BAB IV HASIL STUDY DAN PEMBAHASAN 4.1 Perhitungan Harga

advertisement
BAB IV
HASIL STUDY DAN PEMBAHASAN
4.1
a.
Perhitungan Harga pokok Produksi Menurut Pabrik Tahu “Bu Gito”
Perhitungan Biaya Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan oleh Pabrik Tahu “Bu Gito” dalam pembuatan
tahu adalah kedelai. Dalam pengadaan dan pengolahan bahan baku yaitu kedelai,
pabrik memperolehnya dari petani kedelaidaerah sekitar, selain itu juga diperoleh dari
KOPTI yaitu sejeniskoperasi unit desa yang menyediakan bahan baku untuk usaha
tahu/tempe daerah sekitar. Perhitungan bahan baku Pabrik Tahu “Bu Gito” ditentukan
dengan cara mengalikan jumlah bahan yang dipakai dengan harga pokok bahan.
Adapun rincian pemakain bahan baku yang digunakan Pabrik Tahu “Bu Gito”
selama proses produksi pada bulan Oktober 2014 adalah sebagai berikut:
Kedelai yang digunakan untuk proses produksi pada bulan Oktober sebanyak 72 kw
dengan harga Rp 720.000,-/kw. Pabrik Tahu “Bu Gito” rata-rata memproduksi 1,5 kw
sampai 2,5 kw perhari. Jadi biaya untuk pemakain kedelai sebesar: 72kw x Rp
720.000 = Rp 51.840.000,-. Berikut ini disajikan tabel bahan baku untuk proses
pembuatan tahu pada Pabrik Tahu “Bu Gito” pada bulan Oktober 2014.
33
Jenis Bahan Baku
Kedelai
Tabel IV.1
Pemakaian Bahan Baku Proses Produksi Tahu
Oktober 2014
Kuantitas
Harga Per Satuan
(kw)
(Rp)
72
720.000
Total biaya bahan
baku
Total Biaya
(Rp)
51.840.000
51.840.000
Sumber: Data Primer Pabrik Tahu “Bu Gito”
b. Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung
Pada Pabrik Tahu “Bu Gito” tenaga kerja langsung yang terlibat dalam proses
produksi adalah tenaga kerja dengan upah harian. Perhitungan biaya tenaga kerja
selama bulan Oktober 2014 pada pabrik ini ditentukan dengan cara mengalikan
jumlah hari kerja dengan jumlah tenaga kerja serta mengalikan dengan tarif yang
telah ditentukan.
Adapun rincian biaya tenaga kerja yang terjadi pada Pabrik Tahu “Bu Gito”
selama proses produksi bulan Oktober 2014 adalah sebagai berikut:
1) Pemasakan
Bagian ini terdapat 4 orang tenaga kerja dengan tarif Rp 22.500,-/ hari. Jadi
biaya tenaga kerja pada bagian ini adalah: 31x 4 x Rp 22.500,- = Rp 2.790.000,2) Pengepresan
Bagian ini terdapat 2 orang tenaga kerja dengan tarif Rp 18.500,-/ hari. Jadi
biaya tenaga kerja pada bagian ini adalah: 31x 2 x Rp 18.500,- = Rp 1.147.000,Berdasarkan perhitungan di atas menujukan bahwa total biaya tenaga langsung
adalah: Rp 2.790.000,- + Rp 1.147.000,- = Rp 3.937.000. Berikut ini disajikan tabel
34
biaya tenaga kerja langsung untuk proses pembuatan tahu pada Pabrik Tahu “Bu
Gito” pada bulan Oktober 2014.
Tabel IV.2
Pemakaian Biaya Tenaga Kerja Langsung Proses Produksi Tahu
Oktober 2014
Bagian
Jumlah Tenaga
Kerja (orang)
Upah
(Rp)
Jumlah
Hari
Total Biaya
(Rp)
Pemasakan
Pengepresan
Total biaya Tenaga
Kerja Langsung
4
2
22.500
18.500
31
31
2.790.000
1.147.000
3.937.000
Sumber: Data Primer Pabrik Tahu “Bu Gito”
c.
Perhitungan Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik mencakup seluruh biaya produksi yang tidak termasuk
dalam bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Dalam hal ini biaya overhead
pabrik yang dibebankan oleh Pabrik Tahu “Bu Gito” merupakan biaya sesungguhnya
yang terjadi pada periode tertentu. Perhitungan biaya overhead pabrik menurut Pabrik
Tahu “Bu Gito” selama bulan Oktober 2014 disajikan dalam tabel berikut:
Tabel IV.3
Pemakaian Biaya Overhead Pabrik Proses Produksi Tahu
Oktober 2014
Jenis Biaya
Gaji Pimpinan
Gaji Pemasaran
Gaji Adm. & Keuangan
Gaji Kepala Produksi
Biaya Listrik
Biaya Bahan Bakar Solar
Total Biaya (Rp)
1.050.000
825.000
825.000
825.000
150.000
396.000
35
Biaya Kayu Bakar
Total Biaya Overhead Pabrik
2.160.000
6.231.000
Sumber: Data Primer Pabrik Tahu “Bu Gito”
d.
Perhitungan Harga Pokok Produksi
Perhitungan Harga Pokok Produksi dilakukan setelah perusahaan melakukan
akumulasi biaya produksi selama periode tertentu. Setelah unsur-unsur biaya
produksi diperhitungkan dan diakumulasikan baik biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung, dan biaya overhead pabrik , maka harga pokok produksi tahu pada
Pabrik Tahu “Bu Gito” dapat ditentukan dengan tabel berikut ini:
Tabel IV.4
Biaya Poduksi Tahu Per Blabak Pabrik Tahu “Bu Gito”
Oktober 2014
Jenis Biaya
Bahan baku
Tenaga Kerja Langsung
Overhead Pabrik
Total Biaya Produksi (a)
Jumlah Blabak Tahu yang Dihasilkan (b)
Biaya Produksi Tahu Per Blabak (a/b)
Total Biaya (Rp)
51.840.000
3.937.000
6.231.000
62.008.000
3.600 blabak
17.220
Sumber: Data Primer Pabrik Tahu “Bu Gito”
Tabel IV.4 di atas menunjukan bahwa total biaya produksi pada Pabrik Tahu
“Bu Gito” sebesar Rp 62.008.000,- selama bulan Oktober 2014 dengan jumlah tahu
yang dihasilkan 3.600 blabak yaitu dengan
ketentuan
setiap 2 kg kedelai
menghasilkan 1 blabak tahu. Biaya produksi tahu per blabak adalah Rp17.220,- dan
tidak memperhitungkan adanya barang dalam proses karena produksi selalu selesai
dalam satu hari.
36
e.
Perhitungan Laba Penjualan
Perhitungan laba penjualan dilakukan dengan cara mengurangi total penjualan
dengan biaya-biaya yang telah dikeluarkan. Di sini disajikan laporan laba/rugi Pabrik
Tahu “Bu Gito”.
Tabel IV.5
Laporan Laba/Rugi Pabrik Tahu “Bu Gito”
Oktober 2014
Penjualan
68.000.000
Biaya-Biaya
1. Bahan Baku
2. Tenaga Kerja Langsung
3. Overhead Pabrik:
a. Gaji Pimpinan
b. Gaji Pemasaran
c. Gaji Adm.&Keuangan
d. Gaji Kepala Produksi
e. Biaya Listrik
f. Biaya Bahan Bakar Solar
g. Biaya Kayu Bakar
Total Biaya
Laba Usaha
51.840.000
3.937.000
1.050.000
825.000
825.000
825.000
150.000
396.000
2.160.000
(62.008.000)
5.992.000
Sumber: Data Primer Pabrik Tahu “Bu Gito”
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa laba penjualan bulan Oktober
2014 sebesar Rp 5.992.000 atau Rp 193.300,-/hari. Dalam hal ini pabrik tidak
memasukan pendapatan dari penjualan ampas tahu karena pabrik hanya ingin
mengetahui keuntungan yang diperoleh dari penjualan tahu saja. Sedangkan
penjualan ampas dicatat dengan memo.
37
4.2
Kelemahan Perhitungan Harga Pokok Produksi Pada Pabrik Tahu “Bu
Gito”
Berdasarkan analisis data yang dilakukan oleh penulis terhadap perhitungan
biaya produksi tahu yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,
dan biaya overhead pabrik dengan metode process costing pada Pabrik tahu “Bu
Gito” menemukan adanya kelemahan perhitungan harga pokok produksi yang
disusun oleh Pabrik Tahu “Bu Gito”
1. Pabrik Tahu “Bu Gito” belum memisahkan antara biaya produksi dengan
biaya non produksi (biaya pemasaran dan biaya adm. & keuangan) sehingga
biaya produksi terlalu besar karena komponen biaya tersebut dimasukan ke
dalam komponen biaya overhead pabrik.
2. Pabrik Tahu “Bu Gito” dalam penentuan biaya overhead pabrik tidak
memasukkan unsur-unsur biaya overhead pabrik yang lain seperti biaya
penyusutan gedung pabrik, biaya penyusutan peralatan, dan biaya penyusutan
mesin. Selain itu biaya listrik tidak diperhitungkan secara tepat karena listrik
pabrik masih menjadi satu dengan pribadi.
3. Pabrik Tahu “Bu Gito” belum menyelenggarakan Laporan Biaya Produksi
yang lebih terperinci dalam biaya produksi yang disusun tiap periodenya.
4. Pabrik Tahu “Bu Gito” belum memasukan pendapatan dari penjualan Ampas
tahu.
5. Pabrik Tahu “Bu Gito” belum memasukkan biaya angkut pembelian dalam
perhitungan biaya pembelian bahan baku.
38
4.3
Perhitungan Harga Pokok Produksi yang Seharusnya
Penulis dalam perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan
metode harga pokok proses yaitu harga pokok dihitung dengan cara mengumpulkan
biaya produksi untuk masing-masing produk selama periode tertentu dan
membaginya sama rata pada produk yang dihasilkan dalam periode tertentu. Uraian
perhitungan harga pokok produksi menurut penulis adalah sebagai berikut ini:
a. Perhitungan Elemen Biaya Produksi
1) Perhitungan Biaya Bahan Baku
Cara yang dilakukan oleh Pabrik Tahu “Bu Gito” dalam menghitung bahan
baku untuk proses pembuatan tahu selama bulan Oktober 2014 belum tepat,
karena perusahaan belum menambahkan biaya angkut pembelian bahan baku.
Total biaya bahan baku dan biaya angkut bahan baku adalah Rp 51.840.000 +
(Rp 15.000 x 30) = Rp 52.290.000,-.
2) Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung
Cara yang dilakukan oleh Pabrik Tahu “Bu Gito” dalam menentukan biaya
tenaga kerja langsung untuk proses produksi tahu selama bulan Oktober 2014
sudah tepat, yaitu dengan mengalikan jumlah tenaga kerja bagian produksi
dengan jumlah hari kerja serta tarif upah yang telah ditentukan. Total biaya
tenaga kerja langsung selama bulan Oktober 2014 yang digunakan dalam
proses produksi oleh Pabrik Tahu “Bu Gito” adalah sebesar Rp 3.937.000,-
39
3) Perhitungan Biaya Ovehead Pabrik
Dalam menentukan biaya overhead pabrik, Pabrik Tahu “Bu Gito”
membebankan biaya overhead pabrik ke dalam tiap produk yang dihasilkan.
Pada biaya overhead pabrik yang sesungguhnya selama periode tertentu.
Unsur-unsur biaya overhead pabrik yang diperhitungkan adalah biaya gaji
pimpinan, biaya gaji pemasaran, biaya gaji adm. & keuangan, biaya gaji kepala
produksi, biaya bahan bakar solar, biaya kayu bakar, biaya angkut bahan, dan
biaya listrik. Untuk unsur biaya overhead pabrik yang lain seperti biaya
penyusutan gedung pabrik, biaya penyusutan peralatan pabrik, biaya
penyusutan mesin tidak diperhitungkan. Untuk biaya listrik pabrik dengan
pribadi belum dipisahkan kegunaannya. Selain itu biaya separti biaya gaji
pimpinan, biaya gaji pemasaran, dan biaya gaji adm. & keuangan yang
seharusnya tidak termasukan dalam unsur biaya overhead pabrik dimasukan
dalam biaya overhead pabrik. Oleh karena adanya unsur yang belum
dibebankan dan salah pembebanan pada produk, maka jumlah biaya overhead
pabrik yang dibebankan tidak akurat. Pembebanan biaya overhead pabrik yang
tidak akurat menyebabkan perhitungan harga pokok produksi pada Pabrik Tahu
“Bu Gito” menjadi kurang tepat. Berikut ini disajikan tabel harga perolehan
aktiva tetap setelah diadakan revaluasi:
40
Tabel IV.6
Daftar Aktiva Tetap Pabrik Tahu “Bu Gito”
Oktober 2014
Jenis AT
Tanah
Gedung
Mesin:
Mesin Giling
Pompa Air
Peralatan:
Ember
Drum
Cetak Tahu
Jembangan
Batu Gangsul
Blabak
Saringan
Jumlah AT
(Buah)
Umur
Ekonomis
(Tahun)
1
Harga
Perolehan
(Rp)
24.000.000
15.000.000
Nilai Residu
(Rp)
1
2
5.000.000
750.000
3
2
300.000
40.000
30
2
3
2
2
100
1,5 m
270.000
300.000
105.000
50.000
400.000
500.000
22.500
1
1
1,5
5
6 bulan
3
6 bulan
30.000
25.000
20
Sumber: Data Primer Pabrik Tahu “Bu Gito” yang di olah.
*jembangan (tempat meniriskan tahu yang sudah di cetak dalam blabak)
Pada Pabrik Tahu “Bu Gito” dalam perhitungan biaya penyusutan aktiva tetap
penulis menggunakan metode garis lurus untuk gedung dan peralatan pabrik,
sedangkan untuk mesin pabrik penulis menggunakan metode satuan jam kerja mesin.
Dalam hal ini diketahui bahwa mesin giling diperkirakan mampu bekerja 9.720 jam
(9 jam x 360 hari x 3 thn) selama 3 tahun dan 6.480 jam (9 jam x 360 hari x 2 thn)
selama 2 tahun untuk pompa air. Perhitungan biaya penyusutan aktiva tetap:
(a) Biaya penyusutan gedung pabrik
Harga Perolehan - Nilai Residu
Umur Ekonomis
41
= Rp 15.000.000
20 x 12 (Tahun x Bulan)
= Rp 62.500,-.
(b) Biaya penyusutan mesin pabrik
Harga Perolehan – Nilai Residu
Rumus =
x (Jam Kerja)
Taksiran Jam Kerja
Mesin Giling:
5.000.000 – 300.000
x 279 jam
9.720
= 134.907,66,-. Atau dibulatkan 134.900
Karena pada bulan Oktober 2014 mesin dipakai selama 279 jam,maka penyusutan
mesin giling pada bulan Oktober 2014 sebesarRp 483,54 x 279 jam = Rp 134.900
Pompa Air:
750.000 – 40.000
=
x 217 jam
6.480
= 22.101,45,-. Atau dibulatkan 22.100
Karena pada bulan Oktober 2014 pompa air dipakai selama 217jam, maka
penyusutan pompa air pada bualn Oktober 2014 sebesar Rp 101,85 x 217 jam = Rp
22.101,45,-. Atau dibulatkan 22.100
Jadi biaya penyusutan mesin pabrik sebesar:
Rp 134.900 + Rp 22.100 = Rp 157.000,-.
(c) Biaya penyusutan peralatan pabrik
Berikut ini tabel penyusutan peralatan pada Pabrik Tahu “Bu Gito”.
42
Tabel IV.7
Perhitungan Penyusutan Peralatan Pabrik Tahu “Bu Gito”
Oktober 2014
Jenis
Peralatan
Ember
Drum
Cetak Tahu
Jembangan
Batu
Gangsul
Blabak
Saringan
Total
Harga
Perolehan
(A)
270.000
300.000
105.000
50.000
400.000
Nilai
Residu
(B)
30.000
25.000
500.000
22.500
Umur
Ekonomis
(C)
1 tahun
1 tahun
1,5 tahun
5 tahun
6 bulan
Biaya
Penyusutan
(D)=(A-B)/C
20.000
22.917
5.833
833
66.667
3 tahun
6 bulan
13.889
3.750
133.889
Sumber: Data Pabrik Tahu “Bu Gito” yang diolah
*jembangan (tempat meniriskan tahu yang sudah di cetak dalam blabak)
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa biaya penyusutan untuk
peralatan pabrik sebesar Rp 133.889,-. Untuk perhitungan batu gangsul dansaringan
dilakukan dengan cara harga perolehan dibagi denganumur ekonomis mengingat
bahwa umur ekonomisnya hanya 6bulan.
(d) Perhitungan Biaya Listrik
Perhitungan biaya listrik pada Pabrik Tahu “Bu Gito” belum tepat karena
perhitungannya belum dipisahkan antara biaya listrik yang terpakai oleh pabrik
dengan biaya listrik yang terpakai secara pribadi. Di sini penulis menggunakan
perhitungan biaya listrik berdasarkan satuan watt. Berikut ini disajikan tabel
perhitungan biaya listrik:
43
Tabel IV.8
Perhitungan Biaya Listrik Pabrik Tahu “Bu Gito”
Oktober 2014
Jenis Barang
Pabrik:
Pompa air (2)
Lampu (2)
Total (a)
Rumah:
TV 17”
TV 14”
Setrika
Lampu neon (4)
Lampu Bolam (3)
Kipas Angin (2)
Total (b)
Total Pabrik&Rumah © =
a+b
Biaya listrik tahun 2013
(d)
Biaya listrik pabrik (e) =
(a/c) x d
Satuan
Watt
Total Watt yang
Dipakai
125
20
250
40
290
100
80
250
20
15
45
100
80
250
80
45
90
645
935
Biaya Listrik
150.000
46.500
Sumber: Data Pabrik Tahu “Bu Gito” yang diolah
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa biaya listrik pada Pabrik Tahu “Bu Gito”
sebesar Rp 46.500,Berikut ini disajikan tabel akumulasi biaya overhead pabrik menurut penulis
setelah memperhitungkan biaya penyusutan aktiva tetap dan biaya listrik yang telah
dialokasikan serta penghapusan biaya gaji pimpinan, gaji pemasaran dan gaji
adm.&keuangan yang oleh Pabrik Tahu “Bu Gito” dimasukan ke dalam biaya
overhead pabrik.
44
Tabel IV.9
Perhitungan Biaya Overhead Pabrik Tahu “Bu Gito”
Oktober 2014
Jenis BOP
Biaya Penyusutan:
1. biaya penyusutan gedung
2. biaya penyusutan mesin
3. biaya penyusutan peralatan
Gaji Kepala Produksi
Biaya Listrik
Bahan Bakar Solar
Biaya Kayu Bakar
Total
(Rp)
Total (Rp)
340.100
62.500
157.000
120.600
825.000
46.500
396.000
2.160.000
3.767.600
Sumber: Data Pabrik Tahu “Bu Gito” yang diolah
Tabel IV.9 di atas menunjukan bahwa total biaya overhead pabrik yang terjadi selama
bulan Oktober 2014 pada Pabrik Tahu“Bu Gito” adalah sebesar Rp 3.767.600,merupakan
hasilpenjumlahan
dari
biaya
penyusutan
gedung
pabrik,
penyusutanmesin, penyusutan peralatan, biaya gaji kepala produksi, biaya listrik,
biaya bahan bakar solar, dan biaya kayu bakar.
b. Laporan Harga Pokok Produksi
Berdasarkan perhitungan elemen biaya produksi di atas maka penulis
menyusun laporan harga pokok produksi pada Pabrik Tahu “Bu Gito” sebagai berikut
ini:
45
Tabel IV.10
Laporan Harga Pokok Produksi Pabrik Tahu “Bu Gito”
Oktober 2014
Data Produksi
Produk dalam proses awal
0 kg
Dimasukan dalam proses
7.200 kg
Produk jadi
3.600 blabak
Produk dalam proses akhir
0 kg
Jumlah produk yang di hasilkan 3.600 blabak
Biaya yang di bebankan selama bulan Oktober 2014
Biaya bahan baku
Rp 52.290.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp 3.937.000
Biaya overhead pabrik
Rp 3.767.600
Jumlah
Rp 59.994.600
Perhitungan harga pokok produksi per satuan
Total biaya
Unit ekuivalen
Biaya satuan
Biaya bahan baku
Rp 52.290.000
3.600
Rp 14.525
Biaya tenaga kerja langsung
Rp 3.937.000
3.600
Rp 1.093,61
Biaya overhead pabrik
Rp 3.767.600
3.600
Rp 1.046,55
Jumlah
Rp 59.994.600
Rp 16.665,16
Perhitungan biaya:
Harga pokok produk jadi (3.600 blabak x Rp 16.665,16) = Rp 59.994.600
46
Jumlah biaya produksi yang dibebankan Rp 59.994.600
Sumber: Data Pabrik Tahu “Bu Gito” yang diolah
Dari tabel IV.10 di atas dapat diketahui harga pokok produksi tahu per blabak pada
Pabrik Tahu “Bu Gito” sebesar Rp 16.665,16,- atau dibulatkan Rp 16.670.
c.
Perhitungan Laba Penjualan
Berdasarkan data-data di atas maka penulis membuat Laporan Laba/Rugi pada
Pabrik Tahu “Bu Gito” untuk periode yang berakhir pada bulan Oktober 2014
berdasarkan format Laporan Laba/Rugi perusahaan manufaktur.
Tabel IV.11
Laporan Laba/Rugi Pabrik Tahu “Bu Gito”
Untuk Tahun Yang Berakhir tanggal 31 Oktober 2014
(dalam rupiah)
Pendapatan penjualan
68.000.000
Harga pokok penjualan:
Persediaan awal produk jadi
1.200.000
Harga pokok produksi:
Persed. produk dalam proses awal
(0)
Biaya produksi:
Biaya bahan baku
52.290.000
Biaya tenaga kerja langsung 3.937.000
Biaya overhead pabrik
3.767.600
59.994.600
Persed. produk dalam proses akhir
(0)
47
Harga pokok produksi
59.994.600
HPPd yang tersedia untuk dijual
61.194.600
Persediaan produk jadi akhir
(1.600.000)
Harga pokok penjualan
(59.594.600)
Laba bruto
8.405.400
Biaya usaha:
Biaya adm. & umum
1.875.000
Biaya pemasaran
825.000
(2.700.000)
Laba bersih usaha
5.705.400
Pendapatan di luar usaha ( penjualan ampas tahu)
3.960.000
Laba bersih sebelum pajak
9.665.400
Sumber: Data Pabrik Tahu “Bu Gito” yang diolah
Dari tabel IV.11 di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa laba bersih usaha
sebesar Rp 5.705.400,- atau Rp 1.584,83 per blabak. Terlihat jelas pada tabel di atas
bahwa pendapatan di luar usaha yang berupa penjualan ampas tahu sebesar Rp
3.960.000,- berpengaruh pada laba yang diperoleh pabrik.
48
4.4
Perbandingan Penentuan Harga Pokok Produksi Tahu Menurut Pabrik
Tahu “Bu Gito” dengan yang Seharusnya
Tabel IV.12
Perbandingan Harga Pokok Produksi Tahu Menurut
Pabrik Tahu “Bu Gito” dengan yang Seharusnya
Keterangan
Menurut Pabrik
(Rp)
51.840.000
3.937.000
6.231.000
62.008.000
3.600 blabak
Yang
Seharusnya
(Rp)
52.290.000
3.937.000
3.767.600
59.994.600
3.600 blabak
BBB
BTKL
BOP
Total Biaya Prod.
Jumlah Tahu yang
Dihasilkan
HPPd Per Blabak
Laba usaha
yangdiperoleh
Harga Jual
perBlabak
Selisish
450.000
0
2.463.400
2.913.400
0
17.220
5.992.000
16.670
9.665.400
550
3.673.400
18.000
18.000
0
Tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat perbedaan harga pokok produksi
tahu yang dihitung oleh pabrik dengan harga pokok produksi yang seharusnya.
Perbedaan harga pokok produksi tersebut sebesar Rp 550,- per blabak.
Harga pokok produksi tahu terdapat selisih sebesar Rp 2.913.400 antara
perhitungan menurut pabrik dengan perhitungan yang seharusnya. Perbedaan ini
dikarenakan adanya unsur biaya overhead pabrik yang oleh pabrik tidak dimasukkan
dan adanya unsur yang seharusnya tidak masuk ke dalam biaya overhead pabrik
tetapi oleh pabrik dimasukkan. Unsur-unsur yang masuk dalam biaya overhead
pabrik seperti biaya penyusutan gedung pabrik, biaya penyusutan mesin, dan biaya
49
penyusutan peralatan dimasukkan serta dilakukannya pengalokasian biaya listrik
untuk pabrik,. Untuk biaya non produksi seperti biaya pemasaran dan biaya
adm.&keuangan dikeluarkan dari unsur biaya overhead pabrik.
Terdapat selisih sebesar Rp3.673.400,- pada laba usaha antara perhitungan
pabrik dengan perhitungan yang seharusnya yang disebabkan karena belum
dimasukannya persediaan produk jadi awal maupun akhir pada Laporan Laba/Rugi
dan belum dialokasikannya biaya listrik pabrik serta belum diperhitungkannya biaya
penyusutan aktiva tetap.
50
Download