upaya peningkatan kemampuan guru kelas v dalam

advertisement
Variasi : Majalah Ilmiah Universitas Almuslim, Volume 9, Nomor 3, September 2017 9 - 14
ISSN : 2085-6172
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU KELAS V DALAM
PEMBELAJARAN BERPUSAT KOOPERATIF MELALUI
SUPERVISI KLINIS DI SD NEGERI 13 LANGSA
TAHUN PELAJARAN 2015-2016
Jasimah
Sekolah Dasar Negeri 13 Langsa
Diterima 14 Agustus 2017/Disetujui 24 Agustus 2017
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi masih kurangnya pemahaman guru tentang teknik dan
pembelajaran berpusat kooperatif dalam kegiatan belajar mengajar, khususnya di SD Negeri 13
Langsa. Dalam Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini penulis mengajukan usulan tindakan
agar guru-guru menerapkan pembelajaran berpusat kooperatif dalam kegiatan belajar mengajar
sebagai upaya meningkatkan kemampuan guru kelas V. Tujuan khusus dari kegiatan PTS ini
adalah untuk mengetahui kemampuan guru kelas V dengan model pembelajaran kooperatif
melalui supervisi klinis di SD Negeri 13 Langsa tahun pelajaran 2015-2016. Hal ini dibuktikan
dengan naiknya skor hasil kegiatan pembelajaran dari 49 menjadi 67 pada siklus 1 dan 78
pada siklus 2. Total kenaikan sebesar 59%. Proses supervisi klinis atau dalam hal ini
pembimbingan dengan partisipasi aktif kepala sekolah sebagai peneliti, dari kondisi awal
belum dilaksanakan semula 0 menjadi dilaksanakan dengan skor keberhasilan 18 pada siklus 1,
dan keberhasilan 29 pada siklus 2, sehingga total kenaikan keberhasilan 96%.
Kata Kunci: kemampuan guru, pembelajaran berpusat kooperatif, supervisi klinis
PENDAHULUAN
Kegiatan supervisi klinis yang dilakukan peneliti berupaya mempengaruhi guru selalu termotivasi
dan merasa sebagai agen pembelajaran yang sesuai dengan ketentuan. Maka peneliti sebagai kepala
sekolah melakukan supervisi klinis dengan terprogram dan selalu berupaya meningkatkan
kemampuan guru untuk melaksanakan pembelajaran dengan tertib dan baik. Apabila supervisi
sudah dilaksanakan secara rutin, terprogram dan berkelanjutan sesuai dengan prosedur ketentuan
yang ada, maka diharapkan guru mampu untuk melaksanakan pembelajaran model kooperatif yang
baik, berkualitas serta mampu mengubah perilaku peserta didik untuk lebih aktif belajar dan pada
gilirannya mampu mencapai kemajuan prestasi belajar yang lebih baik.
Berdasarkan hal tersebut, masalah yang akan dibahas adalah apakah melalui supervisi klinis dapat
meningkatkan kemampuan guru kelas V dengan model pembelajaran kooperatif di SD Negeri 13
Langsa tahun pelajaran 2015-2016?. Berdasarkan permasalahan yang ingin diteliti dalam penelitian
ini, maka tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kemampuan guru kelas V dengan model
pembelajaran kooperatif melalui supervisi klinis di SD Negeri 13 Langsa tahun pelajaran 20152016. Supervisi Klinis diartikan sebagai bentuk pembinaan kinerja guru dalam mengelola proses
pembelajaran. (Sulivan & Glanz, 2005) Tujuan supervisi klinis adalah untuk memperbaiki dan
meningkatkan ketrampilan mengajar guru di kelas.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan selama 5 (lima) bulan, mulai dari 22 Juli s.d 11 November 2015. Subjek
penelitian adalah guru kelas V SD Negeri 13 Langsa tahun pelajaran 2015-2016. Data awal
penelitian berupa hasil supervisi secara rutin dari peneliti sebagai kepala sekolah, serta data akhir
diperoleh melalui observasi, dokumentasi dan pengisian lembar instrumen penelitian. Instrumen
penelitian berupa lembar observasi dan lembar penilaian, berguna untuk mencatat semua peristiwa
Jasimah ----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Variasi : Majalah Ilmiah Universitas Almuslim, Volume 9, Nomor 3, September 2017 10 - 14
ISSN : 2085-6172
pelaksanaan tugas guru dalam pembelajaran selama penelitian berlangsung. Sedangkan, analisis
data dengan menggunakan analisis deskriptif komparatif, yaitu membandingkan pelaksanaan
pembelajaran pendekatan kooperatif sebelum dilaksanakan supervisi klinis dan pembelajaran
sesudah dilakukan supervisi klinis.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal (Pra Tindakan)
Guru melakukan pengelolaan pembelajaran berpusat kooperatif tampak kurang maksimal. Belum
banyak muncul skor 3 atau skor yang terpenuhi, berarti belum ada yang nampak baik. Mereka
hanya mengajar menggunakan buku teks yang dimiliki tanpa memperhatikan silabus dan RPP.
Metode yang digunakan hanya ceramah tidak bervariasi dan tugas mengerjakan soal saja. Salah
satu guru belum menggunakan alat peraga, sedangkan guru yang menggunakan alat peraga tersebut
belum maksimal. Perbaikan dan pengayaan juga belum dilakukan dengan baik dapat dilihat pada
tabel 1.
Tabel 1. Data Awal Pembelajaran Model Kooperatif Sebelum Penelitian Tindakan
No.
Indikator
Guru A
Guru B
Rata-rata
I
Metode dan pengelolaan Kelas
1.Pengelolaan siswa bervariasi
2
2
2
2. Kegiatan siswa bervariasi
2
2
2
3.Peran siswa dlm kelompok kecil
2
2
2
4. Kelompok belajar siswa beragam
1
2
1,5
II
Ketrampilan bertanya
5. Guru memberi kesempatan siswa
3
2
2.5
6. Guru mendorong siswa bertanya
2
2
2
7.Siswa berani bertanya
2
2
2
III
Pelayanan individual
8. Ada program pengembangan
1
2
1,5
9. Penyelesaian tugas siswa
3
2
2,5
10.Guru melakukan tindak lanjut
2
2
2
IV
Sumber belajar dan alat bantu
11. Gutu menggunakan berbagai sumber
1
2
1,5
12. Guru membuat alat bantu
2
2
2
13.Guru trampil mengunakan alat bantu
2
2
2
V
Umpan balik dan penilaian
14.Guru memberi umpan balik menantang
2
2
2
15. Guru menggunakan berbagai penilaian
3
2
2,5
16.Guru memberi penghargaan
1
2
1,5
VI
Komunikasi dan Interaksi
17.Penggunaan bahasa guru
2
2
2
18.Ada komunikasi antara guru dan siswa
2
2
2
VII Keterlibatan siswa
19. Siswa aktif dlm pembelajaran
2
2
2
20. Guru memberi kesempatan kpd siswa
2
2
2
VIII Refleksi
21.Guru meminta siswa menulis kesan
2
2
2
22.Guru melakukan refleksi diri
2
2
2
IX
Hasil Karya
23. Hasil karya siswa dipajang
2
2
2
X
Hasil belajar
24.Hasil belajar memenuhi KKM
1
2
1,5
25.Siswa percaya diri berani tampil
2
2
2
48
50
49
Jumlah skor
Jasimah ----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Variasi : Majalah Ilmiah Universitas Almuslim, Volume 9, Nomor 3, September 2017 11 - 14
ISSN : 2085-6172
Kategori
Keterangan:
Skor perolehan: Skor 0 – 49 kategori kurang,
Skor 50 – 75 kategori cukup,
Skor 76 – 100 kategori baik.
Kurang
Cukup
Kurang
Siklus I
Perencanaan Tindakan
Standar proses berisi aturan yang harus dilakukan guru dalam pembelajaran. Pedoman pengelolaan
pembelajaran kooperatif berisi model pembelajaran dan pengelolaan kelas dalam melaksanakan
model pembelajaran kooperatif yang dilakukan guru. Peneliti melakukan koordinasi dengan wakil
kurikulum tentang rencana tindakan pembimbingan dalam Penelitian Tindakan Sekolah ini.
Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan supervisi klinis adalah dengan melakukan pembinaan dan pembimbingan secara
bersama-sama oleh peneliti terhadap kelompok guru kelas V sebanyak 2 orang. Tindakan ini
dilakukan khusus tentang pengelolaan pembelajaran model kooperatif pada guru kelas V yaitu:
pemahaman isi standar proses, memilih metode dan pengelolaan kelompok siswa di kelas,
ketrampilan bertanya, pelayanan individu, sumber belajar dan alat bantu mengajar, umpan balik
dan penilaian, komunikasi dan interaksi, keterlibatan siswa, refleksi, hasil karya siswa dan hasil
belajar siswa. Pada akhir kegiatan ini peneliti melakukan simulasi dengan guru-guru melalui
langkah-langkah pembelajaran yang telah disusun bersama. Guru tidak segan-segan untuk bertanya
dan mengemukakan pendapatnya kepada peneliti, sehingga ia merasa siap untuk mempraktikkan
pembelajaran berpusat kooperatif tersebut satu minggu berikutnya.
Observasi
Hasil Tes Siklus I
Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti dan teman sejawat terhadap mutu pembelajaran guru
kelas V dapat dilihat pada kegiatan siklus 1, dan dapat dilihat pada tabel 2 dapat diketahui bahwa
skor mutu pembelajaran guru kelas V yaitu guru A adalah 66,5 sedangkan guru B adalah 67,5 dan
rata-ratanya adalah 67 termasuk masih dalam kategori cukup (kurang memuaskan). Tampak
dalam tabel 2 sebagai berikut:
Tabel 2.
Hasil Rata–rata Pengamatan Proses Pembelajaran Kooperatif pada Akhir Siklus 1
Skor Mutu Pembelajaran
No.
Pengamat
Rata-rata
Guru A
Guru B
1 Peneliti
65
68
66,5
2 Wakil Kurikulum (teman sejawat)
68
67
67,5
66,5
67,5
67
Rata-rata
Sedangkan hasil pengamatan pelaksanaan tindakan pembimbingan dapat dilihat pada tabel 3 teman
sejawat mengamati tindakan peneliti dalam membimbing dengan partisipasi aktif.
Tabel 3 Hasil Rata-rata Pengamatan Proses Pembimbingan secara Individu pada Akhir Siklus 1
Skor Pembimbingan untuk
No.
Pengamat
Keterangan
Guru A Guru B Rata-rata
1
Wakil Kurikulum (Teman sejawat) 17
19
18
Keterangan:
Skor data pembimbingan:
0–10 kurang maksimal,
11–20 cukup,
21–30 maksimal.
Jasimah ----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Variasi : Majalah Ilmiah Universitas Almuslim, Volume 9, Nomor 3, September 2017 12 - 14
ISSN : 2085-6172
Terlihat bahwa skor pembimbingan untuk guru kelas untuk guru A (kurang) dan guru B (cukup)
adalah 17 dan 19 sehingga rata-rata 18 atau masih dalam kategori cukup dan belum maksimal.
Masih ada beberapa butir indikator yang belum tampak optimal, bahkan ada yang sama sekali tidak
muncul, misalnya mengemukakan tujuan, pembimbingan pada evaluasi pembelajaran, penggunaan
multi metode dan multi media, maupun memunculkan ide-ide atau gagasan guru.
Refleksi
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan pada siklus 1 dan untuk mengetahui apakah
kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran meningkat, maka hasil pengamatan pada
akhir siklus 1 dibandingkan dengan data awal. Data awal untuk guru A rata-rata 48 dan guru B
rata- rata 50 , maka rata -rata seluruh adalah 49 (kategori kurang). Pada siklus 1 diperoleh data
rata-rata untuk guru A adalah 66,5 dan untuk guru B adalah 67,5 maka rata-rata 67. Data ini
tampak dalam tabel 4 di bawah ini.
Tabel 4.
No.
Rata-rata Data Awal dan Akhir Siklus 1
Data Penelitian
Data Awal
Siklus 1
Kenaikan
1
Mutu Pembelajaran
49
67
18
2
Pembimbingan
0
18
18
Keterangan: Skor maksimal mutu pembelajaran 100 dan pembimbingan 30.
Prosentase
Kenaikan
36,7 %
60 % .
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa mutu proses pembelajaran mengalami kenaikan
18 skor atau 36,7 % dan pelaksanaan pembimbingan mencapai skor 18 atau 60 %. Pada proses
pembelajaran sebagian besar belum tampak pada proses elaborasi dan konfirmasi, serta nuansa
pembelajaran kooperatif belum maksimal. Sedangkan untuk pembimbingan masih ada yang belum
Nampak, yaitu; penyampaian tujuan pembimbingan, pembimbingan pada evaluasi pembelajaran,
penggunaan multi metode, memunculkan ide-ide guru, dan masih menggurui guru. Berdasarkan
hasil siklus 1 tersebut, maka pembimbingan akan dilakukan lagi dengan memenuhi semua indikator
pembimbingan, dengan harapan mutu pembelajaran juga akan meningkat.
Siklus II
Perencanaan tindakan
Setelah melakukan refleksi antara peneliti dengan kolaborator, maka peneliti merencanakan
tindakan pada siklus ke 2. Peneliti melakukan koordinasi dengan wakil kurikulum untuk
menentukan tindakan pembimbingan pada siklus 2. Disepakati akan dilakukan pembimbingan
secara individu kepada setiap guru sesuai dengan masalah yang dihadapi. Peneliti menyiapkan
materi dan instrumen observasi pembimbingan dan observasi pembelajaran.
Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan supervisi klinis atau pembimbingan tentang perbaikan proses pembelajaran ke arah
pembelajaran berpusat kooperatif oleh peneliti terhadap guru kelas V SD Negeri 13 Langsa
dilakukan secara individual dengan mempertimbangkan kelemahan yang ada pada tiap guru
tersebut. Dengan diamati oleh wakil kurikulum (teman sejawat), peneliti menyampaikan tujuan
pembimbingan. Pembimbingan dengan mengkaji RPP secara bersama yang telah dimiliki,
disesuaikan dengan standar proses, dan pedoman model pembelajaran Kooperatif yang di
dalamnya terdapat penentuan alat peraga, metode, langkah-langkah pembelajaran, dan evaluasi
hasil belajar, refleksi, tindak lanjut maupun pencapaian KKM yang dirumuskan.
Observasi
Ringkasan hasil pengamatan proses pembelajaran guru kelas V SD Negeri 13 Langsa pada siklus 2
dapat dilihat pada tabel 5. Rata-rata skor hasil pengamatan untuk guru A adalah 76,5, sedangkan
Jasimah ----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Variasi : Majalah Ilmiah Universitas Almuslim, Volume 9, Nomor 3, September 2017 13 - 14
ISSN : 2085-6172
pengamatan untuk guru B adalah 79,5, Rata-rata total menjadi 78 atau masuk dalam kategori baik
atau mampu melaksanakan pembelajaran berpusat kooperatif. Selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran. Hal yang belum muncul adalah penerapan teknologi informasi, dan melakukan pameran.
Tabel 5.
Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran pada Akhir Siklus 2
Skor Mutu Pembelajaran
No.
Pengamat
Guru A
Guru B
1 Peneliti
77
80
2 Wakil Kurikulum (teman sejawat)
76
79
76,5
79,5
Rata-rata
Keterangan: skor data mutu pembelajaran maksimal adalah 100
Rata-rata
78,5
77,5
78
Data pembimbingan siklus 2 dapat dilihat pada tabel 6 berikut. Hasil pengamatan teman sejawat
terhadap peneliti dalam melakukan pembimbingan adalah 29 untuk semua guru. Atau sudah
nampak maksimal karena mendekati skor 30.
Tabel 6.
Hasil Pengamatan Proses Pembimbingan secara individu Pada Akhir Siklus 2
Skor Pembimbingan untuk
No.
Pengamat
Keterangan
Guru A
Guru B
Rata-rata
1
Teman sejawat
29
29
29
Keterangan: Skor data maksimal pembimbingan adalah 30
Refleksi
Berdasarkan skor siklus 2, maka dapat dilihat peningkatan dari siklus 1 sampai siklus 2 (tampak
dalam tabel 7). Peningkatan mutu pembelajaran adalah naik 11 skor atau 16,4 %, sedangkan
keberhasilan proses pembimbingan adalah naik 11 atau 36 %.
Tabel 7. Rata-rata Data Akhir siklus 1 dan Akhir Siklus 2
No.
Data Penelitian
Siklus 1
Siklus 2 Kenaikan Persentase Kenaikan
1
Mutu Pembelajaran
67
78
11
22,3 %
2
Pembimbingan
18
29
11
36 %
Keterangan : Skor maksimal mutu pembelajaran 100 dan pembimbingan 30.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Sekolah yang berjudul:
“Upaya Peningkatan Kemampuan Guru kelas V dalam Pembelajaran Berpusat Kooperatif Melalui
Supervisi Klinis di SD Negeri 13 Langsa Tahun Pelajaran 2015-2016” ternyata dibuktikan dengan
naiknya skor hasil kegiatan pembelajaran dari 49 menjadi 67 pada siklus 1, dan 78 pada siklus 2.
Total kenaikan sebesar 59 %. Proses supervisi klinis atau dalam hal ini pembimbingan dengan
partisipasi aktif Kepala sekolah sebagai peneliti, dari kondisi awal belum dilaksanakan semula 0
menjadi dilaksanakan dengan skor keberhasilan 18 pada siklus 1, dan keberhasilan 29 pada siklus
2, sehingga total kenaikan keberhasilan 96%. Selain kenaikan skor data pengamatan di atas,
keberhasilan tindakan juga dibuktikan dengan tampaknya indikator keberhasilan sebagai berikut :
1. Pembimbingan kelompok kecil dan individu dilakukan secara serius menarik;
2. Guru melaksanakan pembelajaran model kooperatif dengan bimbingan kepala sekolah sebagai
peneliti;
3. Peneliti banyak memberi contoh pembelajaran yang menarik hati;
4. Peneliti menjelaskan isi standar proses dan pengelolaan pembelajaran model kooperatif serta
teknis memasukannya dalam kegiatan inti proses pembelajaran;
5. Pelaksanaan pembimbingan dilakukan secara teratur, karena dilakukan sendiri oleh kepala
sekolah sebagai peneliti.
Jasimah ----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Variasi : Majalah Ilmiah Universitas Almuslim, Volume 9, Nomor 3, September 2017 14 - 14
ISSN : 2085-6172
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen PMPTK. 2010. Penelitian Tindakan Sekolah, Jakarta: Kemendiknas.
------------------, 2010. Supervisi Akademik, Jakarta: Kemendiknas.
Moh. User Usman, 1995. Menjadi Guru Professional. Jakarta: Kemendiknas.
------------------, 2007. Permendiknas No 41/ 2007. Jakarta: Kemendiknas.
Jasimah ----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Download