Jika pasien dengan gangguan kepribadian antisosial yang tidak

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Pedologi
Gangguan Perilaku dan Perkembangan
Perilaku Antisosial
Fakultas
Program Studi
Psikologi
Psikologi
Tatap Muka
09
Kode MK
Disusun Oleh
MK61077
Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog
Abstrak
Kompetensi
Mengetahui dan memahami teori
mengenai gangguan perilaku dan
karakteristiknya, serta perkembangan
perilaku antisosial
Mampu menjelaskan dan
mengkomunikasikan materi terkait
1. Pengertian Gangguan Perilaku (Conduct Disorder)
Dalam DSM-IV-TR (2000) didefinisikan bahwa gangguan tingkah laku atau conduct
disorder adalah pola prilaku yang tetap yang melanggar hak-hak dasar orang lain dan norma
susila. Clerg mengemukakan bahwa istilah gangguan tingkah laku atau conduct disorder
mengacu pada pola perilaku antisosial yang bertahan yang melanggar hak-hak orang lain
dan norma susila.
Gangguan tingkah laku/conduct disorder (CD) merupakan salah satu masalah
kesehatan mental yang paling sulit ditangani pada anak-anak dan remaja, CD melibatkan
sejumlah perilaku bermasalah, (misalnya berbohong, mencuri, melarikan diri, kekerasan
fisik, perilaku seksual koersif). Agresi terhadap orang lain dan hewan, menghancurkan
kepemilikan, berbohong atau mencuri, pelanggaran aturan yang serius). American
Psychiatric Assoociation, mengemukakan beberapa kriteria conduct disorder dari masingmasing kategori conduct disorder sebagai berikut :
A. Conduct disorder merupakan pola perilaku yang berulang yang ditandai dengan adanya
hal-hal dasar. Setidaknya 3 dari hal-hal berikut muncul dari 12 bulan terakhir, seperti
agresi terhadap orang dan hewan, misalnya :
1. Sering melakukan bully, ancaman, mengintimidasi orang lain
2. Sering memulai pertengkaran fisik terhadap orang lain
3. Menggunakan senjata yang dapat menyebabkan bahaya fisik terhadap orang lain
misalnya : (tongkat, botol pecah, pisau, pistol)
4. Melakukan kekejaman fisik terhadap orang lain
5. Melakukan kejahatan fisik terhadap hewan
6. Mencuri sambil mengkonfrontasi korban, contohnya : (pencopet, perampok
bersenjata)
7. Memaksa seseorang melakukan aktifitas seksual
2016
2
Pedologi
Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
8. Melakukan pembakaran secara sengaja dengan tujuan untuk menghasilkan
kerusakan yang serius
9. Melakukan pengerusakan barang dan benda secara sengaja. Atau melakukan
penipuan dan pencurian
10. Masuk secara paksa ke dalam rumah, bangunan atau mobil orang lain
11. Sering berbohong untuk memperoleh barang dan jasa atau untuk menghindari
kewajiban
12. Mencuri tanpa konfrontasi atau melakukan pelanggaran yang serius
13. Sering keluar rumah pada malam hari walaupun dilarang, di mulai pada usia 13
tahun
14. Melarikan diri dari rumah pada malam hari setidaknya 2 kali selama tinggal di rumah
orang tua atau orang tua asuh (atau satu kali tanpa kembali ke rumah untuk jangka
waktu yang lama)
15. Sering bolos dari sekolah yang dimulai dari usia 13 tahun
B. Gangguan perilaku tersebut menyebabkan kerusakan yang signifikan pada fungsi sosial,
akademis atau pekerjaan.
C. Apabila individu berusia 18 tahun atau lebih, maka kriteria yang ditampilkan bukan
conduct disorder tetapi antisocial personality disorder.
1.2 Epidemiologi
Gangguan tingkah laku lazimnya ditemukan di masa kanak dan remaja. Angka perkiraan
gangguan tingkah laku di dalam populasi umum berkisar dari 1 hingga 10 persen. Gangguan
ini lebih lazim ditemukan pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan, dan rasionya
berkisar sekitar 4:1 hingga 12:1. Gangguan tingkah laku lebih lazim ditemukan pada anak
dari orang tua yeng memiliki gangguan kepribadian antisosial dan ketergantungan alkohol,
dibandingkan populasi umum. Prevelensi gangguan tingkah laku dan perilaku antisosial
secara signifikan terkait dengan faktor sosial ekonomi.
2016
3
Pedologi
Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1.3 Klasifikasi Conduct Disorder
Berdasarkan awal munculnya gangguan tingkah laku atau conduct disorder dapat di
bagi menjadi tiga yaitu :

Conduct disorder, childhood-onset tipe : kemunculan sekurang-kurangnya satu kriteria
conduct disorder sebelum usia 10 tahun

Conduct disorder, aldolescent-onset tipe : karateristik conduct disorder tidak ada yang
ditampilkan sebelum usianya 10 tahun

Conduct disorder, unspecified onsed usia kemunculan tidak di ketahui.
Berdasarkan tingkat keparahan maka conduct disorder dapat dispesifikkan sebagai
berikut :
o
Ringan : masalah perilaku hanya sedikit melewati kriteria yang disyaratkan (kalau
ada) dan masalah perilaku hanya menyebabkan bahaya ringan terhadap orang lain.
o
Moderat : jumlah dan dampak masalah perilaku berada di antara ‘’mild’’ dan
‘’severe’’.
o
Berat : masalah perilaku banyak melewati kriteria di syarat atau masalah perilaku
menyebabkan bahaya yang besar terhadap orang lain.
American Psychiatric Association menjelaskan bahwa conduct disorder terutama
sejenis conduct disorder childhood-onset type, lebih banyak dialami oleh anak laki-laki dari
pada perempuan. Perbedaan gender dengan diagnosis conduct disorder sering kali
menampilkan perilaku mempengaruhi juga jenis masalah yang ditampilkan. Laki-laki
bertengkar, mencuri, dan pelanggaran disiplin sekolah. Sedangkan perempuan dengan
diagnosis conduct disorder seringkali menampilkan perilaku berbohong, bolos, melarikan diri
dari rumah, menggunakan obat terlarang dan prostitusi. Perilaku konfrontatif lebih banyak
digunakan laki-laki dari pada perempuan.
2016
4
Pedologi
Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1.4 Faktor Penyebab Conduct Disorder
Faktor-faktor penyebab yang menyebabkan conduct disorder dapat dibedakan
menjadi faktor biologis, faktor individual, dan faktor keluarga.
A. Faktor Biologis
Tempramen merupakan penyebab biologis bagi terbentuknya conduct disorder. Hal
yang mempengaruhi berkembangnya perilaku yaitu adanya disfungsi neoropsikologi
yang berhubungan dengan tempramen sulit yang memicu impulsivitas, perasaan mudah
tersinggung dan aktifitas berlebihan pada anak.
B. Tempramen yaitu gaya karakteristik seseorang dalam melakukan pendekatan dan
bereaksi terhadap orang dan situasi di lingkungan. Tempramen dapat diartikan sebagai
cara (bagaimana) seseorang melakukan suatu hal. Bayi berusia 8 minggu sudah
menunjukan tanda-tanda perbedaan tempramen yang membentuk bagian penting dalam
kepribadiannya.
2016
5
Pedologi
Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2016
6
Pedologi
Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Perbedaan individu dengan temperamen dasarnya tampaknya tidak ditentukan oleh
sikap orang tua atau gender, urutan kelahiran atau kelas sosial. Namun, temperamen dapat
berubah seiring berjalannya waktu. Hal itu ditunjukan oleh penelitian yang dilakukan oleh
New York longitudinal study (NYLS) pada tahun 1984 yang menemukan bahwa individu
menunjukan adanya perubahan temperamen walaupun aspek dasar temperamen yang
mereka miliki tetap stabil. Tampaknya terkadang hal itu disebabkan oleh adanya
kejadian/peristiwa yang dialami oleh individu atau adanya perbedaan perilaku orang tua
dalam mengenali anaknya.
Karakter temperamen saja bukanlah faktor tunggal yang menentukan temperamen
akhir individu. Hal itu dipengaruhi oleh adanya kesesuaian antara temperamen dasar anak
dan lingkungan sehingga menentukan apakah perkembangan anak menjadi sehat atau
patologis. Anak akan mengalami stres apabila dituntut untuk beperilaku yang berkebalikan
dengan temperamen dasarnya. Misalnya, anak yang sangat aktif dan tinggal di rumah yang
kecil diharapkan duduk diam untuk waktu yang lama. Anak yang slow-to-warm-up dipaksa
untuk menyesuaikan diri dengan banyak orang dan situasi baru.
Selain itu juga yang berperan dalam pembentukan masalah perilaku pada anak
walaupun peran lingkungan tidak dapat dikesampingkan. Selain itu, faktor biologis lainnya
yang juga dapat berperan dalam pembentukan gangguan tingkah laku pada anak yaitu
adanya keracunan pada janin dan masalah psikologis berupa rendahnya denyut jantung dan
respon galvanic pada kulit sehingga anak-anak mencari stimulus melalui perilaku tidak
terkontrol, adanya faktor biokimia atau hormon.
2016
7
Pedologi
Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2. Pengertian Gangguan Kepribadian Antisosial
Pola perilaku pengabaian dan perlanggaran pelbagai hak orang lain, bersifat pervasif,
berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam pelbagai konteks. Gangguan kepribadian
ini biasanya menjadi perhatian yang disebabkan adanya perbedaan yang besar antara
perilaku dan norma sosial yang berlaku.
2.1 Epidemiologi
Prevalensi gangguan kepribadian antisosial adalah 3% pada pria dan 1% pada wanita.
Hal ini paling umum ditemukan di daerah perkotaan miskin dan antara penduduk yang
sering berpindah-pindah. Timbulnya gangguan adalah sebelum usia 15. Gadis biasanya
memiliki gejala sebelum pubertas, dan anak laki-laki bahkan lebih awal. Dalam populasi
penjara, prevalensi gangguan kepribadian antisosial dapat setinggi 75%. Apabila terdapat
riwayat anggota keluarga yang menderita gangguan yang sama, gangguan ini lima kali lebih
umum di antara tingkat pertama kerabat laki-laki dengan gangguan dari kelompok kontrol.
2.2 Fitur klinis
Pasien dengan gangguan kepribadian antisosial seringkali dapat tampak normal dan
bahkan menawan dan manis. Riwayat mereka mengungkapkan banyak bidang kehidupan
berfungsi teratur. Berbohong, pembolosan, lari dari rumah, pencurian, perkelahian,
penyalahgunaan zat, dan kegiatan ilegal adalah pengalaman khas pasien yang dilaporkan
sebagai awal di masa kecil. Pasien-pasien ini seringkali terhadap dokter dengan jenis
kelamin berlawanan memberikan kesan kepribadian yang berwarna-warni dan bergairah,
tetapi terhadap dokter yang berjenis kelamin sama mungkin mereka tampak manipulatif dan
menuntut. Pasien dengan gangguan kepribadian antisosial tidak menunjukkan kecemasan
atau depresi, tampak secara kasar tidak sesuai dengan situasi mereka, meskipun ancaman
bunuh diri dan keluhan somatik mungkin umum. Penjelasan mereka sendiri mengenai
perilaku antisosial mereka membuatnya tampak ceroboh, tapi konten mental mereka
2016
8
Pedologi
Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
mengungkapkan tidak adanya delusi dan tanda-tanda lain dari berpikir irasional. Bahkan,
mereka sering memiliki rasa tinggi pengujian realitas dan seringkali terkesan memiliki
kecerdasan lisan yang baik.
Orang dengan gangguan kepribadian antisosial sangat mewakili apa yang disebut para
penipu. Mereka sangat manipulatif dan sering dapat berbicara orang lain untuk
berpartisipasi dalam skema cara mudah untuk membuat uang atau untuk mencapai
ketenaran. Skema ini akhirnya dapat memimpin sikap tidak berhati-hati sampai
menimbulkan kekacauan finansial atau rasa malu sosial atau keduanya. Mereka dengan
gangguan ini tidak mengatakan kebenaran dan tidak dapat dipercaya untuk melaksanakan
tugas apapun atau mematuhi semua standar konvensional moralitas. Pergaulan bebas,
penyalahgunaan pasangan, penganiayaan anak, dan mengemudi dalam keadaan mabuk
adalah kejadian umum dalam hidup mereka. Temuan penting adalah kurangnya penyesalan
atas tindakan ini, yaitu, mereka tampak kurang memiliki hati nurani.
2.3 Etiologi
2.3.1 Keluarga
Penyebab gangguan ini berkaitan dengan peran keluarga. Kurangnya afeksi dan
penolakan orang tua. Tidak konsistennya orang tua dalam mendisiplinkan anak dan dalam
mengajarkan tanggung jawab terhadap orang lain. Orang tua yang sering melakukan
kekerasan fisik terhadap anaknya dapat menyebabkan gangguan ini. Gangguan ini juga
dapat disebabkan oleh kehilangan orang tua.
2.3.2 Lingkungan
Kehidupan sosial masyarakat sangat memengaruhi seseorang yang ada di sekitarnya.
Bagi anak yang hidup dalam lingkungan kekerasan, mabuk-mabukan, dia akan terpengaruh
untuk mengikuti sehingga menerima pengakuan dari lingkungannya.
2016
9
Pedologi
Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2.4 Diagnosa
Pasien dengan gangguan kepribadian antisosial bisa menipu bahkan dokter paling
berpengalaman. Dalam sebuah wawancara, pasien dapat tampak tenang dan dapat
dipercaya, tetapi di balik itu mengintai ketegangan, permusuhan, mudah marah, dan
kemarahan.
Sebuah pemeriksaan diagnostik harus mencakup pemeriksaan neurologis menyeluruh.
Karena pasien sering menunjukkan hasil EEG abnormal dan tanda-tanda neurologis ringan
yang menunjukkan kerusakan otak minimal dalam masa kanak-kanak, temuan ini dapat
digunakan untuk mengkonfirmasi kesan klinis.
Kriteria diagnostik gangguan kepribadian antisosial berdasarkan DSM-IV:
A. Ada pola pervasif mengabaikan dan melanggar hak orang lain yang terjadi sejak usia 15
tahun, seperti yang ditunjukkan oleh tiga (atau lebih) sebagai berikut:
1. Kegagalan untuk mematuhi norma-norma, peraturan, dan kewajiban sosial
2. Tipu daya, seperti ditunjukkan oleh berulang kali berbohong atau menipu orang lain
untuk keuntungan pribadi atau kesenangan
3. Impulsif atau kegagalan untuk merencanakan
4. Iritabilitas dan agresivitas, seperti ditunjukkan oleh perkelahian fisik berulang
5. Mengabaikan keselamatan diri sendiri atau orang lain
6. Secara menetap tidak bertanggung jawab, seperti yang ditunjukkan oleh kegagalan
yang berulang untuk mempertahankan perilaku kerja yang konsisten atau
menghormati kewajiban keuangan
7. Kurangnya penyesalan, seperti ditunjukkan dengan menjadi acuh tak acuh terhadap
atau rasionalisasi memiliki terluka, dianiaya, atau dicuri dari yang lain
B. Individu setidaknya berusia 18 tahun.
C. Ada bukti dari gangguan perilaku dengan onset sebelum usia 15 tahun.
D. Terjadinya perilaku antisosial tidak secara eksklusif selama skizofrenia atau episode
manik.
2016
10
Pedologi
Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2.5 Diagnosis Banding
Gangguan kepribadian antisosial dapat dibedakan dari perilaku ilegal yang melibatkan
banyak bidang kehidupan seseorang. Banyak orang-orang ini memiliki gangguan neurologis
atau mental yang diabaikan atau tidak terdiagnosis. Lebih sulit membandingkan gangguan
kepribadian antisosial dari penyalahgunaan zat. Ketika kedua penyalahgunaan zat dan
perilaku antisosial di mulai di masa kecil dan berlanjut ke kehidupan dewasa, kedua
gangguan harus di diagnosis. Ketika perilaku antisosial jelas manifestasi sekunder dari
penyalahgunaan alkohol atau penyalahgunaan zat lain sebelumnya, diagnosis gangguan
kepribadian antisosial tidak dibenarkan.
Dalam mendiagnosis gangguan kepribadian antisosial, dokter harus menyesuaikan
untuk efek distorsi dari status sosial ekonomi, latar belakang budaya, dan seks. Selanjutnya,
diagnosis gangguan kepribadian antisosial tidak dibenarkan ketika keterbelakangan mental,
skizofrenia, atau mania dapat menjelaskan gejala.
2.6 Pengobatan
2.6.1Psikoterapi
Jika pasien dengan gangguan kepribadian antisosial yang tidak dapat bergerak
(misalnya, ditempatkan di rumah sakit), mereka sering menjadi setuju untuk psikoterapi.
Ketika pasien merasa bahwa mereka dikelilingi rekan-rekan, motivasi untuk berubah
menghilang. Mungkin karena alasan ini, kelompok yang membantu diri pasien lebih berguna
daripada penjara dalam mengurangi gangguan tersebut.
Sebelum pengobatan dapat dimulai, batas tegas sangat penting. Terapis harus
menemukan cara untuk berurusan dengan perilaku pasien yang merusak diri sendiri. Dan
untuk mengatasi ketakutan pasien akan keintiman, terapis harus menggagalkan keinginan
pasien untuk lari dari pertemuan yang nyata dengan orang lain. Dengan demikian, terapis
menghadapi tantangan memisahkan kendali dari hukuman dan memisahkan bantuan dan
konforntasi dari isolasi sosial dan retribusi.
2016
11
Pedologi
Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2.6.2
Farmakoterapi
Farmakoterapi digunakan untuk menangani gejala-gejala seperti kecemasan,
kemarahan, dan depresi, namun karena pasien sering menyalahgunakan zat, obat-obatan
harus digunakan secara bijaksana. Jika pasien menunjukkan bukti gangguan atensi atau
gangguan hiperaktif, psikostimulan seperti methylphenidate (Ritalin) mungkin berguna.
Upaya telah dilakukan untuk mengubah metabolisme katekolamin dengan obat-obatan dan
untuk mengontrol perilaku impulsif dengan obat antiepilepsi, misalnya, carbamazepine
(Tegretol) atau valproate (Depakote), terutama jika bentuk gelombang abnormal di catat
pada EEG. β-adrenergic reseptor antagonis telah digunakan untuk mengurangi agresi.
2.7 Perjalanan Gangguan dan Prognosis
Setelah gangguan kepribadian antisosial berkembang, berjalan tak henti-hentinya,
dengan tingginya perilaku antisosial biasanya terjadi pada akhir masa remaja. Prognosis
bervariasi. Beberapa laporan menunjukkan bahwa gejala penurunan seiring bertambahnya
usia. Banyak pasien mengalami gangguan somatisasi dan keluhan fisik. Gangguan depresif,
gangguan penggunaan alkohol, dan penyalahgunaan zat lainnya adalah umum terjadi.
2016
12
Pedologi
Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
American Psychiatric Association. (2000). Diagnostic and statistical manual of mental
disorders (4th edition, text revision). Washington, DC: Author.
Mangunsong, F. (1998). Psikologi dan pendidikan anak luar biasa. Jakarta: LPSP3-UI.
Papalia, Wendkos-Olds., & Duskin-Feldman. (2009). Human development (11th ed.). New
York: McGraw-Hill.
Sarason, I. G., & Sarason, B. R. (2002). Abnormal psychology: The problem of maladaptive
behavior (10th edition). Upper Sadle River, NJ: Prentice Hall.
Mash, E.J. & Wolfe, D. A. (2010). Abnormal Child Psychology (4th ed.). Belmont,CA:
Wadsworth.
2016
13
Pedologi
Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download