PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DEVISION (STAD) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP 1) Cynthia Novarinda, 2)Trapsilo Prihandono, 2)Bambang Supriadi 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2) Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Email: [email protected] Abstract The purpose of this study was to examine the differences in learning outcomes students use a model cooperative type STAD accompanied by using model experiment method which is commonly used in the IPA learning teachers in junior high school. To find out the learning activities of students during the following lesson using cooperative learning model of the type of experimental method on coupled STAD learning IPA. This type of research is the study of true experiments, research and determined using the method of purposive sampling area. This research was carried out in Country JUNIOR HIGH SCHOOL 7 Jember. The respondents determined after research carried out a test of its homogeneity. Design research using the control-group post test only design. Data collection techniques are documented, observation, interviews, and tests. Data analysis techniques to answer the first problem is to use a t-test is using independent sample t test. Data analysis techniques to answer the second problem that is by using the observation sheet student learning activities. Based on the results of the test t with the help of Independent-Sample T-test results obtained by the value of the sig. 0,016 < 0.05 Ha Ho was rejected and then accepted, meaning that there is a significant difference between the results of learning IPA students using cooperative learning model of type Student Team Achievement Division (STAD) accompanied with the learning model experiment method commonly used teacher. Learning activities of students during the following lesson by using cooperative learning model of Student Team Achievement Division (STAD) accompanied the method included in the experiment is very active due to the large percentage on any gathering of more than 80%. Keyword: STAD model, learning result, and learning activities. PENDAHULUAN Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam dan teknologi yang canggih, menuntut adanya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkompeten dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, mutu pendidikan harus ditingkatkan melalui peningkatan kualitas pembelajaran. Peningkatan kualitas pembelajaran, dapat dilakukan dengan memperbaiki proses belajar mengajar melalui penggunaan pendekatan, model, metode, atau media pembelajaran yang efektif dan efisien dalam pembelajaran di kelas untuk lebih memberdayakan potensi yang dimiliki siswa dan guru. IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya sebagai produk 397 Cynthia, Team Achievement Devision… 398 ilmiah yang tersusun atas tiga komponen berupa konsep, prinsip, dan teori yang berlaku secara universal. IPA merupakan ilmu yang lahir dan berkembang lewat langkah-langkah observasi, perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis melalui eksperimen, penarikan kesimpulan, serta penemuan teori dan konsep ( Trianto, 2010:137-138). Dalam pembelajaran IPA terdapat kegiatan penguasaan pada peserta didik atau siswa melalui interaksi pengajaran atau proses belajar mengajar (PBM). Hal ini menunjukan bahwa dalam pembelajaran IPA, siswa tidak hanya menghafal rumus, mendengar ceramah, dan membaca buku teks melainkan siswa dituntut untuk berperan aktif secara langsung dalam kegiatan belajar mengajar. Pada kenyataannya pembelajaran di sekolah siswa kurang berperan aktif dalam kegiatan belajar, kondisi pembelajaran di sekolah juga masih menggunakan pembelajaran yang guru lebih mendominasi dalam kegiatan belajar. Terkadang guru memberikan tugas secara berkelompok kepada siswa tentang materi yang diajarkan agar siswa dapat bekerjasama dengan kelompoknya. Tetapi terkadang kurang efektif karena siswa menggantungkan tugas tersebut kepada teman yang lainnya sehingga siswa yang tidak ikut dalam mengerjakan tugas kurang mengerti atau kurang paham dengan materi yang di ajarkan oleh guru. Kondisi siswa yang kurang aktif dalam mengikuti pelajaran mengakibatkan kurangnya minat siswa dan siswa masih sulit memahami materi pelajaran. Hal tersebut dapat menyebabkan hasil belajar siswa menjadi rendah. Salah satu alternatif cara untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar dikelas adalah dengan pembelajaran kooperatif (Trianto,2009:56). Salah satu model yang dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran adalah model kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Model STAD dipandang paling sederhana dan mudah untuk diterapkan dalam pembelajaran. Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan sistem pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas. Dalam STAD, siswa dibentuk dalam kelompok belajar yang terdiri dari 4 atau 5 orang dari berbagai kemampuan, gender, dan etnis. Dalam praktik guru menyajikan pelajaran dan kemudian siswa bekerja dalam kelompok untuk memastikan bahwa semua anggota kelompok telah menguasai materi. STAD mempunyai 5 komponen, yaitu (1) presentasi kelas, (2) kelompok, (3) kuis atau tes, (4) skor individual, dan (5) penghargaan kelompok Slavin (2010:143). Selain menggunakan model pembelajaran, diperlukan juga suatu metode yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran, salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode eksperimen. Metode eksperimen adalah salah satu cara mengajar, dimana siswa melakukan suatu percobaan tentang suatu hal mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan di depan kelas dan dievaluasi guru. Dalam metode eksperimen siswa dapat melihat secara langsung suatu kejadian dalam kehidupan sehari-hari melalui eksperimen, sehingga siswa lebih tertarik dan antusias dalam proses pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji perbedaan hasil belajar menggunakan model kooperatif tipe STAD disertai metode eksperimen dengan menggunakan model yang biasa digunakan guru dalam pembelajaran IPA di SMP. Untuk mengetahui bagaimana aktivitas belajar siswa selama mengikuti pelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) disertai metode eksperimen. 399 Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 3 No.4, Maret 2015, hal 397 – 401 METODE Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Jember. Jenis penelitian ini adalah penelitian true eksperimen, dan tempet penelitian ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling area. Responden penelitian ditentukan setelah dilakukan uji homogenitas. Penentuan sampel penelitian dengan cluster random sampling. Desain penelitian menggunakan control-group post test only design. Teknik pengumpulan data adalah observasi, dokumetasi, wawancara, dan tes. Teknik analisa data untuk menjawab permasalahan pertama adalah dengan menggunakan uji t yaitu menggunakan independent sample t test. Teknik analisa data untuk menjawab permasalahan kedua yaitu dengan menggunakan lembar observasi aktivitas belajar siswa. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Jember pada siswa kelas VII semester ganjil tahun ajaran 2014-2015 mulai tanggal 6 Oktober 2014 sampai dengan tanggal 15 Oktober 2014. Populasi penelitian diambil dari seluruh kelas VII yang terdiri dari 8 kelas yaitu adalah kelas VII A, VII B, VII C, VII D, VII E, VII F, VII G, dan VII H. Sebelum melakukan pengambilan sampel, dilakukan uji homogenitas dengan uji one-way ANOVA menggunakan SPSS 16 terhadap populasi kelas VII yang bertujuan untuk mengetahui apakah sampel memiliki varian yang sama pada mata pelajaran IPA. Data yang digunakan untuk uji homogenitas adalah nilai ulangan harian pada pokok bahasan sebelumnya. Pada output SPSS untuk uji homogenitas diperoleh nilai sig. = 0.371 lebih besar dari 𝛼 = 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang ada adalah homogen. Hal ini berarti bahwa tingkat kemampuan IPA siswa kelas VII SMP Negeri 7 Jember sebelum diadakan penelitian adalah sama (homogen). Penentuan sampel penelitian selanjutnya dilakukan dengan menggunakan metode cluster random sampling terhadap 8 kelas untuk diambil 2 kelas sebagai sampel penelitian. Kelas yang menjadi sampel penelitian adalah kelas VII B sebagai kelas eksperimen dan kelas VII A sebagai kelas kontrol. Data mengenai hasil belajar IPA siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh dari nilai post-test. rata-rata nilai post-test yang diperoleh pada kelas kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada gambar 1 grafik rata-rata nilai post test berikut. Rata-rata Hasil Belajar 70 60 50 40 30 20 10 0 63 kelas eksperimen 55.43 kelas kontrol Gambar 1. Diagram Rata-Rata Hasil Belajar IPA Sebelum menggunakan Independent Sample t-test dengan pengujian hipotesis pihak kanan perlu dilakukan uji normalitas tehadap data dengan tujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh terdistribusi normal atau tidak. Setelah data bersifat normal, maka dapat dilanjutkan dengan perhitungan dengan uji t. Berdasarkan hasil uji t dengan bantuan Independent-Sample T-test didapatkan hasil yaitu nilai sig. 0,016 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar IPA siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) disertai metode eksperimen dengan model pembelajaran yang biasa digunakan guru. Pada hasil penelitian didapatkan adanya perbedaan rata-rata hasil belajar yang didapat dari nilai post Cynthia, Team Achievement Devision… 400 test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen nilai ratarata yang didapat yaitu 63 dan pada kelas kontrol yaitu 55,43. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan model pempelajaran STAD disertai metode eksperimen lebih baik dari pada siswa yang menggunakan model yang biasa dipakai oleh guru. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kusuma (2012) yang menyimpulkan bahwa ratarata hasil belajar dengan menggunakan model STAD lebih tinggi dari pada siswa yang tidak menggunakan model STAD. Adanya perbedaan nilai rata-rata hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol karena pada kelas eksperimen menggunakan model STAD yang sesuai dengan teori yang sudah dikemukakan pada pada tinjauan pustaka bahwa model STAD dapat memberikan pemahaman konsep materi kepada siswa dimana materi tersebut telah dipersiapkan guru melalui lembar kerja siswa. Pada model STAD siswa juga bekerja sama dalam kelompok sehingga memastikan bahwa semua anggota kelompok telah menguasai materi yang diajarkan. Selain itu saat pembelajaran dikombinasikan dengan metode eksperimen yang sesuai dengan teori pada tinjauan pustaka yaitu siswa melakukan percobaan dan mengamati suatu hal secara langsung yang berkaitan dengan materi yang diajarkan sehingga siswa membuktikan sendiri suatu pernyataan atau hipotesis yang dipelajari. Salah satu kelebihan metode eksperimen yaitu dengan eksperimen siswa dapat menemukan kebenaran suatu teori. Aktivitas belajar siswa selama menggunakan model STAD disertai metode eksperimen pada pembelajaran IPA diamati dengan menggunakan instrumen lembar penilaian aktivitas belajar siswa. Pengamatan dilakukan oleh 4 orang pengamat dengan jumlah siswa sebanyak 44 siswa. Dari pengamatan aktivitas belajar siswa diperoleh data seperti pada tabel 1 berikut: Tabel 1. Skor Aktivitas Siswa Setiap Indikator Presentase (%) Rata– No Aktivitas rata P-1 P-2 1 Mengisi 85,71 86,04 85,88 tabel pengama tan 2 Menganali 94,44 87,59 91,02 sis data 3 Membuat 80,15 93,02 86,59 kesimpu lan 4 Melakukan 92,06 100,00 96,03 percobaan 5 Bertanya 72,22 79,06 75,64 6 Berpenda 88,1 89,15 88,63 pat 7 Bekerjasa 89,68 99,22 94,45 ma Jumlah 602,36 634,08 Rata-rata 86,05 90,58 Pada tabel 1 bahwa pertemuan pertama dan pertemuan kedua terdapat beberapa indikator yang meningkat dan ada pula yang mengalami penurunan. Indikator aktivitas belajar siswa yang memiliki rata-rata tertinggi yaitu pada indikator melakukan percobaan sebesar 100% hal tersebut karena pada saat melakukan percobaan semua anggota kelompok dari tiap-tiap kelompok bekerjasama dalam melakukan percobaan yang diberikan. Sedangkan skor rata-rata terendah yaitu pada indikator bertanya yaitu sebesar 79,06%, ini terjadi dikarenakan siswa masih tidak mempunyai cukup keberanian untuk mengajukan pertanyaan dan masih merasa malu untuk bertanya. Berdasarkan analisis hasil aktivitas belajar siswa didapatkan rata-rata hasil aktivitas belajar siswa yaitu pada pertemuan pertama sebesar 86,05% sedangkan pada pertemuan kedua sebesar 90,58%. Jika dikonsultasikan dengan kategori tingkat aktivitas siswa dapat dikatakan bahwa aktivitas belajar siswa pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua dengan menggunakan model STAD disertai metode eksperimen berada dalam kategori sangat aktif karena berada pada rentang lebih dari 80%. 401 Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 3 No.4, Maret 2015, hal 397 – 401 SIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. Ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar IPA menggunakan model pembelajaran kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) disertai metode eksperimen dengan kelas yang tidak menggunakan model pembelajaran kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) disertai metode eksperimen pada siswa kelas VII SMP Negeri 7 Jember tahun ajaran 2014/2015 semester ganjil. Aktivitas belajar siswa selam mengikuti pelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) disertai metode eksperimen termasuk dalam kategori sangat aktif karena besar persentase pada setiap pertemuan lebih dari 80%. Berdasarkan kesimpulan di atas disarankan apabila menerapkan model pembelajaran kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) disertai metode eksperimen ini hendaknya memperhatikan pengaturan waktu yang tepat agar fase-fase pada model pembelajaran dapat berjalan dengan maksimal sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta A’yun, D.Q. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berbasis Multimedia Audio Visual Dalam Pembelajaran Fisika di SMP. Jurnal Pembelajaran Fisika. ISSN: 23019794. Vol. 1: 152-157 Basir, A. 1988. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Airlangga University Press. Hobri, H.2009.Model-model Pembelajaran Inovativ. Jember :Center of Society Studies (CSS) Slavin, R. E. 2005. Cooperatif Learning: Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media. Slavin, R. E. 2010. Cooperatif Learning: Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media. Subekti, Agus. 2002. Pengantar Eksperimen. Jember: UNEJ Sugiono. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R dan D. Bandung; Alfa Beta Trianto, 2009. Mendesain Pembelajaran Inofatif-Progresif.Jakarta.Prenada Media Group