Hubungan Umur Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu

advertisement
Hubungan Umur Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
HUBUNGAN UMUR DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL
DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN
Irvina Susanti*, Hj. Nur Lathifah1, Mohammad Basit2
1
AKBID SARI MULIA BANJARMASIN
2
STIKES SARI MULIA BANJARMASIN
*Korespondensi Penulis. Telepon:082251031825, E-mail;
[email protected]
ABSTRAK
Latar Belakang : Angka kejadian anemia pada ibu hamil di Indonesia sekitar 48%, di Kalimantan
Selatan 10.9%, Kota Banjarmasin pada tahun 2012 yaitu 20% dan Puskesmas Pekauman pada tahun
2015 yaitu 15,36%.
Tujuan : penelitian ini untuk Menganalisis hubungan umur dengan kejadian anemia pada ibu hamil di
puskesmas Pekauman Banjarmasin.
Metode : adalah penelitian analitik dengan populasi seluruh ibu hamil yang berkunjung di Puskesmas
Pekauman Banjarmasin selama 1 bulan yaitu 215 pada bulan Januari tahun 2016, metode pengambilan
sampel menggunkan teknik Accidental sampling, dengan sampel sebanyak 30 orang, hasil data yang
didapat akan dianalisis univariat dan bivariat dengan uji analisis Spearman Rank.
Hasil : Menunjukan dari 30 ibu hamil 25 diantaranya mengalami Anemia ( 83,3%) dan ibu hamil yang
banyak mengalami anemia pada usia 20-35 tahun sebanyak 21 orang (70%). Dengan analisis uji
Spearman Rank didapatkan p 0,001<0,05 dengan Correlation Coefficient 0,597
Simpulan : Ada hubungan antara umur dengan kejadian anemia pada ibu hamil dan kejadian anemia <
20 tahun cenderung lebih banyak dari pada usia 20-35 tahun dan > 35 tahun.
Kata Kunci: Umur, Anemia pada Ibu Hamil
1
Hubungan Umur Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
PENDAHULUAN
dekompensasi
kordis.
Hipoksia
anemia
menyebabkan
akibat
Pembangunan kesehatan di Indonesia
dapat
syok
dan
dewasa ini masih diwarnai oleh rawannya
kematian ibu pada persalinan (Wiknjosastro,
derajat kesehatan ibu dan anak, terutama
2007).
pada kelompok yang paling rentan yaitu ibu
Secara umum ada tiga penyebab anemia
hamil serta pada bayi perinatal yang ditandai
defisiensi zat besi yaitu kehilangan darah
dengan masih tingginya Angka Kematian
secara kronis, asupan zat besi yang tidak
Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
cukup dan penyerapan yang tidak adekuat
(Ambarwati, 2009).
dan peningkatan kebutuhan zat besi untuk
Anemia merupakan salah satu faktor
pembentukan sel darah merah yang lazim
resiko yang dapat memperburuk keadaan
berlangung pada masa pertumbuhan bayi,
ibu,
karena
anemia
dalam
kehamilan
masa
pubertas,
masa
kehamilan
dan
memberi pengaruh kurang baik bagi ibu,
menyusui
sedangkan
faktor-faktor
baik dalam kehamilan, persalinan, maupun
predisposisi yang dianggap berperan dalam
nifas
dan
masa
selanjutnya.
Penyulit
menyebabkan anemia adalah pendidikan,
penyulit yang dapat timbul akibat anemia
umur ibu, paritas dan jarak kehamilan
adalah : keguguran (abortus), kelahiran
(Amiruddin 2012).
prematurs, persalinan yang lama akibat
Salah satu faktor penyebab anemia pada
kelelahan otot rahim di dalam berkontraksi
ibu hamil adalah umur ibu dikarekan faktor
(inersia uteri), perdarahan pasca melahirkan
umur merupakan faktor risiko kejadian
karena tidak adanya kontraksi otot rahim
anemia pada ibu hamil. Umur seorang ibu
(atonia uteri), syok, infeksi baik saat bersalin
berkaitan dengan alat-alat reproduksi wanita.
maupun pasca bersalin serta anemia yang
Umur reproduksi yang sehat dan aman
berat (<4 gr%) dapat menyebabkan
2
Hubungan Umur Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
adalah umur 20-35 tahun. Kehamilan diusia
berkembang daripada negara yang sudah
< 20 tahun dan diatas 35 tahun dapat
maju. Tiga puluh enam persen (atau sekitar
menyebabkan
pada
1400 juta orang) dari perkiraan populasi
kehamilan diusia < 20 terlalu muda tidak
3800 juta orang di negara yang sedang
atau belum siap untuk memperhatikan
berkembang menderita anemia jenis ini,
lingkungan
untuk
sedangkan prevalensi di negara maju hanya
pertumbuhan janin. Disamping itu akan
sekitar 8% (atau kira-kira 100 juta orang)
terjadi kompetisi makanan antar janin dan
dari perkiraan populasi 1200 juta orang
ibunya
(Arisman. 2013).
anemia
yang
sendiri
pertumbuhan
karena
diperlukan
yang
adanya
dalam
pertumbuhan
Prevalensi anemia di Indonesia masih
hormonal yang terjadi selama kehamilan.
cukup tinggi. Anemia menduduki urutan
Sedangkan pada usia > 35 tahun terkait
keempat dalam sepuluh besar penyakit di
dengan kemunduran dan penurunan daya
Indonesia. Adapun dalam dua pulah lima
tahan tubuh serta berbagai penyakit yang
besar
sering menimpa diusia ini (Amirruddin,
perempuan anemia juga berada di urutan
2007).
keempat
Health
dan
masih
Organization
(WHO)
penyakit
yang
(Depkes,
banyak
2012).
diderita
Berdasarkan
Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
melaporkan bahwa prevalensi ibu-ibu hamil
tahun
yang mengalami defisiensi besi sekitar 35-
prevalensi
75%, serta semakin meningkat seiring
produktif dengan usia 17-45 tahun sebesar
dengan
kehamilan.
39,5%, dan data dari survei yang dilakukan
Anemia defisiensi zat besi lebih cenderung
oleh Fakultas Kedokteran di beberapa
berlangsung di negara yang sedang
Universitas di Indonesia pada tahun 2012
pertambahan
usia
2012,
mengemukakan
anemia
pada
wanita
bahwa
usia
3
Hubungan Umur Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
menemukan 40% wanita usia produktif
ia, setelah puskesmas alalak selatan dan
mengalami anemia.
alalak tengah. Puskesamas kelayan timur
Menurut laporan hasil Riset Kesehatan
mengalami peningkatan dari tahun 2010-
Dasar (Riskesdas) Nasional tahun 2007
2012 yaitu dari 17,93%, meningkat menjadi
menjabarkan prevalensi anemia dari 33
24,68% dan 20,67%. Pada tahun 2012
provinsi yang diketahui bahwa sebanyak 20
puskesmas kelayan timur sebagai 3 tertinggi
provinsi memiliki angka prevalensi anemia
kasus anemia setelah puskesmas sei mesa
yang lebih besar daripada angka rata-rata
36,69% dan puskesmas sungai bilu 23,53%.
Indonesia, salah satunya adalah di pulau
Laporan tahunan Dinas Kesehatan kota
Kalimantan yaitu Kalimantan Barat 11.9%,
Banjarmasin pada tahun 2014 menunjukkan
Kalimantan Tengah 12.7%, Kalimantan
bahwa kasus anemia tertinggi
Selatan 10.9%, dan Kalimantan Timur
hamil adalah di puskesmas Pekauman
13.9%. Di kota Banjarmasin pada tahun
Banjarmasin berjumlah (15,36%) dan pada
2012 cakupan gizi ibu hamil yang mendapat
tahun 2015 dari bulan Januari-November
tablet tambah darah 88,2%.
didapatkan 107 kasus
Di Kota Banjarmasin dari data laporan
hamil ( Laporan Tahunan Dinas Kesehatan
tahunan dinas kesehatan dikatakan suatu
Kota Banjarmasin 2015). Dari data laporan
masalah, bila kejadian anemia diatas 20%
tahunan, anemia pada ibu hamil di Dinas
(Profil Dinkes Kota Banjarmasin, 2012).
Kesehatan Kota Banjarmasin dari 2014
pada ibu
anemia pada ibu
Banjarmasin terdiri 5 kecamatan dan 26
hingga tahun 2015 mengalami penurunan,
puskesmas. Dari 26 Puskesmas di Kota
tetapi penurunan tidak begitu signifikan
Banjarmasin, Puskesmas Kelayan Timur
karena masalah Anemia pada ibu hamil
menempati 3 tertinggi kasus kejadian anem
masih terjadi. Dari 215 ibu hamil 42 (19,5%)
4
Hubungan Umur Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
diantara mengalami anemia dan dari 42 ibu
Populasi adalah keseluruhan objek atau
hamil 15 orang (14,3%) ibu hamil yang
subyek
umur < 20 tahun, 17 orang (12,6%) ibu
Populasi dalam penelitian ini adalah semua
hamil yang umur > 35 tahun dan 10 orang
ibu hamil yang berkunjung dipuskesmas
(21,5%) ibu hamil umur 20-35 tahun.
Pekauman berdasarkan data pada bulan
BAHAN DAN METODE
Pada
penelitian
ini
metode
yang
analitik melalui pendekatan cross sectional,
ialah suatu penelitian untuk mempelajari
dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko
dengan efek, dengan cara pendekatan,
observasi atau pengumpulan data sekaligus
pada suatu saat (point time approach).
tiap
(Arikunto,
2010
).
sebelumnya yaitu bulan Januari 2016 jumlah
digunakan yaitu metode penelitian survei
Artinya,
penelitian
subjek
penelitian
hanya
diobservasi sekali saja dan pengukuran
dilakukan terhadap status karakter atau
variabel subjek pada saat pemeriksaan. Hal
ini tidak berarti bahwa semua subjek
penelitian diamati pada waktu yang sama.
Desain ini dapat mengetahui dengan jelas
mana yang jadi pemajan dan outcome, serta
ibu hamil dalam satu bulan adalah 215
orang.
Sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti. Yang diambil dalam
penelitian ini dalah sampel minimal yaitu 30
orang ibu hamil yang berkunjung ke
puskesmas Pekauman Banjarmasin. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini
adalah secara accidental sampling yaitu
pengambilan
sampel
dilakukan
dengan
mengambil kasus atau responden yang
kebetulan ada atau tersedia (Notoadmodjo,
2011).
HASIL
Penelitian
menganalisis
ini
dilakukan
Hubungan
Umur
untuk
dengan
Kejadian Anemia pada ibu Hamil di
jelas kaitannya hubungan sebab akibatnya.
(Taufiqurrohman, 2010).
Puskesmas
Pekauman
Banjarmasin.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
5
Hubungan Umur Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
dari tanggal 25 April 2016 sampai 11 Mei
yaitu berjumlah 25 orang (83,3%) dan tidak
2016 didapatkan sebanyak 30 sampel ibu
anemia sebanyak 5 orang (16,7%).
hamil yang tersaji dalam tabel berikut:
1.
Analisis Univariat
2.
Tabel 4.5 : Distribusi frekuensi umur ibu hamil
di puskesmas Pekauman
Banjarmasin
No
1
2
3
Kelompok Umur
Frekuensi
Persentasi
< 20 tahun
20-35 tahun
>35 tahun
3
21
6
10%
70%
20%
Jumlah
30
100%
Analisis Bivariat
Tabel 4.7 : Tabel silang Hubungan Umur ibu
hamil dengan kejadian Anemia di
Puskesmas Pekauman
Banjarmasin
No
Klasifi
kasi
Umur
Kejadian Anemia
Anemia
Uji
Statistik
Tidak
Anemia
Total
F
3
%
100
%
F
0
%
0%
F
3
%
100%
20-35
tahun
2
95,2
%
1
4,8
%
21
100%
> 35
tahun
2
33,3
%
4
66,7
%
6
100%
1
< 20
tahun
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan
2
bahwa usia ibu hamil yang paling banyak
3
Spearm
an Rho
nilai
p=0.001
<0,05
dengan
Correlat
ion
Coeffici
ent
0,597
adalah kategori usia 20-35 tahun yaitu 21
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui
orang responden (70%) kategori usia < 35
dari 30 ibu hamil 25 diantaranya mengalami
tahun yaitu 6 responden (20%) dan kategori
Anemia (83,3%) dan 5 ibu hamil yang tidak
usia < 20 tahun yaitu 3 responden (10%).
mengalami Anemia (16,7%). Dari 25 ibu
Tabel 4.6 : Distribusi frekuensi ibu kejadian
anemia di puskesmas Pekauman
Banjarmasin
hamil
yang
mengalami
anemia
untuk
kategorikan umur ibu < 20 tahun yaitu
No
1
2
Kejadian Anemia
Frekuensi
Persentasi
Anemia
Tidak Anemia
25
5
83,3%
16,7%
Jumlah
30
100%
sebanyak 3 orang responden (100%) umur
20-35 tahun sebanyak 20 orang responden
(95,2%) umur > 35 tahun sebanyak 2 orang
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa
responden (33,3%) Dan untuk 5 orang ibu
ibu hamil yang mengalami anemia sebanyak
hamil yang tidak mengalami anemia untuk
kategori umur < 20 tahun sebanyak 0 orang
6
Hubungan Umur Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
(tidak ada) umur 20-35 tahun sebanyak 1
kategori usia < 35 tahun yaitu 6 responden
orang (4,8%) umur > 35 tahun sebanyak 4
(20%) dan kategori usia < 20 tahun yaitu 3
orang (66,7%).
responden (10%). Umur yang aman untuk
Berdasarkan analisa data menggunakan
hamil Menurut para ahli, usia dan fisik
uji Spearman Rank diperoleh nilai p= 0,001
wanita
karena p<0,05 (0,001<0,05) maka dapat
kehamilan pertama, pada kesehatan janin
dinyatakan ada hubungan Umur dengan
dan
proses
persalinan.
Anemia pada ibu hamil di Puskesmas
Organisation
(WHO)
Pekauman Banjarmasin. Untuk hasil nilai
rekomendasi sebagaimana disampaikan Seno
Correlation Coefficient sendiri didapatkan
Adjie ahli kebidanan dan kandungan dari
0,597 yang artinya hubungan Umur dengan
RSUPN Cipto Mangunkusumo, “Sampai
Anemia ibu hamil sedang.
sekarang, rekomendasi WHO untuk usia
PEMBAHASAN
di
berpengaruh
terhadap
proses
World
Health
memberikan
yang dianggap paling aman menjalani
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
kehamilan dan persalinan adalah 20 hingga
puskesmas
30
Pekauman
Banjarmasin
tahun.
Tapi
mengingat
kemajuan
mengenai hubungan umur dengan kejadian
teknologi saat ini, sampai usia 35 tahun
anemia pada ibu hamil yang berjumlah 30
masih boleh untuk hamil. Umur reproduksi
orang, yaitu sebagai berikut :
yang sehat dan aman adalah umur 20-35
1. Umur ibu hamil
Berdasarkan
tahun. Kehamilan diusia < 20 tahun dan
hasil
penelitian
diatas 35 tahun dapat menyebabkan anemia
menunjukkan bahwa usia ibu hamil yang
karena pada kehamilan diusia < 20 terlalu
paling banyak adalah kategori usia 20-35
muda
tahun yaitu 21 orang responden (70%)
memperhatikan lingkungan yang diperlukan
tidak
atau
belum
siap
untuk
7
Hubungan Umur Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
untuk pertumbuhan janin. Disamping itu
Wanita hamil kurang dari 20 tahun dapat
akan terjadi kompetisi makanan antar janin
merugikan
dan ibunya sendiri yang masih dalam
pertumbuhan
pertumbuhan
pertumbuhan
karena belum matangnya alat reproduksi
hormonal yang terjadi selama kehamilan.
untuk hamil. Penyulit pada kehamilan
Sedangkan pada usia > 35 tahun terkait
remaja
dengan kemunduran dan penurunan daya
dibandingkan kurun waktu reproduksi sehat
tahan tubuh serta berbagai penyakit yang
antara 20-30 tahun. Keadaan tersebut akan
sering menimpa diusia ini (Amirruddin,
makin menyulitkan bila ditambah dengan
2007). Umur yang beresiko untuk hamil
tekanan (stress) psikologi, sosial, ekonomi,
Usia ibu kurang dari 20 tahun Remaja adalah
sehingga
memudahkan
terjadinya
individu antara umur 10-19 tahun. Penyebab
anemia,keguguran,gangguan
pertumbuhan
utama kematian pada perempuan berumur
janin,
15-19 tahun adalah komplikasi kehamilan,
preeklamsi
persalinan,
(Manuaba, 2007).
dan
dan
adanya
komplikasi
keguguran.
kesehatan
dan
(<20
BBLR,
dan
ibu
maupun
perkembangan
tahun)
lebih
janin
tinggi
gangguan
persalinan,
perdarahan
antepartum
Kehamilan dini mungkin akan menyebabkan
Usia ibu lebih dari 35 tahun Sebagian
para remaja muda yang sudah menikah
besar wanita yang berusia di atas 35 tahun
merupakan keharusan sosial (karena mereka
mengalami kehamilan yang sehat dan dapat
diharapkan untuk membuktikan kesuburan
melahirkan bayi yang sehat pula. Tetapi
mereka), tetapi remaja tetap menghadapi
beberapa penelitian menyatakan semakin
risiko-risiko kesehatan sehubungan dengan
matang
kehamilan dini dengan tidak memandang
kemungkinan terjadinya beberapa risiko
status perkawinan mereka.
tertentu, termasuk risiko kehamilan. Masalah
usia
ibu
dihadapkan
pada
8
Hubungan Umur Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
2.
kesehatan yang kemungkinan dapat terjadi
yang tidak mengalami Anemia (16,7%). Dari
dan berakibat terhadap kehamilan di atas 35
hasil penelitian yang
tahun adalah munculnya masalah kesehatan
dilakukan peneliti di puskesmas Pekauman
yang kronis. wanita di atas 35 tahun dua kali
Banjarmasin ibu hamil yang mengalami
lebih rawan dibandingkan wanita berusia 20
anemia (83,3%) lebih tinggi dari pada angka
tahun untuk menderita tekanan darah tinggi,
dunia Health Organization (WHO) yaitu
anemia dan diabetes pada saat pertama kali
75%, di Indonesia yaitu 40% Dikalimantan
kehamilan. Wanita yang hamil pertama kali
sendiri kejadian anemia pada ibu hamil yaitu
pada usia di atas 40 tahun memiliki
10,9% dan di Banjarmasin yaitu 20%.
kemungkinan
Tingginya kejadian anemia dipuskesmas
sebanyak
60%
menderita
takanan darah tinggi dan 4 kali lebih rawan
Pekauman
terkena penyakit diabetes selama kehamilan
petugas kesehatan khususnya bidan yang
dibandingkan wanita yang berusia 20 tahun
berada diruangan KIA melakukan tindakan
pada penelitian serupa di University of
yaitu seperti pemeriksaan kehamilan rutin
California pada tahun 1999.
untuk
Kejadian Anemia pada ibu hamil
Banjarmasin
mendeteksi
membuat
para
terjadinya
anemia,pemberian suplemen zat besi serta
Berdasarkan hasil penelitian dari 30
cara minum yang benar yaitu minum dengan
responden ibu hamil yang memeriksakan
air putih dan air jeruk bukan air teh,kopi atau
kadar Hemoglobin (Hb) di Puskesmas
susu, konseling nutrisi yang baik agar ibu
Pekauman
dapat
mengkonsumsi makanan yang mengandung
diketahui dari 30 ibu hamil 25 diantaranya
zat besi seperti ikan,ayam, tahu, tempe,
mengalami Anemia (83,3%) dan 5 ibu hamil
sayuran hijau,kacang-kacangan dan buah-
Banjarmasin
diatas
buahan.
9
Hubungan Umur Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
3. Hubungan Umur Dengan Kejadian Anemia
pada ibu hamil
dengan hasil penelitian yang dilakukan
Salmariantity, (2012) menunjukkan adanya
Berdasarkan hasil bivariat dan data
hubungan antara Umur dengan kejadian
silang dapat diketahui dari 30 ibu hamil 25
Anemia pada ibu hamil p value = (p < 0,05)
diantaranya mengalami Anemia (83,3%) dan
dan hasil penelitian Salmariantity, (2012).
5 ibu hamil yang tidak mengalami Anemia
Hal ini juga sejalan dengan penelitian
(16,7%). Dari 25 ibu hamil yang mengalami
Penelitian Yana Luthfiaty 2012 Umur
anemia untuk kategorikan umur ibu < 20
memiliki hubungan yang signifikan dengan
tahun yaitu sebanyak 3 orang responden
kejadian
(100%) umur 20-35 tahun sebanyak 20
value=0,000), nilai Correlation Coefficient =
orang responden (95,2%) umur > 35 tahun
8,160 maka Ibu hamil yang berada pada
sebanyak 2 orang responden (33,3%) Dan
umur berisiko memiliki peluang menderita
untuk 5 orang ibu hamil yang tidak
anemia kehamilan Proporsi ibu yang berada
mengalami anemia untuk kategori umur < 20
pada umur berisiko 25,9%, kontribusi umur
tahun sebanyak 0 orang (tidak ada) umur 20-
berisiko terhadap kejadian anemia pada
35 tahun sebanyak 1 orang (4,8%) umur >
kehamilan tidak terlalu besar. Oleh sebab itu
35 tahun sebanyak 4 orang (66,7%). Di
umur sangat perlu diperhatikan sebelum
Puskesmas Pekauman Banjarmasin dan nilai
seseorang memutuskan untuk hamil karena
Correlation
umur
Coefficient
dari
hasil
anemia
sangat
pada
ibu
hamil
mempengaruhi
(p
terhadap
perhitungan didapatkan 0,597 yang artinya
kejadian anemia pada ibu hamil dan apabila
ada hubungan umur dengan kejadian anemia
umur tidak diperhatikan bisa menyebabkan
ibu hamil sedang hasil penelitian ini sama
banyak
komplikasi
baik
pada
saat
kehamilan, persalinan, nifas maupun
10
Hubungan Umur Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
perkembangan jaanin itu sendiri. (Luthfiaty,
wanita yang berumur kurang dari 20 tahun
2013). Dari 25 ibu hamil yang mengalami
atau terlalu muda, organ-organ reproduksi
anemia untuk kategorikan umur ibu < 20
belum maksimal, kematangan emosi dan
tahun yaitu sebanyak 3 orang responden
kejiwaan yang kurang serta fungsi fisiologis
(100%) umur 20-35 tahun sebanyak 20
organ
orang responden (95,2%) umur > 35 tahun
sehingga lebih sering terjadi komplikasi
sebanyak 2 orang responden (33,3%) Dan
yang tidak diinginkan selama kehamilan.
untuk 5 orang ibu hamil yang tidak
mengalami anemia untuk kategori umur < 20
tahun sebanyak 0 orang (tidak ada) umur 2035 tahun sebanyak 1 orang (4,8%) umur >
35 tahun sebanyak 4 orang (66,7%). dari
data diatas ibu hamil yang mengalami
anemia
<
20
tahun
10%
ibu
hamil
mengalami anemia hal itu disebabkan karena
pada kehamilan diusia < 20 terlalu muda
tidak atau belum siap untuk memperhatikan
lingkungan
yang
diperlukan
untuk
pertumbuhan janin. Disamping itu akan
terjadi kompetisi makanan antar janin dan
ibunya
sendiri
pertumbuhan
dan
yang
adanya
masih
dalam
pertumbuhan
hormonal yang terjadi selama kehamilan dan
reproduksi
yang
belum
optimal
UCAPAN TERIMAKASIH
Peneliti mengucapkan terimakasih terutama
kepada Ibu Hj. Nur Lathifah, SST., M.M
selaku pembimbing I dan bapa Mohammad
basit, S. Kep., Ns., MM selaku pembimbing
II, peneliti mengucapkan banyak terimakasih
atas bimbingan serta arahan beliau berdua
sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
diselesaikan, dan peneliti juga mengucapkan
terimakasih kepada Ibu RR, Dwi Sogi Sri
Redjeki,
SKG.,M.Pd,
Ibu
Anggrita
Sari.S.Si.T,M.Pd,M.Kes, ibu Fitri Yuliana,
SST., M. Kes, Kepala Dinas Kesehatan Kota
Banjarmasin, Kepala Puskesmas Pekauman
Banjarmasin, Kedua orang tua dan juga
keluarga, dan semua pihak yang
11
Hubungan Umur Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
bersangkutan
sehingga
terselesaikannya
Arisman.
2013.
Konsep
Teori
dan
Penanganan Aplikatif Seri Buku Ajar
karya tulis ilmiah ini.
Ilmu Gizi. Jakarta: EGC
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, 2012. Riset Kesehatan Dasar
Ambarwati, Eny Retna . 2009. Asuhan
Kebidanan
Nifas.
Jogjakarta:
Mitra Cendikia offset
Hamil.Jakarta.EGC
Surveilans
2012.
Penelitian
dan
Pengembangan Kesehatan Departemen
Kesehatan RI.
Amiruddin, R. (2007). Status Gizi Ibu
_________(2012).
Tahun
Dinas kesehatan kota Banjarmasin, 2012.
Profil Kesehatan Kota Banjarmasin
Kesehatan
Masyarakat. IPB Press.Bogor.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian
Suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT
Arisman, 2009, Buku Ajar Ilmu Gizi: Gizi
dalam Daur Kehidupan, Jakarta: EGC.
Dinas kesehatan kota Banjarmasin, 2015.
Profil Kesehatan Kota Banjarmasin
Manuaba,
2007.
Pengantar
Kuliah
Obstetri.Jakarta, EGC
Notoatmodjo
S.
2010.
Ilmu
Perilaku
Kesehatan. Jakarta. Rineka cipta
Taufiqurrahman,
Metodologi
M.
(2008).
Penelitian
Pengantar
untuk
Ilmu
Kesehatan. Surakarta : UNS Press
12
Download