BAB II LANDASAN TEORI

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.
Light-emitting Diode (LED)
LED adalah semikonduktor kompleks yang mengubah arus listrik
menjadi cahaya. Proses konversi tersebut cukup efisien sehingga LED tersebut
dapat menghasilkan lebih sedikit panas dibandingkan dengan sumber cahaya
pijar (Force Inc, 2005).
LED adalah perangkat semikonduktor yang memancarkan cahaya
berspektrum sempit ketika dialirkan listrik dengan arah maju. Efek ini
merupakan bentuk dari electroluminescence. Warna dari cahaya yang
dipancarkan tergantung pada komposisi dan keadaan semikonduktor yang
digunakan, dan dapat berupa infra-red, cahaya tampak atau mendekati ultraviolet
(Wikipedia, 2007).
Gambar 2.1 Ragam bentuk LED
(Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/LED, 2007)
LED adalah perangkat elektronik bersifat current-driven (Agilent
Technologies Inc, 2001).
-4-
-52.1.1. Karakteristik LED
LED sangat diminati dalam fiber optik karena 5 karakteristik
turunannya (Force Inc, 2005):
1.
Berukuran kecil
2.
Mempunyai radiasi tinggi (Menghasilkan banyak cahaya dalam
area kecil)
3.
Area pancarannya kecil, sebanding dengan dimensi pada fiberoptik
4.
Mempunyai waktu hidup yang sangat lama, memberikan
reliabilitas yang tinggi
5.
Dapat dimodulasikan (dimatikan dan dinyalakan) pada kecepatan
tinggi
2.2.
Multiplexing pada LED Matrix
Multiplexing
adalah
sebuah
teknik
yang
digunakan
untuk
mengoperasikan LED matrix. Dengan multiplexing, hanya ada satu baris dari
LED Matrix yang diaktifkan pada satu saat. Pendekatan ini diperlukan karena
satu kaki dari LED (salah satu dari katoda atau anoda) dihubungkan ke satu baris
(Agilent Technologies Inc, 2001).
-6-
Gambar 2.2 Multiplexing pada Common-Row Anode
(Sumber: Agilent Technologies Inc, 2001)
Dari gambar di atas, multiplexing terjadi pada common-row anode (
sinyal A, B, C dan D). sinyal A, B, C dan D hanya salah satu aktif pada waktu
tertentu dan sinyal ini menentukan baris mana yang aktif. Sinyal 1, 2, 3 dan 4
merupakan sinyal data yang menentukan LED mana saja yang menyala.
Pada saat baris A aktif, sinyal data yang diterima adalah sinyal data yang
pertama yaitu sinyal 1 = high, sinyal 2 = high, sinyal 3 = low dan sinyal 4 low.
Hal ini berarti LED yang menyala adalah LED di A3 dan A4. Pada saat baris B
aktif, LED yang menyala adalah B2 dan B3. Pada saat baris C aktif, LED yang
menyala adalah C1, C3, dan C4. Pada saat baris D aktif, LED yang menyala
adalah D2 dan D4.
-72.3.
Pulse Width Modulation (PWM)
PWM adalah sebuah teknik yang kuat untuk melakukan kontrol terhadap
sirkuit analog dengan menggunakan output digital dari sebuah prosessor. PWM
diaplikasikan dalam banyak variasi aplikasi, dari pengukuran dan komunikasi
sampai kontrol daya dan konversi (Michael Barr, pp103-104, 2001).
PWM adalah sebuah cara untuk mengkodekan secara digital tingkatan
pada sinyal analog. Melalui penggunaan counter berresolusi tinggi, duty-cycle
dari sinyal kotak dimodulasikan untuk mengkodekan level sinyal analog tertentu.
Duty cycle adalah perbandingan antara durasi pulsa (τ) dengan perioda
(T) dari sebuah sinyal kotak.
dimana D adalah Duty cycle ( % ), τ adalah durasi pulsa yang besarnya
tidak nol, Τ adalah perioda (Wikipedia, 2006).
Sinyal PWM masuk digital karena, pada satu waktu instan, supply DC
sepenuhnya on atau sepenuhnya off. Sumber tegangan atau arus disediakan pada
sebuah beban analog oleh rentetan pulsa nyala dan pulsa mati yang terus
menerus berulang. Pulsa nyala adalah lamanya waktu dimana supply DC
diberikan pada beban, dan pulsa mati adalah lamanya waktu dimana supply diswitch off. Dengan bandwidth yang memadai, semua nilai analog dapat
dikodekan oleh PWM (Michael Barr, pp103-104, 2001).
-8-
Gambar 2.3 Sinyal PWM dalam berberapa duty-cycle
(Sumber: Embedded System Programming, pp103-104, 2001)
2.4.
Kontrol Brightness dengan PWM Dimming
PWM dimming menyediakan level brightness yang berkurang tetapi
menghasilkan warna yang akurat. Karena PWM dimming menjaga arus maju
terus menerus melalui LED, PWM dimming menghilangkan pergeseran warna
sehubungan dengan penggunaan analog dimming. Perubahan pada brightness
LED didapatkan dengan cara melakukan modulasi pada total jumlah waktu arus
maju mengalir melaluinya. Dengan kata lain, LED terus menerus dinyalakan dan
dimatikan (Michael Day, 2005).
2.5.
Sumber Arus
Sebuah sumber arus adalah perangkat elektronik yang menghantarkan
atau menyerap arus listrik. Sebuah sumber arus ideal akan menghasilkan semua
tegangan yang diperlukan untuk mempertahankan arus tertentu. Sumber arus
independen tidak terdapat di alam ini, walaupun banyak perangkat elektronik,
seperti transistor dan vacuum tubes, dirancang sebagai sumber arus dependen
(Wikipedia, 2006).
-9-
Gambar 2.4 Simbol Sumber Arus
2.5.1. Sumber Arus Konstan Transistor Sederhana
Gambar 2.5 Sumber Arus Konstan Menggunakan Transistor
(Sumber: Wikipedia, 2006)
Gambar di atas menunjukkan sebuah sumber arus konstan umum.
DZ1 adalah dioda zener yang, ketika dalam keadaan reverse biased
mempunyai tegangan drop yang konstan di sepanjangnya terlepas dari
arus yang mengalir melaluinya. Jadi, selama arus zener (IZ) di atas level
tertentu (disebut holding current), tegangan dioda zener (VZ) akan
konstan. Resistor R1 menyediakan arus zener dan arus base (IB) dari
transistor NPN tersebut (Q1). Tegangan zener yang konstan digunakan
sepanjang base pada Q1 dan resistor emitter R2. Operasi pada sirkuit ini
adalah sebagai berikut: Tegangan pada R2 (VR2) adalah VZ – VBE, dimana
VBE adalah tegangan base-emitter pada Q1. Arus pada emitter pada Q1
yang juga merupakan arus melalui R2 adalah
- 10 -
Karena nilai VZ adalah konstan dan VBE juga konstan pada
temperatur tersebut, sehingga VR2 adalah konstan. Karena transistor, IE
sangat mendekati arus kolektor IC pada transistor (yang merupakan arus
melalui load). Dengan demikian, arus pada load adalah konstan dan
rangkaian ini bekerja sebagai sumber arus konstan. Selama temperatur
konstan (tidak berubah banyak), arus pada load akan independen
terhadap tegangan supply, R1 dan gain pada transistor. R2 menyebabkan
arus pada load dapat di-set pada nilai yang diinginkan dan dapat dihitung
dengan:
atau
VBE umumnya 0,65 pada perangkat silikon (IR2 juga merupakan
arus emitter dan diasumsikan sama dengan arus kolektor atau yang
diperlukan load. Dengan pertimbangan hFE cukup besar) Resistansi pada
R1 dapat dihitung dengan:
dimana K = 1.2 sampai 2 (sehingga R1 cukup rendah untuk mencukupi
IB) dan hFE(min) = gain arus terrendah untuk tipe transistor tertentu.
- 11 2.6.
VHDL
VHDL adalah VHSIC HDL. VHSIC adalah kependekan dari Very High
Speed Integrated Circuit. VHDL dapat mendeskripsikan behaviour dan struktur
dari sistem elektronik, tetapi lebih cocok sebagai sebuah bahasa untuk
mendeskripsikan struktur dan behaviour dari desain hardware elektronik digital,
seperti ASIC dan FPGA sebagus sirkuit digital konvensional (Doulus Ltd, 2006).
Keuntungan besar dari bahasa deskripsi hardware adalah kemungkinan
untuk mengeksekusi kodenya secara nyata. Prinsipnya, bahasa tersebut tidak lain
daripada sebuah bahasa pemrograman yag terspesialisasi. Error dalam koding
dari model formal atau error konseptual dari sistem dapat ditemukan ketika
menjalankan simulasi. Di sana, respons dari model tersebut terhadap simulasi
dengan nilai input yang berbeda dapat diperhatikan dan dianalisa (Glauert).
2.7.
CPLD
CPLD adalah kependekan dari Complex Programmable Logic Device.
Merupakan sebuah programmable logic device dengan kerumitan antara FPGA
dan PAL, dan fitur arsitektural dari keduanya. Blok pembangun dari CPLD ini
adalah macro cell, yang menampung logic yang mengimplementasi ekspresi
disjunctive normal form dan operasi logic khusus (Wikipedia, 2006).
- 12 -
Gambar 2.6 Arsitektur CPLD
(Sumber: http://www.elektor-electronics.co.uk/eblocks/CPLDFPGAprog.pdf)
2.8.
Serial Peripheral Interface (SPI)
Serial Peripheral Interface adalah standar hubungan data secara serial
sinkronous yang didesain oleh Motorola yang beroperasi dalam mode fullduplex. Device berkomunikasi dalam mode master/slave dimana master yang
menginisialisasi frame data. Perangkat slave lebih dari satu diperbolehkan
dengan jalur slave (chip) select individual (Wikipedia, 2007).
SPI mempunyai 4 mode operasi, 0 sampai 3. Mode-mode ini penting
salam mengontrol caranya data di-clock in dan out dari sebuah perangkat SPI.
Polarity dari clock dispesifikasikan melalui bit kontrol CPOL, yang menentukan
clock active low atau high. Kontrol bit fase clock (CPHA) memilih satu dari dua
- 13 format transfer dasar yang berbeda. Untuk meyakinkan komunikasi yang sesuai
antara master dan slave, kedua perangkat harus berjalan pada mode yang sama
(MCS Electronics).
Gambar 2.7 SPI Timing Diagram dengan CPHA=0
(Sumber: http://avrhelp.mcselec.com/bascom-avr.html?Using_the_SPI_protocol)
Gambar 2.8 SPI Timing Diagram dengan CPHA=1
(Sumber: http://avrhelp.mcselec.com/bascom-avr.html?Using_the_SPI_protocol)
2.9.
AVR
AVR adalah mesin arsitektur harvard dengan program dan data disimpan
terpisah. Mesin tipe harvard menyimpan program dalam memory permanent atau
semi-permanent dan data dalam memory volatile. Oleh karena itu, AVR ideal
untuk embedded system, karena memori program terlindungi dari lonjakan
tegangan dan faktor lingkungan lainnya yang dapat merusak program
(Wikipedia, 2007).
- 14 2.9.1. AVR ATMEGA 8515
AVR ATMEGA 8515 adalah microcontroller CMOS 8 bit
berdaya rendah berbasiskan arsitektur RISC (Reduce Instruction Set
Computer). Dengan mengeksekusi perintah per single cycle clock, AVR
dapat menghasilkan 1 MIPS per MHz. Microcontroller ini mempunyai
130 instruksi, 32 register umum (General Purpose Register) dan semua
register ini terhubung langsung dengan ALU (Arithmethic Logic Unit)
sehingga 2 buah register dapat diakses dalam satu eksekusi instruksi per
single cycle clock. Arsitketur RISC lebih efisien dalam pengkodeannya
sehingga lebih cepat samapi 10 kali daripasa arsitektur CISC.
Fitur – fitur AVR ATMEG 8515, antara lain :
•
Konsumsi daya rendah
•
8K byte memory flash ISP, 512 byte EEPROM, 512 byte
SRAM
•
Dua buah timer/counter 8 bit, satu buah timer/counter 16 bit
•
Tiga Channel PWM, 8 channel ADC 8 bit
•
Fasilitas komunikasi serial two – wire serial interface,
USART, dan Serial Peripheral Interface
•
Watchdog Timer
•
Komparator Analog
- 15 -
Gambar 2.9 Konfigurasi Pin AVR ATMEGA 8515
(Sumber: Atmel Corporation, 2006)
•
Vcc
: Digital supply Voltage
•
GND
: Ground
•
Port A
: 8 bit bi – directional I/O port sekaligus input
analog ADC
•
Port B
: 8 bit bi – directional I/O port sekaligus interface
SPI, timer eksternal, interrupt eksternal 2, input
dan output komparator analog, dan output
Timer/Counter
- 16 •
Port C
: 8 bit bi – directional I/O port sekaligus interface
TW1, output comparator analog, dan Timer
Oscillator Pin
•
Port D
: 8 bit bi – directional I/O port sekaligus interface
USART, interrupt eksternal 1 dan 2, input dan
output Timer/Counter1.
•
Reset
: Reset input
•
XTAL1
: input oscillator amplifier
•
XTAL2
: output oscillator amplifier
- 17 -
Gambar 2.10 Gambar arsitektur AVR ATMEGA 8515
(Sumber: Atmel Corporation, 2006)
Download