Bab I Manajemen Keuangan Internasional

advertisement
Eksposur Konversi
Eksposur konversi muncul karena
perusahaan harus mengkonsolidasi laporan
keuangan cabang-cabang ke dalam laporan
keuangan pusat
Cabang karena berada di negara yang
berbeda-beda menggunakan denominasi
yang berbeda
Pada waktu terjadi konversi, ada
kemungkinan laba/rugi akibat proses konversi
tersebut
Nama lain: eksposur akuntansi, translasi

Metode konversi laporan keuangan

Current/non-current
 Jangka waktu sebagai patokan

Monetary/non-monetary
 Menggunakan kesamaan dalam atribut aset

Temporal
 Aset moneter menggunakan kurs saat ini, aset non-
moneter menggunakan nilai pasar

Current rate
 Aset dam kewajiban menggunakan kurs saat ini, rekening
khusus digunakan untuk menampung ketidakseimbangan

Perbandingan antar metode

Pada neraca dan laba rugi

Pengertian


Mata uang lingkungan ekonomi yang pokok
dimana entitas bisnis melakukan kegiatan
bisnisnya
Faktor penentu denominasi mata uang
fungsional
Indikator aliran kas
 Indikator harga penjualan
 Indikator pasar penjualan
 Indikator biaya
 Indikator pendanaan
 Transaksi dalam perusahaan dan indikator
perjanjian

Apakah laporan keuangan dinyatakan dalam mata uang asing?
Ya
Tidak
Tidak ada
penerjemahan
yang
diperlukan
Apakah mata uang lokal menjadi mata uang
fungsional?
Tidak
Apakah Rp menjadi mata
uang fungsional?
Ya
Konversi ke Rp dengan
metode kurs saat ini
Tidak
Konversi dari mata uang asing ke fungsioanl
dengan metode temporal, dan kemudian konversi
ke Rp dengan metode kurs saat ini
Ya
Konversi ke Rp
dengan metode
temporal




MISAL MNC AMERIKA SERIKAT
MEMPUNYAI CABANG DI INDONESIA
MATA UANG KANTOR PUSAT DALAM $,
MATA UANG CABANG INDONESIA
DALAM RP
JIKA KURS ADALAH RP10.000/$, MODAL
SAHAM ADALAH $6.000. JIKA KURS
ADALAH RP20.000/$, MODAL SAHAM
MENJADI $3.000.
DENGAN DEMIKIAN MNC TSB
MENGALAMI KERUGIAN SEBESAR $3.000,
HANYA KARENA RUPIAH DEPRESIASI THD
DOLAR
Rp10.000/$ Rp20.000/$
Nilai (Rp juta) Nilai ($)
Nilai ($)
Aktiva
Kas
Piutang Dagang
Persediaan
Aktiva Tetap
Total Aktiva
10,000,000
20,000,000
20,000,000
50,000,000
100,000,000
1,000
2,000
2,000
5,000
10,000
500
1,000
1,000
2,500
5,000
Pasiva
Hutang Dagang
Hutang Lancar lainnya
Hutang J. Panjang
Modal Saham
Total Pasiva
10,000,000
10,000,000
20,000,000
60,000,000
100,000,000
1,000
1,000
2,000
6,000
10,000
500
500
1,000
3,000
5,000

Strategi fund-flow adjustment, untuk menghadapi
perubahan kurs
Situasi
Aset Kewajiban Eksposur bersih
Mata uang menguat Naik Turun
Mata uang melemah Turun Naik
Positif
Negatif
DALAM PASAR EFISIEN, STRATEGI SEMACAM ITU
AKAN SULIT DILAKUKAN, KARENA INVESTOR AKAN
MELAKUKAN HAL YANG SAMA, KURS AKAN
BERUBAH DENGAN CEPAT.

Cara hedging




Mengurangi eksposur transaksi/operasi
Hedging neraca
Hedging dengan derivatif
Dalam contoh di atas, hedging bisa dilakukan
dengan jalan beli $ forward (atau jual Rp forward)
dengan kurs Rp10.000/$. Dalam situasi tersebut,
perubahan kurs tidak akan mempengaruhi posisi
modal MNC tersebut.



Laba/rugi konversi adalah laba/rugi di atas
kertas
Penelitian menunjukkan bahwa pasar tidak
bereaksi terhadap perubahan akuntansi
(sepanjang tidak merubah aliran kas). Aliran
kas yang menjadi perhatian investor.
Manajer lebih memfokuskan pada kegiatan
operasi daripada konversi laporan keuangan
Biaya Modal
Biaya modal adalah tingkat keuntungan
yang disyaratkan, atau tingkat
keuntungan yang minimal agar nilai
perusahaan tidak turun.
Biaya modal rata-rata tertimbang
(Weighted Averaga Cost of Capital atau
WACC) bermanfaat sebagai cut-off rate
dalam analisis investasi


Sebagai tingkat keuntungan minimal yang
harus diperoleh oleh suatu investasi agar nilai
perusahaan tidak turun
Biaya modal tertimbang karena digunakan
beberapa sumber dana

Perhitungan
 Menghitung biaya modal individual
 Menghitung komposisi masing-masing untuk menentukan
bobot atau proporsi setiap sumber dana
 Menghitung biaya modal rata-rata
 kw = ws.ks + wd.kd + wp.kp

Biaya modal hutang


kd* = kd (1 – t)
Biaya modal saham preferen
 kp =
D
P

Biaya modal saham

Pendekatan pertumbuhan
 PV = C1/(1+ks)1 + C2/(1+ks)2 + … + Cn/(1+ks)n
 PV = C0(1+g%)1/(1+ks)1 + C0(1+g%)2/(1+ks)2 + … +


C0(1+g%)n/(1+ks)n
PV = C1
ks – g
ks = C1 + g
Pendekatan CAPM
 ks = kf + B* (km – kf)
 Bs = B* / [1 + (1 – t)D/E]
PV

CAPM untuk investasi luar negeri
Adanya resiko sistematis
 Aliran kas dari luar negeri berkorelasi rendah dengan
aliran kas domestik
 Ketergantungan investasi luar negeri dan dalam
negeri terhadap faktor bersama dunia
 Pengamatan empiris


Menghitung Beta


Rit = a + Bi Rmt + e
dimana Bi = Cov (Ri,Rm) / Var(Rm)
Penggunaan portfolio pasar dunia atau domestik






Menghitung biaya modal individual, lebih spesifik biaya
modal marjinal individual
Biaya modal hutang relatif lebih mudah
Jika biaya modal saham dihitung dengan CAPM,
portfolio domestik lebih baik digunakan dalam
menghitunh beta
Setelah biaya modal individual dihitung, komposisi
sumber pendanaan dihitung
Biaya modal rata-rata kemudian dihitung
Jika resiko investasi sama dengan resiko perusahaan
secara keseluruhan, jika komposisi pendanaan proyek
sama dengan komposisi pendanaan kantor pusat, maka
biaya modal tunggal digunakan untuk smeua cabang

Kasus Novo Industri A/S




Listing di NYSE karena keterbatasan likuiditas dan
biaya modal tinggi di Denmark
Adanya perbedaan reaksi pasar antara investor asing
dan domestik
Mengarahkan basis ke investor institusional
Merger dengan Nordisk Gentofte
Download