BAB ll - Perpustakaan IAIN Kendari

advertisement
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hakekat Sarana dan Prasarana Pembelajaran
1. Pengertian Sarana dan Prasarana Pembelajaran
Sebelum memahami pengertian tentang sarana dan prasarana pmbelajaran,
maka terlebih dahulu dipahami hakekat dari pembelajaran. Secara umum
pembelajaran diartikan sebagai “kombinasi yang tersusun meliputi unsur
manusiawi, material, fasilitas (sarana dan prasarana), perlengkapan, dan prosedur
yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran”1. Pengertian ini
adalah pengertian pembelajaran berdasarkan pendekatan bahwa pembelajaran
adalah sebuah sistem, dalam pengertian tersebut nampak bahwa aspek sarana dan
prasarana (fasilitas dan perlengkapan) merupakan bagian dari unsur atau elemen
pembelajaran.
Berdasarkan teori belajar definisi pembelajaran dapat dibagi dalam
beberapa definisi, yaitu sebagai berikut :
a. Pembelajaran adalah upaya mengorganisasi lingkungan untuk menciptakan
kondisi belajar bagi peserta didik.
b. Pembelajaran adalah upaya mempersiapkan peserta didik untuk menjadi warga
Negara yang baik dan
c. Pembelajaran adalah suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan
masyarakat sehari-hari.2
1
H. Zainal Aqib, Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran, Surabaya; Insan Cendekia, 2002, h.
41
2
Ibid, h. 42
10
11
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa pembelajaran
adalah suatu upaya yang terencana dalam mempersiapkan lingkungan belajar bagi
siswa yang melibatkan banyak unsur untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sedangkan sarana dan prasarana adalah unsur fisik yang dapat
memudahkan suatu proses usaha berjalan dengan lebih lancar untuk mencapai
tujuan usaha yang telah ditetapkan sebelumnya. Secara sederhana sarana dan
prasarana dipahami sebagai bagian yang dibutuhkan dalam melakukan sebuah
usaha tertentu, sarana dan prasarana ini merupakan unsur fisik yang dibutuhkan
untuk digunakan atau dimanfaatkan demi tercapaianya sebuah tujuan usaha
tersebut.
Dengan
demikian
dapat
dipahami
bahwa
sarana
dan
prasarana
pembelajaran merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pelaksanaan proses
belajar mengajar, pengaruh itu ditunjukkan kepada nilai manfaat dan
kedayagunaan sarana dan prasarana untuk mewujudkan efektifitas dan evesiensi
pembelajaran. Bagi guru melaksanakan tugas mengajar tanpa dilengkapi dengan
sarana dan prasarana pembelajaran, maka pembelajaran akan berlangsung tidak
kondusif dan lebih banyak menghabiskan sumber daya waktu dan tenaga. Begitu
pula bagi siswa keberadaan sarana dan prasarana pembelajaran membuat siswa
dapat dengan nayaman dan tenang untuk mengikuti pembelajaran dan proses
belajar pun terasa lebih mudah. Kesimpulanya adalah kegiatan belajar mengajar
akan berhasil jika ditunjang dengan sarana dan prasarana pembelajaran yang
memadai.
12
Secara lebih rinci sarana dan prasarana pembelajaran dipahami sebagai
sarana dan prasarana yang dapat mendukung kegiatan proses belajar mengajar
yang diselenggarakan di dalam kelas, berbeda dengan sarana dan prasarana
belajar. Karena sarana dan prasarana belajar adalah sarana dan prasarana yang
dapat memudahkan siswa untuk menguikuti kegiatan belajar baik secara individu
atau berkelompok, seperti perpustakaan, laboratorium, PSB dan lain sebagainya.
Sedangakan sarana dan prasarana pembelajaran yang dimaksudkan dalam
pembahasan ini adalah sarana dan prasarana pendidikan yang dapat membantu
dan menjadi satu bagian (sub sistem) dari kegiatan belajar mengajar yang terjadi
dalam satu kelompok belajar (kelas), seperti ketersediaan buku-buku paket, buku
bacaan, LKS, alat peraga, media, bangku dan meja dan lain-lain. Oleh sebab itu,
berikut ini akan diuraikan mengenai ruang lingkup sarana dan prasarana
pembelajaran.
2. Ruang Lingkup Sarana dan prasarana Pembelajaran
Menurut Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.079/1975,
sarana dan prasarana pendidikan terdiri dari 3 kelompok besar yaitu:
1. Bangunan dan perabot sekolah.
2. Alat pelajaran yang terdiri dari pembukuan dan alat-alat peragadan
laboratorium.
3. Media pendidikan yang dapat dikelompokkan menjadi audovisual yang
menggunakan alat penampilan dan media yang tidak menggunakan alat
penampil.3
3
Umar Malik, Makalah ; Sarana dan prasarana Pendidikan, http;//id.shvoong.com/socialsciences/education/2025059-sarana dan prasarana-pendidikan/, diakses tanggal 18 Juli 2012
13
Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan tersebut, dapat dijelaskan
bahwa yang disebutkan di atas adalah sarana dan prasarana pendidikan secara
umum, termasuk bangunan atau gedung, perabotan sekolah, laboratorium, media
pendidikan dan lain sebagainya. Akan tetapi diantara itu semua terdapat
diantaranya adalah sarana dan prasarana pembelajaran seperti buku-buku dan
media pembelajaran.
Ditinjau dari fungsi dan peranannya terhadap pelaksanaan proses belajar
mengajar , mengemukakan bahwa sarana dan prasarana pendidikan atau sarana
dan prasarana materil dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
1. Alat Pelajaran.
2. Alat peraga.
3. Media Pengajaran.4
Penjelasan yang diberikan dalam bukunya Arikunto menunjukkan arah
yang lebih terperinci kepada sarana dan prasarana dalam kegiatan belajar
mengajar, yang meliputi alat pelajaran, alat peraga dan media pengajaran. Alat
pelajaran adalah sarana dan prasarana yang berhubungan dengan bahan-bahan
pelajaran seperti modul, buku paket, LKS, alat tulis, alat praktik dan lain
sebagainya. Alat peraga adalah alat pembantu pendidikan dan pengajaran, dapat
berupa perbuatan-perbuatan atau benda-benda yang mudah memberi pengertian
kepada anak didik berturut-turut dari yang abstrak sampai dengan yang konkret
4
Arikunto, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta; Reineka Cipta, 2001, h.10
14
atau dapat juga diartikan sebagai sarana dan prasarana yang digunakan untuk
memperagakan atau menjadi model (contoh) suatu bentuk bahan ajar tertentu,
seperti anatomi bentuk tubuh manusia. Media pengajaran diartikan sebagai sarana
dan prasarana yang digunakan sebagai perantara dalam proses belajar mengajar,
untuk lebih mempertinggi efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan
pendidikan, sehingga media pengajaran adalah sebagai segala sesuatu yang
digunakan guru untuk memudahkan penyampaian pesan bahan ajar, agar lebih
mudah diterina oleh siswa seperti media visual (gambar, bagan dan lain-lain),
audio (rekaman, kaset, radio dan lain-lain) atau audio visual (film, video dan lainlain).
Hal ini seirama dengan penjelasan yang diberikan oleh Ary gunawan yang
lebih memperjelas tentang sarana dan prasarana pendidikan mencakup 3 hal yaitu :
1. Alat Pelajaran (buku pelajaran, buku tulis menulis, alat praktikum)
2. Alat peraga. (Gambar, bentuk – bentuk)
3. Media Pengajaran.(Media visual, Audio dan Audio Visual)5
Media visual seperti slide, gambar dan sebagainya, sedangkan media audio
seperti tape recorder, radio, dan media audio visual seperti TV, Film bersuara,
sound slide dan sebagainya). Untuk belajar yang baik hendaknya tersedia fasilitas
belajaryang memadai, antara lain ruang tempat belajar, penerangan cukup, bukubuku pegangan, dan kelengkapan peralatan mengetik. Jadi pada prinsipnya fasilitas
5
Gunawan, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, Jakarta; Rineka Cipta, 2002, h. 8
15
belajar adalah segala sesuatu yang memudahkan untuk belajar. Peralatan mengajar
yang khusus berkaitan dengan proses belajar mengajar perlu diperhatikan
pemeliharaannya seperti (a) Ruang belajar; (b) Ruang perpustakaan; dan (c) Ruang
keterampilan atau praktek.
Berdasarkan pendapat diatas dapat diketahui bahwa fasilitas belajaradalah
semua peralatan dan perlengkapan yang secara langfsung digunakandalam proses
belajar mengajar yang terdiri dari alat pelajaran, alat peraga danmedia
pengajaran/media pendidikan. Tersedianya fasilitas yang memadai diharapkan
siswa akan memperolehhasil yang baik, sehingga nantinya dapat memperoleh hasil
belajar mengetikyang kompeten . Yaitu dapat mengoperasikan mesin ketik dengan
metode 10 (sepuluh) jari buta dengan baik.
3. Persyaratan yang Harus Diperhatikan dalam Perencanaan Sarana dan
prasarana Pembelajaran
Lembaga pendidikan yaitu sekolah memegang peranan penting dalam
menentukan sarana dan prasarana pembelajaran yang ditetapkan. Oleh sebab itu,
dalam menentukan sarana dan prasarana pembelajaran (pendidikan) perlu
memeprhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Perencanaan pengadaan barang harus dipandang sebagai bagian integral dari
usaha peningkatan kulaitas proses belajar mengajar.
b. Perencanaan harus jelas. Kejelasan suatu rencana dapat dilihat pada :
1) Tujuan dan sasaran atau target yang harus dicapai.
2) Jenis dan bentuk tindakan/kegiatan yang akan dilaksanakan.
3) Petugas pelaksanaan, misal guru, karyawan.
4) Bahan dan peralatan yang dibutuhkan.
16
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
5) Kapan dan dimana kegiatan dilaksanakan.
6) Dapat dilaksanakan dengan jelas, terprogram, sistematis, sederhana, luwes,
fleksibel.
Rencana harus sistematis dan terpadu.
Rencana harus menunjukkan unsur-unsur insani yang baik ataupun non-insani
sebagai komponen yang berhubungan satu sama lainnya bekerja sama
mencapai tujuan, target, kesesuaian yang telah ditetapkan sebelumnya.
Memiliki struktur berdasarkan analisis.
Berdasarkan atas kesepakatan dan keputusan bersama pihak perencana.
Fleksibel dan dapat menyesuaikan dengan keadaan, perubahan
situasi dan kondisi yang tidak disangka-sangka.
Dapat dilaksanakan dan berkelanjutan.
Menunjukkan skala prioritas.
Mengadakan sarana dan prasarana pendidikan yang disesusaikan dengan
plafon anggaran.
Mengacu dan berpedoman pada kebutuhan dan tujuan yang logis.
Dapat dilaksanakan pada jangka pendek (1 tahun), jangka menengah (4-5
tahun), jangka panjang (10-15 tahun)6
B. Hakekat Efektivitas Pembelajaran Bidang Studi Al-qur’an Hadits
1. Pengertian Efektivitas Pembelajaran Al-qur’an Hadits
Efektif diartikan sebagai tepat sasaran atau tercapainya tujuan yang
ditetapkan”7. Sedangkan Kata pembelajaran al-qur’an Hadis terdiri dari dua kata
yaitu pembelajaran dan al-qur’an hadits. Istilah pembelajaran menurut Gagne dan
Brings adalah “suatu rangkaian event (kejadian, peristiwa, kondisi dan lain-lain)
6
Intan Nur Charina, Administrasi Sarana dan prasarana Pendidikan, http;//id.shvoong.com/socialsciences/education/2025059-administrasi-sarana dan prasarana-pendidikan/, diakses tanggal 18 Mei
2011
7
W.J.S. Poerwadarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta; Balai Pustaka, 2006, h. 225
17
yang secara segaja dirancang untuk mempengaruhi siswa sehingga proses
belajarnya dapat berlagsung denga mudah”.8
Adapun menurut Oemar Hamalik “pembelajaran adalah suatu kombinasi
yang tersususn meliputi unsur-unsur manusiawi, matrial, fasilitas, perlengkapan
dan prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran”.9
Pembelajaran dikatakan proses apabila interaksi antara guru sebagai pengajar
dengan siswa sebagai pelajar. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa “proses
belajar-mengajar (pembelajaran) merupakan interaksi antara siswa dan guru dalam
rangka mencapai tujuannya”.10
Dari beberapa pengertian di atas, maka diambil kesimpulan bahwa
pembelajaran adalah suatu proses/strategi pembelajaran yang digunakan dalam
pelaksanaan pendidikan yang di dalamnya meliputi metode-metode dan tehniktehnik pembelajaran. Pengertian Pendidikan Agama Islam menurut Abd Rahman
Saleh adalah “usaha yang berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik
supaya kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami ajaran-ajaran Agama
Islam serta menjadikannya way of lave (jalan keluar)”.11
8
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung; Sinar Baru Algensindo, 1995, h.
28
9
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta; Bumi Aksara, 1995, h. 57
10
Ali Imron, Belajar dan Pembelajara, Jakarta; PT. Dunia Pustaka Jaya, 1996, h. 43
11
Suharsimi Arikunto, Metodelogi Pendidikan Islam, Solo ; Ramadhani, 1993, h. 10
18
Bidang studi Al-qur’an Hadis merupakan bagian dari pendidikan agama
Islam, sedangkan Pendidikan Islam menurut GBPP 1994 berbunyi :
Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam
meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan Agama Islam melalui
kegiatan bimbingan pengajaran dan atau latihan dengan memperhatikan
tuntunan untuk menghormati agama lain adalah hubungan kerukunan antar
umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.12
Pengertian tersebut disempurnakan menurut kurikulum 2004 bahwa dapat
dipahami:
Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan
peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani,
bertaqwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran Agama Islam dari
sumber utamanya kitab suci al-Qur’an dan al-Hadith, melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, latihan serta penggunaan pengalaman dibarengi
tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan
kurukunan antar umat beragama dalam masyarakat hingga terwujud kesatuan
dan persatuan bangsa.13
Sejalan dengan pengertian dan tujuan PAI tersebut, maka pendidikan
Bidang studi Al-qur’an Hadis merupakan point penting, Bunyamin S. Bloom
menyatakan bahwa “untuk mewujudkan tujuan pembelajaran Bidang studi Alqur’an Hadis
akan diperoleh 3 aspek kemampuan yaitu aspek pengetahuan
(cognive), aspek sikap (afective), dan aspek keterampilan (psikomotorik)”.14
Dengan demikian, disimpulkan bahwa pembelajaran Bidang studi Alqur’an Hadis adalah usaha yang dilakukan secara sadar dan kegiatan mengalihkan
12
Depdikbud, GBPP 1994, Jakarta; 1995, h. 1
13
Depdikbud, Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran PAI, Jakarta; 2003, h. 4
14
Muhaimin dan Abdul Ghofur, Strategi Belajar Mengajar, Surabaya; Citra Media, 1996, h. 4
19
pengalaman, pegetahuan dan kecakapannya oleh pendidik terhadap peserta didik
untuk mengarahkan menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
TuhanYang Maha Esa, berbudi pekerti luhur dan berkepribadian yang utuh yang
mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertaqwa dan berakhlak mulia
serta mengamalkan ajaran-ajaan Agama dalam kehidupan sehari-haridan juga akan
mengarahkan manusia dalam kehidupan yang lebih baik yang nantinya akan
bermanfaat bagi dirinya sendiri dan rang lain melalui pemahaman terhadap alqu’an
dan Hadis Rasulullah SAW.
2. Karakteristik Bidang Studi Al-Qur’an Hadits
Pada dasarnya setiap mata pelajaran atau bidang keilmuan tertentu, dibatasi
oleh ruang lingkup keilmuanya bila dilihat dari segi isi materi. Dari segi sifatnya,
bidang studi dapat dibedakan menjadi bidang studi yang memiliki sifat bahan yang
konseptual dan aktual serta abstrak. Konseptual berarti suatu mata pelajaran
banyak berisi tentang konsep-konsep seperti ilmu ekonomi, sosiologi dan lainya.
Sedangkan aktual berarti berisi tentang bahan aplikatif yang harus dipraktekan,
seperti fiqhi ibadah, olah raga dan lainya. Sedangkan abstrak adalah bahan yang
sulit untuk dijelaskan secara fisik seperti materi keimanan, ketauhidan dan lain
sebagainya.
Demikian halnya dengan mata pelajaran Al-Qur’an Hadis merupakan
bagian dari Pendidikan Agama Islam, yang membahas tentang Al-Qur’an dan
Hadist, yaitu berupa dalil-dalil atau sumber-sumber hukum yang berhubungan
dengan aqidah, ibadah, maupun muamalah, yang diperkuat dengan ayat-ayat dan
20
hadis-hadist Nabi Muhammad Saw, berupa perkataan, ucapan dan perbuatan
beliau. Maka ia berisi tentang konsep-konsep yang harus dihafal dan difahami oleh
peserta didik, yang pada akhirnya pun harus diamalkan serta diyakini kebenaranya.
Selain itu, ditingkat sekolah dasar dan menegah, keberhasilan Bidang studi
Al-qur’an Hadis masih sebatas pada kemampuan siswa dalam membaca Al-qur’an
dengan baik. Criteria ini menjadi hal yang paling ditonjolkan oleh sekolah yang
bersirikan agama, sebagai pembeda dengan sekolah umum.
3. Tolak Ukur Efektivitas Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan
berhasil, setiap guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan
filosofinya. Namun, untuk menyamakan persepsi sebaiknya kita berpedoman pada
kurikulum yang berlaku saat ini yang telah disempurnakan antara lain bahwa
“Suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dikatakan berhasil
apabila indikator pembelajarannya dapat tercapai.”15
Indikator yang dijadikan sebagai tolak ukur dalam menyatakan bahwa suatu
proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil, berdasarkan ketentuan
kurikulum yang disempurnakan yang saat ini digunakan adalah:
a. Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi
tinggi, baik secara individu maupun kelompok.
15
M. Arifin, Pendidikan Islam, Jakarta; Bina Aksara,1993, h. 14-15
21
b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran telah dicapai siswa baik
individu maupun klasikal.
Demikian, dua macam tolak ukur yang dapat digunakan sebagai acuan
dalam menentukan tingkat keberhasilan proses belajar mengajar. Dalam buku lain
telah dijelaskan bahwa kriteria (indikator) keberhasilan belajar dapat dirumuskan
sebagai berikut:
a. Kriteria umum keberhasilan belajar dapat dirumuskan sebagai berikut:
Sejauh mana masing-masing individu mengimani Islam, yang dilandasi oleh
ilmu Islam (mengilmui Islam, baik tanzili maupun kauni) yang bersifat
universal dan tidak mengenal dikotomi, yang direalisasikan dalam bentuk
pengalaman Islam dalam pelbagai aspek kehidupannya, mendakwahkan Islam
dalam berbagai bidang, serta tetap teguh (istiqomah) dan sabar dalam
beriman.16
b. Kriteria khusus keberhasilan belajar
Berdasarkan taksonomi Bloom dan kawan-kawan, “kriteria khusus
keberhasilan belajar terdiri dari aspek kognitif, psikomotor dan afektif”17
penjelasannya adalah sebagai berikut :
1) Kognitif
Kognitif terdiri dari enam tingkatan, yaitu pengetahuan (mengingat,
menghafal), pemahaman (menginterpretasikan), aplikasi (menggunakan konsep
untuk
melakukan gerak), analisis
(menjabarkan suatu
konsep),
sintetis
16
Moch. Uzer Usman, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar mengajar, Bandung; Remaja Rosda
Karya,1993, h. 7
17
B. Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, Jakarta; Bumi Aksara, 2006, h. 14
22
(menggabungkan bagian-bagian konsep menjadi suatu konsep utuh), evaluasi
(membandingkan nilai, ide, metode, dan sebagainya)
2) Psikomotor
Psikomotor terdiri dari lima tingkatan, yaitu peniruan (menirukan gerak),
penggunaan
(menggunakan
konsep
untuk
melakukan
gerak),
ketepatan
(melakukan gerak dengan benar), perangkaian (melakukan beberapa gerakan
sekaligus dengan benar), naturalisasi (melakukan gerak secara wajar).
3) Afektif
Afektif terdiri dari lima tingkatan, yaitu pengenalan (ingin menerima, sadar
akan adanya sesuatu), merespons (aktif berpartisipasi), penghargaan (menerima
nilai-nilai, setia kepada nilai-nilai tertentu), pengorganisasian (menghubunghubungkan nilai-nilai yang dipercayai), pengamalan (menjadikan nilai-nilai
sebagai bagian dari pola hidup).
Menurut Nana Sudjana memberikan gambaran umum bahwa :
Keberhasilan pembelajaran dapat dinilai berdasarkan beberapa kriteria tertentu,
yaitu pembelajaran sesuai dengan kurikulum, keaktifan guru dan siswa,
peningkatan motivasi belajar siswa dan keterampilan mengajar guru.18
Secara umum, penjelasan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Konsistensi kegiatan belajar mengajar dengan kurikulum.
Kurikulum adalah program belajar mengajar yang telah ditentukan sebagai
acuan apa yang seharusnya dilaksanakan. Keberhasilan ini dilihat dari sejauh mana
18
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung; Remaja Rosda Karya, 1995,
h. 60-62
23
acuan tersebut dilaksanakan secara nyata dalam bentuk dan aspek-aspek sebagai
berikut:
1) Tujuan-tujuan pengajaran,
2) Bahan pengajaran yang diberikan,
3) Jenis kegiatan yang dilaksanakan,
4) Cara melaksanakan setiap jenis kegiatan,
5) Peralatan yang digunakan untuk masing-masing kegiatan, dan
6) Penilaian yang digunakan untuk setiap jenis kegiatan.
b. Keterlaksanaannya oleh guru.
Dalam hal ini adalah sejauh mana kegiatan dan program yang telah
direncanakan dapat dilaksanakan guru tanpa mengalami hambatan dan kesulitan
yang berarti. Dengan demikian, apa yang direncanakan dapat diwujudkan
sebagaimana harusnya, keterlaksanaan ini dapat dilihat dalam hal:
1) Mengkondisikan kegiatan belajar siswa,
2) Menyiapkan alat, sumber, dan perlengkapan belajar,
3) Waktu yang disediakan untuk kegiatan belajar mengajar,
4) Memberikan bantuan dan bimbingan belajar kepada siswa,
5) Melaksanakan penilaian proseas dan hasil belajar siswa,
6) Menggeneralisasikan hasil belajar mengajar saat itu dan tindak lanjut untuk
kegiatan belajar mengajar berikutnya.
24
c. Keterlaksanaannya oleh siswa
Dalam hal ini dinilai sejauh mana siswa melakukan kegiatan belajar sesuai
dengan program yang telah ditentukan guru tanpa mengalami hambatan dan
kesulitan yang berarti. Keterlaksanaan oleh siswa dapat dilihat dalam hal:
1) Memahami dan mengikuti petunjuk yang diberikan guru,
2) Semua siswa turut serta melakukan kegiatan belajar,
3) Tugas-tugas belajar dapat diselesaikan sebagai mana meastinya,
4) Memanfaatkan semua sumber belajar yang disediakan guru,
5) Menguasai tujuan-tujuan pengajaran yang telah ditetapkan guru.
d. Motivasi belajar siswa.
Keberhasilan pembelajaran dapat dilihat dalam motivasi belajar yang
ditunjukkan oleh para siswa pada saat melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Hal ini dapat dilihat dalam hal:
1) Minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran,
2) Semangat siswa untuk melakukan tugas-tugas belajarnya,
3) Tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas-tugas belajarnya,
4) Reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap stimulus yangf diberikan guru,
5) Rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang diberikan.
e. Keaktifan para siswa dalam kegiatan belajar.
Penilaian pembelajaran terutama adalah melihat sejauh mana keaktifan
siswa dalam mengikuti pembelajaran. Keaktifansiswa dapat dilikhat dalam hal :
25
1) Turut serta dalam melaksanakan tugas bterlibat dalampemecahan maslah,
2) Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami
persoalan yang dihadapinya,
3) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan
masalah,
4) Melaksanakandiskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru,
5) Menilai diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis,
6) Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperolehnya
dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.
f. Interaksi guru dan siswa
Interaksi
guru
dan
siswa
berkenaan
dengan
komunikasi
atau
hubungantimbal balik atau hubungan dua arah antara guru dan siswa atau siswa
dengan siswa dalam melakukan kegiatan belajar mengajar. Hal ini dapat dilihat
dalam:
1) Tanya jawab atau dialog antara guru dan siswa atau antara siswa dengan
siswa,
2) Bantuan guru terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar, baik secara
individual maupun secara kelompok,
3) Dapatnya guru dan siswa tertentu dijadikan sumber belajar,
4) Senantiasa beradanya guru dalam situasi belajar mengajar sebagai fasilitator
belajar,
26
5) tampilnya guru sebagai pemberi jalan keluar manakala siswa mengahadapi
jalan buntu dalam tugas belajarnya,
6) Adanya kesempatan mendapat umpan balik secara berkesinambungan dari
hasil belajar yang diperoleh siswa.
g. Kemampuan atau keterampilan guru mengajar.
Kamampuan atau keterampilan guru mengajar merupakan puncak keahlian
guru yang professional, sebab merupakan penerapan semua kemampuan yang
telah dimilikinya dalam hal bahan pengajaran, komunikasi dengan siswa, metode
mengajar, dll. Beberapa indicator dalam menilai kamampuan ini antara lain
adalah:
1) Menguasai bahan pelajaran yang disampaikan kepada siswa,
2) Terampil berkomunikasi dengan siswa,
3) Menguasai kelas sehingga dapat mengendalikan kegiatan siswa,
4) Terampil menggunakan berbagai alat dan sumber belajar,
5) Terampil mengajukan pertanyaan, baik lisan maupun tulisan.
h. Kualitas hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
Salah satu keberhasilan pembelajaran dapat dilihat antara lain:
1) Perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku siswa setelah menyelesaikan
pengalaman belajarnya,
2) Kualitas penguasaaan tujuan instruksional oleh para siswa,
3) Jumlah siswa yang dapat mencapai tujuan instruksional minimal 75 dari
jumlah instruksional yang harus dicapai,
27
4) Hasil belajar tahan lama diingat dan dapat digunakan sebagai dasar dalam
mempelajari bahan berikutnya.
4. Komponen-kompeonen dalam Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
Secara umum “komponen dalam pembelajaran Al-qur’an Hadis meliputi
tujuan, bahan/materi, aktivitas pembelajaran, metode, alat, sumber belajar dan
evaluasi”19. Ketujuh hal tersebut pada dasarnya komponen yang selalu ada dalam
setiap pembelajaran, namun untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Tujuan
Tujuan
merupakan
komponen
yang
berfungsi
sebagai
indikator
keberhasilan pengajaran akan mewarnai cara anak didik bersikap dan berbuat
dalam lingkungan sosialnya.
b. Bahan pelajaran
Bahan pelajaran merupakan substansi yang akan disampaikan dalam proses
belajar mengajar atas dasar tujuan pembelajaran dan sebagai sumber belajar bagi
anak didik, hal ini dapat berupa benda dan isi pendidikan yang berupa
pengetahuan, perilaku, nilai, sikap dan metode pemerolehannya.
c. Kegiatan belajar mengajar
Kegiatan belajar mengajar ini akan menentukan sejauh mana tujuan yang
telah ditetapkan dapat dicapai dalam hal ini guru hanya sebagai fasilitator dan
19
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Jakarta; Sinar Baru Algesindo, 1995, h.
134.
28
motivator, sehingga guru harus dapat memahami dan memperhatikan aspek
individual anak didik baik dalam aspek biologis, intelektual dan psikologis.
d. Metode
Metode merupakan suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan dalam proses belajar mengajar, kombinasi dalam penggunaan dari
berbagai metode mengajar merupakan keharusan dalam praktek mengajar.
e. Alat
Alat merupakan segala sesuatu cara yang dapat digunakan dalam rangka
mencapai tujuan pengajaran, memperjelas bahan pengajaran yang diberikan guru
atau yang dipelajari siswa. Alat pembelajaran memiliki banyak ragam dan bentuk,
Amir Hamzah sebagaimana dikutip Cece Wijaya mengemukakan jenis-jenis media
sebagai berikut:
1) Alat-alat visual dimensi pada bidang yang tidak transparan yang meliputi
gambar, gambar yang diproyeksikan dengan apaque proyektor, lembaran
balik wayang beber, grafik, diagram, bagan peta, poster gambar hasil cetak
saring, foto dan gambar sederhana dengan garis dan lingkaran.
2) Berbagai macam papan yang meliputi papan tulis, papan fanel, papan
magnet (whith board), dan papan peragaan.
3) Alat-alat visual tiga dimensi yang meliputi benda asli, model, barang
contoh atau specimen, alat tiruan sederhana atau mock-up, diorama
pameran dan bak pasir.
4) Alat-alat audio yang meliputi tape recorder dan radio.
5) Alat-alat audio visual yang meliputi film suara.
6) Demonstrasi dan widyawisata.20
20
Cece Wijaya, Media Pembelajaran, Bandung ; PT. Remaja Rosdakarya, 2003, h. 115
29
f. Sumber pelajaran
“Sumber pelajaran merupakan bahan yang dijadikan sumber rujukan materi
untuk menambah ilmu pengetahuan yang mengandung hal-hal baru bagi si
pelajar”.21
g. Evaluasi
Merupakan proses menentukan nilai suatu obyek tertentuberdasarkan
kriteria tertentu,dalam pembelajaran berfungsi untukmengetahui tercapai tidaknya
tujuan pengetahuan instruksional dansebagai bahan dalam memperbaiki proses
belajar mengajar.
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Pembelajaran Al-Qur’an
Hadits
Agar perubahan-perubahan dalam diri anak didik sebagai hasil dari suatu
proses belajar mengajar sampai pada tujuan yang diharapkan, perlu diperhatikan
faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar. Beberapa faktor yang
mempengaruhi proses belajar-mengajar adalah sebagai berikut:
a. Faktor ektern
Faktor
ini
adalah
faktor
yang
berasal
dari
luar
meliputilingkungan dan instrumen.
1) Lingkungan
Faktor lingkungan dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu:
21
Sudirman IN. dkk, Ilmu Pendidikan, Bandung; Remaja Rosdakarya, 1999, h.. 203.
diri
siswa
30
a) Lingkungan alami seperti suhu, kelembapan udara sangat berpengaruh
dalam proses belajar mengajar
b) Lingkungan sosial baik yang berwujud manusia/respentasinyaataupun yang
berwujud lainnya seperti suara mesin pabrik, hirukpikuk lalu lintas
2) Instrumental
Faktor ini dapat berwujud faktor-faktor keras (hard ware) seperti gedung,
perlengkapan belajar, alat-alat praktikum, dan sebagainya. Dapat juga berwujud
faktor-faktor lunak seperti, kurikulum, pedoman belajar, guru, metode, media, dan
lain-lain.
b. Faktor intern
Faktor ini adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu sendiri.dalam
faktor ini mencakup faktor fisiologis dan psikologis.
1) Kondisi fisiologis
Kondisi ini meliputi kondisi fisik (kesehatan) dan faktor-faktor tubuh di
samping itu kondisi panca indera terutama penglihatan dan pendengaran pun
sangat mempengaruhi proses belajar mengajar karena sebagian besar yang
dipelajari manusia di pelajarinya dengan menggunakan penglihatan dan
pendengaran.
2)
a)
b)
c)
d)
Kondisi Psikologis
Minat
Kecerdasan (intelegensi)
Bakat
Motivasi
31
e) Kultural.22
Sedangkan menurut Muhibbin Syah dalam bukunya psikologi pendidikan,
“faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar meliputi karakteristik
siswa, karakteristik guru, interaksi dan metode, fasilitas, mata pelajaran dan
lingkungan”23.
Menurut Muhaimin, dalam bukunya Paradigma Pendidikan Islam, “proses
pembelajaran Al-Qur’an Hadis
dipengaruhi oleh 3 faktor, meliputi Kondisi
pembelajaran, metode pembelajaran dan Hasil pembelajaran”.24
C. Pemanfaatan Sarana dan Prasarana dalam Pembelajaran Al-qur’an Hadits
Pembelajaran merupakan suatu masalah yang kompleks karena setiap
siswa memiliki ciri yang unik dalam belajar. Hal ini terutama disebabkan oleh
efisiensi penerimanya dan kemampuan tanggapannya. Seorang siswa yang normal
akan dapat memperoleh pengertian dengan cara mengolah rangsangan dari luar,
yang ditanggapi oleh inderanya, baik indera pengelihatan, pendengaran,
penciuman, perasa maupun peraba. Dalam proses pembelajaran Al-qur’an Hadis
dengan menggunakan media, diharapkan siswa yang belajar tidak hanya sekedar
22
A. S. Sudirman R. Raharjo dan Amung H, Media Pendidikan, Jakarta; Grafindo Persada, 2001,
h. 14
23
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung ; PT. Remaja
Rosdakarya, 2000, h. 247-250
24
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, Bandung ; PT. Remaja Rosdakarya, 2002, h. 150-156.
32
meniru, mencontoh atau melakukan apa yang diberikan kepadanya, tetapi
bagaimana siswa secara aktif ada upaya untuk berbuat.
Sarana dan prasarana secara langsung ataupun tidak langsung memiliki
peran penting dalam proses pembelajaran, terutama pembelajaran al-qur’an hadits.
Pembelajaran al-qur’an Hadis adalah pembelajaran yang menuntut peserta didik
untuk dapat menguasai keterampilan membaca al-qur’an, mengerti artinya dan
memahami kandungannya. Proses pencapaian tujuan tersebut guru al-qur’an Hadis
memerlukan banyak bantuan sarana dan prasarana, seperti sumber belajar (buku
ajar yang kontemporer dan memadai, buku paket bagi siswa), media pembelajaran
(media audio, visual dan audio visual), dan penciptaan suasa nyaman melalui
sarana fisik lainnya (seperti masjid). Pembelajaran al-qur’an haditsm terutama
materi mengaji banyak dilakukan di masjid dibandingkan di kelas. Hal ini
diharapkan menjadi suasana religious yang mendorong semangat membaca alqur’an.
Download