1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu unsur penting dalam proses belajar yaitu media
pembelajaran. Semua yang ada di sekitar kita, benda maupun suatu
kejadian dapat dijadikan sebagai media pembelajaran. Hal terpenting
dari pemilihan suatu media yaitu kemampuan media tersebut untuk
menyampaikan suatu konsep dan mudah dipahami oleh peserta didik.
Gerlach and Ely (dalam Priandono, 2012) mendefinisikan media secara
garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun
kondisi sehingga siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan,
atau perubahan sikap.
Raharjo (dalam Priandono, 2012) menyebutkan salah satu nilai
praktis yang dimilki suatu media yaitu dapat membangkitkan motivasi
belajar peserta didik. Motivasi membuat siswa terdorong mengikuti
proses pembelajaran dengan penuh semangat, aktif dalam setiap proses
yang terjadi. Proses pembelajaran menjadi lebih bermakna. Siswa dalam
keadaan sadar benar-benar terbenam dalam proses pembelajaran
sehingga tidak merasakan waktu yang mereka lewatkan. Keadaan ini
oleh Hollingsworth disebut flow. Hollingsworth (2006: vi) menjelaskan
“kehidupan yang dipenuhi dengan pengalaman flow yang menarik akan
jauh lebih berharga dari pada kehidupan yang dihabiskan untuk
menikmati kesenangan secara pasif.”
Proses pembelajaran yang baik akan lebih bermakna pada diri
siswa. Siswa dapat memahami setiap tindakan yang dilakukan selama
proses belajar. Pengalaman baru yang didapat tidak mudah untuk
dilupakan. Hal yang lebih jauh siswa dapat mengembangkan dan
mengaplikasikan konsep serta keterampilan yang mereka dapat selama
belajar.
Data hasil ulangan harian yang didapat di kelas VIII-3 SMP
Negeri 1 Sumenep, menunjukkan rata-rata nilai ulangan harian yaitu
69,69. Siswa memperoleh nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) sebanyak 69 %. Berdasarkan data tersebut hasil belajar siswa
kurang optimal. Hasil belajar yang tidak maksimal disebabkan banyak
faktor. Salah satu diantaranya yaitu proses belajar siswa yang kurang
baik. Siswa tidak termotivasi, sehingga pada saat pelajaran aktivitas
siswa lebih banyak melamun, berbicara dengan temannya, bahkan
melakukan aktivitas di luar materi pelajaran. Motivasi yang rendah pada
1
2
siswa disebabkan sikap belajar siswa terhadap pembelajaran kurang baik
Aunurrahman (2010).
Hollingsworth (2006), seorang guru pernah mencurahkan isi
hatinya, bahwa “sebagai seorang guru, saya selalu dapat mengerti
bagaimana perasaan siswa manakala mereka harus duduk dan
mendengarkan gurunya dalam waktu yang lama tanpa istirahat. Dalam
situasi seperti itu, saya akan menerawang dan melamun.”
Kesimpulannya bahwa proses belajar rentan gagal jika membiarkan
siswa pasif, hanya duduk dan mendengarkan penjelasan guru
Peningkatan minat belajar siswa dapat diusahakan melalui
penggunaan multimedia saat pembelajaran. Priandono, Dkk (2012)
memaparkan hasil penelitiannya bahwa penggunaan multimedia
mendapat respon baik dari siswa. Siswa merespon senang sebanyak
97,7%, siswa merespon mudah dipahami sebanyak 98,5%, dan siswa
merespon menarik sebanyak 98,5%.
Perkembangan teknologi bukan suatu yang tertutupi lagi. Dari
semua kalangan dapat menikmati teknologi. Begitu pula dalam dunia
pendidikan, pembelajaran berbasis komputer bukanlah suatu yang
mustahil untuk dilaksanakan. “Sekjen Asosiasi Guru TIK sekaligus
Penggiat Blog Wijaya Kusumah menambahkan, pemanfaatan TIK di
dalam dunia pendidikan harus direspons positif. Banyak sekali manfaat
yang dapat dipetik dari TIK jika guru pandai mengaplikasikannya dalam
proses belajar mengajar” (Damayanti, 2014).
Di samping itu, siswa Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah
Menengah Atas (SMA) sudah sangat akrab dengan teknologi seperti
komputer, laptop, dan smartphone. Siswa selalu menggunakan tenologi
tersebut di sekolah maupun di rumah. Rachman (dalam Damayanti,
2014) menjelaskan bahwa siswa jangan dilarang membawa gadget ke
sekolah. Tetapi, yang terpenting adalah membimbing siswa untuk
menggunakan dengan bijaksana. Media belajar berbasis komputer
merupakan peluang yang sangat besar bagi terciptanya pembelajaran
yang menarik dan mandiri. Media belajar dapat digunakan di dalam
kelas. Selain itu juga dapat digunakan siswa dimanapun untuk belajar
secara mandiri.
IPA salah satu disiplin ilmu yang mengkaji peristiwa-peristiwa
alam. Konsep-konsep dalam IPA diperoleh dengan metode ilmiah.
Secara otomatis, mengajarkan IPA terhadap siswa tidak cukup dengan
proses mengangan-angankan yang tidak tampak, memecahkan suatu
masalah melalui rumus-rumus yang sebenarnya tidak mereka pahami.
3
Pengajaran IPA hendaknya dibuat lebih konkret walaupun hanya sebatas
penggunaan media belajar audio visual.
Perkembangan kognitif siswa SMP mulai memasuki operasional
formal. Peralihan kemampuan berpikir siswa SMP ke arah operasional
formal tidak terjadi pada semua keahlian ataupun materi pelajaran.
Siswa mampu berpikir operasional formal dalam pelajaran tertentu yang
sesuai keahliannya dan pelajaran yang sudah dipenuhi dengan
pengalaman. Tetapi, siswa harus menggunakan cara berpikir
operasional konkret pada pelajaran yang bukan keahliannya (Santrock,
2004). Oleh karena itu, butuh media yang dapat menyampaikan pesan
agar lebih konkret dan menarik bagi siswa.
Penggunaan
dan
pembuatan
Multimedia
Presentasi
Pembelajaran (MPP)
menggunakan Powerpoint (PPT) oleh guru
menjadi hal yang biasa. Media ini bisa dibuat dalam waktu singkat.
Pengembangan animasi yang agak rumit kurang memungkinkan
menggunakan animasi instan yang disediakan oleh Powerpoint. Namun,
macromedia flash mempunyai kemampuan yang lebih unggul dalam
menampilkan multimedia, gabungan antara grafis, animasi, suara, serta
interaktivitas user. Software ini berbasis animasi vektor yang dapat
digunakan untuk menghasilkan animasi web, presentasi, game, film,
maupun CD pembelajaran interaktif. Media Powerpoint dalam
pembuatan gambar menggunakan shapes yang tersedia tidak bisa di
ubah bentuknya. Tetapi dalam macromedia flash bisa membuat gambar
bergerak sesuai kebutuhan. gambar yang dibuat menggunakan shapes
bisa diubah sesuai bentuk yang diinginkan.
Media pembelajaran IPA dengan memanfaatkan software ini
akan menarik, membuat perhatian dan keterlibatan siswa lebih tinggi.
Selain itu, dengan pengembangan media melalui macromedia flash,
siswa tidak hanya mempelajari suatu konsep yang tidak mereka liat.
Tetapi konsep yang siswa pelajari lebih konkret. Oleh karena itu
dilaksanakan “Pengembangan Media Pembelajaran Melalui
Macromedia Flash Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran IPA.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, dapat dapat dirumuskan beberapa
masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana bentuk model media pembelajaran IPA yang
dikembangkan melalui macromedia flash?
4
2. Bagaimana efektivitas model media pembelajaran IPA yang
dikembangkan melalui macromedia flash?
a. Bagaimana aktivitas belajar siswa selama pembelajaran
menggunakan media pembelajaran?
b. Apakah pengembangan media pembelajaran melalui
macromedia flash dapat meningkatkan hasil belajar siswa?
c. Begaimana respon siswa terhadap pengembangan media
pembelajaran yang digunakan saat proses pembelajaran IPA?
d. Bagaimana respon guru terhadap pengembangan media
pembelajaran yang dikembangkan melalui macromedia flash?
C. Batasan Masalah
Penelitian ini dibataskan pada beberapa masalah.
1. Media pembelajaran dikembangkan menggunakan software
macromedia flash tipe 8.
2. Media pembelajaran ini diterapkembangkan pada mata pelajaran
IPA.
3. Media pembelajaran diimplementasikan di kelas VIII-3 SMP
Negeri 1 Sumenep.
4. Media pembelajaran dikembangkan pada Kompetensi Dasar 3.11.
Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya, pembentukan bayangan, serta
aplikasinya untuk menjelaskan penglihatan manusia, proses
pembentukan bayangan pada mata serangga, dan prinsip kerja alat
optik.
5. Hasil belajar yang diukur adalah aspek kognitif siswa
6. Aktivitas belajar siswa yang diukur adalah mendengarkan,
menulis, bertanya, berpendapat, dan berdiskusi dengan teman.
7. Respon yang diukur yaitu tanggapan siswa dan guru terhadap
penggunaan media pembelajaran dengan asumsi responden
dianggap jujur.
8. Metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
metode ceramah.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengembangkan model media pembelajaran IPA melalui
macromedia flash.
2. Untuk mengetahui efektivitas model media pembelajaran IPA
yang dikembangkan melalui macromedia flash.
5
a. Untuk mengetahui aktivitas siswa selama pembelajaran
menggunakan media pembelajaran.
b. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
IPA dengan menerapkan media pembelajaran.
c. Untuk mengetahui respon siswa terhadap pengembangan
media pembelajaran.
d. Untuk mengetahui respon guru terhadap pengembangan media
pembelajaran yang dikembangkan.
E. Manfaat Penelitian
1. Siswa lebih mudah untuk memahami pelajaran IPA. Siswa
mempelajari setiap konsep dengan materi yang lebih konkret
sehingga pembelajaran berjalan lebih menyenangkan bagi siswa.
2. Memberikan alternatif kepada guru dalam menentukan media
pembelajaran yang lebih interaktif bagi siswa.
3. Mempermudah guru dalam menyampaikan atau mengajak siswa
untuk menemukan konsep secara mandiri.
6
Halaman Ini Sengaja Dikosongkan
Download