naskah publikasi hubungan komunikasi terapeutik

advertisement
NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT
BERDASARKAN PERSEPSI KLIEN TERHADAP TINGKAT
KEPUASAN KLIEN DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH
SAKIT UNIVERSITAS TANJUNGPURA
DENNY KURNIAWAN
NIM I31112006
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2016
0
HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT BERDASARKAN
PERSEPSI KLIEN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN KLIEN DI
INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
Oleh :
Denny Kurniawan*
Ns.Ernawati,M.Kep**
Ns. M. Nur Hidayah, S.Kep***
ABSTRAK
Latar belakang : Komunikasi merupakan hal yang penting dalam hidup bersosial.
Komunikasi dalam keperawatan disebut dengan komunikasi terapeutik.
Komunikasi terapeutik adalah komuinkasi yang dilakukan pada saat melakukan
asuhan keperawata atau pelayanan di suatu rumah sakit. Dalam hal ini komunikasi
terapeutik memegang peranan penting dalam meningkatkan hubungan yang
terapeutik antara perawat dan klien sehingga klien merasa puas dengan pelayanan
yang diberikan oleh perawat. Kepuasan klien sangat diperlukan sebagai indikator
dalam meningkatkan pelayanan di rumah sakit.
Tujuan : Mengetahui hubungan komunikasi terapeutik perawat berdasarkan
persepsi klien terhadap tingkat kepuasan klien di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit
Universitas Tanjungpura.
Metode : Jenis penelitian kuantitatif dengan desain observasional analitik.
Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan
sampel menggunakan puposive sampling dengan sampel sebanyak 67 responden
sesuai dengan kriteria inklusi. Setiap responden diberi kuesioner tentang
komunikasi terapeutik dan tingkat kepuasan. Uji yang digunakan adalah uji ChiSquare.
Hasil : Berdasarkan persepsi klien sebanyak 34 responden (50,7%) bahwa
komunikasi terapeutik terapeutik baik,sedangkan sebanyak 33 responden (49,3%)
bahwa komunikasi terapeutik buruk. Tingkat kepuasan klien dengan kepuasan
tinggi sebanyak 35 responden (52,2%), kepuasan rendah sebanyak 32 responden
(47,8%). Hasil uji didapat nilai p value = 0,000. Kesimpulan : Ada hubungan
komunikasi terapeutik perawat terhadap tingkat kepuasan klien. Sehingga perawat
dapat selalu meningkatkan komunikasi terapeutik dalam melakukan asuhan
keperawatan.
Kata Kunci : Komunikasi Terapeutik, persepsi, kepuasan klien
Referensi : 33 (2005-2016)
* Mahasiswa Keperawatan Universitas Tanjungpura
** Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soedarso Pontianak
*** Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soedarso Pontiana
1
ABSTRACT
Background: Communication is important in social life. Communication in
nursing practice is therapeutic communication. Therapeutic communication is part
of nursing care or service at the hospital. In this case, therapeutic communication
plays an important role in increasing therapeutic relationship between nurses and
clients with an expected outcome of satisfied clients. Client satisfaction is a vitally
indispensable indicator to improve hospital services.
Objective: To determine the relationship between nurses’ therapeutic
communication according to clients’ perception and client satisfaction levels in
inpatient unit of Tanjungpura University Hospital
Methods: This was a quantitative research, with observational analytic design, used
cross-sectional approach. The sampling technique used purposive sampling with a
total sample of 67 respondents based on the inclusion criteria. To acquire data, a
questionnaire about therapeutic communication and satisfaction levels were
distributed. The Chi-Square test was employed to analyze the data.
Results: Based on the client's perception, 34 respondents (50.7%) receive good
therapeutic communication, meanwhile the other 33 respondents (49.3%) receive
bad therapeutic communication. Based on the level of client satisfaction, 35
respondents (52.2%) have high satisfaction, meanwhile the other 32 respondents
(47.8%) have low satisfaction. The test results obtained p-value = 0.000.
Conclusion: There is a relationship between nurses’ communication therapeutic
and client satisfaction levels. So the nurses are encouraged to improve their
therapeutic communication skill in nursing practice.
Keywords: therapeutic communication, perception, client satisfaction
References: 33 (2005-2016)
2
PENDAHULUAN
Rumah sakit yang baik adalah
rumah
sakit
yang
memiliki
berinteraksi
dengan
Komunikasi
juga
orang
lain.
merupakan
kemampuan dalam menghubungkan
komponen penting dalam praktik
aspek-aspek kemanuasian yang ada
keperawatan.
dengan program-program pelayanan
suatu proses penyampaian pesan
kesehatan.
undang-
seseorang kepada orang lain untuk
undang tentang rumah sakit no.44
memberi tahu atau mengubah sikap,
tahun 2009, rumah sakit adalah
pendapat,
institusi pelayanan kesehatan yang
keseluruhan baik secara langsung
menyelenggarakan
dengan lisan maupun tidak langsung
Berdasarkan
pelayanan
kesehatan
perorangan
paripurna
yang
secara
Komunikasi
atau
perilaku
media[4].
melalui
adalah
secara
Komunikasi
menyediakan
merupakan alat yang efektif untuk
pelayanan rawat inap, rawat jalan,
mempengaruhi tingkah laku manusia,
dan gawat darurat. Dengan demikian,
sehingga komunikasi dikembangkan
rumah sakit merupakan satu di antara
dan
sarana
menerus[3].
kesehatan
yang
kesehatan[1].
menyelenggarakan
Upaya kesehatan diselenggarakan
dengan pendekatan pemeliharaan,
peningkatan kesehatan (promotif),
pencegahan
penyakit
(preventif),
penyembuhan penyakit (kuratif), dan
pemulihan kesehatan (rehabilitative),
yang
dilaksanakan
menyeluruh,
terpadu,
secara
dan
berkesinambungan[2].
dalam
pelihara
secara
terus
Satu cara yang dilakukan perawat
dalam menjaga kerjasama yang baik
dengan klien, maupun dengan tenaga
kesehatan
lain
dalam
rangka
membantu mengatasi masalah klien
adalah
dengan
berkomunikasi.
Dengan
berkomunikasi,
perawat
dapat mendengarkan perasaan klien
dan menjelaskan prosedur tindakan
keperawatan[4]. Komunikasi dalam
Komunikasi merupakan upaya
individu
di
menjaga
dan
keperawatan
yaitu
komunikasi terapeutik.
mempertahankan individu untuk tetap
3
dengan
Komunikasi
terapeutik
memiliki
kemampuan
merupakan komunikasi yang
komunikasi
direncanakan dan dilakukan
baik
untuk membantu penyembuhan
atau
pemulihan
klien.
Komunikasi
merupakan
profesional
bagi
akan
yang
sangat
mudah
menjalin
hubungan
saling
percaya,
memberikan
rasa
terapeutik
nyaman dan aman bagi klien
komunikasi
selain itu dapat meningkatkan
perawat[3].
Komunikasi
memegang
terapeutik
kepuasan klien.
terapeutik
peranan
Kepuasan diartikan sebagai
penting
respon
pelanggan
terhadap
dalam membantu klien dalam
ketidaksesuaian yang dirasakan
memecahkan
yang
antara harapan sebelumnya dan
bertujuan
kinerja aktual layanan setelah
dihadapi.
untuk
masalah
Karena
terapi
maka
memakainya[6].
terapi
Agar
komunikasi dalam keperawatan
kebutuhan pasien terpenuhi,
disebut
salah
komunikasi
terapeutik[5].
perawat
Penting
untuk
bagi
satu
diharapkan
tindakan
adalah
yang
perawat
menerapkan
dapat membina hubungan baik
komunikasi terapeutik karena
dengan pasien melalui teknik
dengan komunikasi terapeutik
dan sikap komunikasi selama
yang baik dapat mempercepat
memberikan
proses
penyembuhan
keperawatan kepada pasien.
Salah
satu
faktor
klien.
yang
Cara
asuhan
mengatasi
masalah
mempengaruhi kepuasan klien
komunikasi yang terjadi antara
adalah
perawat dengan pasien adalah
cara
komunikasi
terapeutik perawat, yang mana
menggunakan
termasuk perilaku, tutur kata,
terapeutik secara efektif[2].
karamahan, perhatian, kesiap
Berdasarkan
komunikasi
wawancara
siagaan, dan kemudahan dalam
yang dilakukan pada tanggal 29
mendapatkan
Maret 2016 kepada klien dan
Sehingga
informasi.
perawat
yang
perawat
4
yang
bekerja
di
instalasi rawat inap Rumah
klien agar tercipta hubungan
Sakit Universitas Tanjungpura
yang baik antara perawat dan
Pontianak. Wawancara yang
klien. Dari hasil studi yang
dilakukan kepada perawat yang
dilakukan
berjumlah 5 orang didapatkan
tertarik melakukan penelitian
bahwa perawat telah melakukan
yang
komunikasi terapeutik cukup
Komunikasi
baik.
Perawat Berdasarkan Persepsi
Wawancara
yang
bahwa
penulis
berjudul”Hubungan
Terapeutik
dilakukan kepada klien yang
Klien
berjumlah 8 orang didapatkan
Kepuasan Klien Di Ruang
bahwa ungkapan ketidakpuasan
Instalasi Rawat Inap Rumah
klien
Sakit
terhadap
terapeutik
komunikasi
yang
kurang
Tingkat
Universitas
Tanjungpura”.
dilakukan
perawat antara lain : klien
mengatakan
Terhadap
Metode Penelitian
puas
Jenis penelitian ini adalah
dengan informasi yang jelaskan
penelitian kuantitatif, dengan
kepada klien, klien mengatakan
desain observasional analitik.
beberapa perawat kurang ramah
Penelitian
dalam
tindakan
pendekatan
beberapa
yang artinya desain analitik
melakukan
keperawatan,
ada
ini
perawat hanya kadang-kadang
yang
memperkenalkan diri kepada
mengetahui
klien
variabel
sebelum
melakukan
tindakan
keperawatan,
beberapa
perawat
ada
cross
sectional
bertujuan
independen
tidak
menggunakan
untuk
hubungan
antar
dimana
variabel
dan
variabel
dependen diidentifikasi pada
satu
sebelum melakukan tindakan
Populasi adalah suatu tempat
keperawatan. Sebagai perawat
penelitian yang dilakukan pada
yang profesional seharusnya
obyek (misalnya: manusia atau
selalu melakukan komunikasi
pasien) yang ditetapkan oleh
terapeutik yang baik kepada
peneliti[8].
5
kesatuan
waktu[7].
menjelaskan prosedur tindakan
Populasi
pada
penelitian ini adalah klien yang
lebih
berobat
menggunakan
di
Rumah
Universitas
Sakit
Tanjungpura
dari
20%
maka
uji
alternatif
yaitu Fisher. Berdasarkan uji
berjumlah 80 orang per bulan.
statistik
Sampel adalah obyek yang
diputuskan ada hubungan antar
diteliti
variabel
dan
dianggap
tersebut
dalat
penelitian
bila
memwakili seluruh populasi [8].
diperoleh p<0,05. Sebaliknya
Dalam
tidak ada hubungan bila didapat
penelitian
ini
menggunakan sampel sebanyak
nilai p≥0,05[10].
67
yang
respoden
dengan
menggunakan rumus slovin[9].
Instrumen
adalah
alat
diigunakan
Square karena nilai expected
yang
kurang dari 5 lebih dari 20%
digunakan oleh peneliti untuk
sehingga
mengobservasi, mengukur atau
menggunakan
menilai
suatu
fenomena[7].
Instrumen
pada
merupakan
instrumen
dimodifikasi
Instrumen
oleh
tidak
uji
perlu
alternatif.
Hasil uji Chi-Square didapat
penelitian
nilai p value= 0,000 (p<0,05).
yang
Waktu
peneliti.
penelitinan
dalam
penelitian ini yaitu uji Chi-
penelitian
suatu
Uji hipotesis
penelitian
ini
dimulai pada tanggal 15 Juni
ini
2016 sampai dengan 14 Juli
menggunakan lembar kuesioner
2016
komunikasi terpeutik perawat
Universitas
dan kuesioner tentang tingkat
Tempat penelitian ini dilakukan
kepuasan klien.
Penelitian
di ruang rawat inap Rumah
ini menggunakan uji statistik
Sakit Pendidikan Universitas
Non
Tanjungpura.
Parametrik
yaitu
Chi
Square. Syarat uji yaitu skala
data berupa kategorik dan sel
yang mempunyai nilai expected
kurang dari 5 maksimal 20%
dari jumlah sel. Jika terdapat
6
di
Rumah
Sakit
Tanjungpura.
HASIL PENELITIAN
Tabel 1 Gambaran Karakteristik Responden
Karakteristik
Umur
a. 17 – 23 tahun
b. 24 – 30 tahun
c. 31 – 37 tahun
d. 38 – 44 tahun
e. 45 – 51 tahun
f. 52 – 58 tahun
g. 59 – 65 tahun
1.
2.
3.
n
%
13
14
23
4
7
3
3
19,4
20,9
34,3
6
10,4
4,5
4,5
Jenis Kelamin
a. Laki – Laki
b. Perempuan
35
32
52,2
47,8
Jumlah
67
100
Sumber: Data Primer (2016) telah diolah
Dari Tabel 1 dapat dilihat
bahwa
responden
terdapat
laki-laki
di
Universitas
rumah
sakit
Tanjungpura
lebih banyak dari perempuan
berumur 31-37 tahun yaitu
yaitu
sebanyak 23 orang (34,3%)
35
orang
(52,2%)
sedangkan pada responden
sedangkan
minoritas
yaitu
perempuan lebih sedikit yaitu
pada umur 52-58 tahun (4,5
32 orang (47,8%). Untuk
%) dan 59-65 (4,5%).
umur mayoritas klien yang
Tabel 2 Gambaran Komunikasi Terapeutik
a.
b.
Kategori
Komunikasi Terapeutik
Baik
Komunikasi Terapeutik
Buruk
Jumlah
n
34
%
50,7
33
49,3
67
100
Sumber: Data Primer (2016) telah diolah
Dari Tabel 2 dapat dilihat
Tanjungpura
berdasarkan
bahwa komunikasi terapeutik
persepsi klien yaitu sebanyak
yang dilakukan perawat di
34 orang (50,7%) mengatakan
Rumah
bahwa komunikasi terapeutik
Sakit
Universitas
7
perawat termasuk kategori
komunikasi
terapeutik
baik sedangkan 33 orang
perawat termasuk kategori
(49,3%) mengatakan bahwa
buruk.
Tabel 3 Gambaran Kepuasan Klien
a.
Kategori
Kepuasan Tinggi
n
35
%
52,2
b.
Kepuasan Rendah
32
47,8
67
100
Total
Sumber: Data Primer(2016) telah diolah
Dari Tabel 3 dapat dilihat
hasil bivariat
komunikasi
bahwa tingkat kepuasan klien
terapeutik
di Rumah Sakit Unversitas
kepuasan tinggi sebanyak 29
Tanjungpura yaitu sebanyak
orang (82,86%). Sedangkan
35 orang (52,2%) merasa puas
komunikasi terapeutik buruk
dengan komunikasi terapeutik
dengan
yang diberikan oleh perawat
sebanyak 6 orang (17,14%).
sehingga termasuk kategori
Komunikasi terapeutik baik
kepuasan tinggi sedangkan 32
dengan kepusan rendah 5
orang (47%) merasa tidak
orang (15,6%). Sedangkan
puas
komunkasi terapeutik buruk
dengan
terapeutik
yang
komunikasi
dilakukan
dengan
baik
dengan
kepuasan
kepuasan
tinggi
rendah
perawat sehingga termasuk
sebanyak 27 orang (84,4%).
kategori kepuasan rendah.
Analisis lebih lanjut diperoleh
Hasil
bivariat
nilai p sebesar 0,000 (p<0,05)
pada
artinya
penelitian ini menggunakan
komunikasi
uji Chi-Square, karena uji ini
klien
memiliki nilai ecpected <5
terapeutik
terhadap
tingkat
kepuasan klien di Rumah
sebanyak lebih dari 20%.
yang
hubungan
perawat berdasarkan persepsi
memenuhi syarat dengan sel
Penelitian
terdapat
Sakit
dilakukan
Universitas
Tanjungpura. (Lihat table 4)
8
Tabel 4 Analisis Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat
Berdasarkan Persepsi Klien Terhadap Tingkat Kepuasan Klien
Kepuasan Klien
p
Komukasi
Terapeutik
Rendah
Tinggi
Jumlah
n
%
n
%
n
%
Buruk
27
84,4
6
17,14
33
49,25
Baik
5
15,6
29
82,86
34
50,75
Total
32
100
35
100
67
100
0,000
Sumber: Data Primer(2016) telah diolah
PEMBAHASAN
1. Karakteristik
responden berdasarkan
usia
Berdasarkan
hasil
memilih; adalah periode
untuk
menetapkan
tanggung
jawab,
penelitian yang dilakukan
mencapai
kestabilan
oleh peneliti di Rumah
dalam pekerjaan da mulai
Sakit
melakukan
Universitas
hubungan
Tanjungpura, didapat usia
yang
erat[11].
Menurut
responden
yang
Anoraga[12], bahwa ada
terbanyak
dirawat
kecenderungan
dirumah sakit yaitu pada
konsumen lebih tua lebih
rentang usia 31-37 tahun
merasa
sebanyak
konsumen yang berumur
23
(34,3%).
orang
puasdari
relatif
Dengan
lebih
bertambahnya usia maka
Berdasarkan
penurunan sistem imun
Lubis[13],
dalam
yang
tubuh
akan
muda.
penelitian
bahwa
lebih
tua
klien
telah
semakin menurun. Pada
berpengalaman sehingga
usia dewasa muda adalah
mampu
periode
diri diri dengan kondisi
yang
untuk
9
menyesuaikan
pelayanan yang sebenarnya,
khususnya rumah sakit[14].
sedangkan
dengan
Teori ini sesuai dengan hasil
usia lebih muda biasanya
penelitian yang menunjukan
mempunyai harapan ideal
bahwa klien laki-laki lebih
yang
banyak
klien
ideal
tentang
pelayanan yang didapatkan,
sehingga
kenyataan
seimbang
klien
perempuan.
harapannya
dengan
dibanding
3. Penerapan
Komunikasi
tidak
Terapeutik
Perawat
dapat
Berdasarkan
Persepsi
menyebabkan
Klien
ketidakpuasan.
Berdasarkan
penelitian didapat bahwa 34
2. Karakteristik responden
berdasarkan
hasil
orang (50,7%) mengatakan
jenis
komunikasi terapeutik yang
kelamin
Berdasarkan
hasil
dilakukan perawat sudah
penelitian yang dilakukan
baik.
oleh peneliti di Rumah Sakit
asuhan keperawatan atau
Universitas
pelayanan di rumah sakit
didapat
jenis
terbanyak
yaitu
Tanjungpura
Dalam
kelamin
perlu adanya koomunikasi
dirawat
antara perawat dan klien.
yang
laki-laki.
Pada
Komunikasi
penelitian ini laki-laki lebih
pelayanan
banyak dirawat, karena laki-
penting,
laki
melakukan
pekerjaannya
berat
yang
yang
sangat
karena
dengan
komunikasi
yang baik dapat menjalin
Penelitian
hubungan saling percaya
menunjukan
dengan klien atau hubungan
dilakukan
bahwa
lebih
merupakan
dibandingkan
perempuan.
sebelumnnya
melakukan
Patrisia,
laki-laki
intepersonal. Keberhasilan
lebih
suatu
komunikasi
oleh
banyak
memanfaat
dipengaruhi
pelayanan
kesehatan,
tidaknya hambatan dalam
10
ada
proses
komunkasi[15].
Menurut
Berdasarkan
hasil
Malindawani[16],
penelitian yang dilakukan di
bahwa hambatan-hambatan
Rumah Sakit Universitas
dalam proses komunikasi
Tanjungpura
dengan
antara lain hambatan dari
membagikan
kuesioner
proses
komunikasi
pada klien atau responden
sendiri,
hambatan
hambatan
semantik,
itu
fisik,
yang
dan
termasuk
penelitian bahwa didapat
hambatan psikologis.
komunikasi terapeutik yang
baik dengan kepuasan yang
4. Tingkat Kepuasan
Berdasarkan dari hasil
tinggi dengan persentase
penelitian didapat bahwa 35
82,86%,
orang
terapeutik
(52,2%)
inklusi
termasuk
komunikasi
yang
buruk
dalam kepuasan tinggi, ini
dengan
menunjukan bahwa klien
tinggi dengan persentase
yang dirawat inap merasa
17,14%.
puas dengan komunikasi
Komunikasi terapeutik yang
terapeutik yang dilajukan
baik
oleh
rendah dengan persentase
perawat.
Kepuasan
kepuasan
Sedangkan
dengan
klien adalah indikator utama
15,6%,
dari standar pelayanan yang
terapeutik
dilakukan di rumah sakit.
dengan
yang
kepuasan
komunikasi
yang
buruk
kepuasan
yang
rendah 84,4%.
5. Hubungan
Komunikasi
Terapeutik
Perawat
Hasil uji dengan Chi-
Berdasarkan
Persepsi
Square diperoleh p sebesar
Klien Terhadap Tingkat
0,000 sehingga p < 0,05.
Kepuasan
Dapat disimpulkan bahwa
Klien
Di
terdapat
hubungan
Rumah Sakit Universitas
komunikasi
terapeutik
Tanjungpura
perawat
Instalasi
Rawat
Inap
persepsi
11
berdasarkan
klien
terhadap
tingkat kepuasan klien di
Rumah Sakit Universitas
Instalasi Rawat Inap Rumah
Tanjungpura
Sakit
Universitas
berdasarkan usia didapat
Tanjungpura. Hal tersebut
usia yang lebih banyak
dapat terjadi karena perawat
yaitu
di
inap
usia 31-37 tahun yakni
Rumah Sakit Universitas
sebanyak 23 responden
Tanjungpura
(34,3%).
instalasi
rawat
telah
melakukan
komunikasi
dengan
jenis
rentang
Berdasarkan
kelamin
terapeutik dengan sangat
terdapat
baik
sebagian
Rawat Inap Rumah Sakit
besar klien merasa puas
Universitas Tanjungpura
dengan
yang
didapat laki-laki lebih
diterimanya khususnya dari
banyak yakni sebanyak
perawat
35 responden (52,2%).
sehingga
pelayanan
yang
melaukan
pelayanan
di
yang
Instalasi
b. Berdasarkan komunikasi
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil
terapeutik
perawat
berdasarkan
persepsi
penelitiain yang dilakukan
klien yang terdapat di
di Instalasi Rawat Inap
Instalasi
Rumah Sakit Universitas
Rumah Sakit Universitas
Tanjungpura
Tanjunngpura
responden
kuesioner
pada
yang
67
mengisi
bahwa
komunikasi
terapeutik
dan
kepuasan
klien
Rawat
Inap
didapat
komunikasi
terapeutik perawat sudah
tingkat
baik yakni sebanyak 34
dapat
responden (50,7%) klien
diambil simpulan sebagai
yang
berikut :
komunikasi
a. Gambaran karakteristik
baik.
mangatakan
terapeutik
responden yang terdapat
c. Berdasarkan
di Instalasi Rawat Inap
kepuasan
12
klien
tingkat
yang
terdapat
di
Keperawatan.
ISSN:
1978-6735.
Diunduh
tanggal 12 Februari 2016
3. Nasir A, Muhith A,
Sajidin M, Mubarak W I.
2011.
Komunikasi
Dalam
Keperawatan
Teori dan Aplikasi.
Jakarta:EGC
4. Arwani.
2005.
Komunkasi
Dalam
Keperawatan.
Jakarta:EGC
5. Suryani.
2006.
Komunikasi Terapeutik
Teori
dan
Praktik.
Jakarta: EGC
6. Irawan, Handi.2005. 10
Prinsip
Kepuasan
Pelanggan. Jakarta: PT
Elex Media Komutindo
7. Dharma,Kelana
Kusuma.
2011.
Metedologi Penelitian
Keperawatan.
Jakarta:TIM
8. Notoatmodjo, S. 2012.
Metodologi penelitian
kesehatan.
Jakarta:
Rineka Cipta.
9. Surahismi,
Arikunto.2006. Prosedur
Penelitian
Suatu
Pendekatan
Praktik.
Jakarta: Reineka Cipta
10. Dahlan, M Sopiyudin.
2011. Statistik Untuk
Kedokteran
Dan
Kesehatan:Deskriptif,
Bivariat,
dan
Multivariat. Edisi 5.
Jakarta: Salemba Medika
11. Perry & Potter. 2005.
Buku Ajar Fundamental
Keperawatan: Konsep,
proses, dan praktik; ahli
Instalasi
Rawat Inap Rumah Sakit
Universitas Tanjungpura
yakni
klien
yang
mengatakan puas atau
tingkat kepuasan yang
tinggi
sebanyak
35
responden (52,2%).
d. Ada
hubungan
komunikasi
perawat
terapeutik
berdasarkan
persepsi klien terhadap
tingkat kepuasan klien di
Instalasi
Rwat
Inap
Rumah Sakit Universitas
Tanjungpura.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sandra Rhona. 2013.
Hubungan Komunikasi
Terapeutik
Perawat
dengan Kepuasan Pasien
Di
Ruang
Instalasi
Rawat Inap Non Bedah
(Penyakit Dalam Pria
dan Wanita) rsup dr. M.
Djamil Padang Tahun
2013. Diakses pada
tanggal 13 Desember
2015
2. Haryanto Adi N. 2009.
Hubungan
Antara
Komunikasi Terapeutik
Perawat
dengan
Kepuasan Pasien Di
Rumah Sakit Islam
Kendal.
Jurnal
13
bahasa, Yasmin Asih. Ed
4. Jakarta:EGC.
12. Anoraga.Psikologi
Dalam
Perusahaan.
Jakarta:Tineka
Cipta.
2009
13. Lubis Zidni I. 2016.
Hubungan Komunikasi
Terapeutik
Dengan
Tingkat
Kepuasan
Pasien
Di
Poli
Fisioterapi RS PTN
Universitas Hassanuddin
Makassar.
http://repository.unhas.a
c.id/handle/123456789/1
8862
diakses
pada
tanggal 20 Juli 2016
14. Patrisia
A,Indahwaty.
2013.
Gambaran
Kepuasan
Pasien
Terhadap Pelaksanaan
Komunikasi Terapeutik
Perawat Di Instalasi
Rawat
Inap
RSUD
Labuang Baji Makasaar.
Jurnal
Fakultas
Kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanuddin.
Diunduh tanggal 13
Februari 2016
15. Yudanto,Andri Haryo.
Hubungan
Persepsi
Pasien
Tentang
Komunikasi
Perawat
Dengan
Kepuasan
Pasien Di RSUD Pandan
Arang Boyolali. 2012
diakses pada tanggal 19
Juli 2016
16. Marlindawani.2003.
Materi
Komuniukasi.www.kmk
p.ugm.ac.id/data/SPM
KK/ 3d-KOMUNIKASI
revjan’03.doc. Tanggal
akses 16 Juli 2016
14
Download