10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Ada

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Ada beberapa penelitian terdahulu yang substansi pembahasannya
hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti saat ini.
Penelitian terdahulu digunakan oleh peneliti sebagai rujukan pembanding,
supaya penelitian yang dilakukan oleh peneliti kali ini dapat relevan.
Penelitian terdahulu yang menjadi rujukan bagi peneliti, yaitu :
1. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari Politeknik Negeri Sriwijaya
Palembang yaitu Dibyantoro dan Nani Cesimarini (2012) yang berjudul
”Pengaruh Kualitas Pelayanan Jasa Terhadap Kepuasan Pelanggan pada
CV Hapsari Palembang”. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi
kualitas pelayanan jasa yang paling penting bagi pasar sasaran dan
mengidentifikasi penilaian yang diberikan pasar sasaran terhadap
perusahaan berdasarkan dimensi kualitas pelayanan jasa tersebut.
Dengan menganalisis tanggapan pelanggan CV Hapsari Palembang
tersebut, maka perusahaan jasa dapat menilai mana yang belum sesuai
dengan harapan pelanggan. Metode penelitian yang dipergunakan dalam
penelitian ini adalah kualitatif dan kuantitatif. Metode kuantitatif
dipergunakan untuk menggambarkan seberapa besar pengaruh kualitas
pelayanan terhadap kepuasan pelanggan dengan menggunakan analisis
regresi linier berganda, koefisien determinasi, uji t dan uji F, sedangkan
metode kuliatif yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
teknik wawancara.
10
11
Hasil penelitian memperlihatkan kesimpulan yang telah didapat penulis
bahwa masalah yang terdapat di perusahaan tentang pelayanan yang
belum efektif dan pelayanan yang masih lamban. Hal ini ditunjukkan
dengan pengujian koefisien determinasi, dapat diketahui pengaruh
variabel bukti fisik, kehandalan, daya tanggap, jaminan dan empati /
perhatian terhadap kepuasan Pelanggan sebesar 42,7%, sedangkan
sebesar 57,3%dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian. Uji
Signifikasi Simultan (Uji Statistik F) menunjukkan bahwa P
0,05 dan F
hitung
lebih besar dari F
tabel
value
0,000 <
(14,275 > 2,32)yang artinya ada
pengaruh antara variabel bukti fisik, kehandalan, daya tanggap,
jaminandan perhatian/empati terhadap variabel kepuasan pelanggan. Dan
Uji Signifikasi Parameter Individual (Uji Statistik t) dapat diketahui
dimensi kualitas pelayanan jasa yangmemiliki pengaruh terhadap
kepuasan pelanggan CV Haspari Palembang yaitu dimensi bukti fisik
sebesar 0,310 atau sebesar 31%, dimensi kehandalan sebesar 0,255 atau
25,5%, dimensi daya tanggap sebesar 0,176 atau 17,6%, dimensi
jaminan sebesar 0,119 atau 11,9%, dan dimensi empati/perhatian sebesar
0,559 atau sebesar 55,9%. Berdasarkan dari uji t (secara sendiri-sendiri)
didapat ada tiga dimensi kualitas pelayanan jasa yang tidak berpengaruh
terhadap kepuasan pelanggan yaitu kehandalan, daya tanggap, dan
jaminan Hasil uji regresi menunjukkan bahwa variabel empati/perhatian
(Empathy) merupakan variabel yang paling dominan dan variabel yang
paling banyak mempengaruhi kepuasan pelanggan dengan tingkat
pengaruh sebesar 55,9%.
12
2. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti yang berasal dari Universitas
Diponegoro Semarang yaitu Hardiyanti (2010) dengan judul ”Pengaruh
Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Menggunakan Jasa
Penginapan (Villa) Agrowisata Kebun Teh Pegilaran”. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui besaran pengaruh Terhadap Kepuasan
Konsumen Menggunakan Jasa Penginapan (Villa) Agrowisata Kebun
Teh Pegilaran. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan
tipe penelitian kausalitas. Analisis regresi linier berganda digunakan
untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara pelayanan dengan
kepuasan yang didapatkan oleh konsumen.
Hasil dari penelitian ini terdapat hubungan langsung yang signifikan
antara bukti langsung (tangible) dengan kepuasan konsumen, tetapi hal
yang berbeda terjadi dengan keempat variabel lainnya. Kehandalan
berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kepuasan konsumen,
Jaminan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kepuasan
konsumen, Daya tanggap berpengaruh positif tetapi tidak signifikan
terhadap kepuasan konsumen, dan empati tidak berpengaruh positif dan
tidak signifikan terhadap kepuasan konsumen
Untuk lebih jelasnya maka penelitian terdahulu dirangkum dalam
tabel di bawah ini untuk membedakannnya dengan penelitian yang akan
dilakukan oleh peneliti saat ini:
13
No
Tabel 2.1.
Penelitian Terdahulu
Perbandingan Antara Penelitian Terdahulu dengan Rencana Penelitian
yang Akan Dilaksanakan
Peneliti
Judul Penelitian
Perbedaan
Persamaan
1
Dibyantoro dan Pengaruh Kualitas
Nani Cesimarini Pelayanan Jasa
(2012)
Terhadap Kepuasan
Pelanggan pada CV
Hapsari Palembang
2
Hardiyanti
(2010)
Analisis yang
dilakukan oleh
Dibyantoro
dengan
Cesimarini
adalah
Kualitatif dan
kuantitatif
sedangkan
analisis yang
dilakukan oleh
peneliti
nantinya
adalah analisis
kuantitatif saja
Penginapan
(Villa)
Agrowisata
Kebun Teh
Pegilaran
Analisis data yang
digunakan adalah
analisis kuantitatif
yaitu:
a. Regresi Linier
Berganda
b. Determinasi
Berganda
c. Uji t dan uji f.
Pengaruh Kualitas
Pelayanan Terhadap
Kepuasan
Konsumen
Menggunakan Jasa
Penginapan (Villa)
Agrowisata Kebun
Teh Pegilaran
Sumber: Dibyantoro dan Nani Cesimarini (2012), Hardiyanti (2010)
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Kepuasan Pengunjung
A. Pengertian Kepuasan Pengunjung
Kepuasan itu sendiri, menurut Jones dan Suh (2000) dalam Griselda
(2007), terbagi menjadi dua tipe, yaitu kepuasan transaksi spesifik dan
kepuasan menyeluruh. Kepuasan transaksi spesifik yaitu kepuasan
konsumen atau pelanggan yang didasarkan pada hal-hal spesifik yang
dijumpai oleh konsumen atau pelanggan tersebut pada perusahaan/ instansi
14
yang dimaksud, maka kepuasam spesifik ini akan bervariasi atau berbedabeda antara konsumen yang satu dengan konsumen yang lainnya, sesuai
dengan pengalaman yang didapatkan oleh konsumen tersebut. Sedangkan
kepuasan menyeluruh adalah kepuasan konsumen atau pelanggan yang
didasarkan pada keseluruhan hal dan pengalaman yang dijumpai oleh para
konsumen dalam suatu perusahaan/ instansi.
Sedangkan menurut Kotler (2005:70) kepuasan pelanggan adalah
perasaan
senang
atau
kecewa
seseorang
yang
muncul
setelah
membandingkan antara kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap
kinerja yang diharapkan. Siagian (2005: 64) menambahkan bahwa kepuasan
konsumen tidak hanya diperoleh pada saat mendapatkan suatu barang yang
dibelinya, tetapi pelayanan yang diberikan juga mempengaruhi kepuasan
konsumen. Sehingga Siagian mendefinisikan pelayanan konsumen sebagai
proses pemenuhan kebutuhan atau permintaan konsumen secara keseluruhan.
Sedangkan masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang hidup dan
bekerjasama untuk mencapai terkabulnya keinginan-keinginan mereka
bersama (Budiardjo, 2003:39). Sedangkan menurut Bab I Pasal 6 UU
Nomor 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik, masyarakat adalah seluruh
pihak, baik warga negara maupun penduduk sebagai perseorangan,
kelompok, maupun badan hukum yang berkedudukan sebagai penerima
manfaat pelayanan publik, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dengan adanya beberapa pendapat di atas, maka peneliti menyimpulkan
bahwa kepuasan masyarakat adalah rasa puas suatu kelompok manusia atau
15
masyarakat terhadap kualitas produk atau pelayanan dalam proses
pemenuhan kebutuhan atau permintaan masyarakat tersebut.
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pengunjung
Menurut Rangkuti (2006:32), suatu produk baik itu jasa atau barang akan
menimbulkan kepuasan terhadap pelanggan atau konsumen apabila produk
tersebut memiliki beberapa nilai, seperti di bawah ini:
1) Nilai fungsi: manfaat suatu produk dikaitkan dengan kemampuan produk
tersebut untuk memenuhi fungsinya dari sudut pandang pertimbangan
ekonomi.
2) Nilai sosial : manfaat suatu produk dikaitkan dengan kemampuan produk
tersebut untuk mengidentikkan penggunanya dengan kelompok sosial
tertentu.
3) Nilai emosi : manfaat suatu produk dikaitkan dengan kemampuan produk
tersebut untuk membangkitkan perasaan atau emosi penggunanya.
4) Nilai episteme: manfaat suatu produk dikaitkan dengan kemampuan
produk tersebut untuk keingintahuan pemakainya.
5) Nilai kondisi : manfaat suatu produk dikaitkan dengan kemampuan
produk tersebut untuk memenuhi keperluan penggunanya pada saat dan
kondisi tertentu.
Sedangkan menurut Irawan (2009:37-39), ada 5 faktor pendorong
kepuasan pelanggan atau konsumen yang disebut sebagai driver, yaitu :
1) Kualitas Produk
Pelanggan akan merasa puas ketika membeli suatu produk dan
mengetahui bahwa produk yang dibeli memiliki kualitas yang baik.
16
2) Harga
Untuk pelanggan yang sensitif dengan harga, mereka akan cenderung
memilih produk yang memiliki harga murah. Tetapi bagi pelanggan yang
tidak sensitif terhadap harga, maka mereka akan menerima berapapun
harga produk dengan syarat kualitas yang dijanjikan produk terpenuhi
dan produk bekerja sesuai dengan fungsinya.
3) Kualitas Pelayanan
Kualitas produk dan harga seringkali bisa ditiru oleh pihak lain atau
pesaing. Dengan teknologi yang canggih mudah saja bagi para pesaing
untuk mendapatkan produk yang sama dengan harga yang sama. Oleh
karena iti driver yang ketiga ini menjadi andalan bagi perusahaan untuk
menciptakan kepuaan konsumen karena pelayanan terhadap pelanggan
biasanya sulit ditiru.
4) Emosi
Untuk beberapa produk yang berkaitan dengan gaya hidup, seperti
kosmetik, pakaian, teknologi dan yang lainnya, driver kepuasan
pelanggan yang keempat ini relatif sangat penting. Seperti halnya
kepuasan pelanggan akan timbul ketika ia menggunakan barang yang up
to date atau dengan merk terkenal.
5) Kemudahan
Driver yang kelima adalah berhubungan dengan biaya dan kemudahan
untuk mendapatkan produk tersebut. Pelanggan akan semakin puas
apabila produk yang dibeli relatif murah, nyaman, dan efisien dalam
mendapatkannya.
17
Sedangkan Dutka (1994) dalam Samuel (2005) membedakan faktorfaktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan menjadi 3 atribut, yaitu:
1) Attributes related to the product, meliputi :
a. value-price relationship, merupakan faktor sentral dalam menentukan
kepuasan konsumen, apabila nilai yang diperoleh konsumen melebihi
apa yang dibayar, maka suatu dasar penting dari kepuasan konsumen
telah tercipta
b. product quality, merupakan penilaian dari mutu suatu produk
c. product benefit, merupakan manfaat yang dapat diperoleh konsumen
dalam menggunakan suatu produk yang dihasilkan oleh suatu
perusahaan dan kemudian dapat dijadikan dasar positioning yang
membedakan perusahaan tersebut dengan perusahaan lainnya
d. product features, merupakan ciri-ciri tertentu yang dimiliki oleh suatu
produk sehingga berbeda dengan produk yang ditawar-kan pesaing
e. product design, merupakan proses untuk merancang gaya dan fungsi
produk yang menarik dan bermanfaat
f. product reliability and consistency, merupakan keakuratan dan
keterandalan produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam
jangka waktu tertentu dan menunjukkan pengiriman produk pada
suatu tingkat kinerja khusus
g. Range of product or service, merupakan macam dari produk/ jasa
layanan yang ditawarkan oleh perusahaan
18
2) Attributes related to service meliputi
a. Guarantee or warranty, merupakan jaminan yang diberikan oleh suatu
perusahaan terhadap produk yang dapat dikembalikan bila kinerja
produk tersebut tidak memuaskan
b. Delivery, merupakan kecepatan dan ketepatan dari proses pengiriman
produk dan jasa yang diberikan perusahaan terhadap konsumennya
c. Complaint handling, merupakan penanganan terhadap keluhan yang
dilakukan oleh konsumen terhadap perusahaan
d. Resolution of problem, merupakan kemampuan perusahaan dengan
serius dan memecahkan masalah yang dihadapi oleh konsumen.
3) Attributes related to purchase, meliputi:
a. Courtesy, merupakan kesopanan, perhatian, pertimbangan, keramahan
yang dilakukan karyawan dalam melayani konsumennya
b. Communication, merupakan proses penyampian informasi yang
dilakukan oleh karyawan perusahaan kepada konsumennya
c. Ease or convenience acquisition, merupakan kemudahan untuk
mendapatkan pengetahuan tentang produk dari perusahaan
d. Company reputation, adalah reputasi yang dimiliki perusahaan dapat
mempengaruhi pandangan konsumen terhadap perusahaan tersebut
yang akan mengurangi ketidakpastian dan resiko dalam keputusan
pembelian
e. Company competence, adalah kemampuan suatu perusahaan untuk
mewujudkan permintaan yang diajukan oleh konsumen dalam
memberikan pelayanan.
19
C. Model Pengukuran Kepuasan Pengunjung
Pengukuran kepuasan pelanggan mencakup kriteria produk termasuk
kualitas produk, kinerja produk, tingkat penggunaan, dan pemeliharaan.
Kemudian kriteria pelayanan seperti sikap, masa pelayanan, pengiriman
yang tepat waktu, penanganan khusus, akuntabilitas, dan dukungan teknis.
Kriteria citra seperti reliabilitas dan harga. Serta tolok ukur kepuasan
lainnya (Evans, 2007:97).
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengukur dan
memantau kepuasan konsumen. Tjiptono (2006:148) terdapat empat metode
untuk mengukur kepuasan konsumen, yaitu:
1) Sistem keluhan dan saran
Setiap perusahaan yang berorientasi terhadap konsumen (customeroriented) perlu memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi para
konsumennya untuk menyampaikan saran, pendapat, dan keluhan
mereka. Media yang bisa digunakan meliputi kotak saran yang diletakkan
di tempat-tempat strategis (yang mudah dijangkau atau sering dilewati
konsumen), menyediakan kartu komentar, menyediakan saluran telepon
khusus (customer hot lines), dan lainya.
2) Survei kepuasan konsumen
Melalui survei, perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik
secara langsung dari konsumen dan sekaligus memberikan tanda (signal)
positif bahwa perusahaan menaruh perhatian terhadap konsumen.
Pengukuran kepuasan dapat dilakukan dengan berbagai cara (Tjiptono,
2006:18):
20
a. Directly reported satisfaction. Pengukuran dilakukan secara
langsung dengan skala pertanyaan sangat tidak puas, tidak puas,
netral, puas, dan sangat puas.
b. Derived dissatisfaction. Pertanyaan yang diajukan menyangkut dua
hal utama, yaitu besarnya harapan pelanggan terhadap atribut
tertentu dan besarnya yang mereka rasakan.
c. Problem analysis. Pelanggan yang dijadikan responden diminta
untuk mengungkapkan dua hal pokok. Pertama, masalah-masalah
yang mereka hadapi berkaitan dengan penawaran dari perusahaan.
Kedua, saran-saran untuk melakukan perbaikan.
d. Importance performance analysis. Dalam teknik ini, responden
diminta untuk merangkai berbagai elemen (atribut) dari penawaran
berdasarkan derajat pentingnya setiap elemen tersebut. Selain itu
responden juga diminta untuk merangking seberapa baik kinerja
perusahaan dalam masing-masing elemen.
3) Ghost shopping
Metode ini dilaksanakan dengan cara memperkerjakan orang (ghost
shopper) untuk berperan atau bersikap sebagai pelanggan atau pembeli
potensial produk perusahaan dan pesaing. Lalu ghost shopper tersebut
menyampaikan temuan-temuannya mengenai kekuatan dan kelemahan
produk perusahaan dan pesaing berdasarkan pengalaman mereka dalam
pembelian produk-produk tersebut.
21
4) Lost customer analysis
Perusahaan berusaha menghubungi pelanggannya yang telah berhenti
membeli atau telah beralih ke pemasok lainnya. Yang ingin diperoleh
adalah informasi tentang penyebab terjadinya hal tersebut. Informasi ini
sangat berguna bagi perusahaan untuk mengambil kebijakan selanjutnya
dalam rangka meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan.
2.2.2. Kualitas Pelayanan
A. Pengertian Kualitas Pelayanan
Kualitas suatu layanan menjadi isu yang dipandang sangat penting dalam
memasarkan produk dewasa ini supaya produk dapat diterima baik di pasar.
Sebelum membahas tentang konsep kualitas layanan, berbagai ahli
mendefinisikan tentang kualitas. Menurut Edvardsson (1988) dalam
Griselda (2007) menjelaskan bahwa kualitas adalah bagaimana cara untuk
mencari tahu apa yang menciptakan nilai bagi konsumen dan perusahaan
harus membe-rikan nilai tersebut.
Sedangkan Evans (2007:12-13) mendefinisikan kualitas berdasar-kan
dari tiga sudut pandang, yaitu:
1) Perspektif desain, Kualitas merupakan fungsi dari variabel yang spesifik
dan terukur.
2) Pelanggan, Kualitas didasarkan pada asumsi bahwa keinginan konsumen
menentukan kualitas. Kualitas juga diartikan sebagai kelayakan pakai,
yang artinya seberapa baik produk tersebut melaksanakan fungsinya.
22
3) Perspektif operasi, Kualitas dilihat dari sudut produksi dan didefinisikan
sebagai hasil yang diinginkan dari proses operasi atau dengan kata lain
kepatuhan terhadap spesifikasi.
Sedangkan kualitas layanan atau jasa menurut Simamora (2003:180),
kualitas layanan dapat didefinisikan sebagai tingkat keunggulan yang
diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk
memenuhi keinginan pelanggan.
Berry et.al (1988) dalam Yuliana (2007), menjelaskan bahwa kualitas
jasa menjadi senjata kompetitif yang paling kuat oleh banyak organisasi
dalam hal pelayanan. Sedangkan Parasuraman et.al (1985) dalam
Tangkilisan (2007:218-219) menjelaskan bahwa mutu jasa atau pelayanan
seperti yang dirasakan oleh para konsumen, berasal dari suatu perbandingan
antara apa yang mereka rasa harus ditawarkan oleh suatu perusahaan jasa
atau pelayanan, yaitu harapan mereka, dan dengan persepsi mereka tentang
kinerja perusahaan yang memberikan jasa atau pelayanan.
Selanjutnya berkaitan dengan pelayanan publik, pasal 1 UU No 25 Tahun
2009 tentang pelayanan publik menjelaskan bahwa pelayanan publik adalah
kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga
negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/ atau pelayanan administratif
yang
disediakan
oleh
penyelenggara
pelayanan
publik.
Nurcholis
menambahkan bahwa pelayanan publik berhubungan dengan pelayanan
yang masuk kategori sektor publik, bukan sektor privat (2005:287).
23
Pelayanan tersebut dilakukan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan
BUMN/ BUMD.
Dengan adanya beberapa pendapat di atas, maka peneliti menyimpulkan
bahwa kualitas pelayanan publik adalah kualitas pelayanan yang diberikan
oleh negara dan perusahaan milik negara kepada masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan dasarnya dalam rangka menciptakan kesejahteraan
masyarakat.
B. Dimensi Kualitas Pelayanan
Parasuraman et.al dalam Irawan (2009:58), ada lima dimensi dalam
kualitas layanan, yaitu:
1) Dimensi pertama kualitas layanan adalah Tangible. Menimbang bahwa
suatu layanan tidak dapat dilihat, dicium, dan diraba, maka aspek
tangible menjadi penting sebagai ukuran pelayanan. Tangible diartikan
sebagai tampilan fisik seperti peralatan, penampilan karyawan, fasilitas
gedung, dan lainnya.
2) Dimensi kedua kualitas layanan adalah reliabilitas. Dimensi reliabilitas
adalah dimensi yang mengukur keandalan perusahaan dalam memberikan
pelayanan kepada pelanggannya. Dimensi ini sangat penting bagi
sebagian pelanggan, sehingga mereka bersedia mengeluarkan biaya
tambahan agar perusahaan melaksanakan transaksi seperti yang sudah
dijanjikan.
3) Dimensi ketiga kualitas layanan adalah responsivensi. Dimensi ini
berkaitan dengan kesediaan untuk membantu pelanggan dengan
memberikan layanan dengan segera dan tepat,dimensi ini menekankan
24
pada perhatian dan kecepatan dalam menghadapi permintaan, pertanyaan,
keluhan serta kesulitan pelanggan.
4) Dimensi keempat kualitas layanan adalah assurance (keyakinan).
Dimensi ini berkaitan dengan pengetahuan, keramahan, serta kemampuan
karyawan
untuk
menimbulkan
kepercayaan
pelanggan
terhadap
perusahaan. Pelanggan atau konsumen mengganggap bahwa dimensi ini
penting untuk perusahaan yang bergerak di bidang jasa dengan resiko
yang tinggi seperti perbankan dan asuransi.
5) Dimensi kelima dari kualitas layanan adalah empathy (empati). Empati
adalah perhatian secara individu yang diberikan oleh penyedia jasa
sehingga pelanggan merasa penting, dihargai dan dimengerti oleh
perusahaan. Inti dari dimensi ini adalah bagaimana perusahaan
meyakinkan pelanggannya bahwa mereka unik dan istimewa.
C. Manfaat Kualitas Pelayanan
Kualitas pelayanan dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya
(Simamora, 2003:180) yaitu:
1) Layanan yang istimewa (nilai layanan yang benar-benar dialami melebihi
harapan konsumen) atau sangat memuaskan mereka suatu basis untuk
penerapan harga premium. Perusahaan yang memberikan kepuasan tinggi
bagi pelanggannya dapat menetapkan suatu harga yang signifikan.
2) Layanan istimewa membuka peluang untuk diversifikasi produk dan
harga, misalnya pelayanan yang dibedakan menurut kecepatan pelayanan
yang diminta.
25
3) Menetapkan loyalitas pelanggan. Pelanggan yang loyal tidak hanya
potensial untuk penjualan produk yang sudah ada tetapi juga untuk
produk-produk baru dari perusahaan.
4) Pelanggan yang terpuaskan merupakan sumber informative positif dari
perusahaan dan produk-produk bagi pihak luar, bahkan mereka dapat
menjadi pembela bagi perusahaan khususnya dalam menangkal isu-isu
negatif.
5) Pelanggan merupakan sumber informasi bagi perusahaan baik dalam hal
inteljen pemasaran dan pengembangan pelayanan atas produk perusahaan
pada umumnya.
6) Kualitas yang baik berarti menghemat biaya-biaya seperti biaya untuk
memperoleh pelanggan baru, untuk memperbaiki kesalahan, membangun
kembali citra karena wanprestasi dan sebagainya. Jadi mempertahankan
pelanggan yang sudah ada melalui kualitas pelayanan yang memuaskan
merupakan hal yang sangat penting.
7) Kualitas layanan yang didesain dan diimplementasikan secara memadai
bukan hanya memuaskan pelanggan tetapi juga memberikan kepuasan
kerja kepada karyawannya. Karyawan dapat menerima tuntutan untuk
senantiasa memuaskan pelanggan, karena dengan cara demikian ia dapat
memajukan keadaan finansial dan mengekspresikan dirinya. Bagi usaha
layanan, kepuasan karyawan yang berhubungan langsung dengan
pelanggan memegang peranan penting dalam memelihara citra kualitas
yang dibangun.
26
D. Pelayanan Publik di Instansi Pemerintah
Dikarenakan penelitian ini dilakukan di Mini Agro Surabaya yang
merupakan Instansi Pemerintah, maka perlu dicantumkan tentang pelayanan
publik yang dilaksanakan oleh pemerintah. Pelayanan publik oleh birokrasi
publik merupakan salah satu perwujudan dari fungsi aparatur negara sebagai
abdi masyarakat di samping sebagai abdi negara. Pelayanan publik adalah
segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan
publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan publik dan pelaksanaan
ketentuan peraturan perundang – undangan.
Pelayanan umum atau publik menurut Keputusan MENPAN Nomor
63/2004 adalah segala bentuk pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi
Pemerintah di Pusat, di Daerah, dan lingkungan Badan Usaha Milik Negara
atau Badan Usaha Milik Daerah dalam bentuk barang dan jasa, baik dalam
rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka
pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Menurut Keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2004, untuk dapat
memberikan
pelayanan
yang
memuaskan
bagi
pengguna
jasa,
penyelenggaraan pelayanan harus memenuhi asas-asas pelayanan yaitu
sebagai berikut: (1) Transparansi, yaitu sifat terbuka, mudah dan dapat
diakses dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti; (2)
Akuntabilitas, yaitu dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan; (3) Kondisional, yaitu
sesuai dengan
kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap
berpegang pada prinsip efisiensi dan efektifitas; (4) Partisipatif, yaitu
27
mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan
publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat;
(5) Kesamaan Hak, yaitu tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan
suku, ras, agama, golongan, gender dan status; (6) Keseimbangan Hak dan
Kewajiban; yaitu pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi
hak dan kewajiban masing-masing pihak.
2.3. Hubungan antara Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pengunjung
Suatu instansi atau kantor pelayanan masyarakat yang menginginkan
agar instansinya dinilai bekerja dengan baik dan dapat beroperasi secara
terus-menerus harus memberikan kepuasan kepada masyarakat yang
menggunakan jasa layanan mereka. Kepuasan masyarakat merupakan
perbandingan antara kenyataan yang dirasakan oleh masyarakat dengan apa
yang mereka harapkan. Apabila yang dirasakan masyarakat melebihi apa
yang diharapkannya, berarti masyarakat telah terpenuhi kepuasannya. Bila
masyarakat merasa puas, maka mereka akan melakukan merekomendasikan
kepada pihak lain terhadap jasa pelayanan tersebut bila dikemudian hari
muncul kebutuhan yang sama.
Kepuasan pelanggan banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah
satunya adalah kualitas pelayanan (Irawan, 2009:37-39). Sedangkan kualitas
layanan memiliki 5 dimensi yaitu Tangible (bukti fisik), reliability
(keandalan), rensponsiveness (daya tanggap), assurance (jaminan), dan
empathy (empati).
28
A. Pengaruh Tangible Terhadap Kepuasan Pengunjung
Karena suatu bentuk jasa tidak bisa dilihat, tidak bisa dicium dan tidak
bisa diraba maka aspek bukti fisik menjadi penting sebagai ukuran dari
pelayanan. Pelanggan akan menggunakan indera penglihatan untuk
menilai suatu kulitas pelayanan.
Menurut Parasuraman, Zeithaml dan Barry (1988) dalam Fandy dan
Gregorius Chandra, 2005) bukti fisik (tangible) adalah dimensi yang
berkenaan dengan daya tarik fasilitas fisik, perlengkapan, dan material
yang digunakan perusahaan, serta penampilan karyawan. Sedangkan
Kotler (2005:617) mendefinisikan bukti fisik (tangible) sebagai
kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya kepada
pihak luar. Penampilan dan kemampuan sarana serta prasarana fisik
perusahaan dan keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari
pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa. Fasilitas fisik tersebut
meliputi gedung, perlengkapan dan peralatan yang dipergunakan
(teknologi), serta penampilan pegawainya Variabel bukti fisik dapat
ditampilkan dengan indikator-indikator sebagai berikut:
FL : Fasilitas yang lengkap
KR : Karyawan selalu berpakaian rapi.
KL : Keamanan lingkungan
KL : Kenyamanan lingkungan
Hubungan bukti fisik dengan kepuasan konsumen adalah bukti fisik
mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan konsumen. Semakin baik
persepsi konsumen terhadap bukti fisik maka kepuasan konsumen juga
29
akan semakin tinggi. Dan jika persepsi konsumen terhadap bukti fisik
buruk maka kepuasan konsumen juga akan semakin rendah.
B. Pengaruh Reliability Terhadap Kepuasan Pengunjung
Menurut Parasuraman. et al. 1998 dalam Rambat L dan A. Hamdani,
(2006:182) kehandalan (reliability) yaitu kemampuan perusahaan untuk
memberikan pelayanan sesuai dengan apa yang dijanjikan secara akurat
dan terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan harapan konsumen yang
berarti ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua pelanggan
tanpa kesalahan, sikap yang simpatik, dan dengan akurasi yang tinggi.
Pemenuhan janji dalam pelayanan akan mencerminkan kredibilitas
berusahaan. Variabel kehandalan dapat ditampilkan dengan indikatorindikator sebagai berikut :
PB : Pelayanan yang baik
CK : Cara kerja karyawan yang profesional
KA : Kemudahan dalam sistem administrasi
Hubungan kehandalan dengan kepuasan konsumen adalah kehandalan
mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan konsumen. Semakin baik
persepsi konsumen terhadap kehandalan perusahaan maka kepuasan
konsumen juga akan semakin tinggi. sebaliknya jika persepsi konsumen
terhadap kehandalan buruk maka kepuasan konsumen juga akan semakin
rendah
30
C. Pengaruh Responsiveness Terhadap Kepuasan Pengunjung
Dimensi ini adalah dimensi yang paling dinamis. Harapan konsumen
hampir dapat dipastikan akan berubah seiring dengan kecepatan daya
tanggap dari pemberi jasa.
Menurut Parasuraman. Dkk. 1998 dalam Rambat L dan A. Hamdani,
(2006:182) daya tanggap (responsiveness) yaitu suatu kebijakan untuk
membantu dan memberikan pelayanan yang cepat (responsif) dan tepat
kepada pelanggan, dengan penyampaian informasi yang jelas. Dan
membiarkan konsumen menunggu merupakan persepsi yang negative
dalam kualitas pelayanan.
Menurut Parasuraman, Zeithaml dan Barry (1988) dalam Fandy dan
Gregorius Chandra (2005) daya tanggap (responsiveness) berkenaan
dengan kesediaan dan kemampuan para karyawan untuk membantu para
konsumen dan merespons permintaan mereka, serta menginformasikan
kapan jasa akan diberikan dan kemudian memberikan jasa secara cepat.
Tingkat kesediaan atau kepedulian ini akan dilihat sampai sejauh mana
pihak perusahaan berusaha dalam membantu konsumennya. Adapun
bentuknya bisa dilakukan dengan penyampaian informasi yang jelas,
tindakan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh pelanggan. Sedangkan
Kotler (2001:616) mendefinisikan daya tanggap sebagai kemauan untuk
membantu konsumen dan memberikan jasa dengan cepat. Variabel daya
tanggap dapat ditampilkan dengan indikator-indikator sebagai berikut :
PC : Pelayanan yang cepat
PK : Penanganan terhadap keluhan
31
PI : Penyampaian informasi
Hubungan daya tanggap dengan kepuasan konsumen adalah daya
tanggap mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan konsumen.
Semakin baik persepsi konsumen terhadap daya tanggap perusahaan
maka kepuasan konsumen juga akan semakin tinggi. Dan jika persepsi
konsumen terhadap daya tanggap buruk maka kepuasan konsumen juga
akan semakin rendah.
D. Pengaruh Assurance Terhadap Kepuasan Pengunjung
Kotler
(2005:617)
mendefinisikan
keyakinan
(assurance)
adalah
pengetahuan terhadap produk secara tepat, kesopansantunan karyawan
dalam memberi pelayanan, ketrampilan dalam memberikan informasi,
kemampuan dalam memberikan keamanan dan kemampuan dalam
menanamkan
kepercayaan
dan
keyakinan
pelanggan
terhadap
perusahaan.
Menurut Parasuraman. et al. 1998 dalam Rambat L dan A. Hamdani,
(2006:182)
assurance
yaitu
pengetahuan,
kesopansantunan,
dan
kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya
para konsumen kepada perusahaan. Hal ini meliputi beberapa komponen
antara lain komunikasi (communication), kredibilitas (credibility),
keamanan (security), kompetensi (competence), dan sopan santun
(courtesy). Variabel jaminan dan kepastian dapat ditampilkan dengan
indikator-indikator sebagai berikut:
JK : Jaminan terhadap kesalahan kinerja
KP : Kualitas pelayanan yang baik
32
PK : Pengetahuan karyawan
Hubungan jaminan dengan kepuasan konsumen adalah jaminan
mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan konsumen. Semakin baik
persepsi konsumen terhadap jaminan yang diberikan oleh perusahaan
maka kepuasan konsumen juga akan semakin tinggi. Dan jika persepsi
konsumen terhadap jaminan yang diberikan oleh perusahaan buruk maka
kepuasan konsumen juga akan semakin rendah.
E. Pengaruh Empathy Terhadap Kepuasan Pengunjung
Menurut Parasuraman. Dkk. 1998 dalam Lupiyoadi dan Hamdani
(2006:182), empati (emphaty) yaitu perhatian dengan memberikan sikap
yang tulus dan berifat individual atau pribadi yang diberikan perusahaan
kepada pelanggan seperti kemudahan untuk menghubungi perusahaan,
kemampuan karyawan untuk berkomunikasi dengan pelanggan dan usaha
perusahaan untuk memahami keinginan dan kebutuhan pelanggan.
Dimana
suatu
perusahaan
diharapkan
memiliki
pengertian
dan
pengetahuan tentang pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan secara
spesifik, serta memiliki waktu pengoperasian yang nyaman bagi
pelanggan.
Kotler (2005:617) mendefinisikan empati sebagai syarat untuk peduli,
memberikan perhatian pribadi bagi konsumen. Dimensi empati ini adalah
dimensi kelima dari kualitas pelayanan. Secara umum dimensi ini
memang dipersepsikan kurang penting dibandingkan dengan dimensi
kehandalan dan daya tanggap bagi konsumen, study yang dilakukan
Frontier selama beberapa tahun terakhir untuk berbagai industri
33
mengkonfirmasikan hal ini. Akan tetapi untuk kelompok konsumen kelas
atas, dimensi ini bisa menjadi dimensi yang paling penting. Variabel
empati dapat ditampilkan dengan indikator-indikator sebagai berikut :
PR : Pelayanan yang ramah
PI : Perhatian secara individual
KH : Karyawan yang menghormati konsumennya
Hubungan kepedulian dengan kepuasan konsumen adalah kepedulian
mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan konsumen. Semakin baik
persepsi konsumen terhadap kepedulian yang diberikan oleh perusahaan
maka kepuasan konsumen juga akan semakin tinggi. Dan jika persepsi
konsumen terhadap kepedulian yang diberikan oleh perusahaan buruk
maka kepuasan konsumen juga akan semakin rendah
2.4. Kerangka Konseptual
Data di atas menunjukkan bahwa kualitas layanan berkaitan erat
dengan kepuasan konsumen atau dalam hal ini adalah pengunjung.
Kepuasan masyarakat yang melakukan kunjungan ke Unit Pelayanan Teknis
Dinas (UPTD) Mini Agro Dinas Pertanian Kota Surabaya memberikan
dorongan khusus terhadap masyarakat itu sendiri untuk menjalin ikatan
relasi untuk saling menguntungkan dalam jangka panjang dengan pihak
Mini Agro Surabaya. Ikatan emosional semacam ini memungkinkan instansi
tersebut untuk memahami harapan dan kebutuhan spesifik masyarakat. Pada
gilirannya, instansi dapat meningkatkan kepuasan terhadap masyarakat,
yang mana instansi pelayanan publik atau dalam penelitian ini adalah Mini
Agro Dinas Pertanian Kota Surabaya yang memaksimumkan pengalaman
34
masyarakat yang menyenangkan dan meminimumkan atau meniadakan
pengalaman yang kurang menyenangkan.
Selanjutnya, konsep merupakan suatu abstraksi yang dibentuk melalui
generalisasi
dari
pengamatan
terhadap
fenomena-fenomena
(fakta)
(Hermawan, 2005:50). Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
A. Kualitas/ Mutu Pelayanan Publik, yaitu kualitas pelayanan yang
diberikan oleh negara dan perusahaan milik negara kepada masyarakat
untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dalam rangka menciptakan
kesejahteraan masyarakat. Dalam penelitian ini, kualitas pelayanan
publik diindikatori oleh 5 dimensi pelayanan publik yaitu Tangible
(bukti fisik), reliability (keandalan), rensponsiveness (daya tanggap),
assurance (jaminan), dan empathy (empati).
B. Kepuasan Masyarakat atau pengunjung, yaitu rasa puas suatu
masyarakat yang melakukan kunjungan terhadap kualitas produk atau
pelayanan pihak Unit Pelayanan Teknis Dinas (UPTD) Mini Agro
Dinas Pertanian Kota Surabaya dalam proses pemenuhan kebutuhan
atau permintaan masyarakat pengunjung. Dalam penelitian ini,
kepuasan masyarakat atau pengunjung diindikatori oleh attributes
related to product, attributes related to service, dan attributes related
to purchase. Dikarenakan dalam penelitian ini meneliti tentang
kepuasan atas pelayanan maka yang digunakan oleh peneliti adalah
dua indikator yaitu attributes related to service (pelayanan), dan
attributes related to purchase (kompetensi atau kemampuan).
35
Dengan demikian, kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
Kualitas Layanan:
Tangible (X1)
Reliability (X2)
Responsiveness (X3)
Assurance (X4)
Empathy (X5)
Kepuasan Masyarakat
(Y)
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti pengaruh kelima dimensi
kualitas pelayanan yang terdiri dari tangible, reliability, responsiveness,
assurance, dan empathy terhadap kepuasan masyarakat pengunjung di Unit
Pelayanan Teknis Dinas (UPTD) Mini Agro Dinas Pertanian Kota
Surabaya.
2.5. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini yaitu:
1. Adanya pengaruh secara parsial dari dimensi kualitas pelayanan
(tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy) terhadap
kepuasan pengunjung di Unit Pelayanan Teknis Dinas (UPTD) Mini
Agro Dinas Pertanian Kota Surabaya.
2. Adanya pengaruh secara simultan dari dimensi kualitas pelayanan
(tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy) terhadap
kepuasan pengunjung di Unit Pelayanan Teknis Dinas (UPTD) Mini
Agro Dinas Pertanian Kota Surabaya.
36
Kemudian, rumusan dan kerangka hipotesis dalam penelitian ini dapat
digambarkan pada kerangka hipotesis di bawah ini:
H0:  = 0, H1:   0
Keterangan:
H0 =
hipotesis nol
H1 =
hipotesis alternatif
 =
koefisien regresi pengaruh kualitas pelayanan (tangible, reliabilities,
responsiveness,
assurance,
dan
empathy)
terhadap
kepuasan
pengunjung di Unit Pelayanan Teknis Dinas (UPTD) Mini Agro
Dinas Pertanian Kota Surabaya
Tangible
(X1)
YX1
Reliability
(X2)
 YX2
Responsiveness
(X3)
 YX3
Assurance
(X4)
 YX4
Empathy
(X5)
 YX5
Kepuasan
masyarakat
(Y)
Gambar 2.2. Hipotesis Penelitian
Download