BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Efektivitas

advertisement
BAB II
KERANGKA TEORITIS
2.1
Tinjauan Pustaka
2.1.1 Efektivitas Kelompok tani
Kelompok tani adalah sekumpulan orang-orang tani atau petani, yang terdiri
atas petani dewasa pria atau wanita maupun petani taruna atau pemuda tani yang
terikat secara informal dalam suatu wilayah kelompok atas dasar keserasian dan
kebutuhan bersama serta berada di lingkungan pengaruh dan pimpinan seorang
kontak tani (Setiana, 2005).
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian 2007, kelompok tani adalah
kumpulan petani /peternak /pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan
kepentingan, kesamaan kondisi, lingkungan (sosial, ekonomi, sumber daya) dan
keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota. Menurut
Slamet (2002), ada lima ciri kelompok yaitu : (1) terdiri atas individu; (2) adanya
saling ketergantungan; (3) adanya partisipasi yang terus menerus dari anggota; (4)
mandiri; (5) adanya keragaman yang terbatas.
Dengan demikian, kelompok tani yang terbentuk atas dasar adanya
kesamaan kepentingan diantara petani menjadikan kelompok tani tersebut dapat
eksis dan mampu untuk melakukan akses kepada seluruh sumber daya seperti
sumber daya alam, manusia, modal, informasi, serta sarana dan prasarana dalam
mengembangakan usaha tani yang dilakukan (Syamsu, 2011).
Dimensi yang harus dicapai dalam penguatan kelompok tani yaitu (Syamsu,
2011):
Kelompok yang kuat dan lestari, mendapat pengakuan dari pihak lain mendapat
bantuan/kredit dari donasi/kreditor dalam memenuhi kebutuhan pembiayaan
dalam proses memperbesar skala usaha tani. Kelompok yang mandiri dan
berkesinambungan, lebih leluasa untuk merencanakan setiap langkah-langkah
yang sudah diambil untuk mengkomunikasikan (dan memasarkan) hasil produksi.
2. Kelompok yang solid dan rasa memiliki (solidaritas) memungkinkan untuk
berbagi beban yang seharusnya dipikul sendiri menjadi terbantu karena adanya
fungsi dan peran masing-masing anggota kelompok.
6
1. Kelompok yang mampu mengorganisasikan semua anggotanya diharapkan
tidak hanya berhasil dalam menumbuhkan proses produksi dalam kenaikan
hasil produksi tetapi juga terbuka untuk melakukan pemanfaatan sumber daya
secara maksimal (produk utama maupun limbah) dan transformasi dari usaha
primer (basis peternakan dan pertanian) ke usaha-usaha lain seperti industri
rumah tangga, pengadaan input, pengangkutan dan lapangan kerja.
2. Kelompok yang mampu bersatu akan menimbulkan kesadaran tentang apa
yang dimiliki (potensi di sekitar lingkungan) dan bagaimana menghitungnya,
membangkitkannya
dan
memikirkan
tentang
bagaimana
seharusnya
sumberdaya ditumbuh-kembangkan dan bagaimana memulihkan sumberdaya
yang semakin menipis / hilang.
Pertanian merupakan sektor yang sangat penting bagi kehidupan dan
kelanjutan perkembangan pertanian berada pada petani-petani yang ada, baik
petani dewasa maupun generasi penerus bangsa/petani muda. Keberadaan pemuda
ditengah-tengah masyarakat sedikit banyaknya memberikan peluang, turut serta
membangun kelembagaan petani. Petani muda cenderung memiliki fisik yang
kuat dan dinamis dalam mengelola usahataninya sehingga mampu bekerja lebih
kuat dari petani yang umurnya lebih tua (Anonim, 2012).
Menurut Santrock dalam (Kurnianingtyas, 2009) golongan usia dewasa
yaitu antara 35-50 tahun, pada usia ini biasanya seseorang sedang sangat produktif
dalam bekerja dan banyak mencari peluang atau informasi baru yang
mengguntungkan bagi pekerjaannya. Orang dewasa menuntut untuk dihargai
terutama dalam hal pengambilan keputusan yang menyangkut diri dan
kehidupannya. Orang dewasa menganggap dirinya mampu hidup mandiri. Oleh
karena itu cenderung untuk menghindar, menolak dan merasa tersinggung bila
diperlakukan seperti anak-anak. Mereka akan menolak situasi belajar yang
menggurui. Makin lanjut usia seseorang, makin banyak pengalaman yang ia
miliki, dan semakin berbeda pula pengalamannya dari orang lain (Anonim, 2011).
Efektivitas kelompok adalah keberhasilan kelompok untuk mencapai
tujuannya, yang dapat dilihat pada tercapainya keadaan atau perubahan-perubahan
(fisik maupun non fisik) yang memuaskan anggota-anggotanya (Unang, 2009).
Menurut Margono dalam Unang (2009) efektivitas kelompoktani harus dilihat
7
dari: (1) segi produktivitasnya, yaitu keberhasilan mencapai tujuan kelompok; (2)
moral berupa semangat dan sikap para anggotanya; dan (3) kepuasan, yakni
keberhasilan anggota mencapai tujuan-tujuan pribadinya. Semakin berhasil
kelompok mencapai tujuannya, semakin bangga anggota berasosiasi dengan
kelompok itu dan semakin puas anggota karena tujuan pribadinya tercapai. Dalam
penelitian ini ukuran efektivitas kelompok tani dibatasi pada produktivitas
kelompok dan kepuasan anggota kelompok (Soedarsono, 2005).
Produktivitas kelompok menurut sartono (2004) adalah harapan tentang
nilai-nilai yang dihasilkan oleh perilaku kelompok yaitu kearah yang lebih positif
atau lebih negatif. Konsep produktivitas dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu
dimensi individu dan dimensi organisasi. Dimensi individu melihat produktivitas
dalam kaitannya dengan karakteristik-karakteristik kepribadian individu yang
muncul dalam bentuk sikap mental yang mengandung makna keinginan dan upaya
individu yang selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas kehidupannya.
Secara umum rumah tangga petani secara bersama memiliki berbagai
macam tujuan yang dapat mencakup: (1) Produktivitas (hasil persatuan lahan atau
input lainnya), yakni ada pasar yang menyerap hasil produksi, memiliki nilai
manfaat lainnya: pemanfaatan tenaga kerja dan lain-lain; (2) Keamanan
(meminimalkan risiko), yakni: kepastian pendapatan (ada jaminan pasar dan harga
jual), akses terhadap sumberdaya berupa kepastian lahan, kepastian usaha; (3)
Kesinambungan (mempertahankan produksi), yakni: adanya modal biofisik
berupa kelayakan usaha/rasio pemilikan ternak, kemampuan mengelola berupa
teknologi budidaya, manajerial usaha, yang lainnya adalah hubungan dengan
masyarakat berupa dukungan sistem sosial, prasarana usaha tani (ketersediaan
input), modal uang, dan pengaruh politik berupa dukungan kebijakan lokal; dan
(Sartono, 2004).
Kepuasan dapat dilihat dari, kepuasan terhadap kemajuan tujuan kelompok,
kepuasan terhadap kebebasan berpartisipasi dan kepuasan terhadap peraturan
kelompok Mayer dan Dollar dalam (Chaplin,2005). Kepuasan adalah satu
keadaan, kesenangan, dan kesejahteraan yang karena orang tersebut telah
mencapai tujuan atau sasaran atau satu perasaan yang menyertai seseorang setelah
ia memuaskan satu motif (Chaplin, 2005). Jadi tingkat kepuasan adalah fungsi
8
dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan, kepuasan petani
sangat bergantung pada harapan petani.
Mengacu pada pendapat Tjiptono, (2002) yang mengatakan salah satu faktor
yang menentukan harapan seseorang antara lain adalah kebutuhan. Kebutuhan
yang mendasar yang dirasakan oleh seseorang bagi kesejahteraannya sangat
menentukan harapannya. Seperti kebutuhan petani untuk meningkatkan hasil
pertaniannya sangat menentukan keinginan petani agar berbagai lembaga,
organisasi ataupun perusahaan dibidang pertanian menghasilkan produk-produk
pertanian yang paling menguntungkan.
2.1.4 Pengaruh Umur dengan Efektivitas Kelompok Tani
Umur sangat berpengaruh terhadap kemajuan kerja petani, kemampuan
kerja produktif seorang petani akan terus menurun dengan sendirinya ketika lanjut
umur. Hal ini sejalan dengan pendapat (Abdullah, 2006) yang mengemukakan
bahwa, kemampuan kerja petani sangat ditentukan oleh umur petani itu sendiri,
sehingga mengkategorikan umur berdasarkan kelompoknya bahwa: kisaran umur
0 – 14 tahun adalah kategori umur non produktif, kisaran umur 15-54 tahun
adalah kategori umur produktif, dan kisaran umur 55 tahun adalah kategori umur
kurang produktif.
Umur seseorang pada umumnya dapat mempengaruhi aktivitas petani
dalam mengelolah usahataninya, dalam hal ini mempengaruhi kondisi fisik dan
kemampuan berpikir. Makin muda umur petani, cenderung memiliki fisik yang
kuat dan dinamis dalam mengelola usahataninya, sehingga mampu bekerja lebih
kuat dari petani yang umurnya tua. Selain itu petani yang lebih muda mempunyai
keberanian untuk menanggung resiko dalam mencoba inovasi baru demi
kemajuan usahataninya (Awaluddin, 2013). Hal ini sesuai dengan pendapat
Soekartawi (2005) bahwa makin muda petani biasanya mempunyai semangat
untuk ingin tahu apa yang belum mereka ketahui, sehingga mereka berusaha
untuk lebih cepat melakukan adopsi inovasi walaupun biasanya mereka masih
belum berpengalaman dalam soal adopsi inovasi tersebut. Dengan demikian jelas
diduga bahwa tiap kategori umur tersebut mempunyai pengaruh dengan tingkat
efektivitas kelompok.
9
2.1.5 Pengaruh Kepemimpinan dengan Efektivitas Kelompok Tani
Kepemimpinan merupakan hal yang penting untuk proses suatu organisasi,
keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan, meningkatkan semangat kerja
anggota, karena seorang pemimpin yang baik dapat memberi perintah dan
pengarahan yang baik terhadap anggotanya, sehingga terjalin komunikasi dua arah
antara pemimpin dan anggota, sangat tergantung pada gaya dan sifat
kepemimpinan yang dimiliki seperti menentukan suasana dan mempunyai
tanggung jawab utama untuk menetapkan organisasi yang sehat karena, tindakan
pemimpin mempunyai pengaruh terhadap anggota dan mempunyai sifat yang
tampil sebagai perilaku dan perbuatan ditujukan ke arah lingkungan kerja,
kebijaksanaan, prosedur, dan hubungan dengan masyarakat menurut Hiranyo
dalam (Rivai,2004). Menurut Anonim (2009), kepemimpinan adalah proses
pengaruh mempengaruhi antar pribadi, antara orang lain dalam situasi tertentu
melalui proses komunikasi yang terarah untuk mencapai tujuan tertentu.
Dengan demikian jelas diduga bahwa semua tindakan-tindakan pemimpin
dalam menjalankan kepemimpinannya tersebut mempunyai pengaruh dengan
tingkat efektivitas kelompok.
2.1.6 Pengaruh Komunikasi Antarpribadi Dengan Efektivitas Kelompok
Tani
Komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam upaya mengubah sikap,
pendapat, atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang dialogis berupa
percakapan. Dalam lingkup organisasi diperlukan komunikasi interpersonal yang
efektif antara pemimpin,anggota satu dan anggota lainnya. Pihak-pihak yang
terkait perlu membangun hubungan yang lebih baik, karena ketepatan
penyampaian informasi ditentukan oleh pengertian, pengaruh sikap, hubungan
yang makin baik serta tindakan. Dalam pandangan ini untuk menghasilkan
komunikasi yang efektif diperlukan adanya keterbukaan, sikap empati, sikap
mendukung, sikap positif serta kesetaraan dari pihak – pihak yang berkomunikasi
(Soraya, 2010).
10
Menurut
Devito
dalam
Soraya
(2010),
komunikasi
membantu
perkembangan motivasi dengan menjelaskan kepada anggota apa yang harus
dilakukan, bagaimana bekerja dengan baik, dan apa yang bisa mereka lakukan
untuk memperbaiki kinerja. Dalam ancangan humanistik ada lima kualitas umum
yang dipertimbangkan : keterbukaan (openness), empati (empathy), sikap
mendukung (supportiveness), sikap positif (positiveness), dan kesetaraan
(equality).
1. Keterbukaan Kualitas adalah keterbukaan yang mengacu pada sedikitnya tiga
aspek dari komunikasi antarpribadi. Pertama, komunikator antarpribadi yang
efektif harus terbuka kepada orang yang diajaknya berinteraksi. Kedua,
mengacu pada kesediaan komunikator untuk berinteraksi secara jujur terhadap
stimulus yang datang. Ketiga, menyangkut kepemilikan perasaan dan pikiran.
2. Empati adalah kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang sedang
dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain,
melalui kacamata orang lain itu. Pengertian yang empatik ini akan membuat
seseorang lebih mampu menyesuaikan komunikasinya.
3. Sikap mendukung hubungan antarpribadi yang efektif adalah hubungan dimana
terdapat sikap mendukung, komunikasi yang terbuka dan empatik tidak dapat
berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung. Kita memperhatikan sikap
mendukung dengan bersikap (1) deskriptif, bukan evaluatif; (2) spontan, bukan
strategik; (3) profesional, bukan sangat yakin.
4. Sikap positif adalah kita mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi
antarpribadi dengan sedikitnya dua cara: (1) menyatakan sikap positif dan (2)
secara positif mendorong orang yang menjadi teman kita berinteraksi.
5. Kesetaraan Komunikasi antarpribadi akan lebih efektif bila suasananya setara.
Artinya, harus ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua pihak samasama bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing pihak mempunyai
sesuatu yang penting untuk disumbangkan.
Komunikasi antarpribadi dinyatakan efektif bila pertemuan komunikasi
merupakan hal yang menyenangkan bagi komunikan, jika berkumpul dalam satu
kelompok dan memiliki kesamaan maka akan terasa kedamaian, tenteram, penuh
rasa gembira, dan terbuka (Emi, 2007). Dengan melihat definisi tentang
11
komunikasi diatas maka dengan demikian jelas diduga bahwa komunikasi
mempunyai pengaruh dengan efektivitas kelompok.
2.2 Penelitian Terdahulu
Beberapa hasil penelitian yang mendukung pembuatan model hipotesis dalam
penelitian ini disajikan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No
Judul penelitian
Alat analisis
Hasil penelitian
1.
Studi
Perbandingan
Antara Kelompok Tani
Kelas Pemula Dengan
Kelompok Tani Kelas
Madya di Kabupaten Aceh
Tamiang
(Irwansyah, 2012)
analisis
untuk
mengetahui
faktor
menggunakan metode
deskriptif dan untuk
uji
hipotesa
menggunakan statistic
U-mann Whitney.
Pada kelompok tani kelas Pemula: Terjadi
pertambahan satu kelompok (2010) dari 4
menjadi 5 kelompok tani sedangkan jumlah
anggota mengalami penurunan sebesar 0,40%.
Pada kelompok Madya: Tidak terjadi
perkembangan dalam kelompok tani baik segi
anggota maupun kelas kelompok tani.
2.
Analisis Efektivitas
Kelompok Tani
Hamparan Di Kecamatan
Delanggu Kabupaten
Klaten
(Susanto, 2008)
Metode
penelitian
secara deskriptif dan
pengujian
menggunakan uji tstudent
3.
Analisis
Efektivitas
Kelompok
Tani
di
Kecamatan
Gatak
Kabupaten sukoharjo
(Aini, 2010)
Metode
penelitian
dengan deskriptif dan
menggunakan
uji
korelasi
rank
spearman dan uji t
4.
Peran
Kepemimpinan
Kelompok
Tani
Dan
Efektivitas Pemberdayaan
Petani (Rika, 2014)
5.
Kepemimpinan
Ketua
Kelompok
Dan
Hubungannya
Dengan
Keefektifan
Kelompok
(Kasus
Pada
Kelompoktani
Ternak
Sapi Perah Di Wilayah
Kerja Koperasi Serba
Usaha
Tandangsari
Sumedang) (Unang 2009)
Metode
penelitian
yaitu survey yang
didukung pendekatan
kualitatif
Hasil
penelitian
menggunakan Rank
Spearman dan ChiSquare.
Penelitian dilakukan
dengan metode survei.
Uji
keeratan
hubungan adalah uji
korelasi
rank
spearman.
Hasil
penelitianmenunjukkan
bahwa
kepemimpinan kelompok tani dan termasuk
dalam
kategori
tinggi,sedangkan
kehomogenan, waktu pertemuan, fungsi tugas
kelompok tani dan tingkat efektivitas
kelompok tani hamparan termasuk dalam
kategori sedang. produktivitas kelompok tani
termasuk dalam kategori sedang, kepuasan
anggota kelompok tani termasuk dalam
kategori sedang, dan semangat kelompok tani
termasuk dalam kategori tinggi.
Hasil
penelitian
menunjukkan
faktor
pembentuk efektivitas kelompok dari faktor
kepemimpinan
dan
kekompakkanmasuk
kedalam kategori tinggi sedangkan faktor
fungsi kerja masuk kategori sedang dan faktor
luar masuk kedalam kategori rendah.
efektivitas kelompok tani masuk dalam
kategori sedang. Hasil uji analisis rank
spearman menunjukkkan adanya hubungan
yang tidak signifikan antara faktor luar dengan
efektifitas kelompok tani di gatak.
Hasil penelitian ini menunjukkan hubungan
positif nyata antara kepemimpinan dengan
proses pemberdayaan, sementara proses
pemberdayaan tidak berhubungan positif nyata
dengan tingkat pemberdayaan. Beberapa faktor
pribadi menunjukkan hubungan positif nyata
dengan tingkat pemberdayaan.
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
kepemimpinan ketua kelompok ternak sapi
perah sebanyak 46,67% tergolong cukup,
43,33 % tergolong tinggi, dan 10,00 %
tergolong
sangat
tinggi.
Keefektifan
kelompoktani ternak sapi perah
sebanyak
50,00% tergolong cukup, 40 % tergolong
tinggi, dan 10 % tergolong sangat tinggi.
Derajat hubungan kepemimpinan ketua dengan
keefektifan kelompok menunjukkan hubungan
yang kuat.
12
No
Judul Penelitian
Alat analisis
Hasil Penelitian
6.
Efektivitas
Kegiatan
Kelompok Simpan Pinjam
Khusus Perempuan Di
Kecamatan
Kauditan
Kabupaten
Minahasa
Utara (Gianina, 2014)
Analisis data dalam
penelitian ini adalah
deskriptif
dengan
menggunakan daftar
tabel dan angka
7.
Hubungan
Efektivitas
Komunikasi Antar Pribadi
Dengan
Tingkat
Partisipasi Petani Dalam
Kelompok
Tani
Di
Kecamatan Karanganyar
Kabupaten Karanganyar
(Soraya, 2010)
Metode dasar yang
digunakan
adalah
metode
deskriptif,
Kategori
pengukurannya
dengan menggunakan
rumus lebar interval
mengetahui
derajat
digunakan
analisis
korelasi
Rank
Spearman
Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan
bahwa efektifitas kegiatan kelompok simpan
pinjam khusus perempuan di Kecamatan
Kauditan tergolong efektif dengan presentase
sebesar 93%. Hal ini berarti bahwa seluruh
anggota kelompok menggunakan dana bantuan
untuk
kegiatan
produktif
dengan
menambahkan modal untuk usaha-usaha yang
mereka jalankan agar usaha lebih berkembang.
Efektivitas komunikasi antarpribadi petani
dalam kelompok tani di Kecamatan
Karanganyar adalah tinggi, Tingkat partisipasi
petani dalam kelompok tani di Kecamatan
Karanganyar adalah tinggi, Analisis hubungan
antara efektivitas komunikasi antarpribadi
dengan tingkat partisipasi petani terdapat
hubungan yang tidak signifikan.
2.3 Hipotesis
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut :
1.
Terdapat perbedaan karakter umur, kepemimpinan dengan komunikasi
antarpribadi antara kelompok tani muda dengan kelompok tani dewasa.
2.
Terdapat perbedaan efektivitas antara kelompok tani muda dengan kelompok
tani dewasa.
3.
Terdapat pengaruh langsung dan tidak langsung yang signifikan antara umur
petani terhadap kepemimpinan dan komunikasi antarpribadi serta efektivitas,
baik pada kelompok tani muda maupun dewasa.
4.
Terdapat pengaruh langsung dan tidak langsung yang signifikan antara
kepemimpinan terhadap komunikasi antarpribadi dan efektivitas, baik pada
kelompok tani muda dan kelompok tani dewasa.
5.
Terdapat pengaruh langsung komunikasi antarpribadi terhadap efektivitas
kelompok tani muda dan kelompok tani dewasa.
13
Download