BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kehidupan manusia

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kehidupan manusia tidak mungkin lepas dari kegiatan komunikasi. Manusia
harus mengungkapkan pikiran, perasaan dan konsep yang ada dalam dirinya kepada
manusia lain dalam upaya mempertahankan, mengembangkan diri dan kehidupan
bersama. Pengungkapan diri ini, hanya akan menjadi sempurna ketika manusia
menggunakan komunikasi sebagai sarana penghubung baik dengan dirinya sendiri
maupun orang lain.
Dalam sejarah awal, manusia membuat lukisan – lukisan di gua – gua dan
lukisan – lukisan tersebut tidak hanya mengkomunikasikan tentang siapa mereka, apa
dan bagaimana kehidupan mereka, kebutuhan - kebutuhan mereka tetapi juga
mengungkapkan salah satu esensi kehidupan manusia yakni komunikasi. Komunikasi
dengan simbol – simbol.
Dewasa ini banyak gambar dan tulisan yang terdapat di tempat – tempat
umum. Tulisan dan gambar tersebut merupakan ungkapan diri sekelompok orang
tentang suatu hal. Mereka mengkomunikasikan maksud mereka dengan tulisan –
tulisan, gambar – gambar dan tulisan gambar tersebut.
Menurut
Wikipedia
Indonesia,
Ensiklopedia
Bebas
Berbahasa
Indonesia
(http://id.wikipedia.org), lukisan di dinding/tembok atau fasilitas umum lainnya yang
berbentuk tulisan, gambar, gambar – tulisan dengan menggunakan beragam huruf,
ukuran, warna bervariasi yang merupakan simbol – simbol tertentu ini dikenal dengan
nama grafiti.
Grafiti merupakan kegiatan tulis – menulis pada fasilitas umum dapat berupa
gambar, tulisan, gambar - tulisan yang memiliki komposisi warna, dan bentuk yang
bervariasi dan kadang hanya dipahami oleh golongan tertentu. Fenomena yang
senantiasa menghiasi wajah perkotaan ini memiliki variasi bunyi seperti identitas daerah
tertentu, nama gang, nama – nama anggota gang ataupun tulisan lain yang hanya
diketahui oleh si pembuat tulisan dan para anggota kelompok yang terlibat dalam
kegiatan tersebut. Satu yang pasti ialah karena warna yang mencolok serta berada di
tempat – tempat umum membuat grafiti tidak bisa terhindar dari mata orang – orang
yang melintas di dekatnya. Walaupun kadang grafiti hanya berbunyi nama kelompok
dan nama orang dan lain sebagainya, namun tidak jarang orang sulit memahami
makna dari grafiti tersebut karena bentuk dan variasi pengungkapannya yang unik dan
memiliki makna terselebung.
Grafiti ini merupakan sebuah fenomena yang menarik di masyarakat perkotaan.
Di kota – kota besar banyak ditemui di tempat – tempat umum. Demikian pula
dengan di Kota Kupang, khususnya di Kelurahan Kelapa Lima Kupang. Grafiti sangat
banyak ditemui di tembok – tembok serta fasilitas – fasilitas umum lainnya. Namun
demikian ada terdapat perbedaan antara grafiti di Kota Kupang dengan grafiti di kota
– kota besar lainnya, seperti di pulau Jawa.
Di kota besar seperti Bandung, Jakarta, Jogja dan Surabaya, grafiti lebih
diidentikan dengan mural, yaitu tulisan dilengkapi gambar dengan desain dan komposisi
warna yang rumit. Mural bahkan diakui menjadi hasil karya seni jalanan, walau oleh
beberapa pihak mural dianggap mengotori pemandangan. Meskipun demikian, hasil
karya para pembuat grafiti diakui seni keindahannya.
Sementara grafiti yang ada di Kota Kupang, kebanyakan berupa tulisan – tulisan
dan gambar – gambar tanpa variasi warna dan bentuk serta tidak didesain secara
terencana, walaupun di beberapa tempat terdapat pula grafiti yang hampir dikatakan
mirip mural karena desain huruf, warna dan betuk yang variatif mampu menarik
perhatian orang untuk melihatnya.
Di Kelurahan Kelapa Lima, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang banyak
terdapat tulisan seperti di tembok – tembok pinggiran jalan raya, tembok toko bahkan
di tembok – tembok pagar sekolah sekalipun. Studi pendahuluan yang penulis lakukan
menemukan bahwa grafiti yang ada di kelurahan Kelapa Lima berisi tentang nama
orang penghuni gang, tulisan bernada persuasif yang menonjolkan figur tertentu dalam
ajang pemilihan walikota Kupang pada beberapa waktu lalu. Berdasarkan fakta yang
ada, peneliti merasa tertarik untuk meneliti lebih dalam tentang grafiti serta mencoba
untuk memcahhkan makna sosial apa yang terkandung dalam grafiti – grafiti yang
ada.
Kehadiran grafiti ini jelas mengotori pemandangan namun di sisi lain grafiti
tersebut sebenarnya merupakan sebentuk simbol yang memiliki makna tertentu. Oleh
para pembuatnya, grafiti itu mewakili ungkapan pikiran dan perasaan serta kehendak
sang pembuat. Bila ditinjau dari sisi komunikasi, grafiti merupakan simbol berupa
tulisan, gambar atau tulisan-gambar yang memiliki makna tertentu yang dibuat oleh
sekelompok orang dengan maksud tertentu pula. Pesan – pesan dalam grafiti itu
sebenarnya mengungkapkan makna – makna terselubung yang menarik untuk dikaji.
Dengan demikian, grafiti merupakan satu bentuk komunikasi yang di dalamnya
menggunakan simbol dan simbol tersebut memiliki makna tertentu. Oleh pembuatnya,,
sadar atau tidak sadar grafiti menjadi sarana dalam mengkomunikasikan suatu hal
kepada orang lain. Karena itu untuk memahaminya dibutuhkan sebuah kajian yang
lebih dekat dengan objek ini.
Dari penjelasan di atas penulis akhirnya menyadari bahwa penelitian ini
sebenarnya dilatarbelakangi oleh beberapa hal antara lain, rasa penasaran akan hal
apa saja yang ditulis atau dilukis oleh para pembuat grafiti. Rasa prihatin karena grafiti
merusak dan mengotori perwajahan kota juga rasa ketertarikan bahwa fenomena
grafiti ini ternyata terus berlanjut hingga saat ini dan belum ada upaya serius dari
masyarakat dan pemerintah untuk menanggulanginya paling tidak untuk memberi
perhatian dan jika mungkin dapat mengalokasikan kreativitas para pembuat grafiti ini
agar tidak ada lagi coretan – coretan pada fasilitas – fasilitas umum.
Oleh karena itu, peneliti menganggap bahwa penelitian ini penting untuk
mengetahui apa makna yang terkandung di dalam grafiti tersebut yang ada di
Kelurahan Kelapa Lima, Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang.
1.2 PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan diteliti oleh
penulis adalah: “Apa makna pesan dari karya grafiti yang ada di Kelurahan Kelapa
Lima, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang?”
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna pesan pada tulisan – tulisan,
gambar – gambar, tulisan gambar yang terdapat pada tembok – tembok umum yang
berada di Kelurahan Kelapa Lima, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
1.
Manfaat Akademik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi akademik bagi
pengembangan ilmu komunikasi dalam melakukan studi semiotik terhadap grafiti
khususnya di Kota Kupang.
2. Manfaat Praktis
 Dengan penelitian ini diharapkan pemerintah dan masyarakat peka terhadap
fenomena grafiti sebagai simbol komunikasi yang memiliki pesan tertentu bagi
kelangsungan hidup bersama baik sebagai individu maupun anggota
masyarakat.
 Penelitian ini juga diharapkan dapat memberi masukan bagi pemerintah dan
masyarakat umum guna mengontrol para pembuat grafiti liar di ruang publik
yang sebenarnya merusak keindahan kota.
1.5 KERANGKA PIKIRAN, ASUMSI DAN HIPOTESIS
1.5.1 Kerangka Pikiran
Kerangka pemikiran dari penelitian ini adalah penalaran yang dikembangkan
dalam memecahkan masalah penelitian. Kerangka pemikiran pada dasarnya
menggambarkan jalan pikiran dan landasan rasional dari pelaksanaan penelitian
tentang makna pesan dalam grifiti.
Grafiti merupakan sebuah pesan yang terdapat pada dinding – dinding pagar,
gedung, halte dan fasilitas umum lainnya. Pesan ini terdiri atas sekumpulan tanda atau
simbol. Dalam penyampaian pesan melalui grafiti, terdapat unsur – unsur dalam tanda
tersebut, yang mempunyai makna – makna tersirat dan ingin disampaikan kepada
setiap orang yang melihat grafiti tersebut.
Dari uraian tersebut, maka alur kerangka pemikiran penelitian ini digambarkan
sebagai berikut: Grafiti merupakan bentuk komunikasi menggunakan simbol – simbol,
dan dalam simbol – simbol itu terdapat makna – makna tertentu.
Kerangka berpikir ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1
Kerangka Pikiran
Grafiti
Simbol
Makna
1.5.2 Asumsi Penelitian
Asumsi penelitian merupakan proposisi – proposisi antasenden dalam penalaran
yang tersirat pada kerangka pemikiran yang dijadikan sebagai pegangan peneliti untuk
sampai pada kesimpulan penelitian. Asumsi yang dipegang oleh peneliti sebelum
melakukan penelitian ini adalah bahwa di Kelurahan Kelapa Lima, Kecamatan Kelapa
Lima, Kota Kupang terdapat grafiti yang memiliki makna tertentu.
1.5.3. Hipotesis
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan varian studi semiotik
sehingga hipotesis yang diangkat adalah hipotesis kerja. Karena itu, hipotesis ini adalah
hipotesis kerja
yakni hipotesis yang dibuat untuk membantu peneliti dalam
menganalisis data.
Dalam penelitian ini, yang menjadi hipotesis kerja adalah grafiti yang terdapat
pada tembok – tembok serta fasilitas umum di kelurahan Kelapa Lima, kecamtan
Kelapa Lima Kota Kupang mengandung makna identitas dan persuasif.
Download