BAB II

advertisement
ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK*)
A. Dasar Dasar Proyek
1. Batasan Proyek
Clive Gray mendifinisikan proyek sebagai kegiatan-kegiatan yang
dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan dengan
mempergunakan sumber-sumber untuk mendapatkan benefit(1).
Suatu tugas yang perlu didefinisikan dan terarah ke suatu sasaran yang
dituturkan secara kongkrit serta harus diselesaikan dalam kurun waktu
tertentu dengan menggunakan tenaga manusia terbatas dan dengan
alat-alat terbatas pula dan sedemikian rumitnya atau barunya sehingga
suatu jenis pimpinan dan bentuk kerja sama yang berlainan dari pada
yang biasa digunakan.
2. Tahapan Siklus Proyek
Clive Gray (1992) menuturkan bahwa setiap proyek pasti mengalami
suatu siklus yang yang diawali oleh suatu gagasan atau ide yang dapat
digambarkan dapat digambarkan sebagai berikut:
Identifikasi
Evaluasi
formulasi
Operasi
Analisis
Implementasi
a. Identifikasi Proyek
*)
Sutopo Patria Jati, 19 Januari 2009
2
Tahap pertama yang harus dilakukan adalah menentukan calon
proyek yang perlu dipertimbangkan untuk dilaksanakan. Beberapa
pertanyaan dapat dijadikan pegangan menyangkut perlu tidaknya
suatu gagasan proyek sebagai berikut :
1) Apakah calon proyek termasuk dalam sektor prioritas?
2) Apakah secara garis besar calon proyek menguntungkan?
3) Apakah ada bantuan dari pemerintah?
b. Formulasi Proyek
Tahap formulasi dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
1) Melakukan persiapan melalui pra studi kelayakan untuk meneliti
sejauhmana calon proyek dapat dilaksanakan.
2) Menyusun studi kelayakan proyek yang berisi :
a) Ringkasan proyek
b) Studi teknis
c) Studi organisasi
d) Studi finansial
e) Studi sosial / ekonomi
c. Analisis Proyek (appraisal)
Analisis proyek atau appraisal
adalah Mengadakan evaluasi
terhadap laporan-laporan studi kelayakan proyek yang ada, lalu
menganalisis untuk menentukan pilihan proyek yang terbaik diantara
beberapa alternatif yang ada berdasarkan standar tertentu.
d. Implementasi Proyek
Implementasi proyek adalah tahap pelaksanaan proyek dilanjutkan
dengan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan
sesuai dengan Final design
2
3
e. Operasi
Pada tahap ini perlu mempertimbangkan pada metoda-metoda
pembuatan laporan atas pelaksanaan operasi yang diperlukan pada
tahap berikutnya.
f.
Evaluasi
Merupakan tahap terakhir siklus proyek yaitu membandingkan antara
perencanaan dengan hasil yang dicapai, ini diperlukan untuk
perbaikan proyek-proyek berikutnya atau mengembangkan gagasan
baru dalam memilih proyek baru.
B. Studi Kelayakan Proyek
Yang dimaksud dengan studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang
dapat
tidaknya
suatu
proyek
(biasanya
merupakan
proyek
investasi)
dilaksanakan dengan berhasil. Pengertian keberhasilan ini dapat ditafsirkan agak
berbeda-beda. Bagi Swasta lebih kepada manfaat ekonomis suatu investasi
sedangkan bagi pihak pemerintah atau lembaga non profit lebih kepada manfaat
bagi masyarakat luas yang berwujud penyerapan tenaga kerja, pemanfaatan
sumber daya yang melimpah daerah tertentu dan sebagainya(2).
C. Aspek – aspek Studi Kelayakan Proyek
Belum ada keseragaman dari para ahli tentang aspek-aspek yang perlu
dikaji dalam studi kelayakan proyek, menurut Siswanto Sutoyo (3) mengatakan
bahwa fokus utama studi kelayakan proyek terpusat pada empat macam aspek
yaitu :
1.
Aspek Pasar Dan Pemasaran
Aspek ini meneliti apakah ada permintaan yang cukup, permintaan
dipasar yang menyerap produk yang dihasilkan. Disamping itu juga diteliti
kemampuan bersaing di pasar serta faktor ektern perusahaan yang dapat
mempengaruhi permintaan produk dan suasana persaingan di pasar.
Dalam penelitian ini mempertimbangkan adanya konsep hukum
Supplier Induced Demand dalam pelayanan kesehatan yang pada dasarnya
3
4
berapun pemberi pelayanan kesehatan (provider) menaiklkan tarif maka
pengguna (customer) akan tetap memanfaatkan pelayanan kesehatan
tersebut, apalagi customer tidak mempunyai pilihan lain. Dengan adanya
konsep ini akan aspek pasar dan pemasaran proyek roentgen dianggap
tidak ada masalah.
2. Aspek Teknis dan Produksi
Aspek ini mencakup penentuan kapasitas produksi ekonomi proyek
(the economical scale), jenis teknologi dan peralatan produksi yang
diusulkan untuk dipakai, pemilihan lokasi dan letak proyek (the project
location and site), serta pengadaan bahan baku, bahan pembantu dan
fasilitas pendukung.
3. Aspek Manajemen dan Sumber Daya Manusia
Aspek ini mencakup penelitian jenis dan jumlah tenaga kerja yang
diperlukan untuk mengelola dan mengoperasikan proyek, kualifikasi tenaga
kerja, sumber pengadaan tenaga kerja, progam training yang diperlukan,
tempatnya serta jenis dan jumlah nilai balas jasa tenaga kerja.
4. Aspek Keuangan dan Ekonomi.
Aspek ini mencakup perhitungan anggaran yang dibutuhkan untuk
membangun dan mengopersikan proyek, struktur dan sumber pembiayaan
investasi yang sehat serta prospek kemampuan proyek menghasilkan
manfaat makro ekonomi seperti peningkatan penghasilan devisa negara,
penghematan devisa, penciptaan lapangan kerja baru dan penambahan
pajak negara.
Semua aspek studi kelayakan proyek mempunyai bobot yang sama tapi
dipelajari tergantung pada besar kecilnya dana yang tertanam pada investasi
/ proyek tersebut. Maka banyak sedikitnya aspek yang perlu dipelajari dan
kedalaman studi tersebut dimungkinkan untuk berbeda, proyek-proyek besar
semua aspek tersebut harus dipelajari, tetapi untuk proyek-proyek kecil tidak
semua aspek harus diteliti.
4
5
D. Tujuan Studi Kelayakan Proyek
Secara ringkas dapat dikatakan tujuan studi kelayakan proyek adalah
untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal yang terlalu besar untuk
kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan.Tentu saja studi kelayakan proyek
ini memerlukan biaya, tetapi biaya tersebut relatif kecil dibanding
resiko
kegagalan suatu proyek yang menyangkut investasi dalam jumlah besar.
Banyak sebab yang mengakibatkan suatu proyek ternyata di kemudian
hari menjadi tidak menguntungkan (gagal). Sebab itu bisa berwujud kesalahan
perencanaan, kesalahan dalam menaksir pasar yang tersedia, kesalahan dalam
memperkirakan teknologi yang tepat dipakai, kesalahan dalam memperkirakan
kontinuitas bahan baku, kesalahan dalam memperkirakan kebutuhan tenaga
dengan tersedianya tenaga kerja yang ada. Sebab lain bisa berasal dari
pelaksanaan proyek yang tidak terkendali, akibatnya biaya proyek menjadi
membengkak, penyelesaian proyek menjadi tertunda . Disamping itu juga
disebabkan karena faktor lingkungan yang berubah, baik lingkungan ekonomi,
sosial, bahkan politik.
Untuk itulah studi kelayakan (minimal) ekonomis suatu proyek menjadi
sangat penting. Semakin besar skala investasi semakin besar studi ini
dilaksanakan bahkan untuk skala proyek-proyek besar seringkali studi ini
dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap pendahuluan dan tahap keseluruhan,
apabila
dalam
tahap
pendahuluan
sudah
menampakan
gejala
tidak
menguntungkan maka studi keseluruhan tidak perlu lagi dilakukan.
E. Lembaga - Lembaga Yang Memerlukan Studi Kelayakan Proyek
Pembuatan studi kelayakan proyek seringkali dilaksanakan untuk
memenuhi permintaan berbagai pihak. Masing masing pihak mempunyai
kepentingan dan sudut pandang yang berbeda. Lembaga – lembaga yang
memerlukan studi kelayakan proyek tersebut adalah(2) :
5
6
1. Investor
Pihak yang akan menanamkan dana dalam suatu proyek (sebagai
pemilik
perusahaan
nantinya,
atau
pemegang
saham)
akan
lebih
memperhatikan prospek usaha tersebut.
2. Kreditur
Para kreditur / Bank akan lebih memperhatikan segi keamanan dana
yang dipinjamkan mereka, dengan harapan agar bunga beserta angsuran
pokok pinjaman dapat dikembalikan tepat waktu.
3. Pemerintah
Pemerintah lebih berkepentingan terhadap manfaat proyek tersebut
bagi masyarakat luas misalnya memperluas lapangan kerja, menambah
devisa dan sebagainya.
F. Faktor- Faktor Aspek Keuangan :
1. Jumlah Anggaran Investasi
Jumlah dana yang diperlukan untuk membangun dan mengoperasikan
proyek dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu :
a) modal tetap (fixed investment)
adalah dana yang dibutuhkan untuk membiayai pengadaan barang
modal meliputi biaya pra investasi, tanah, gedung dan prasaranan
bangunan, mesin, dan peralatan produksi, pengadaan teknologi,
cadangan kenaikan jumlah anggaran, biaya produksi percobaan dan
bunga semasa pembangunan proyek.
b) Modal Kerja Bruto
Adalah dana yang dibutuhkan untuk membiayai kebutuhan modal
kerja awal, meliputi biaya persediaan bahan baku dan bahan pembantu,
piutang dagang dan persediaan uang di kas kantor perusahaan dan di
bank.
6
7
2. Struktur dan Sumber Pembiayaan Proyek.
Pembangunan dan pengoperasian proyek dapat dibiayai dengan dua sumber
utama, yaitu :
a) Dana modal sendiri
Yaitu dana yang dikumpulkan dari pemrakarsa proyek dan investor
lain yang diundang untuk ikut membiayai proyek dalam bentuk saham.
Mereka akan menjadi pemilik proyek dan menjadi debitur apabila proyek
dibiayai dengan pinjaman dari kreditur.
b) Pinjaman pihak ketiga.
Dana
pinjaman
dapat
berupa
kredit
bank
jangka
panjang/menengah, kredit ekspor barang modal maupun dalam finansial
leasing barang modal.
3. Evaluasi Profibilitas Rencana Investasi.
Evaluasi kemampuan proyek menghasilhan keuntungan merupakan
salah satu tugas penting bagi tim studi kelayakan. Evaluasi
ini dapat
dilakukan dengan dua macam metode yaitu metode konvensional dan
metode discounted cash flow. Perbedaan kedua metode ini terletak pada
perhatiannya pada nilai waktu uang (time value of money). Metode
konvensional tidak memperhatikan nilai waktu uang sedang metode
discounted cash flow memperhatikannya.
a) Metode Evaluasi Konvensional.
Dalam
metode
ini
menggunakan
mengevaluasi profitabilitas proyek yaitu
(4)
dua
macam
cara
untuk
:
1) Metode Average Rate of Return
Metoda ini mengukur berapa tingkat keuntungan rata-rata
yang diperoleh dari suatu investasi. Angka yang dipergunakan
adalah laba setelah pajak (Earning After Taxes) dibandingkan
dengan rata-rata investasi (Average Invesment) hasilnya dinyatakan
dalam prosentase. Angka ini kemudian dibandingkan dengan tingkat
keuntungan yang dipersyaratkan.
7
8
Rumus untuk perhitungan ARR adalah :
Average Earning after Taxes
Average invesment
Average Rate of return =
Apabila hasil perhitungannya apabila lebih besar dari tingkat
keuntungan
yang
dipersyaratkan
maka
proyek
dikatakan
menguntungkan dan apabila lebih kecil dari tingkat keuntungan yang
dipersyaratkan maka proyek ditolak.
Metoda
menggunakannya
ini
sangat
sederhana
sehingga
mudah
tetapi karena kesederhanaannya mengandung
kelemahan. Kelemahan yang utama adalah diabaikanya nilai waktu
uang padahal ini sangat penting. Kedua, digunakanya konsep laba
menurut akuntansi dan bukan kas.
2) Metoda Payback period
Payback period adalah periode yang diperlukan untuk
menutup kembali pengeluaran investasi (Initial Cash Invesment)
dengan menggunakan arus kas
(Cash Flow). Dengan kata lain
payback period adalah rasio antara initial cash investment dan cash
inflownya yang hasilnya merupakan satuan waktu. Selanjutnya nilai
ini diperbandingkan dengan maksimum payback period yang dapat
diterima.
Adapun rumusnya adalah sebagai berikut :
Payback Period
=
Initial Investment
Cash inflow
Problem utama dari metoda ini adalah sulitnya menentukan
maksimum payback period
yang disyaratkan untuk digunakan
sebagai angka pembanding. Secara normatif memang tidak ada
pedoman yang bisa dipakai untuk menentukan maksimum payback
8
9
period. Kelemahan lainya adalah diabaikanya nilai waktu uang dan
diabaikanya aliran kas setelah periode payback.
b) Metode Discounted Cash Flow
Dalam metode ini di perkenalkan tiga macam cara profitabilitas
proyek, yaitu :
1) Metoda Net Present Value (NPV)
Metoda ini menghitung selisih antara nilai sekarang investasi
dengan nilai sekarang penerimaan kas bersih (operasional
maupun terminal cash flow) dimasa yang akan datang .
Rumus :
Net Present Value = Present Cash Inflow – Present Value Investasi
Untuk dapat menghitung nilai sekarang tersebut perlu
ditentukan terlebih dahulu tingkat bunga yang dianggap relevan.
pada umumnya digunakan tingkat bunga pada saat ini yaitu ketika
keputusan investasi masih terpisah dengan keputusan pembelanjaan
Proyek dikatakan menguntungkan apabila nilai sekarang
penerimaan kas bersih di masa yang akan datang lebih besar dari
nilai sekarang investasi, dan sedangkan apabila nilai lebih kecil (NPV
negatif ) maka proyek ditolak karena dinilai tidak menguntungkan
9
10
2) Metoda Internal Rate of Return (IRR)
Metoda ini menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai
sekarang investasi (initial invesment) dengan penerimaan kas
bersih dimasa yang akan datang (present value cash inflow).
Apabila tingkat bunga ini lebih besar dari tingkat bunga relevan
(tingkat
keuntungan
yang
dipersyaratkan)
maka
investasi
dikatakan menguntungkan bila lebih kecil dikatakan merugikan.
Ada dua macam cara yaitu :
10
11
(i) Perhitungan IRR dengan aliran kas seragam (anuitas) adalah
sebagai berikut :
(a) Hitung besarnya payback period untuk proyek yang sedang
dievaluasi
(b) Gunakan tabel discount faktor, pada baris umur proyek cari
angka yang sama atau mendekati dengan hasil perhitungan
payback period. IRR terletak pada persentase terdekat hasil
yang diperoleh
(c) Untuk mendapatkan IRR yang sesungguhnya dapat ditempuh
dengan menggunakan interpolasi.
(2) Perhitungan IRR dengan aliran kas tidak seragam
(a) Hitung rata-rata cash inflow per tahun
(b) Bagi initial investment dengan rata-rata cash inflow untuk
mengetahui estimasi payback period dari proyek yang
sedang di evaluasi
(c) Gunakan tabel discount faktor, pada baris umur proyek cari
angka yang sama atau mendekati dengan hasil perhitungan
payback period. IRR terletak pada persentase terdekat hasil
yang diperoleh
(d) Untuk mendapatkan IRR yang sesungguhnya dapat ditempuh
dengan menggunakan interpolasi.
3) Metoda Profitability Indeks
Metoda ini menghitung perbandingan antara nilai sekarang
penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang dengan nilai
sekarang investasi.
Profitability Index =
Nilai Sekarang Aliran Kas Masuk
Nilai Investasi
Jika nilai yang didapat lebih besar dari 1 (satu), proyek
dikatakan
menguntungkan
dan apabila kurang dikatakan tidak
11
12
menguntung. Sebagaimana metoda NPV, maka metoda ini perlu
menentukan terlebih dahulu tingkat bunga yang akan digunakan
DAFTAR PUSTAKA
1.
Clive Gray,Pengantar Evaluasi Proyek , PT.Gramedia Pustaka, Jakarta 1992
2. Suad Husnan dan Suwarsono. M, Studi Kelayakan Proyek, UPP YKPN
Yogyakarta:2002
3. Sutojo Siswanto, Studi Kelayakan Proyek, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta:2002.
4. Arifin, Johar dan ahmad fauzi, Aplikasi Exel Dalam Aspek Finansial Studi
Kelayakan, PT Elek Media Komputindo, Jakarta:2001.
12
Download