BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Kajian Teori 1.1.1 Pengertian Belajar

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1.1 Kajian Teori
1.1.1 Pengertian Belajar
Menurut Winkel, belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang
berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman. Menurut Ernest R.
Hilgard dalam Sumardi Suryabrata, (1984:252) belajar merupakan proses
perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan
perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh
lainnya.
Sifat perubahannya relatif permanen, tidak akan kembali kepada keadaan
semula. Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat, seperti
perubahan akibat kelelahan, sakit, mabuk, dan sebagainya. Sedangkan
pengertian belajar menurut Gagne dalam bukunya The Conditions of
Learning 1977, belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan
dalam perubahan tingkah laku, yang keadaaannya berbeda dari sebelum
individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang
serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan.
Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat refleks atau perilaku yang
bersifat naluriah.
Moh. Surya (1981:32), definisi belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksinya dengan lingkungan. Kesimpulan yang bisa diambil dari kedua
pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya, belajar adalah perubahan dari diri
seseorang.
1.1.2 Prestasi
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan
baik secara individu maupun secara kelompok Djamarah, (1994:19).
Abdul Dahar dalam Djamarah (1994:21)
bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil
yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja.
Dari pengertian yang dikemukakan tersebut diatas, jelas terlihat perbedaan
pada kata-kata tertentu sebagai penekanan, namun intinya sama yaitu hasil
yang dicapai dari suatu kegiatan. Untuk itu, dapat dipahami bahwa prestasi
adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan yang
menyenangkan hati, yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara
individual maupun secara kelompok dalam bidang kegiatan tertentu.
Menurut Nurkencana (1986: 62) mengemukakan bahwa prestasi belajar
adalah hasil yang telah dicapai atau diperoleh anak berupa nilai mata
pelajaran. Ditambahkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang
mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas
dalam belajar.
Setelah menelusuri uraian diatas, maka dapat dipahami bahwa prestasi belajar
adalah hasil atau taraf kemampuan yang telah dicapai siswa setelah mengikuti
proses belajar mengajar dalam waktu tertentu baik berupa perubahan tingkah
laku, keterampilan dan pengetahuan dan kemudian akan diukur dan dinilai
yang kemudian diwujudkan dalam angka atau pernyataan.
1.1.3 Hasil Belajar
Darmansyah (2006:13) menyatakan bahwa hasil belajar adalah hasil
penilaian terhadap kemampuan siswa yang ditentukan dalam bentuk angka.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan hasil
belajar adalah hasil penilaian terhadap kemampuan siswa setelah menjalani
proses pembelajaran. Cece Rahmat, dalam Zainal Abidin. ( 2004:1 )
atau prosedur penilaian sesuai dengan aturan tertentu, atau dengan kata lain
untuk mengetahui daya serap siswa setelah menguasai materi pelajaran yang
telah diberikan. Nana Sujana ( 1989:9 ) belajar didefinisikan sebagai proses
interaksional dimana pribadi menjangkau wawasan
wawasan baru atau
merubah sesuatu yang lama.
Selanjutnya peranan hasil belajar menurut Nasrun Harahab dalam Zainal
Abidin, (
tentang kemajuan belajar siswa setelah mengikuti PBM dalam jangka waktu
tertentu. b. Untuk mengetahui keberhasilan komponen
komponen
pengajaran dalam rangka mencapai tujuan. c. hasil belajar memberikan bahan
pertimbangan apakah siswa diberikan program perbaikan, pengayaan atau
melanjutkan pada program pengajaran berikutnya. d. Untuk keperluan
bimbingan dan penyuluhan bagi siswa yang mengalami kegagalan dalam
suatu program bahan pembelajaran. e. Untuk keperluan supervise bagi kepala
sekolah dan pemilik agar guru lebih berkompeten. f. Sebagai bahan dalam
memberikan informasi kepada orang tua siswa dan sebagai bahan dalam
mengambil
1.1.4 Pembelajaran kooperatif tipe STAD
Student Terms Achievement Division (STAD) merupakan salah satu model atau
pendekatan dalam pembelajaran kooperatif yang sederhana dan baik untuk guru
yang baru mulai menggunakan pendekatan kooperatif dalam kelas, STAD juga
merupakan suatu model pembelajaran kooperatif yang efektif.
Menurut Apriani, (2010:11) STAD (Student Terms Achievement Division)
merupakan model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok
kecil. Adapun langkah-langah yang dapat di tempuh dalam model pembelajaran
diantaranya: a) Peserta didik diberikan tes awal dan diperoleh skor awal. b)
Peserta didik dibagi ke dalam kelompok kecil 4-5 tahun secara heterogen
menurut prestasi, jenis kelamin, ras atau suku. c) Peserta didik menyampaikan
tujuan dan memotivasi peserta didik. d) Guru menyajikan bahan pelajaran dan
peserta didik bekerja dalam team. e) Guru membimbing kelompok peserta didik.
f) Peserta didik diberi tes tentang materi yang telah diajarkan. g) Memberi
penghargaan.
2.1.5 Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Lie (2007:12) pembelajaran kooperatif atau pembelajaran gotong royong
adalah sistem pengajaran yang diberikan kepada anak didik untuk berbaik dengan
sesama siswa dalam tugas terstruktur dimana dalam sistem ini guna bertindak
sebagai fasilitator.
Menurut Panen, Mustafa, dan Sekar Winahyu (2001:69) mengemukakan bahwa
kolaboratif merupakan proses konstruktivisme sosial yang
menjadi salah satu proses konstruksi pengetahuan yang relatif dominan dalam diri
Menurut Abdurrahman dan Bintaro dalam Nurhadi, dkk (2004:60) pembelajaran
yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang saling
mencerdaskan, saling menyayangi dan saling tenggang rasa antar sesama siswa
sebagai latihan untuk hidup dalam masyarakat nyata sehingga sumber belajar
bukan hanya dari guru dan buku ajar tetapi juga sesama siswa.
Model pembelajaran kooperatif yang dikemukakan oleh Arends (2001) yang
dikutip dalam http://www.scribd.com/doc/29412918/Model-Pembelajaran, yaitu:
Menurut Ibrahim (2004:6) pembelajaran yang menggunakan model kooperatif
dapat memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan
materi belajarnya.
b. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang
dan rendah.
c. Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis
kelamin berbeda-beda.
d. Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu.
1.2 Kerangka Pikir / Siklus Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode pembelajaran kooperatif tikpe STAD (Student
Teams Achievement Division) dengan penekanan terhadap proses pembelajaran
matematika siswa-siswi kelas V SD Negeri 1 Kupang Teba kurang berminat
belajar matematika. Hal ini berdampak pada perolehan hasil belajar siswa masih
rendah. Berdasarkan masalah tersebut disusun perencanaan pembelajaran tentang
konsep bangun ruang dengan menggunakan model Student Teams Achievement
Division (STAD).
Model ini memungkinkan siswa akan lebih mengerti dan memahami suatu konsep
atau rumus matematika, karena siswa lebih aktif berdiskusi dalam berkelompok.
Dengan demikian siswa tidak mudah lupa dengan konsep-konsep yang ia
diskusikan dalam kelompok dan dapat menyelesaikan soal-soal yang diberikan
sehingga siswa akan mendapat hasil prestasi belajar yang maksimal.
Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan menpresentasikan di depan kelas hasil
yang diperoleh dari diskusi masing-masing kelompok, dan mengoreksi kesalahankesalahan siswa.
Pembelajaran dengan model ini membuat siswa menjadi lebih terpacu
semangatnya dan rasa ingin tahu siswa lebih besar terhadap materi yang dipelajari
dan pembelajaran terpusat pada siswa, sehingga siswa akan lebih dalam proses
pembelajaran.
Dengan demikian, diharapkan dengan menerapkan model Student Terms
Achievement Division (STAD) dalam proses pembelajaran siswa akan menjadi
aktif dan hasil belajar siswa akan meningkat.
Adapun skema kerangka pikir disajikan pada Gambar 1.
ORIENTASI LAPANGAN
SIKLUS I
SIKLUS II
RENCANA I
ANALISIS
REFLEKTIF II
PELAKSANAAN
TINDAKAN I
OBSERVASI I
OBSERVASI II
PELAKSANAAN
TINDAKAN II
ANALISIS
REFLEKTIF I
PERBAIKAN
RENCANA II
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
1.3 Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir (Gambar 1) diajukan hipotesis
tindakan sebagai
model pembelajaran STAD
(Student Terms Achievement Division) dapat meningkatkan hasil belajar siswa
khususnya pada mata pelajaran matematika.
Download