Perbandingan Traditional Business Intelligence dan Service

advertisement
Bab 2
Tinjauan Pustaka
2.1 Penelitian Sebelumnya
Pada jurnal dengan judul A Service-oriented Architecture for
Business Intelligence dipaparkan tentang perbandingan konsep
service-oriented dalam BI dengan konsep BI secara tradisional.
Dalam jurnal yang berupa studi pustaka ini disimpulkan bahwa
dengan adanya konsep service-oriented pada BI, proses information
delivery dan technology integration menjadi lebih efektif jika
dibandingkan dengan konsep BI secara tradisional (Wu, dkk, 2007).
Penelitian sebelumnya tentang data warehouse dan data
mining adalah penelitian dengan judul Penggunaan Data Warehouse
dan Data Mining untuk Data Akademik Sebuah Studi Kasus Pada
Universitas Nasional. Penelitian ini mengkaji ekstrasi data
operasional ke dalam sebuah data warehouse untuk kemudian
dilanjutkan dengan kegiatan analisis data menggunakan teknik data
mining. Hasil dari penelitian ini adalah sebuah data warehouse
lengkap dengan aplikasi pelaporan informasi berbasis web.
Sedangkan hasil dari penerapan data mining adalah dihasilkannya
pola karakteristik mahasiswa yang mengambil program peminatan
tertentu. (Azimah & Sucahyo, 2008)
2.2 Orisinalitas Penelitian
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya dan
untuk menyelesaikan masalah pada Bab 1, maka dalam penelitian ini
akan
dilakukan
perbandingan
dari
5
implementasi
arsitektur
6
Traditional Business Intelligence dengan Service-oriented Business
Intelligence (SoBI) untuk integrasi data akademik dan keuangan di
Universitas Kristen Satya Wacana. Hasil yang diinginkan adalah
dapat mengetahui perbandingan dari implementasi kedua arsitektur
ini berdasarkan kriteria perbandingan yang dibuat.
2.3 Service-oriented Business Intelligence (SoBI)
SoBI adalah gabungan dari konsep Service Orientation dan
Business Intelligence, yang berusaha untuk memecahkan masalah
integrasi sistem yang terpisah dalam suatu perusahaan (Gordon &
Grigg, 2005). Konsep ini mencoba untuk memberikan mekanisme
transformasi data dengan lebih sederhana.
Berikut ini merupakan tujuan dari SoBI:
-
Menyediakan framework implementasi sistem yang baik.
-
Untuk menintegrasikan sistem pada level arsitektur yang sesuai.
-
Untuk menyediakan model data dari BI dalam strategi Service
Orientation meninggalkan source system.
-
Menyediakan implementasi yang sederhana untuk transformasi
data.
Sedangkan prinsip-prinsip dalam SoBI adalah:
-
Accept a SO Strategy: menyediakan strategic plan untuk Service
Orientation
-
Data Modelling: membangun reference model untuk data
perusahaan
-
Data Ownership: sistem dan service merupakan external
representation
-
Governance: menguatkan sistem record data perusahaan
7
Gambar 2.1 menunjukkan pandangan tentang SO dan BI.
Gambar 2.1 The Views of SO and BI (Gordon & Grigg, 2005)
Berdasarkan sudut pandang SO, BI dilihat sebagai sekumpulan
services, di mana di dalamnya terdapat transformasi data dan
menyediakan layanan-layanan BI. Pada sudut pandang ini, SO
melihat bahwa dalam menyediakan transformasi data, BI dapat
memanfaatkan web service untuk mempermudah transformasi data
yang diambil dari berbagai sumber data. Sedangkan berdasarkan
sudut pandang BI, SO dilihat sebagai kumpulan data source dan
event source. Ada 2 jenis mode dalam sebuah service yang dapat
dioperasikan sebagai sebuah data source dalam konteks BI, yaitu
service sebagai penyedia data berdasarkan request dan service
sebagai pengirim events. Solusi untuk transfer dan transformasi data
dalam jumlah yang besar masih melalui data warehouse, yaitu
melalui proses ETL (Extract Transform Loading).
Arsitektur
SoBI
memungkinkan
data
BI
dalam
data
warehouse tersedia sebagai sebuah service untuk aplikasi lain dalam
arsitektur tersebut. Dengan hal ini, aplikasi akan mendapatkan cara
8
yang sederhana untuk mengakses data untuk keperluan BI. Sehingga
arsitektur BI akan menjadi komponen yang terintegrasi dengan SO.
Pada Tabel 2.1 diperlihatkan manfaat dari SO dan BI.
Tabel 2.1 Manfaat SO dan BI (Gordon & Grigg, 2005)
Service Orientation (SO)
Business Intelligence (BI)
Cocok untuk integrasi aplikasi Cocok untuk integrasi data dan
dengan volume yang rendah dan dapat mengatasi volume data
dengan frekuensi event yang yang besar.
tinggi.
Menyediakan sebuah operational Menyediakan
platform, mendefinisikan format kombinasi
sebuah
model
data
data dan struktur serta fungsi perusahaan dan menyediakan
abstraksi dan encapsulation.
dasar pengambilan keputusan
serta
memiliki
kemampuan
untuk menggali informasi dari
tumpukan data.
Mendukung penggunaan ulang Sebagai tools yang baik untuk
(reuse)
komponen-komponen transformasi data.
enterprise dan memungkinkan
perubahan pada proses bisnis
secara cerdas.
2.4 Service Oriented Architecture (SOA)
Service Oriented Architecture (SOA) merupakan sebuah
representasi
model
baru
untuk
membangun
aplikasi
yang
terdistribusi (Jeffrey, 2006). SOA adalah sebuah gaya arsitektural
yang memodularisasi sistem informasi menjadi services (Brown,
9
2008). SOA adalah sebuah framework yang mengintegrasikan proses
bisnis dan mendukung infrastruktur IT yang aman, berkomponen
terstandarisasi (services) yang dapat digunakan kembali dan
disertakan dalam prioritas bisnis yang berubah (Bieberstein, 2008).
Terdapat beberapa aspek kunci pada prinsip SOA, yaitu: (Erl,
2005)
-
Loose coupling, yaitu bahwa services tersebut mempertahankan
sebuah hubungan yang meminimalisasi ketergantungan dan
mereka hanya perlu menjaga kesadaran antar satu sama lain.
-
Service contract, services melekat dan taat pada sebuah
kesepakatan komunikasi, yang didefinisikan secara kolektif oleh
satu
atau
lebih
deskripsi
service
dan
dokumen
yang
berhubungan.
-
Abstraction, di luar apa yang dideskripsikan pada service
contract, services menyembunyikan logika dari dunia luar.
-
Reusability, logika terbagi menjadi services dengan tujuan untuk
digunakan kembali.
-
Composability, kumpulan dari services dapat dikoordinasikan
dan dihimpun untuk membentuk services yang berbeda.
-
Statelessness, services meminimalisasi sifat berpegang teguh
pada informasi tertentu untuk sebuah aktivitas.
Siklus hidup service memungkinkan penempatan kemampuan
service melalui tiga tahap (Durvasula, 2005), yaitu: requirements
and analysis, design and development, dan IT operations, seperti
pada Gambar 2.2
10
Gambar 2.2 Siklus Hidup Service (Durvasula, 2005)
Gambar 2.3 merupakan penjabaran secara lengkap dari siklus
hidup service pada Gambar 2.2
Gambar 2.3 Siklus Tahapan Metode Pengebangan Sistem dengan SOA
Tahapan pada Gambar 2.3 dapat dijelaskan sebagai berikut:
-
Requirement and Analysis
a. Map High-Level Business Processes
Ini merupakan tahap awal dari tahap requirements and
analysis. Pada tahap ini dilakukan pemetaan terhadap proses-
11
proses bisnis yang akan tercakup dalam sistem. Proses-proses
bisnis yang akan tercakup dalam sistem dianalisis dan
dipetakan. Pada akhir tahap ini akan menghasilkan prosesproses bisnis yang akan tercakup dalam sistem yang telah
terpetakan.
b. Prioritize Business Services
Pemetaan proses-proses bisnis dalam sistem yang telah
dikerjakan pada tahap Map High-Level Business Processes,
kemudian dilanjutkan dengan melakukan penentuan urutan
prioritas proses-proses bisnis sehingga dihasilkan prosesproses bisnis yang akan tercakup dalam sistem yang telah
diberikan urutan prioritas.
c. Capture business services requirements
Untuk masing-masing proses bisnis yang telah memiliki
urutan
prioritas,
kemudian
dilakukan
pengumpulan
kebutuhan-kebutuhan yang akan digunakan dalam business
services, sehingga diperoleh daftar kebutuhan-kebutuhan
yang akan digunakan dalam business services
d. Architecture Review
Pada tahap ini dilakukan peninjauan kembali arsitektur yang
akan digunakan untuk mengembangkan sistem baru dengan
menggunakan daftar proses-proses bisnis yang akan tercakup
dalam sistem dan telah terpetakan beserta dengan daftar
kebutuhan pada masing-masing proses bisnis.
-
Design and Development
a. Assign Resources to Solutions Development Team
Awal dari tahap design and development dimulai dengan
proses Assign Resources to Solutions Development Team.
12
Tim pengembang merupakan salah satu aspek penting untuk
pengembangan sistem baru. Setelah memperoleh semua data
mengenai kebutuhan untuk pengembangan sistem baru, tahap
berikutnya adalah melakukan penentuan anggota tim
pengembangan sistem yang akan terlibat sehingga diperoleh
daftar anggota tim pengembang yang akan terlibat.
b. Design Solutions – Identify Reuse Opportunity
Tahap ini merupakan tahap perancangan solusi yang akan
dibangun. Hal ini dilakukan dengan mengacu pada solutions
portfolio dan services apa saja yang telah ada sekarang yang
masih dapat digunakan.
c. Develop, QA, and Conduct UAT for Business Solution:
Setelah memperoleh rancangan solusi baru yang akan
dikembangkan, maka berikutnya adalah tahap melakukan
pengembangan sistem baru, menjaga kualitas sistem yang
akan dibangun, dan memberikan kesempatan kepada user
untuk melakukan testing. Pada tahap pengembangan sistem,
digunakan pula pendekatan Agile Software Development
untuk mendukung perancangan arsitektur aplikasi. Develop,
QA, and Conduct UAT for Business Solution merupakan
tahap akhir dari tahap design and development. Pada akhir
tahap ini dihasilkan solusi baru yang telah jadi dan siap
diimplementasikan.
-
IT Operations
a. Assign Resources to Service Operation Team
Tahap ini merupakan awal dari tahap IT operations. Tahap
ini adalah tahap melakukan penentuan anggota tim service
operation sistem yang akan terlibat. Pada akhir tahap ini
13
diperoleh daftar anggota tim service operation yang akan
terlibat.
b. Identify
Infrastructure
Needs
and
Establish
Systems
Environment
Pada tahap ini dilakukan identifikasi kebutuhan lingkungan
sistem dan mempersiapkan segala hal yang diperlukan
sehingga diperoleh lingkungan implementasi sistem yang
siap digunakan.
c. Deploy Business Solution:
Setelah tahap pengembangan sistem baru selesai dan
persiapan untuk implementasi sistem telah terpenuhi, maka
langkah berikutnya adalah melakukan implementasi sistem
baru. Setelah tahap ini diselesaikan, diperoleh sistem baru
yang telah diimplementasikan dan siap digunakan.
d. Maintain Solution to Business Requirements:
Tahap ini merupakan akhir dari Maintain Solution to
Business Requirements satu siklus besar SOA, yaitu akhir
dari tahap IT operations. Namun apabila setelah tahap ini
berakhir dan terjadi perubahan proses bisnis pada sistem,
maka dimungkinkan untuk dilakukan pengulangan dalam
langkah-langkah tahap pengembangan sistem baru. Tahap ini
merupakan tahap perawatan solusi baru yang telah dijalankan
dan memungkinkan untuk dilakukan persiapan untuk
pengembangan sistem berikutnya.
14
2.5 Business Intelligence (BI)
Business Intelligence menjelaskan tentang suatu konsep dan
metode bagiamana untuk meningkatkan kualitas pengambilan
keputusan bisnis berdasarkan sistem yang berbasiskan data. BI
seringkali dipersamakan sebagaimana briefing books, report and
query tools, dan sistem informasi eksekutif. BI merupakan sistem
pendukung pengambilan keputusan yang berbasiskan data-data.
(Powers, 2002)
Menurut Chang, Dillon, Hussain (2006), perkembangan BI
yang disertai dengan teknologi yang menyertai selama 40 tahun
terakhir dapat dilihat pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4 Perkembangan Teknologi BI (Chang, dkk, 2006)
Menurut Ronald (2008) ada beberapa bagian dalam solusi BI
yaitu, keseluruhan proses dalam BI dapat diterjemahkan menjadi
langkah-langkah berikut ini:
15
-
Identifikasi masalah bisnis yang perlu diselesaikan dengan
gudang data dan menentukan data yang diperlukan untuk
menyelesaikan masalah tersebut.
-
Identifikasi
lokasi
dari
data-data
yang
diperlukan
dan
mengambilnya dari sumber penyimpanannya.
-
Merubah data yang diperoleh dari beragam sumber tersebut ke
dalam sebuah data yang konsisten.
-
Mengambil data yang telah dirubah tersebut ke dalam lokasi
yang yang tersentralisasi.
-
Membuat sebuah gudang data dengan data yang ada dalam
lokasi yang tersentralisasi tersebut.
-
Memasang sebuah produk atau aplikasi yang dapat memberikan
akses ke data yang ada dalam cube tadi. Ada berbagai macam
jalan dan cara untuk berbagai macam tipe pekerjaan ketika
berurusan dengan cube.
2.6 Data Warehouse
Data warehouse ialah sekumpulan informasi yang disimpan
dalam basis data yang digunakan untuk mendukung pengambilan
keputusan dalam sebuah organisasi. Data dikumpulkan dari berbagai
aplikasi yang telah ada. Data yang telah dikumpulkan tersebut
kemudian divalidasi dan direstrukturisasi lagi, untuk selanjutnya
disimpan
dalam
data
warehouse.
Pengumpulan
data
ini
memungkinkan para pengambil keputusan untuk pergi hanya ke satu
tempat
untuk
mengakses
organisasinya. (Wayne, 2000)
seluruh
data
yang
ada
tentang
16
Sedangkan fungsi dari data warehouse adalah: (Darmawikarta,
2003)
a. Pengambilan dan pengumpulan data, termasuk data dari luar
organisasi yang dibutuhkan (extracting).
b. Mempersiapkan data (transforming), seperti membersihkan dan
mengintegrasikan data.
c. Penyimpanan data (loading)
d. Penyediaan data untuk analisis (query dan reporting)
Secara
garis
besar,
kedudukan
data
warehouse
di
implementasi BI dapat dilihat pada Gambar 2.5. Nampak bahwa
penyusunan suatu data warehouse yang lengkap, integratif serta
terhubung dengan semua data operasional merupakan modal pokok
dikembangkannya BI di suatu organisasi.
Gambar 2.5 Implementasi Data Warehouse (Han, dkk, 2001)
Beberapa bagian penting dalam data warehouse dapat
dijelaskan sebagaimana di bawah ini :
-
Data Mart, yang merupakan bagian dari data warehouse yang
mendukung kebutuhan dari suatu fungsi bisnis atau departemen
17
tertentu. Data mart dapat berdiri sendiri atau terhubung ke data
warehouse yang telah ada. Ada beberapa karakteristik dari data
mart yang membedakannya dengan data warehouse, yaitu :
o Data mart hanya berfokus pada satu kebutuhan pengguna
dengan satu departemen atau fungsi bisnis
o Data mart tidak secara normal berisi data operasional
terperinci
o Data mart berisi lebih sedikit data dari yang ada dalam data
warehouse, lebih mudah dimengerti dan dipahami.
-
Kubus data (cube), adalah unit pemrosesan data yang terdiri dari
tabel fakta dan dimensi dalam suatu data warehouse.
-
Aggregation, adalah hitungan awal dari data numerik. Dengan
menghitung
dan
menyimpan
jawaban
dari
query
yang
sebelumnya telah dibuat, waktu proses query dapat lebih cepat.
Dengan adanya agregasi, data yang jumlahnya ribuan atau
bahkan ratusan ribu dalam suatu basis data multidimensi dapat
dicari dengan mudah dan tidak memakan banyak waktu.
Agregasi ini merupakan pondasi dari pembentukan kubus data,
karena mengorganisir kumpulan data kedalam struktur data basis
data multidimensi sehingga menghasilkan respon time yang
cepat.
Sedangkan untuk pembuatan data warehouse, dilakukan
dengan melakukan beberapa langkah yang ada, antara lain (Ponniah,
2001):
-
Data Extraction
Fungsi ini biasanya berhadapan dengan bermacam data
source, dan menggunakan teknik yang sesuai dengan setiap data
18
source. Sumber data mungkin berasal dari source machine yang
berbeda dalam format data yang berbeda pula.
-
Data Transformation
Data transformation melibatkan berbagai bentuk dalam
mengkombinasikan bagian dari data yang berasal dari sumber yang
berbeda. Kombinasi data dilakukan dari sumber record tunggal, atau
dapat juga dilakukan dari elemen data yang berelasi dengan banyak
sumber record. Proses cleaning mungkin dilakukan dalam data
transformation, dimana proses cleaning memiliki fungsi untuk
melakukan koreksi terhadap kesalahan pengejaan, atau untuk
melakukan eliminasi terhadap duplikat data.
-
Data Loading
Setelah selesai melakukan desain dan konstruksi dari data
warehouse dan aplikasi digunakan untuk pertama kalinya, akan
dilakukan pengisian awal data ke dalam media penyimpanan data
warehouse. Dalam pengisian awal, dilakukan pemindahan data
dalam jumlah yang besar.
2.7 Studi Perbandingan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, perbandingan
diartikan sebagai perbedaan atau selisih kesamaan. Sedangkan
menurut Abdul Hamid (2010), studi perbandingan itu intinya adalah
untuk membandingkan kondisi “objek” (kasus, spesimen, peristiwa,
sistem, dan lain-lain) yang dipilih di tempat sendiri dengan kondisi
yang ada di tempat lain, atau dapat pula membandingkan objek atau
objek-objek yang dipilih tersebut di tempat sendiri. Hasilnya
19
biasanya berupa kumpulan data dan informasi sebagai bahan acuan
dalam perumusan konsep yang diinginkan.
Studi perbandingan biasanya dilakukan terutama dengan
tujuan akhir untuk peningkatan mutu dalam satu atau lebih hal dari
objek yang dipelajari, apakah produk, usaha, sistem tertentu,
kebijakan baru, peraturan perundang-undangan, keamanan, dan
kenyamanan, atau yang lainnya lagi. Kegiatan studi ini biasanya
dilakukan oleh seorang atau kelompok orang / kepentingan untuk
mengunjungi atau menemui objek tertentu yang sudah disiapkan,
dan berlangsung dalam waktu relatif singkat.
Disain dari suatu studi perbandingan cukup sederhana, oleh
karena itu hal ini sangat disenangi banyak pihak, meskipun sering
memerlukan biaya yang mulai relatif besar, sampai sangat besar,
bahkan dapat terkesan “mewah” apabila objek studinya berada di
luar propinsi sendiri, terlebih di luar negeri. Ada dua teknik yang
dapat dilakukan, yaitu perbandingan deskriptif (mendeteksi,
menjelaskan)
dan
perbandingan
normatif
(meningkatkan,
mengembangkan). Objek yang dipilih seharusnya sama dalam
beberapa respek, tetapi berbeda pada beberapa respek yang lain.
Download