh dewa dari Kitab Kematian
(Lihat Appendix) dan nampak dari sumbernya
bahwa ada duabelas dewa yang terlibat dalam
parlemen atau badan penasihat yang dikepalai
oleh
Kepala
Dukun
Mesir
yang
disimbolisasikan dengan Amon, atau AmonRa. Konsep-konsep Ibrani yang terbawa
hingga abad pertama setelah Masehi adalah
adanya duabelas anak-anak lelaki terang dan
duabelas
anak-anak
lelaki
kegelapan.
Demikianlah terlihat bahwa setengah dari
badan penasihat telah jatuh bersama setan.
Musa dan Dewa-dewa Mesir [105]
Kitab Kematian ditulis dalam istilah Mesir,
REU NU PERT EM HRU atau Bab-bab
mengenai hari yang akan datang
Oleh sebab itu istilah Keluaran merupakan
sebuah pencerminan langsung dan penolakan
sistem kepercayaan Mesir. Kutuk-kutuk yang
dinyatakan di kitab Keluaran merupakan
sebuah serangan langsung terhadap tugastugas khusus atau manifestasi-manifestasi
para dukun yang terlibat.
Allah memberikan kepada Musa tiga tanda
yang mungkin dipercayai oleh bangsa Mesir.
Dalam Keluaran 4:2 tertulis:
1. Tongkat yang menjadi seekor ular.
2. Tangan yang terkena kusta dan sembuh
seketika.
3. Kemampuan untuk merubah sungai Nil
menjadi darah.
Arti penting dari tanda-tanda tersebut adalah
bahwa ia diberi kuasa melampaui roh iblis,
melebihi kedagingan manusia, dan melebihi
air yang mengalir yang merupakan simbol
dari kekuatan roh.
Ancaman terakhir diberikan kepada Firaun
berupa kematian bagi anak sulung laki-laki
(Keluaran 4:23). Arti penting dari ancaman ini
dijelaskan melalui konteks di dalam Keluaran
4:24 dimana Tuhan hendak mencari dan
membunuh Musa. Alasannya adalah bahwa ia
tidak menyunat anaknya laki-laki seperti yang
diperintahkan Abraham. Demikianlah Zipora
mengambil pisau batu dan memotong kulit
khatan
anaknya
(Keluaran
4:24-26).
Demikianlah Musa diampuni oleh darah.
Penyunatan dengan menggunakan pisau batu
dijelaskan sebelumnya bahwa Allah adalah
batu karang dimana semua daging akan
disunat di dalam hati dan memperoleh
keselamatan.
Tuhan juga mengirim Harun kepada Musa,
demikianlah saksi-saksi yang lebih besar dan
yang lebih kecil dari kitab Keluaran bekerja
pararel yang juga akan terjadi di hari-hari
terakhir, seperti yang tertulis pada Wahyu
11:3.
Musa dan Dewa-dewa Mesir [105]
Ketika Israel meminta ijin kepada Firaun
untuk pergi ke padang gurun untuk
mempersembahkan
korban,
Firaun
menyatakan bahwa ia tidak mengenal Yehova
dan bahwa ia tidak akan membiarkan Israel
pergi dan bahkan menghukum mereka dengan
tidak memberi mereka jatah jerami.
Pernyataan Firaun bahwa ia tidak mengenal
Yehovah adalah benar. Allah tidak
menyatakan diriNya kepada Mesir dan sejak
peristiwa air bah bangsa Mesir telah berbalik
menyembah allah daerah dimana mereka
berada. Ulangan 32:8 telah diubah dalam teks
Masoretis sehingga berbunyi “Ia menetapkan
wilayah bangsa-bangsa menurut bilangan
anak-anak Israel.” Namun Septuaginta
menuliskan: “Ketika yang Maha Tinggi
memisah-misahkan bangsa-bangsa, ketika Ia
memisahkan anak-anak Adam, ia meletakkan
batas sesuai dengan jumlah malaikat-malaikat
Allah.
Pernyataan ini didukung oleh gulungan kitabkitab Laut Mati yang menuliskan bene eliym,
atau Anak-anak Allah (lihat Umat Pilihan
sebagai Elohim). Maka bangsa-bangsa
dialokasikan sesuai dengan isi surga, dan
Mesir adalah subyek bagi badan penasihat
yang jatuh. Mungkin terdapat sekitar 70 dewa
diantara bangsa Mesir yang mempersatukan
rakyatnya.
Setelah permohonan yang pertama, bangsa
Israel berbalik dari Musa karena putus asa dan
karena perbudakan yang berat (Keluaran 6:8),
dan Musa meragukan tugasnya dengan dalih
bahwa lidahnya tidak petah (Keluaran
6:12,30). Namun Tuhan berkata “Sekarang
engkau akan melihat, apa yang akan
Kulakukan kepada Firaun, sebab dipaksa oleh
tangan yang kuat ia akan membiarkan mereka
pergi….” (Keluaran 5:24). Ayat ini
berhubungan dengan Keluaran di hari terakhir
nanti setelah kembalinya Mesias di dalam
Yesaya 66:20 dimana saudara Israel akan
dibawa keluar dari segala bangsa sebagai
persembahan kepada Tuhan dan bagi para
iman dan orang Lewi. Demikianlah kekerasan
hati bangsa Mesir adalah untuk menyatakan
supremasi Yehova secara fisik yang
mengatasi para penghuni surga yang telah
jatuh.
Halaman 7
Musa berumur delapanpuluh tahun ketika ia
dibuat seperti Allah (Keluaran 7:1) dan
dikirim kepada Firaun (Keluaran 7:7). Maka
dimulailah fase yang ke tiga.
Mujizat-mujizat
1. Ular
Ular/tongkat memakan ular bangsa Mesir
(Kel7:10-13)
menunjukkan
supremasi
Yehova. Ular kobra merupakan simbol
kekuasaan tertinggi bangsa Mesir.
2. Darah
Sungai Nil dan semua air di Mesir diubah
menjadi darah dan ikan-ikan mati karenanya
(Keluaran 7:17-19). Para ahli sihir melakukan
hal yang sama dan seluruh bangsa Mesir
menggali air di sekitar sungai Nil dan
menyaringnya dengan pasir (Keluaran 7:24).
Demikianlah Firaun mempunyai penjelasan
secara ilmu pengetahuan untuk fenomena
tersebut, dan karenanya ia meragukan
perbuatan Allah. Sama seperti halnya para ahli
ilmu pengetahuan di hari-hari terakhir yang
dapat menerangkan apa yang sedang terjadi di
bumi ini selama kemarahan Allah dinyatakan
dan disuarakan. Peristiwa ini sekali lagi
menyerang Buto dan dewa-dewa sungai Nil.
3. Katak
Setelah tujuh hari Musa kembali dikirim
kepada Firaun untuk membiarkan Israel pergi
atau kutukan katak dan yang juga menyangkut
sungai Nil akan dijatuhkan (Keluaran 7:25;
8:2). Sungai Nil adalah sumber utama
kehidupan di Mesir dan yang alirannya sangat
dapat dipercaya sehingga orang Mesir
bergantung kepadanya daripada kepada
Tuhan. Itulah sebabnya mengapa bukan
negara Mesir atau Asiria yang diberikan
kepada orang Israel, melainkan negara
Kanaan, dimana hujan yang turun pada
musimnya
dapat
secara
langsung
mencerminkan hubungan mereka dengan
Allah.
Katak-katak mewakili roh-roh, bukan hanya
yang berada di Mesir. Tulah ini juga
merupakan tanda dari roh-roh najis yang pada
hari-hari terakhir akan seperti katak yang
keluar dari mulut naga, mulut binatang dan
mulut nabi palsu (Why 16:13).
Halaman 8
Para ahli sihir Mesir juga berbuat hal yang
sama.
Mereka
membuat
katak-katak
bermunculan di tanah Mesir (Keluaran 8:7).
Firaun memerintahkan Musa untuk mengusir
katak-katak itu pergi dan membiarkan mereka
hanya barada di sungai Nil saja (Keluaran
8:9).
Musa
melakukan
apa
yang
diperintahkan, namun karena memiliki
penjelasan atas tulah yang terjadi, Firaun tidak
mengijinkan Israel pergi. Hal ini akan terjadi
lagi.
4. Lalat pikat
Di dalam Keluaran 8:21, Tuhan mengirim
Musa untuk menjatuhkan tulah lalat pikat atas
Mesir. Namun tanah Gosyen, dimana orang
Israel tinggal akan bebas dari tulah. Sekarang,
tulah ini mungkin terdiri dari berbagai jenis
lalat, ngengat dan nyamuk. Jenis alamiahnya
tidak diperjelas.
Tanda ini dimaksudkan untuk memperjelas
batas antara bangsa Israel dan Mesir.
Tujuannya adalah supaya tampak jelas bahwa
bangsa Israel dipisahkan dan dikuduskan.
Lalat-lalat itu juga ada di tengah bangsa
Kanaan, saudara-saudara bangsa Mesir, dan
merupakan simbol dari Baalzeebub, dewa
Ekron.
Lalat merupakan tamu yang selalu ada pada
upacara-upacara persembahan dan tampak
bahwa lalat diambil sebagai simbol kebenaran
bahwa dewa ikut mengambil bagian dalam
persembahan tersebut. Demikianlah, apa yang
dianggap sebagai suatu kegiatan yang
menyenangkan diri diubah menjadi sebuah
kutukan jahat. Simbol-simbol itu dipaksakan
masuk kedalam kerongkongan orang Mesir.
Firaun kemudian berkata bahwa bangsa Israel
dapat mempersembahkan korban di negara
Mesir (Keluaran 8:25), namun Musa menolak
karena bangsa Mesir memandang keji
kegiatan agama asing dan ini merupakan
alasan yang baik. Firaun kemudian berkata
bahwa ia akan mengijinkan mereka pergi asal
tidak terlalu jauh (Keluaran 8:28). Musa
menyingkirkan lalat-lalat tersebut namun
Firaun kembali menolak mengijinkan mereka
pergi.
Musa dan Dewa-dewa Mesir [105]
5. Penyakit sampar pada ternak
Tulah berikutnya mungkin disebabkan dari
Anthrax atau jenis penyakit yang lain yang
disebarkan oleh lalat, namun ini merupakan
perkiraan ilmu pengetahuan modern untuk
mengurangi keajaiban alami campur tangan
Allah. Namun demikian, ternak (termasuk
kuda, lembu, unta, kawanan binatang dan
kambing domba) Israel tidak terpengaruh.
Tentu saja hal ini mungkin terjadi karena
tulah lalat tidak menyerang mereka. Firaun
diberi waktu duapuluh empat jam peringatan
namun ternak-ternak tetap mati. Perbedaan
kekudusan diperpanjang sampai kepada
ternak-ternak mereka karena syarat-syarat
yang berbeda dalam pemberian persembahan
dan ini merupakan simbol dari Mesias yang
dipersembahkan. Di Mesir, lembu juga
dipersembahkan
kepada
Apis
dan
diidentifikasikan dengan tanda-tandanya.
Demikianlah,
matinya
ternak-ternak
merupakan penyerangan langsung pada
manifestasi Apis.
6. Barah
Firaun masih tetap tidak mengijinkan Israel
pergi dan karenanya tulah barah dikirim ke
bangsa Mesir (Keluaran 9:8-12). Para ahli
sihir juga terkena tulah ini. Hal ini
menunjukkan bahwa mereka tidak mampu
mengendalikan masalah ini. Tulah ini
merupakan sebuah penyerangan langsung
terhadap praktik perdukunan dari proses
medis-mistis di Mesir. John J. Davis, dalam
bukunya Moses and the Gods of Egypt, hal
82 mencatat adanya perbedaan di Mesir antara
sihir dan medis.
Tulah ini menimpa hewan dan manusia.
Sebuah cermin atas kondisi mereka yang
najis, namun Firaun masih tetap tidak
mengijinkan bangsa Israel pergi. Kondisi ini
akan terjadi juga pada hari-hari terakhir ketika
manusia akan tertimpa rasa sakit yang timbul
dari tanda binatang (Wahyu 16:11).
Setelah tulah barah dan Firaun tetap tidak
mengijinkan mereka pergi, dinyatakan kepada
Mesir bahwa Allah sebenarnya dapat
menghancurkan mereka, namun hal itu tidak
dilakukanNya agar kuasa Tuhan dapat
dimanifestasikan di seluruh bumi (Keluaran
9:16).
Musa dan Dewa-dewa Mesir [105]
7. Hujan es
Duapuluh empat jam pemberitahuan diberikan
kepada bangsa Mesir agar mereka dapat
memasukkan hewan ternak mereka ke dalam
rumah atau mereka akan mati di padang, baik
manusia maupun binatang mereka. Peringatan
ini diberikan sebagai peringatan dan sebuah
ejekan karena para penyihir Mesir juga
merangkap sebagai dukun pertanian yang
mengendalikan musim. Tulah ini juga akan
digunakan kembali pada hari-hari terakhir
(Wahyu 11:19; 16:21). Mereka yang takut
kepada Tuhan akan masuk ke dalam rumah;
mereka yang tidak akan mati di padang
(Keluaran 9:21). Kilat, hujan es dan api akan
menyapu bumi dan memporak-porandakan
semua manusia dan binatang dan semua
pohon di padang kecuali di tanah Gosyen
(Keluaran 9:26). Firaun menyerah, namun
Musa berkata bahwa ia tahu bahwa Firaun dan
pegawainya belum takut kepada Tuhan Allah
(Keluaran 9:30).
8. Belalang
Tuhan menggunakan tulah ini untuk
menegaskan bagaimana Firaun dan bangsa
Mesir direndahkan, dan supaya anak cucu
bangsa Israel dapat mengetahuinya (Keluaran
10:2). Belalang-belalang itu akan memakan
habis apapun yang tersisa di ladang yang
terluput dari hujan es (Keluaran 10:3-6).
Firaun mencoba untuk membiarkan kaum pria
pergi dan tetap menahan wanita dan anakanak sebagai sandera agar mereka kembali
(Keluaran 10:8-11).
Tulah itu kemudian dikirim dan rusaklah
tanah dan ladang yang ada, dan dengan
demikian hancur pula kekuasaan para dewa
dan
dukun-dukun
pertanian.
Karena
permintaan Firaun, maka Musa berdoa kepada
Tuhan dan bertiuplah angin barat yang sangat
kencang sehingga belalang-belalang itu
terlempar masuk ke dalam Laut Teberau
(Keluaran 10:19).
9. Gelap gulita
Tulah ini merupakan serangan langsung
terhadap kekuasaan tertinggi dewa Mesir,
Dewa Matahari Ra atau Amon-Ra. Kegelapan
yang pekat meliputi Mesir selama tiga hari,
Halaman 9
namun terang tetap bersinar di daerah orang
Israel tinggal (Keluaran 10:21-23).
Kemudian Firaun mengijinkan bangsa Israel
pergi, namun kambing domba dan lembu sapi
harus ditinggal. Musa menolak dengan alasan
mereka harus mempersembahkan korban
sembelihan dan korban bakaran (Keluaran
10:25).
Firaun tetap berkeras hati dan menyatakan
bahwa jika pada hari itu ia melihat wajah
Musa lagi, maka Musa akan mati. Musa
berkata, “Tepat seperti ucapanmu itu! Aku
takkan melihat mukamu lagi!” (Keluaran
10:29). Firaun mengumumkan hukuman atas
dirinya sendiri.
Allah berkata bahwa setelah satu tulah lagi,
Firaun akan mengusir Israel pergi seluruhnya
(Keluaran 11:1).
10. Anak sulung mati
Allah memutuskan untuk membunuh semua
anak sulung bangsa Mesir (Keluaran 11:4).
Namun akan melindungi Israel sedemikian
rupa hingga tidak ada satu anjingpun yang
akan menggonggong sehingga perbedaan
antara kedua bangsa itu akan terlihat jelas.
Anak sulung adalah kudus bagi Tuhan dan
merupakan simbol dari buah sebuah negara.
Bangsa Mesir telah membalik kalendar
dengan membuat malam mengikuti siang
berdasarkan perhitungan matahari. Thoth,
juga dewa Bulan, adalah inti dari para dewa
dan setara dengan Hermes bagi bangsa Mesir.
Ia merupakan konsep terdekat tentang
jurubicara bagi para dewa. Istrinya juga
diistilahkan sebagai Nyonya Rumah bagi
Buku-buku, Nyonya Rumah bagi para
Arsitek, dan Peletak Dasar bagi Kuil-kuil.
Demikianlah jabatan sepasang dewa ini
diasumsikan secara Alkitabiah sesuai dengan
Mesias dan gerejaNya.
Dan dengan demikian pembunuhan anak-anak
sulung pada malam hari pada bulan purnama
dan penyingkiran Israel dari Mesir pada siang
dan malam hari merupakan sebuah pernyataan
kuasa yang melebihi para dewa dan juga
istilah: Hari Yang Akan Datang atau mungkin
masuk k edalam hari seperti yang kata-kata
Mesir yang diartikan oleh beberapa penguasa
Halaman 10
sebagai dasar dari sebuah judul buku kuno
Bab-bab Mengenai Hari Yang Akan Datang
atau apa yang sekarang dikenal dengan Kitab
Kematian (Budge, Arkana, NY 1985
Pendahuluan,
hal.
xciii-xciv);
Bab
Pendahuluan
I,
PERT
EM
HRU,
menyimbolkan kepercayaan bangsa Mesir
kuno yang sangat terkenal bahwa perjalanan
ke Dunia Lain mengisi tubuh orang yang
meninggal selama satu hari satu malam dari
hari kematiannya, dan bahwa ia tidak masuk
ke dalam dunia orang-orang yang diberkati
hingga keesokan paginya pada waktu matahari
terbit.
Sementara orang yang meninggal ditemani di
dalam kubur, kepala agama mengumumkan
kepada orang tersebut bahwa ia adalah Thoth
(inti para dewa) dan Maha Dewa dan bahwa ia
memiliki kuasa untuk melakukan atas
namanya semua yang ia dan Horus lakukan
untuk Osiris…(dalam karya tersebut di atas).
Maka Allah membawa bangsa Israel keluar
pada malam Paskah melewati siang dan
malam hari untuk menunjukkan aspek
kutukan bangsa Mesir setelah Ia membunuh
anak sulung mereka pada tengah malam.
Sehingga
sesuai
pengertian
mereka,
perjalanan orang yang meninggal tidaklah
sempurna, dan bahwa Allah memegang
kendali atas kehidupan dan kematian.
Peraturan
upacara
Paskah
kemudian
ditentukan seperti yang muncul pada Nisan
dimana dari upacara inilah awal tahun yang
kudus ditentukan. Seekor domba harus
dipisahkan pada hari ke sepuluh pada bulan
tersebut bagi setiap keluarga. Domba paskah
adalah Mesias dan bahwa Ia dibunuh pada
hari keempatbelas pada bulan tersebut pada
sore hari. Pada bulan pertama hari
keempatbelas bulan tersebut, kita semua
diperintahkan untuk memakan roti tidak
beragi hingga hari keduapuluh-satu pada
bulan yang sama sore hari (Keluaran 12:18).
Inilah perayaan roti tidak beragi.
Pada malam pembunuhan anak sulung orang
Mesir, orang Israel harus menyapukan darah
pada ambang atas pintu dan tiang-tiangnya
dan mereka harus tinggal di dalam rumah.
Arti penting dari paskah adalah bahwa ketika
Musa dan Dewa-dewa Mesir [105]
malaikat maut melewati daerah kediaman
Israel pada malam itu, ia akan melihat ada
darah domba yang telah dikorbankan, yaitu
Mesias yang telah dikorbankan. Ia akan
dibunuh tepat pada saat upacara ini
dikumandangkan untuk membuka jalan bagi
Israel memasuki sebuah hubungan dengan
Allah. Paskah ini seharusnya menjadi tanda
pada tangan dan mata diantara kita dengan
Tuhan.
Tuhan tidak mengijinkan umatnya pergi
melewati negara Filistin karena jika mereka
melihat perang mereka akan kembali ke Mesir
meskipun rute perjalanan tersebut adalah rute
yang terdekat dan termudah. Ia memimpin
mereka melewati laut Merah (Keluaran 13:1718).
Bangsa Israel berkemah di Pi Ha Hiroth di
depan
Baal-Zephon.
Beberapa
orang
membaca Baal-Zephon sebagai Dewa Angin
Ribut
atau
Penghancur,
yang
lain
menyebutnya sebagai Dewa Musim Dingin.
Meskipun demikian kita berurusan dengan
konsep kekudusan yang lain dan tulah ke
sepuluh yang menimpa Mesir. Oleh sebab itu
kita sedang berurusan dengan kesepuluh
dewa-dewa dari tanah Mesir dan Osiris.
Sementara berada disana, bangsa Israel
dikejar oleh tentara Mesir. Alkitab-alkitab
modern berusaha menyelipkan fakta bahwa
sebenarnya mereka berkemah sedikit ke utara
dari Laut Merah. Ini dilakukan dalam usaha
untuk meniadakan adanya mujizat-mujizat
lain yang terjadi dalam peristiwa ini. Kristus
meletakkan diriNya sendiri dalam sebuah
tiang api dan awan diantara orang Israel dan
Mesir. Kisah ini sangat terkenal.
Dari Keluaran 14:10, ketika tentara Mesir
mendekat, orang Israel mulai merasa takut.
Musa berkata: “Janganlah takut, berdirilah
tetap dan lihatlah keselamatan dari Tuhan,
yang akan diberikanNya hari ini kepadamu;
sebab orang Mesir yang kamu lihat hari ini,
tidak akan kamu lihat lagi untuk selamalamanya. Tuhan akan berperang untuk kamu,
dan kamu akan diam saja.”
Musa diperintahkan untuk mengacungkan
tongkatnya dan membelah lautan dan
Musa dan Dewa-dewa Mesir [105]
kemudian berjalan maju sehingga pasukan
berkuda dan orang-orang Mesir akan
menyusul dan tenggelam: “Maka orang Mesir
akan mengetahui, bahwa Akulah Tuhan.”
Ini menunjukkan betapa Tuhan untuk yang
terakhir kalinya mengeraskan hati Firaun.
Inilah tulah yang ke sepuluh dan yang
terakhir.
Tiang Api Dan Awan
Tiang api memiliki arti penting khusus bagi
bangsa Mesir. Dari judul yang tertulis pada
bab ke 63 dari Kitab Kematian diketahui
bahwa kepala manusia tidak boleh dipenggal
di dunia bawah. Pada bab tersebut, Osiris
mengklaim dirinya sendiri seperti Kristus
sebagai Mesias. Tertulis: Akulah yang Maha
Besar, anak dari yang Maha Besar; Akulah
Api, anak dari Api, kepada siapa
diserahkannya kepalanya setelah dipenggal …
Aku telah membuat diriku sendiri utuh dan
sempurna; Aku telah memperbaharui masamudaku; Akulah Osiris, tuhan atas kekekalan
(Budge, dalam karya tersebut di atas,
Pendahuluan, hal. xxxiv).
Hampir serupa tertulis dalam bab ke 69
(Budge dalam karya yang disebutkan hal.
234), Osiris mengklaim dirinya sebagai Dewa
Api, saudara kudus Dewa Api … anak sulung
dari para dewa dan ahli waris dari ayahku
Osiris-seb (?). Maka pilar api dan awan
keduanya berfungsi sebagai sebuah tanda bagi
Israel dan sebuah cemoohan bagi Mesir (dan
Osiris) yang melihatnya sebagai api. Ketika
mereka ditenggelamkan dan oleh karenanya
tidak ada satupun dari mereka yang terpenggal
kepalanya dalam peperangan. Lebih jauh lagi,
Halaman 11
kematian di dalam air mungkin merupakan
referensi untuk suatu kegiatan kuno yang
sering dilakukan sebelum adanya kerajaan dan
kemudian merupakan larangan terhadap
kegiatan merebus tubuh orang yang sudah
meninggal di dalam air (Budge, dalam karya
tersebut di atas).
Oleh sebab itu Kisah Musa merupakan sebuah
bagian integral mengenai pengertian tentang
paskah. Penting karena berhubungan dengan
tahap-tahap dan segala bentuk penipuan yang
digunakan untuk mencegah pengertian yang
sesungguhnya tentang apa yang terjadi dalam
pemberontakan
manusia
dan
rencana
penyelamatan dalam hubugannya dengan
struktur dan bagaimana membawa kembali
manusia menjadi satu dalam kehendak Allah.
Demikianlah kisah ini berakhir dengan
perjalanan di padang gurun selama empat
puluh tahun. Perjalanan ini melambangkan
perjalanan kerohanian Israel yang berputarputar di dalam sistem dunia sebagai orang
yang terhukum di bawah penderitaan namun
bertumbuh di dalam kasih karunia dan
pengetahuan. Empat puluh tahun merupakan
simbol dari empat yobel dan dua ribu tahun
yang berakhir dengan datangnya Mesias
dalam kuasa dan kemuliaanNya. Dengan
tanganNya yang berkuasa Ia akan membawa
Israel keluar dalam Kisah Keluaran yang
berikutnya yang tertulis dalam Yesaya 66.
Pada waktu ini, mereka yang terpilih akan ikut
membantu sebagai mahluk rohani. Tulahtulah yang menimpa Mesir akan terulang,
seperti yang tertulis nyata dalam nubuatan
tentang Perayaan Tabernakel dan kembalinya
Mesias.
Appendix untuk Musa dan Para Dewa Mesir
Kosmologi Timur Tengah
Secara universal dipahami pada akhir air
bah dan telah diadopsi oleh kosmologi bangsa
Sumeria dan Mesir, tentang adanya dewan
para dewa. Dipahami pula bahwa ada satu
pencipta dari para dewa-dewa tersebut dan
bahwa mereka dipimpin oleh seorang
presiden. Orang Cina memberi istilah bagi
dewa tertinggi sebagai Tuan Surgawi dari
Awal Permulaan. Orang ke dua dari kepala
dewa adalah suatu mahluk yang dikenal
sebagai Permata Yang Berharga yang
pemerintahannya dikelilingi oleh sebuah
dewan. Ia memerintah bumi dan pada suatu
hari akan digantikan oleh Pintu Emas Permata
dari Tuan Surgawi Fajar Hari (New Larousse
Halaman 12
Encyclopedia of Mythology, hal 381).
Pengertian ini sesuai dengan kedudukan
Alkitabiah bahwa dunia ini sekarang
diperintah oleh bintang fajar yang bernama
Setan, yang akan digantikan oleh sebuah
bintang fajar yang baru yaitu Kristus.
Pengertian ini memenuhi seluruh bangsa di
dunia dan akan diterangkan dalam karya dunia
mistik.
Kosmologi
bangsa
Assyro-Babylonia
menyatukan bapa dari elim atau para dewa
yang disebut Ea (New Larousse, hal 56). Ia
menciptakan Marduk yang adalah terang bapa
yang memilikinya. Marduk diletakkan pada
posisi yang memiliki kekuasaan tertinggi oleh
dewan para dewa sebelum terjadinya
peperangan besar antara surga dengan Tiamat.
Ia dinyatakan sebagai pencipta segala sesuatu
dan gembala dari para dewa. Ia diberi segala
kuasa oleh Ea dan dengan demikian
menghisap semua elim lain dan mengambil
alih fungsi dan prerogatif mereka. Bagian ini
berusaha mendekati dan memalsukan bagian
dalam Alkitab.
Bangsa Sumeriapun memiliki peribahasa
Enki: Ayahku, raja alam semesta membawaku
masuk ke dalam keberadaan di dalam alam
semesta, nenek moyangku, raja segala tanah,
mengumpulkan
semua
milikku,
meletakkannya di tanganku … Akulah “kakak
laki-laki dari para dewa … akulah pemimipin
Anunnaki, akulah dia yang telah dilahirkan
sebagai anak sulung dari yang maha kudus
An” (Eliade, Para Dewa, Dewi Dan Mitosmitos Penciptaan, Harper & Row, hal. 22).
Namun hanya agama yang memiliki banyak
allah yang memiliki kenyataaan tentang
adanya kehendak yang di luar Allah Bapa.
Inilah sebabnya mengapa sistem bangsa Mesir
juga salah dimengerti. Mesir memiliki sistem
yang mirip. Dari tulisan-tulisan di peti mati
[Coffin Text] (1, 161 dan seterusnya.
terjemahan karya RT. Rundle Clark dalam
bukunya Myth and Symbol in Ancient Egypt ,
London, 1959, hal. 80), tertulis bahwa antara
tahun 2250-1580 sebelum masehi, Atum
adalah pencipta dari para dewa tertua
(menyamakan dengan dewan para penatua).
Dengan demikian orang Mesir berusaha
Musa dan Dewa-dewa Mesir [105]
membuat suatu dewan para allah yang
dipusatkan pada kepresidenan Atum).
Dari bab 18 buku Kitab Kematian, orang
Mesir memiliki kelompok-kelompok para
dewa dalam sepuluh daerah yang mewakili
sepuluh peristiwa penting dalam sejarah
Osiris, yang masing-masing berada di bawah
satu dewa. Daerah-daerah tersebut adalah:
1. Annu (Heliopolis)
2. Tattu (Busiris)
3. Sekhem (Latopolis)
4. Pe-Tep (Buto)
5. Tanah-tanah Rhekti
6. Abtu (Abydos)
7. Tempat penghakiman
8. Tattu (Mendes)
9. An-rut-f
10. Re-stau.
Dewa-dewa dari daerah-daerah tersebut
adalah:
1. Tem, Shu, Tefnut.
2. Osiris, Isis, Nephthys, Heru-netchhra-tef-f
3. Heru-khenti-an maati, Thoth.
4. Horus, Isis, Kestha (sebelumnya
Mestha), Hapi.
5. Horus, Isis, Kestha.
6. Osiris, Isis, Ap-uat.
7. Thoth, Osiris, Anubis, Astennu.
8. Tiga dewa yang tidak bernama.
9. Ra, Osiris, Shu, Bebi.
10. Horus, Osiris, Isis (Budge, dalam
karya yang disebutkan hal. cvii).
Orang Mesir percaya bahwa upacara ritual
khusus bagi orang yang meninggal oleh para
pendeta yang dengan pantas diurapi, dapat
mengeluarkan tubuh non materi yang disebut
sebagai sahu dari orang yang meninggal,
yang mampu naik ke surga dan tinggal
dimana para dewa berada. Sahu bersifat kekal
dan mengambil bentuk tubuh orang yang
daripadanya ia bersemi. Sahu adalah sebuah
ruangan di dalam jiwa yang diletakkan oleh
para dewa (Budge, dalam karya tersebut di
atas, hal. 280).
Jiwa itu sendiri terdiri dari sebuah ka yang
biasa bertempat tinggal di dalam kubur
bersama tubuh orang yang meninggal
tersebut. Namun, ia dapat berjalan-jalan sesuai
Musa dan Dewa-dewa Mesir [105]
kehendaknya dan memasuki patung orang
yang meninggal tersebut. Itulah sebabnya
orang Mesir tidak menyembah patung-patung;
mereka menyembah apa yang diwakili oleh ka
itu sendiri. Demikianlah, persembahan pada
kubur diadakan agar ka tidak perlu berjalanjalan. Ba atau hati jiwa terpaut dengan ka dan
dapat memalsukan bentuk materi atau non
materi sesuai kehendaknya. Ba digambarkan
sebagai manusia berkepala elang dalam
papyrus Nebqet di Paris.
Kehidupan binatang, dan kebaikan dan
kejahatan, terletak di dalam hati atau ab.
Ketiga hal tersebut dinilai di dalam
penghakiman (yang tampaknya segera terjadi
setelah kematian), yang terjadi di dalam ruang
pengadilan Osiris yang juga adalah hakimnya.
Yang terkutuk akan langsung dimakan habis
oleh Pemakan Kematian, dan dengan
demikian tidak ada konsep umum tentang
Kebangkitan Orang Mati. Mereka yang tidak
dikutuk dengan langsung pergi ke tempat
tinggal
Osiris
dan
masuk
kedalam
kebahagiaan abadi. Pada masa Raja Unas
(Budge, dalam karya tersebut di atas. hal ixii
& 286), ditemukan bukti atas adanya khaibit
atau bayangan yang dihubungkan dengan ba
yang menjadi bagian di dalam ka. Khu juga
Halaman 13
dihubungkan dengan ba atau hati jiwa namun
merupakan mahluk halus, dan yang
sesungguhnya adalah Jiwa itu sendiri. Dalam
situasi apapun jiwa itu tidak dapat mati. Jiwa
itu berdiam di dalam sahu.
Sekhem atau kekuatan dapat dilihat sebagai
sosok roh dari kekuatan vital seseorang.
Sekhem tinggal di surga diantara khus atau
roh-roh.
Biasanya
disebutkan
dalam
hubungannya dengan jiwa dan roh (hal.
ixviii).
Orang mesir memegang teguh kepercayaan
bahwa ren atau nama seseorang harus
diabadikan atau ia akan hilang dan tidak ada
lagi. Nama menduduki tingkatan yang sama
dengan ka. Pandangan ini konsisten dengan
Kitab Kehidupan Alkitab. Oleh sebab itu ada
beberapa jenis konsep yang mirip dengan
Alkitab namun berusaha untuk membenarkan
kekekalan manusia yang sebenarnya hanya
milik Allah, seperti yang tertulis di dalam
Alkitab. Secara serupa, konsep kontrol iblis
dapat diberikan untuk kosmologi kompleks
yang lain.

Download