1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan Kepmenkes Nomor 58 Tahun 2009 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Rumah Sakit Bergerak, rumah sakit sebagai salah satu
sarana
kesehatan
yang
memberikan
pelayanan
kesehatan
kepada
masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, rumah sakit
dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Menurut UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, rumah Sakit
adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit sebagai sarana pelayanan
kesehatan wajib menyediakan fasilitas yang diperlukan dalam rangka
penyelenggaraan rekam medis.
Menurut UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, rekam
medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas
pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah
diberikan kepada pasien. Rekam medis mempunyai pengertian yang sangat
luas tidak hanya sekedar pencatatan akan tetapi mempunyai pengertian
sebagai satu sistem penyelenggaraan suatu instansi/unit kegiatan. Proses
penyelenggaraan rekam medis dimulai pada saat diterimanya pasien di rumah
sakit, dilanjutkan dengan kegiatan pencatatan data medis pasien oleh dokter
1
atau dokter gigi atau tenaga kesehatan lain yang memberikan pelayanan
kesehatan langsung kepada pasien (Depkes, 1997).
Menurut Depkes (1997), suatu berkas rekam medis mempunyai nilai
medik,
karena
catatan
tersebut
dipergunakan
sebagai
dasar
untuk
merencanakan pengobatan/perawatan yang harus diberikan kepada seorang
pasien. Oleh karena itu, rekam medis harus diberi data yang cukup terperinci,
sehingga dokter lain dapat mengetahui bagaimana pengobatan dan
perawatan kepada pasien dan konsultan dapat memberikan pendapat yang
tepat setelah dia memeriksanya ataupun dokter yang bersangkutan dapat
memperkirakan kembali keadaan pasien yang akan datang dari prosedur
yang telah dilaksanakan. Rekam medis sangat penting dalam mengemban
mutu pelayanan medik yang diberikan oleh rumah sakit beserta staf
mediknya.
Menurut PP RI Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan Standar Pelayanan
Minimal adalah tolak ukur kinerja dalam menentukan capaian jenis dan mutu
pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah. Pada Kepmenkes
Nomor 129 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit,
terdapat empat indikator untuk pelayanan rekam medis salah satunya adalah
waktu penyediaan dokumen rekam medis pelayanan rawat jalan. Berdasarkan
peraturan tersebut, standar waktu penyediaan dokumen rekam medis
pelayanan rawat jalan adalah ≤ 10 menit.
Berdasarkan observasi pada tanggal 6 Februari 2015, rata-rata
penyediaan rekam medis rawat jalan di RST dr. Soedjono Magelang adalah
44,34 menit. Rata-rata penyediaan rekam medis untuk masing-masing klinik
2
yaitu, klinik Bedah (56,89 menit), HD (56,44 menit), Interna (49,38 menit),
Anak (47 menit), Syaraf (45,27 menit), Jantung (42,43 menit), Gigi (39,14
menit), Fisioterapi (38,37 menit), THT (34,38 menit), VIP (28 menit),
Akupuntur (16 menit), Mata (13,25 menit), dan Paru (12 menit). Klinik Bedah
dan HD menempati peringkat pertama dan kedua untuk penyediaan rekam
medis rawat jalan terlama.
Pelayanan untuk klinik Bedah mulai pukul sebelas siang, sehingga
penyediaan rekam medis untuk klinik tersebut tidak menjadi prioritas utama
bagi petugas filing. Selain itu, pelayanan hemodialisa pada klinik HD
diutamakan terlebih dahulu dan penggabungan rekaman/catatan hasil HD ke
rekam medis pasien dilakukan pada saat pelayanan sudah selesai. Oleh
sebab itu, pendistribusian rekam medis untuk klinik HD juga tidak menjadi
prioritas utama bagi petugas filing. Pada Tempat Penerimaan Pasien Rawat
Jalan (TPPRJ), data pasien HD dikumpulkan terlebih dahulu. Setelah
terkumpul banyak petugas TPPRJ akan meregistrasi dan menginput data
pasien pada SIMRS. Oleh karena itu, petugas filing lebih mengutamakan
pendistribusian rekam medis untuk klinik selain bedah dan HD.
Klinik Interna menjadi klinik dengan waktu penyediaan rekam medis
terlama yaitu 49,38 menit. Pada tahun 2014, klinik Interna merupakan klinik
dengan pasien terbanyak yaitu 14.743. Selain itu, bangsal untuk pasien
penyakit dalam terutama bangsal Seruni merupakan bangsal dengan jumlah
pasien rawat inap terbanyak pada tahun 2014. Oleh karena itu, pada
penelitian ini akan diteliti waktu penyediaan rekam medis untuk klinik Interna.
Apabila penyediaan berkas rekam medis berjalan lama dan berkas rekam
medis tak kunjung sampai di klinik, dokter menuliskan hasil pemeriksaan
3
pasien pada lembar rawat jalan yang baru. Apabila berkas rekam medis
tersebut sampai di klinik, maka lembar tersebut akan dimasukkan ke map
rekam medis. Hal itu menyebabkan riwayat penyakit pasien tidak tersusun
secara kronologis. Pendokumentasian yang kronologis sebaiknya dilakukan
agar
riwayat
penyakit
dan
pelayanan
yang
diterima
pasien
berkesinambungan. Daftar riwayat penyakit pasien yang berkesinambungan
dapat berguna pada saat pengambilan keputusan mengenai tindakan atau
pengobatan yang mempertimbangkan riwayat penyakit. Pada beberapa
kasus, lembar lepas pasien tidak disatukan dengan berkas rekam medis
pasien dan disimpan secara terpisah.
Menurut Azwar (1996), kepuasaan pasien terhadap pelayanan kesehatan
juga ditentukan oleh kesinambungan pelayanan kesehatan. Karena kepuasan
mempunyai hubungan yang erat dengan mutu pelayanan, maka aspek
kesinambungan ini juga turut diperhitungkan sebagai salah satu syarat
pelayanan kesehatan yang bermutu. Secara umum disebutkan, pelayanan
kesehatan bermutu apabila pelayanan tersebut bersifat berkesinambungan,
dalam arti tersedia setiap saat, baik menurut waktu dan atau pun kebutuhan
pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, penyediaan rekam medis yang tepat
waktu dan sesuai dengan SPM perlu diterapkan agar pelayanan terhadap
pasien berkesinambungan dan mutu pelayanan terjamin.
Menurut Hasibuan (2000), manusia selalu berperan aktif dan dominan
dalam setiap kegiatan organisasi, karena manusia menjadi perencana,
pelaku, dan penentu terwujudnya tujuan organisasi. Tujuan tidak mungkin
terwujud tanpa peran aktif karyawan meskipun alat-alat yang dimiliki
perusahaan begitu canggihnya. Alat-alat canggih yang dimiliki perusahaan
4
tidak ada manfaatnya bagi perusahaan, jika peran aktif karyawan tidak
diikutsertakan. Begitu pula dalam penyediaan rekam medis rawat jalan yang
tidak akan bisa berjalan dengan cepat apabila petugas filing tidak berperan
aktif.
Menurut Hasibuan (2000), penempatan karyawan yang jauh di bawah
kemampuannya ataupun di luar kemampuannya mengakibatkan moral kerja
dan kedisiplinan karyawan rendah. Menurut Ali (2009), pendidikan memberi
pengaruh signifikan terhadap kualitas, khususnya tingkat kemampuan tenaga
kerja. Menurut Soewartoyo (2007), faktor lain yang perlu diperhatikan dalam
melihat SDM adalah kemampuan berproduksi yang juga dipengaruhi oleh
faktor pengalaman kerja dan keahlian seseorang. Kemampuan dan keahlian
tenaga kerja tampaknya terkait dengan pengalaman dan pelatihan yang
diperoleh seseorang. Jika faktor lamanya tenaga kerja bekerja termasuk
pengertian on the job training maka bisa dikatakan bahwa korelasi antara
pengalaman dan pengetahuan kerja berkorelasi terhadap produktivitas.
Staf rekam medis yang bekerja di Seksi Pelayanan Medis RST dr.
Soedjono terdiri dari 28 orang dan berasal dari berbagai latar belakang
pendidikan. Pada bagian filing, terdapat lima orang petugas yang bertanggung
jawab menyediakan rekam medis baik rawat inap maupun rawat jalan. Dua
diantaranya adalah lulusan D-3 rekam medis sedangkan tiga orang lainnya
adalah lulusan SMA dan SMK.
Dengan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengkaji dan
menganalisis lebih dalam tentang kemampuan petugas filing dalam
menyediakan rekam medis rawat jalan klinik Interna di RST dr. Soedjono
Magelang.
5
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
permasalahan:
latar
belakang
di
atas
maka
dapat
ditarik
suatu
bagaimana analisis kemampuan petugas filing
dalam
menyediakan rekam medis rawat jalan Klinik Interna di RST dr. Soedjono
Magelang?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui kemampuan
petugas filing dalam menyediakan rekam medis rawat jalan klinik Interna di
RST dr. Soedjono Magelang.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui kemampuan petugas filing dalam menyediakan rekam
medis rawat jalan kinik Interna di RST dr. Soedjono Magelang.
b. Mengetahui rata-rata waktu penyediaan berkas rekam medis rawat jalan
klinik Interna di RST dr. Soedjono Magelang.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Praktis
a. Aspek Pelayanan
Dapat dijadikan bahan evaluasi waktu penyediaan berkas rekam
medis rawat jalan klinik Interna agar sesuai dengan Standar Pelayanan
Minimal (SPM).
6
b. Aspek Penelitian
Manfaat penelitian ini bagi peneliti adalah untuk menambah
pengetahuan dan wawasan serta pengalaman yang berharga secara
langsung. Hal tersebut dikarenakan peneliti dapat menerapkan teori
yang peneliti peroleh dari institusi pendidikan di rumah sakit.
2. Manfaat Teoritis
a. Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan
dalam mempelajari kemampuan petugas filing dalam menyediakan
rekam medis rawat jalan di rumah sakit.
b. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian
serupa. Peneliti lain juga dapat menjadikan sebagai acuan dalam
kelanjutan penelitian mengenai analisis kemampuan petugas filing
dalam menyediakan rekam medis rawat jalan di rumah sakit.
E. KEASLIAN PENELITIAN
Berdasarkan
pengetahuan
peneliti,
penelitian
tentang
“Analisis
Kemampuan Petugas Filing dalam Menyediakan Rekam Medis Rawat Jalan
klinik Interna di RST dr. Soedjono Magelang” belum pernah dilakukan.
Namun beberapa penelitian yang hampir mendekati serupa pernah
dilakukan, antara lain:
1. Inayati (2010), dengan judul “Analisis Kemampuan Sumber Daya Manusia
(SDM) Rekam Medis tentang Rekam Medis Elektronik (RME) di Rumah
Sakit „Aisyiyah Kudus”. Bertujuan untuk mengetahui analisis kemampuan
7
SDM Rekam Medis (RM) tentang Rekam Medis Elektronik (RME) di
Rumah Sakit „Aisyiyah Kudus.
Metode yang digunakan deskriptif kualitatif dengan rancangan cross
sectional. Teknik pengumpulan data diperoleh dengan cara kuesioner,
wawancara dan studi pustaka. Uji validitas data menggunakan triangulasi
sumber. Subjek penelitian 8 staf rekam medis, perwakilan divisi SDM, dan
Teknisi Komputer.
Hasil penelitiannya yaitu pendidikan SDM RM sebagian besar bukan
berlatar
belakang
teknologi
informasi
akan
tetapi
keterampilan
mengoperasikan komputer cukup baik, hal ini karena petugas mengikuti
pelatihan pengolahan data, kursus komputer serta belajar secara otodidak.
Pengetahuan petugas tentang RME sampai pada tahap tahu. Sistem
informasi di Rumah Sakit „Aisyiyah sampai pada fase implementasi.
Terdapat kekurangan dalam tahap menyiapkan software, software yang
digunakan kurang komunikatif. Pengembangan software dilakukan oleh
pihak luar.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian Inayati adalah sama-sama
menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Kesamaan yang lain yaitu
sama-sama mengkaji tentang kemampuan SDM.
Perbedaan dengan penelitian ini sangat jelas terletak pada judul, tujuan
dan lokasi serta rancangan penelitian. Selain itu, penelitian Inayati
mengkaji kemampuan SDM Rekam medis tentang Rekam Medis Elektronik
(EMR) sedangkan penelitian ini mengkaji tentang kemampuan petugas
filing dalam menyediakan rekam medis rawat jalan klinik Interna. Penelitian
Inayati menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan data, sedangkan
8
pada penelitian ini tidak. Selain itu, penelitian ini menggunakan triangulasi
teknik, sedangkan pada penelitian Inayati menggunakan triangulasi
sumber.
2. Priyono (2011), dengan judul “Penyediaan Berkas Rekam Medis Rawat
Jalan Pasien Lama ke Klinik Penyakit Dalam berdasarkan Standar
Pelayanan Minimal (SPM) di Rumah Sakit Jogja”. Bertujuan untuk
mengetahui rata-rata waktu penyediaan berkas rekam medis dan
prosentase keterlambatan penyediaan berkas rekam medis ke klinik dalam
antara Standar Pelayanan Minimal (SPM) dengan pelaksanaan, proses
penyediaan berkas rekam medis serta faktor-faktor yang memengaruhi
keterlambatan dalam penyediaan berkas rekam medis ke klinik penyakit
dalam.
Metode yang digunakan deskriptif kualitatif dengan rancangan cross
sectional. Teknik pengumpulan data diperoleh dengan cara wawancara,
observasi dan studi dokumentasi. Uji validitas data menggunakan
triangulasi sumber.
Hasil penelitiannya yaitu rata-rata waktu untuk penyediaan berkas rekam
medis ke klinik penyakit dalam di Rumah Sakit Jogja adalah 28,39 menit,
dan prosentase keterlambatan penyediaan berkas rekam medis dengan
standar pelayanan minimal 15 menit diperoleh 85,90% dan ketepatan
14,10%. Tingginya angka keterlambatan berkas rekam medis tersebut
disebabkan oleh faktor-faktor: tidak diketemukannya berkas rekam medis di
dalam rak penyimpanan, sarana dan fasilitas fisik ruangan penyimpanan
serta sumber daya manusia.
9
Persamaan penelitian ini dengan penelitian Priyono adalah sama-sama
menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Kesamaan yang lain yaitu
sama-sama mengkaji tentang waktu penyediaan berkas rekam medis rawat
jalan sampai ke poliklinik penyakit dalam berdasarkan Standar Pelayanan
Minimal (SPM). Selain itu, cara pengumpulan data penelitian ini dan
penelitian Priyono juga sama yaitu dengan wawancara, observasi dan studi
dokumentasi.
Perbedaan dengan penelitian ini sangat jelas terletak pada judul, tujuan
dan lokasi. Selain itu, penelitian Priyono menggunakan triangulasi sumber
untuk menguji keabsahan datanya sedangkan pada penelitian ini
menggunakan triangulasi teknik. penelitian ini
mengkaji
kemampuan
petugas filing sedangkan penelitian Priyono tidak.
3. Winarni (2013), dengan judul “Penyediaan Berkas Rekam Medis Pasien
Rawat Jalan Berdasakan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta”. Bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan
penyediaan berkas rekam medis pasien rawat jalan berdasarkan Standar
Pelayanan Minimal (SPM) di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Hasil penelitiannya rata-rata kecepatan dalam penyediaan berkas rekam
medis
pasien
rawat
jalan
adalah
14,52
menit
dan
prosentase
keterlambatan 76,76% tepat waktu 23,23% dan faktor-faktor yang
memengaruhinya adalah faktor machine (alat), man (manusia), method
(cara), environment (lingkungan).
Metode yang digunakan deskriptif kualitatif dengan rancangan cross
sectional. Data diperoleh dengan cara observasi dan wawancara. Uji
validitas data menggunakan triangulasi sumber.
10
Persamaan penelitian ini dengan penelitian Winarni (2013) yaitu samasama menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Kesamaan yang
lain yaitu sama-sama mengkaji tentang penyediaan berkas rekam medis
pasien rawat jalan berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM).
Perbedaan dengan penelitian ini sangat jelas terletak pada judul, tujuan
dan lokasi. Penelitian ini mengkaji kemampuan petugas filing dalam
menyediakan rekam medis rawat jalan secara lebih mendalam. Selain itu,
penelitian ini menggunakan triangulasi teknik untuk menguji keabsahan
datanya sedangkan penelitian Winarni menggunakan triangulasi sumber.
F. GAMBARAN UMUM RST DR. SOEDJONO MAGELANG BERDASARKAN
BUKU PROFIL RUMAH SAKIT TK.II 04.05.01 DR. SOEDJONO MAGELANG
TAHUN 2014
1. Profil RST dr. Soedjono Magelang
Rumkit Tk.II dr. Soedjono Magelang sebagai Rumah Sakit TNI-AD
dan pusat layanan rujukan kesehatan Angkatan Darat di wilayah Kodam
IV/
Diponegoro
dalam
perjalanannya
telah
banyak
mengalami
perkembangan dan pencapaian yang cukup pesat. Sejak saat didirikan
sampai dengan tahun 1986 kondisi bangunan rumah sakit tidak banyak
mengalami perubahan ataupun penambahan bangunan. Kalaupun ada
sifatnya hanya pemeliharaan/ perbaikan bangunan yang ada. Namun,
sejak 20 tahun terakhir tepatnya era tahun 2000 hingga sekarang, Rumkit
Tk II 04.05.01 dr. Soedjono
telah mengalami perkembangan dan
pencapaian yang sangat pesat.
11
Tahun 2011 terdapat penambahan bangunan baru yaitu gedung ICU
dengan kapasitas 12 tempat tidur yang merupakan bantuan hibah dari
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang pengoperasionalannya secara
resmi digunakan bulan April Tahun 2012, serta perbaikan ruang rawat inap
Taruna pada tahun 2012.
Tahun 2013 hingga tahun 2014 telah diperbaikinya sarana dan
prasarana pendukung pelayanan rumah sakit, diantaranya pemasangan
paving lapisan tenis, bangunan pagar lapangan tenis, pengeramikan ruang
dan dinding luar kantor staf, pengadaan pintu kamar mandi ruang
Edelweis, IGD dan Dahlia, pengecatan bertahap seluruh ruangan,
pengeramikan dinding ruang HD, pembangunan ruang tunggu poliklinik,
pembangunan
kantor
PPBP-AD,
pembangunan
tempat
loundry,
penambahan AC (Air Conditioner), pembuatan taman depan rumah sakit
dan lain-lain. Semuanya bertujuan agar pelayanan kesehatan yang
diberikan di Rumkit Tk II dr. Soedjono
dapat dilaksanakan secara
maksimal.
2. Visi, Misi, Motto dan Tujuan RST dr. Soedjono
Rumkit Tk.II dr. Soedjono Magelang mempunyai visi, misi, moto dan
tujuan sebagai berikut :
a. Visi
Menjadi rumah sakit kebanggaan setiap prajurit.
b. Misi
1) Melaksanakan fungsi rujukan rumah sakit di jajaran Kodam IV/
Diponegoro.
12
2) Meningkatkan mutu pelayanan spesialis sesuai dengan standar
rumah sakit tingkat II.
3) Memiliki sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang cukup
memadai secara kualitas maupun kuantitas.
c. Motto
Senyum, Sapa, Sentuh, Sembuh (S4).
d. Tujuan
Terciptanya derajat kesehatan yang tinggi bagi prajurit TNI, PNS
dan keluarganya serta masyarakat pada umumnya.
3. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia Rumah Sakit Tk. II 04.05.01 dr. Soedjono
Magelang sampai dengan Desember 2014 sejumlah 608 orang dengan
rincian:
a. Tenaga Medis
: 47
1) Dokter umum
: 21
2) Dokter gigi
:4
3) Dokter ahli
: 22
b. Tenaga Para Medis
: 252
c. Tenaga Non Paramedis
: 309
Kualitas sumber daya manusia senantiasa ditingkatkan, agar tercapai
kualitas yang optimal dengan cara pelatihan, pendidikan, studi banding dan
lain-lain.
13
4. Performance RST dr. Soedjono Magelang
Tabel 1. Data Performance RST dr. Soedjono Magelang
Tahun 2012 – 2014
No
Indikator
1
BOR
2
ALOS
3
2012
2013
2014
60,82
53,05
57
5
4,79
5
TOI
2,5
3,18
3
4
BTO
57,2
53,6
56
5
NDR
14,99
18,02
23,7
6
GDR
31,64
34,15
38,9
Sumber: Profil Rumah Sakit Tk.II 04.05.01 dr.
Soedjono Magelang Tahun 2014
Tabel 2. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan RST dr. Soedjono Magelang
Tahun 2014
No
1
2
3
Poliklinik
Poliklinik Gigi
Poliklinik Interna
Poiliklinik Bedah
f
3.569
14.743
10.109
4
Poliklinik Obsgin
1.493
5
Poliklinik Anak
1.437
6
7
8
9
10
11
12
13
14
17
18
Poliklinik Mata
Poliklinik THT
Poliklinik Jantung
Poliklinik Paru
Poliklinik Syaraf
Poliklinik Kulit
Poliklinik Jiwa
Poli Eksekutif
HD
Akupuntur
Fisioterapi
Jumlah
5.182
3.556
7.784
6.574
7.669
3.179
263
1.441
6.867
186
4.259
74.052
Sumber: Rekapitulasi Sensus Harian Rawat
Jalan RST dr. Soedjono Magelang
14
Tabel 3. Jumlah Pasien Rawat Inap Tahun 2014
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Bangsal
F
R. Anggrek
1286
Bougenville
2019
Cempaka
490
Edelweis
2402
Flamboyan
1608
Melati
1262
Mawar
14
Seruni
3357
Nusa Indah
594
Dahlia
537
ICU
819
Jumlah
14388
Sumber: Rekapitulasi Sensus Harian
Rawat Inap Tahun 2014
Tabel 4. Jumlah Tempat Tidur RST dr. Soedjono Magelang
Kelas
Ruang
Non
Kelas
Anggrek
I
II
4
Bougenville
4
II
UTAMA
12
14
f
20
43
22
Edelweis
22
25
Nusa Indah
Dahlia
6
45
10
10
9
17
Melati
8
9
7
32
20
Mawar
Seruni
Taruna
43
Cempaka
Flamboyan
VIP
8
5
2
ICU
10
f
29
3
8
58
60
2
38
85
28
102
Hemodialisa
9
18
12
8
289
24
Sumber: Profil Rumah Sakit Tk.II 04.05.01 dr. Soedjono Magelang Tahun 2014
15
5. Fasilitas Pelayanan di RST dr. Seodjono Magelang
a. Rawat Jalan
1)
Klinik Umum
2)
Klinik Gigi dan Mulut
3)
Klinik Penyakit Dalam
4)
Klinik Bedah Umum, Orthopedi, Bedah saraf, dan Bedah Urologi
5)
Klinik Anak
6)
Klinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan
7)
Klinik Kulit dan Kelamin
8)
Klinik Paru
9)
Klinik Mata
10) Klinik THT
11) Klinik Syaraf
12) Klinik Jiwa
13) Klinik Rehab Medik
14) Klinik Jantung
15) Klinik Psikologi
16) Klinik Khusus
17) Klinik Akupunktur
18) Klinik Psikologi
19) Klinik Gizi
b. Rawat Inap
1)
Ruang Anggrek
2)
Ruang Bougenville
3)
Ruang Cempaka
16
4)
Ruang Edelweis
5)
Ruang Dahlia
6)
Ruang Nusa Indah
7)
Ruang Flamboyan
8)
Ruang Melati
9)
Ruang Mawar
10) Ruang Seruni
11) ICU/ ICCU
c. Penunjang Diagnostik
1) Laboratorium
2) Radiologi
3) Spirometry
4) USG
5) EKG
6) CT Scan
7) Tread mill
8) Endoscopi
d. Hemodialisa
e. Fisiotherapi
f. Instalasi Farmasi
g. Penunjang Umum
1) Instalasi Gizi
2) Loundry
3) Pemulasaraan Jenazah
h. IGD 24 jam
17
Download