1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Permasalahan
Kesalahan pengobatan diartikan sebagai segala kejadian pengobatan yang
berada dalam control tenaga kesehatan professional, pasien, atau konsumen
yang dapat menyebabkan ketidaktepatan pengobatan pada pasien serta dapat
membahayakan keadaan pasien di mana sebenarnya kejadian tersebut dapat
dicegah (NCCMERP, 2005). Laporan dari IOM (Institute of Medicine) 1999
secara terbuka menyatakan bahwa paling sedikit 44.000 bahkan 98.000 pasien
meninggal di rumah sakit dalam satu tahun akibat dari kesalahan medis
(medical errors) yang sebetulnya bisa dicegah. Kuantitas ini melebihi
kematian akibat kecelakaan lalu lintas, kanker payudara dan (Acquires
Immune Deficiency Syndrome) AIDS (Depkes RI, 2005). Kesalahan ini dapat
terjadi di mana saja dalam rantai pengobatan salah satunya dalam penulisan
resep.
Kesalahan peresepan (Prescribing Error) dapat didefinisikan sebagai
kegagalan dalam proses penulisan resep yang menyebabkan satu atau lebih
kesalahan format penulisan resep sehingga terjadi kesalahan dalam instruksi
pelayanan resep (Aronson, 2009). Berdasarkan data, 39 % dari 256 penduduk
mengalami satu atau lebih kesalahan peresepan (Prescribing Error), yang
mana terjadi kesalahan pada 8,3% resep yang diterima (Avery dkk, 2012).
Dalam suatu penelitian menyatakan bahwa kesalahan peresepan yang
paling banyak dilakukan oleh dokter dalam penulisan resep adalah 86,0 %
dokter tidak mencantumkan umur pasien, 48,7% tidak mencantumkan berat
badan, 14,4 % kesalahan menuliskan aturan pakai (signa), terdapat
penggunaan singkatan nama obat yang tidak lazim, dan sebanyak 7,4 %
menuliskan obat dengan dosis berlebih (Anny dkk, 2007). Berdasarkan hasil
suatu penelitian, dapat disimpulkan kesalahan ommision yang masih banyak
dijumpai adalah tidak dituliskannya nama dokter, umur pasien, berat badan
pasien, alamat pasien, kekuatan obat, jenis sediaan obat serta dosis obat.
Sedangkan, kesalahan commission yang terjadi adalah jumlah obat yang
1
FAKTOR PENYEBAB PRESCRIBING ..., LINA JAYANTI, FARMASI, UMP 2014
2
berinteraksi secara farmakodinamik lebih banyak dibandingkan dengan
jumlah obat yang berinteraksi secara farmakokinetik (Sidharta dkk, 2013).
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit
yang perjalanan penyakitnya cepat dan dapat menyebabkan kematian dalam
waktu singkat. Penyakit ini merupakan penyakit menular yang sering
menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) di Indonesia. Berdasarkan Data
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia dalam Profil Kesehatan Indonesia
tahun 2010 menyebutkan bahwa penyakit demam berdarah dengue termasuk
kedalam sepuluh penyakit terbesar pada pasien rawat inap rumah sakit di
Indonesia dengan jumlah kasus pada laki-laki 30.232 kasus dan 28.883 kasus
pada perempuan (Anonim, 2011).
Berdasarkan hasil penelitian mengenai gambaran karakteristik pasien
berupa jenis kelamin yang paling banyak terinfeksi DBD yaitu perempuan
56,16%, usia yang paling banyak terinfeksi usia 15 – 44 tahun 64,38%,
diagnosis penyerta terbanyak adalah demam tifoid 18 kasus dari 28 kasus
pasien dengan penyakit penyerta. Pola penggunaan obat DBD terbanyak yaitu
analgetik-antipiretik 97,26%, bentuk sediaan terbanyak adalah infus dan rute
pemberian terbanyak adalah injeksi. Evaluasi rasionalitas penggunaan obat
yang dilakukan yaitu ketepatan indikasi 55,38%, ketepatan pasien 84,62%,
ketepatan obat meliputi ketepatan penggunaan analagetik-antipiretik 100%,
penggunaan antibiotik 67,19% (Akhmad , 2013).
Dalam suatu penelitian menunjukan bahwa kesalahan resep ( Precribing
Error) sebanyak 39% dari semua kesalahan selama pengobatan hingga proses
penggunaan dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang obat yang
diresepkan, kurangnya hubungan yag baik dengan pasien, gangguan mental
atau kesalahan perhitungan. Transcription Error dan Verifikasi sebanyak 12
% dari kesalahan terutama dikarenakan ketidakmampuan untuk membaca
resep, penggunaan singkatan, dan menyalahgunakan angka nol. Dispensing
Error sebanyak 11% yang meliputi kesalahan perhitungan , kesalahan pada
saat mempersiapkan obat, dan kesalahan distribusi obat. Terakhir,
FAKTOR PENYEBAB PRESCRIBING ..., LINA JAYANTI, FARMASI, UMP 2014
3
Administration Error yaitu terjadi selama pemberian obat sebanyak 38%
( Shah, 2010).
Dari data dan fakta diatas maka peneliti berkeinginan untuk melakukan
penelitian yang berjudul Faktor Penyebab Prescribing Error Kasus Demam
Berdarah Dengue di Rumah Sakit Umum Daerah Majenang.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian maka dapat dirumuskan masalah
yaitu apa saja jenis Prescribing Error yang terjadi pada kasus Demam
Berdarah Dengue di Rumah Sakit Umum Daerah Majenang?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kejadian
Prescribing Error yang terjadi pada kasus Demam Berdarah Dengue Rumah
Sakit Umum Daerah Majenang.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
a. Meningkatkan
pengetahuan
dan
pemahaman
tentang
pola
pengobatan Demam Berdarah Dengue dan kejadian Prescribing
Error serta pelayanan informasi obat yang dilakukan di Rumah
Sakit.
b. Menambah wawasan dan pengalaman serta sebgai sarana
menerapkan ilmu yang didapat selama mengikuti pendidikan di
kampus.
2. Bagi instansi RSUD Majenang
a. Sebagai salah satu bahan masukan bagi Rumah sakit dalam
meningkatkan pelayanan kefarmasian khususnya pelayanan
informasi obat.
b. Sebagai bahan referensi bagi tenaga farmasis untuk memperbaiki
dan meningkatkan pelayanan kefarmasian.
FAKTOR PENYEBAB PRESCRIBING ..., LINA JAYANTI, FARMASI, UMP 2014
Download