bab ii kerangka teori - Universitas Sumatera Utara

advertisement
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1 Pengertian dan Penggolongan Biaya
2.1.1 Pengertian Biaya
Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi bisnis, non-bisnis,
manufaktur, eceran dan jasa. Umumnya, berbagai macam biaya yang terjadi
dan cara klasifikasi biaya tergantung pada tipe organisasinya. Menurut
Garrison (2008:51) secara umum biaya terdiri dari biaya produksi dan biaya
non-produksi.
a. Biaya produksi
Kebanyakan perusahaan manufaktur membagi biaya produksi ke dalam
tiga kategori besar yaitu: bahan langsung (direct material), tenaga kerja
langsung (direct labour), dan biaya overhead pabrik (manufacturing
overhead).
b. Biaya non-produksi
Umumnya, biaya non-produksi dibagi menjadi dua:
1. Biaya pemasaran atau penjualan
2. Biaya administrasi
Universitas Sumatera Utara
2.1.2 Penggolongan Biaya
Biaya dapat digolongkan menjadi beberapa bagian. Menurut Mulyadi
(2005:13) biaya dapat digolongkan menurut:
1. Objek pengeluaran
2. Fungsi pokok dalam perusahaan
3. Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai
4. Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahaan volume kegiatan
5. Jangka waktu manfaatnya
Adapun penjelasan dari masing-masing penggolongan di atas adalah sebagai
berikut :
1. Penggolongan biaya menurut objek pengeluarannya
Pada cara penggolongan ini, nama objek pengeluaran merupakan dasar
penggolongan biaya. Misalnya nama objek pengeluaran adalah bahan bakar,
maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut
“biaya bahan bakar”. Contoh penggolongan biaya atas dasar objek
pengeluaran dalam perusahaan kertas adalah sebagai berikut; biaya merang,
biaya jerami, biaya gaji dan upah, biaya soda, biaya depresiasi mesin, biaya
asuransi, biaya bunga, biaya zat warna.
2. Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan
Pada perusahaan manufaktur, ada tiga fungsi pokok, yaitu fungsi produksi,
fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum. Oleh karena itu,
dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga
kelompok yaitu:
Universitas Sumatera Utara
a. Biaya produksi
Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi
produk jadi yang siap dijual. Contohnya adalah biaya depresiasi mesin dan
perlatan, biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya gaji karyawan
yang bekerja dalam bagian-bagian.
b.
Biaya pemasaran
Merupakan seluruh biaya yang diperlukan untuk memperoleh pesanan
pelanggan dan menyampaikan produk ke tangan pelanggan (pembeli). Biaya
pemasaran juga merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasi kegiatan
pemasaran produk. Contohnya adalah biaya iklan, biaya promosi, biaya
angkutan dan gudang perusahaan ke gudang pembeli, gaji karyawan bagianbagian yang melaksanakan kegiatan pemasaran.
c.
Biaya administrasi dan umum
Merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan
pemasaran produk. Contoh biaya ini adalah biaya gaji karyawan bagian
keuangan akuntansi, personalia dan bagian hubungan masyarakat, biaya
pemeriksaan, gaji administrasi kantor, sewa gedung, penyusutan gedung dan
biaya alat-alat tulis kantor dll.
3. Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang
dibiayai
Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen. Dalam
hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokkan
menjadi dua golongan:
Universitas Sumatera Utara
a. Biaya langsung
Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya
adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai
tersebut tidak ada, maka biaya langsung ini tidak akan terjadi.
b. Biaya tidak langsung
Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan
oleh sesuatu yang dibiayai.
4. Pengolongan biaya menurut perilakunya dalam hubungannya dengan
perubahan volume aktivitas
Dalam hubungan dengan volume atau perilaku biaya dapat dikelompokkan
menjadi:
a. Biaya Variabel
Yaitu biaya yang jumlah totalnya berubah secara sebanding dengan
perubahan volume kegiatan, semakin besar volume kegiatan maka semakin
besar pula jumlah total biaya variabel. Contoh biaya variabel adalah
perlengkapan, bahan bakar, peralatan kecil, biaya pengiriman, royalti biaya
komunikasi, upah lembur, biaya pengangkutan dalam pabrik.
b. Biaya Semi Variabel
Yaitu biaya dimana jumlah totalnya berubah sesuai dengan perubahan
volume
kegiatan,
akan
tetapi
sifat
perubahannya
tidak
sebanding/proporsional. Contoh biaya semi variabel adalah biaya listrik,
telepon, air, bensin, perlengkapan, dan asuransi jiwa karyawan.
Universitas Sumatera Utara
c. Biaya Semi Tetap
Yaitu biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah
dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu. Contoh biaya
semi tetap adalah gaji penyelia.
d. Biaya Tetap
Yaitu biaya yang jumlah tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan
sampai pada tingkatan tertentu. Biaya tetap per unit berubah berbanding
terbalik dengan perubahan volume kegiatan. Contoh biaya tetap adalah gaji
eksekutif produksi, penyusutan jika menggunakan metode garis lurus, pajak
properti, gaji satpam, pemeliharaan dan perbaikan gedung dan sewa
bangunan.
5. Pengolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya
Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua:
pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan.
a. Pengeluaran modal (capital expenditures)
Pengeluaran modal adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu
periode akuntansi (biasanya periode akuntansi adalah satu tahun
kalender). Contoh pengeluaran modal adalah pengeluaran untuk
pembelian aktiva tetap, untuk reparasi besar terhadap aktiva tetap, untuk
promosi besar-besaran, dan untuk pengeluaran untuk riset dan
pengembangan suatu produk.
Universitas Sumatera Utara
b. Pengeluaran Pendapatan
Pengeluaran pendapatan adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat
dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran. Pada saat terjadinya,
pengeluaran pendapatan ini dibebankan sebagai biaya dan dipertemukan
dengan pendapatan yang diperoleh dari pengeluaran biaya tersebut.
Contoh pengeluaran pendapatan antara lain adalah biaya iklan, biaya
telex, dan biaya tenaga kerja.
2.2 Biaya Produksi
2.2.1 Pengertian Biaya Produksi
Dalam arti luas menurut Mulyadi (Mulyadi, 2009:8) biaya
adalah
pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi
atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Ada 4 unsur pokok
dalam definisi biaya tersebut di atas:
1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi,
2. Diukur dalam satuan uang,
3. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi,
4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.
2.2.2 Unsur-Unsur Biaya Produksi
Unsur biaya produksi dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) elemen,
yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Bahan baku langsung, adalah bahan yang digunakan untuk menghasilkan
produk jadi. Bahan baku langsung merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
dari produk selesai dan dapat ditelusuri langsung kepada produk selesai.
2. Tenaga kerja langsung, adalah tenaga kerja yang digunakan dalam merubah
atau mengkonversi bahan baku menjadi produk selesai dan dapat ditelusuri secara
langsung kepada produk selesai.
3. Biaya overhead pabrik, adalah biaya selain bahan baku langsung dan tenaga
kerja langsung tetapi membantu dalam merubah bahan menjadi produk selesai.
Biaya ini tidak dapat ditelusuri secara langsung kepada produk selesai. Biaya
overhead dapat dikelompokan menjadi elemen:
a. Bahan tidak langsung (bahan pembantu atau penolong), adalah bahan yang
digunakan dalam penyelesaian produk tetapi pemakaiannya relatif lebih kecil dan
biaya ini tidak dapat ditelusuri secara langsung kepada produk selesai.
b. Tenaga kerja tidak langsung, adalah tenaga kerja yang membantu dalam
pengolahan produk selesai, tetapi tidak dapat ditelusuri kepada produk selesai.
c. Biaya tidak langsung lainnya, adalah biaya selain bahan baku tidak langsung
dan tenaga kerja tidak langsung yang membantu dalam pengolahan produk
selesai, tetapi tidak dapat ditelusuri kepada produk selesai.
Adapun biaya-biaya yang termasuk dalam biaya overhead pabrik dikelompokkan
menjadi beberapa golongan sebagai berikut:
1. Biaya depresiasi, semua aktiva tetap (kecuali tanah) yang dimiliki dan
digunakan oleh perusahaan untuk beroperasi, akan semakin menyusut nilainya
bersamaan dengan berjalannya waktu. Sebab-sebab terjadinya penyusutan itu
Universitas Sumatera Utara
bisa bermacam-macam seperti: susut karena dipakai, pengaruh iklim, menjadi
tua dan sebagainya.
2. Biaya reparasi dan pemeliharaan berupa biaya suku cadang, biaya bahan habis
pakai dan harga perolehan jasa dari pihak luar perusahaan untuk keperluan
perbaikan dan pemeliharaan emplasemen, perumahan, bangunan pabrik,
mesin - mesin dan kendaraan.
3. Biaya listrik, biaya overhead ini merupakan kewajiban perusahaan kepada
pihak luar dalam proses pembayaran.
4. Biaya
kesejahteraan
karyawan,
bagian
dari
kewajiban
perusahaan
memberikan tunjangan kehidupan karyawan atas pengabdian terhadap
perusahaan.
5. Biaya bank, adalah biaya atau bagian dari kewajiban perusahaan kepada pihak
luar dan biaya itu sendiri bukan merupakan bagian integral dari produksi.
6. Biaya pengelolaan limbah, biaya ini pada umumnya hanya memberikan jasa
pelayanan kepada suatu proses produksi.
7. Biaya training dan transportasi, merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk
melaksanakan kegiatan pemasaran produksi.
8. Biaya asuransi, biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menjamin
perusahaan bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti : kebakaran.
Ditinjau dari perilaku unsur-unsur biaya overhead pabrik dalam hubungan dengan
perubahan volume kegiatan, biaya overhead pabrik dapat dibagi menjadi tiga
golongan:
Universitas Sumatera Utara
1.
Biaya overhead pabrik tetap yaitu biaya overhead pabrik yang tidak berubah
dalam volume kegiatan tertentu.
2.
Biaya overhead pabrik variabel dalah biaya overhead pabrik yang berubah
sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
3.
Biaya overhead pabrik semi variabel yaitu biaya overhead pabrik yang
berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
Dari unsur-unsur tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam perhitungan biaya
produksi diperoleh dari rumus :
Biaya Produksi = Jumlah Biaya Bahan Baku Langsung + Biaya Tenaga
Kerja Langsung + Biaya Overhead Pabrik
2.2.3 Metode Pengumpulan Biaya Produksi
a. Job Costing
Dalam sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan (Job Costing), biaya
produksi diakumulasikan untuk setiap pesanan yang terpisah. Pada sistem job
costing, menurut Horngren (2005:53) objek biaya adalah unit atau multi unit
suatu produk atau jasa yang khas yang disebut pekerjaan dimana produk atau jasa
ini biasanya unit tunggal. Ada tujuh langkah dalam pembebanan biaya dalam
sistem job costing pada perusahaan manufaktur:
1. Identifikasi pekerjaan (job) yang dipilih sebagai objek biaya
2. Identifikasi biaya langsung pekerjaan itu
Universitas Sumatera Utara
3. Pilih dasar alokasi biaya yang digunakan untuk mengalokasikan biaya tidak
langsung ke pekerjaan
4. Identifikasi biaya tidak langsung yang terkait dengan setiap dasar alokasi biaya
5. Hitung tarif per unit dari setiap dasar alokasi biaya yang digunakan untuk
mengalokasikan biaya tidak langsung ke pekerjaan
6. Hitung biaya tidak langsung yang dialokasikan ke pekerjaan
7. Hitung biaya total pekerjaan dengan menambahkan seluruh biaya langsung dan
tidak langsung yang dibebankan ke pekerjaan itu.
Beberapa karakteristik sistem penentuan harga pokok pesanan menurut
Sulastiningsih dan Zulkifli (1999:87) yaitu:
1. Kegiatan produksi dilakukan atas dasar pesanan, sehingga bentuk barang atau
produk tergantung pada spesifikasi pesanan
2. Biaya produksi dikumpulkan untuk setiap pesanan sehingga perhitungan total
biaya produksi dihitung pada saat pesanan selesai
3. Pengumpulan biaya produksi dilakukan dengan membuat kartu harga pokok
pesanan yang berfungsi sebagai buku pembantu biaya yang memuat informasi
umum seperti nama pemesan, jumlah yang dipesan, tanggal pemesanan dan
tanggal diselesaikan, informasi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,
dan biaya overhead pabrik yang ditentukan dimuka.
b. Procces Costing
Pada sistem biaya proses, objek biaya adalah unit-unit produk atau jasa yang
identik atau mirip dalam jumlah besar. Menurut Usry (2002:46), sistem
Universitas Sumatera Utara
perhitungan biaya berdasarkan proses, bahan baku, tenaga kerja, dan overhead
pabrik dibebankan ke pusat. Pusat biaya biasanya adalah departemen tetapi bisa
juga pusat pemrosesan dalam departemen. Persyaratan utama dalam sistem biaya
proses adalah semua produk yang diproduksi dalam satu pusat biaya selama satu
periode harus sama dalam hal sumber daya yang dikonsumsi. Jika semua unit dari
produk yang dihasilkan dalam suatu pusat biaya adalah sama (homogen)
pencatatan biaya dari setiap batch produk secara terpisah tidak lagi diperlukan.
Menurut Bustami dan Nurlela (2006:57), karakteristik penentuan biaya proses
antara lain adalah:
1. Proses produksi bersifat homogen
2. Produk bersifat massal, tujuannya mengisi persediaan yang siap jual
3. Produk yang dihasilkan dalam suatu departemen atau pusat biaya bersifat
homogen
4. Biaya dibebankan ke setiap unit dengan membagi total biaya yang
dibebabankan ke pusat biaya dengan total unit yang diproduksi
5. Akumulasi biaya yang dilakukan berdasarkan periode tertentu
Adapun perbedaan antara metode harga pokok proses dengan metode harga
pokok pesanan terletak pada:
1. Pengumpulan biaya produksi
Metode harga pokok pesanan mengumpulkan biaya produksi menurut pesanan,
sedangkan metode harga pokok proses mengumpulkan biaya produksi per
departemen produksi per periode akuntansi.
Universitas Sumatera Utara
2. Perhitungan harga pokok produksi per satuan
Metode harga pokok pesanan menghitung harga pokok produksi per satuan
dengan cara membagi total biaya yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu
dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam pesanan yang
bersangkutan. Perhitungan ini dilakukan pada saat pesanaan telah selesai
diproduksi. Metode harga pokok proses menghitung harga produksi per satuan
dengan cara membagi total biaya produksi yang dikeluarkan selama periode
tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan selama periode yang
bersangkutan. Perhitungan ini dilakukan setiap akhir periode akuntansi
(biasanya akhir bulan).
3. Penggolongan biaya produksi
Di dalam metode harga pokok pesanan, biaya produksi harus dipisahkan
menjadi biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung. Biaya
produksi langsung dibebankan kepada produk berdasarkan pada tarif yang
ditentukan di muka. Dalam metode harga pokok proses, pembebanan biaya
produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung seringkali tidak
diperlukan, terutama jika perusahaan hanya menghasilkan satu macam produk
(seperti perusahaan semen, pupuk, dan bumbu masak). Karena harga pokok per
satuan produk dihitung setiap akhir bulan, maka umumnya biaya overhead
pabrik dibebankan kepada produk atas dasar biaya yang sesungguhnya terjadi.
Universitas Sumatera Utara
4. Unsur biaya yang dikelompokkan ke dalam biaya overhead pabrik
Di dalam metode harga pokok pesanan, biaya overhead pabrik terdiri dari
biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung, dan biaya produksi
lain selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Dalam metode
ini biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang
ditentukan di muka. Di dalam metode harga pokok proses, biaya overhead
pabrik terdiri dari biaya produksi selain biaya bahan baku dan bahan penolong
dan biaya tenaga kerja (baik yang langsung maupun tidak langsung). Dalam
metode ini biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk sebesar biaya
yang sesungguhnya terjadi selama periode akuntansi tertentu.
2.2.4 Metode Penentuan Biaya Produksi
Menurut Mulyadi (2009:17) metode penentuan biaya produksi adalah cara
memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam biaya produksi. Dalam
memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam biaya produksi terdapat dua
pendekatan: full costing dan variable costing.
Full costing
Full
costing
meruapakan
metode
penentuan
biaya
produksi
yang
memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam biaya produksi, yang
terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja lansung dan biaya overhead
pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap. Dengan demikian biaya
produksi menurut metode full costing terdiri dari unsur biaya produksi sebagai
Universitas Sumatera Utara
berikut: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik
variabel, biaya overhead pabrik tetap. Biaya produk yang dihitung dengan
pendekatan full costing terdiri dari unsur 1 produksi (biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik
tetap) ditambah dengan biaya non-produksi (biaya pemasaran, biaya administrasi
dan umum).
Biaya produksi = biaya bahan baku + biaya tenaga kerja langsung +
biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap + biaya
non-produksi (biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum).
Variable Costing
Variable costing merupakan metode penentuan biaya produksinya yang hanya
memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam biaya
produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead pabrik variabel. Dengan demikian, biaya produksi menurut metode
variable costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut : biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel.
Biaya produk yang dihitung dengan pendekatan variable costing terdiri dari unsur
biaya produksi variabel (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan
biaya overhead pabrik variabel) ditambah dengan biaya non-produksi variabel
(biaya pemasaran variabel dan biaya administrasi dan umum variabel) dan biaya
Universitas Sumatera Utara
tetap (biaya overhead pabrik tetap, biaya pemasaran tetap, biaya administrasi, dan
biaya umum tetap).
Universitas Sumatera Utara
Download