EVALUASI AKUNTANSI

advertisement
JURNAL ILMIAH RANGGAGADING
Volume 6 No. 1, April 2006 : 7 – 13
EVALUASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN
SEBAGAI ALAT BANTU MANAJEMEN DALAM
PENGENDALIAN BIAYA
Studi kasus pada PT. Cahaya Buana Intitama
Oleh
Bambang Pamungkas dan Vera Afrianti
Dosen Tetap Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor
ABSTRACT
This research was conducted to find out the implementation of responsibility
accounting in controlling cost. It tried to measure and evaluate the plan and activity of
management at the firm by determining income and cost for department or division
that must be responsible. The report of responsibility every month and then yearly
report.
Cahaya Buana Intitama, Inc. has determined standard cost from the budget to make
easier in evaluating cost centre efficiency, besides to analyze deviation in term of the
real cost is smaller than standard cost. Therefore, the deviation is advantageous and it
mean that cost centre is able to work efficiently, and so it reverse.
Keywords: Responsibility Accounting; Cost Control.
PENDAHULUAN
Penerapan
sistem
akuntansi
pertanggungjawaban yang merupakan sistem
untuk mengontrol tanggung jawab tiap-tiap
unit kerja atas hasil pekerjaan yang di
delegasikan yaitu melalui kontrol atas biaya
yang dikeluarkan tiap-tiap unit kerja yang
bersangkutan.
Proses
pengendalian
manajemen meliputi tiga tahap : tindakan
perencanaan
(Planning),
pelaksanaan
tindakan (Execution), dan evaluasi tindakan
(Evaluatio ).
Salah satu bentuk dan cara pengendalian
manajemen adalah penerapan akuntansi
pertanggungjawaban yang mengukur dan
mengevaluasi suatu rencana atau tindakan
atau aktivitas manajemen dari setiap tingkat
manajemen pada suatu perusahaan dengan
menetapkan penghasilan dan biaya bagi
departemen atau divisi yang memiliki
tanggung jawab yang bersangkutan. Proses
pengendalian
manajemen
mencangkup
sistem pengendalian manajemen yang terdiri
atas tatanan organisasi, wewenang, tanggung
jawab, dan informasi untuk memungkinkan
pelaksanaan pengendalian dan untuk
memproses sekumpulan tindakan yang
memastikan bahwa organisasi bekerja untuk
mencapai tujuannya.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang dilakukan adalah
penelitian deskriptif yaitu pengumpulan datadata yang dapat menggambarkan atau
melukiskan keadaan obyek penelitiannya
dengan jelas dari mengadakan analisis
PAMUNGKAS dan AFRIANTI, Evaluasi Akuntansi Pertanggungjawaban sebagai Alat Bantu
terhadap masalah yang ada pada obyek
tersebut.
Penelitian
kepustakaan
(Library
Research) yaitu penelitian yang dilakukan
melalui studi pustaka untuk mengumpulkan
data-data secara teoritis dengan membaca
buku atau literatur yang berkenaan dengan
topik yang akan di bahas.
Studi Lapangan (Field Research) yaitu
penelitian yang dilakukan dengan peninjauan
langsung ke objek yang diteliti melalui
wawancara dan pengamatan/observasi. Data
kemudian diolah dan dianalisis dengan
metode kuantitatif dan kualitatif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Pada PT. Cahaya Buana
Intitama
Dalam melakukan perencanaan anggaran
hanya mungkin dilaksanakan jika tersedia
informasi akuntansi pertanggungjawaban
berupa informasi masa lalu yang merupakan
informasi akuntansi pertanggungjawaban
sebagai penilaian prestasi manager pusat
pertanggungjawaban.
Dalam
hal
ini
informasi akuntansi pertanggungjawaban
sangat bermanfaat dalam melakukan proses
perencanaan dan pengendalian kegiatan
organisasi sehingga informasi tersebut dapat
mencerminkan berbagai sumber ekonomi
dalam mencapai tujuan perusahaan. Adapun
informasi akuntansi pertanggungjawaban
sebagai pemotivasi manager merupakan tolak
ukur manager yang diberi tanggung jawab
untuk menyusun anggaran akan berfungsi
memotivasi para manager untuk mencapai
tolak ukur yang dinyatakan dalam informasi
akuntansi pertanggungjawaban.
1. Analisa Terhadap Sistem Pelaporan
Konsep
akuntansi
pertanggungjawaban menekankan adanya penyusunan
laporan
pertanggungjawaban
yang
dilaksanakan
oleh
setiap
pusat
pertanggungjawaban.
Laporan
pertanggungjawaban berisi informasi
mengenai pendapatan atau biaya yang
dianggarkan
dibandingkan
dengan
realisasinya. Adanya perbandingan untuk
8
dapat mengetahui penyimpangan yang
terjadi sehingga pemimpin perusahaan
dapat melihat dimana dan oleh siapa
ketidak efisienan terjadi. Dengan
tindakan
pengendalian
ini
dapat
diputuskan
langkah–langkah
yang
diperlukan untuk mengatasi permasalahan
yang ada.
Biaya yang dilaporkan masing–masing
departemen merupakan biaya yang terjadi
dan dibebankan secara langsung pada
departemen yang bersangkutan. Biaya
tersebut dibedakan menjadi biaya variabel
dan biaya tetap. Dalam penyusunan
laporan
pertanggungjawaban
perlu
dipisahkan biaya terkendali dan biaya tak
terkendali. Hal ini sangat diperlukan agar
pimpinan perusahaan yang membaca
laporan tersebut dapat berkonsentrasi
pada hal–hal yang penting atau biaya
yang benar–benar ditimbulkan dari akibat
keputusan
suatu
pusat
pertanggungjawaban yang sedang dinilai.
2. Sistem
Pelaporan
Pertanggungjawaban
Sistem
pelaporan
akuntansi
pertanggungjawaban pada PT. Cahaya
Buana Intitama, dilaksanakan dengan
cara pusat–pusat pertanggungjawaban
harus membuat laporan pertanggungjawabannya pada setiap bulannya.
Laporan ini digunakan untuk melihat
pelaksanaan operasi yang selanjutnya
untuk mengambil tindak lanjut dan
sebagai cermin ke depan supaya tujuan
utama Perusahaan dapat dicapai.
Dari berbagai pelaporan tiap bulan,
disusun laporan tahunan yang merupakan
penjumlahan laporan dari bulan ke bulan
selama setahun. Untuk menilai prestasi
kerja dari setiap departemen atau divisi,
bentuk laporan bulanan dan laporan
tahunan.
a. Laporan Bulanan
Laporan bulanan dilaporkan oleh
setiap departemen. Pelaporan ini
sebagai
bentuk
penilaian
atas
tanggungjawab dan wewenang yang
didelegasikan, dengan tujuan agar
suatu sasaran atau target yang telah
Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 6 No. 1, April 2006
ditetapkan
sebelumnya,
sudah
dilaksanakan dengan baik dan tepat
pada sasarannya, dan apakah terdapat
kesulitan dalam pencapaian tingkat
keefisienan.
Pada departemen produksi, laporan
bulanan dibuat berdasarkan besarnya
biaya–biaya yang dikeluarkan tiap
satu bulan yang tentunya berhubungan
langsung terhadap produksi suatu
barang. Pada laporan bulanan tersebut
dicantumkan anggaran biaya untuk
setiap bulan termasuk biaya–biaya
yang tak terduga yang harus
dikeluarkan,
tentunya
yang
mempunyai kaitan yang erat dengan
produksi
tersebut.
Besarnya
pengeluaran biaya bulanan juga harus
dicantumkan pada anggaran produksi,
guna menilai tingkat efisiensi yang
bersangkutan, apakah melebihi atau
kurang dari biaya yang dianggarkan.
b. Laporan Tahunan
Berisi besarnya biaya–biaya yang
dikeluarkan oleh departemen dalam
satu tahun. Laporan ini dibuat
berdasarkan laporan biaya pada tiap
bulannya pada tahun tersebut.
Penyajian laporan tahunan ini cukup
memadai untuk menilai prestasi kerja
dari setiap departemen. Laporan
tahunan juga sangat bermanfaat bagi
pihak manager dalam menyusun dan
memperkirakan besarnya anggaran
untuk periode tahun berikutnya dan
juga merupakan suatu strategi
manajemen dalam mengambil strategi
untuk mempersiapkan suatu kompetisi
dimasa yang akan datang.
Laporan ini disertai dengan penjelasan
dari jumlah biaya yang mungkin
melebihi anggaran dan atau kurang
dari angaran yang telah ditetapkan.
Hal
ini
berguna
untuk
membandingkan kumpulan biaya yang
dapat dikendalikan ataupun yang tidak
dapat dikendalikan. Hal ini tentunya
harus ditindak lanjuti berdasarkan
penyebab tersebut. Apabila ditemukan
adanya selisih anggaran biaya yang
sangat mencolok dalam arti jumlah
yang sangat besar, maka dijelaskan
untuk keperluan apa saja. Penjelasan –
penjelasan ini dimaksudkan untuk
mengetahui secara terperinci penyebab
terjadinya
penyimpangan
dari
anggaran atas dasar pelaksanaan
kegiatan disuatu departemen, sehingga
dapat diklarifikasi pihak-pihak yang
bertanggungjawab atas terjadinya
penyimpangan dari anggaran tersebut.
B. Penerapan Proses dan Mekanisme
Akuntansi
Pertanggungjawaban
dalam Pengendalian Biaya
Didalam
penerapan
akuntansi
pertanggungjawaban untuk pengendalian
biaya dalam PT. Cahaya Buana Intitama
dapat dilihat dari laporan realisasi dan
anggaran biaya. Di dalam pencapaian
pengendalian biaya, biasanya perusahaan
juga mempertimbangkan keadaan ekonomi.
Dalam
pembentukan
anggaran
ini,
perusahaan juga mempuyai kebijakan dalam
mempertimbangkan situasi ekonomi yang
terjadi.
Jadi
didalam
pelaksanaan
pengendalian tidak hanya dilihat dari segi
biaya, tetapi perusahaan juga melihat
permintaan
terhadap
barang
dengan
perkembangan ekonomi. Namun dalam hal
ini, biaya-biaya menjadi titik pusat yang
harus diperhatikan dalam pencapaian biaya
seefisien mungkin.
Didalam pengendalian biaya-biaya yang
terjadi dapat dipisahkan antara biaya
terkendali dan biaya tak terkendali. Biaya
terkendali merupakan biaya yang dapat
dibebankan secara langsung maupun tidak
langsung terhadap biaya dimana dapat
dikendalikan oleh pihak manager dalam
jangka waktu tertentu. Biaya tak terkendali
merupakan biaya yang di bebankan secara
langsung maupun tidak langsung terhadap
suatu produk, tetapi biaya ini tidak dapat
dikendalikan secara langsung oleh pihak
manager, biasanya biaya ini merupakan biaya
tetap.
Didalam pencapaian keefisienan biaya,
biaya standar menjadi tolak ukur yang lebih
baik untuk pencapaian prestasi pelaksanaan.
Dengan adanya standar dapat memungkinkan
9
PAMUNGKAS dan AFRIANTI, Evaluasi Akuntansi Pertanggungjawaban sebagai Alat Bantu
biaya akuntansi lebih ekonomis dan
pelaporan atas biaya yang terjadi dapat
segera di informasikan dalam pencapaian
pengendalian biaya.
1. Analisis Penggolongan Biaya
a. Biaya Bahan Baku
Untuk perhitungan bahan baku PT.
Cahaya Buana Intitama menggunakan
unit
ratio,
sehingga
dapat
memudahkan penentuan harga jual per
unit, tetapi batasan untuk menentukan
efisiensi di gunakan persentasi yang
dihitung melalui analisis variance.
Adapun rumus dalam menentukan unit
ratio adalah :
pemakaian
HasilPoduk si
Batasan persentasi yang ditentukan
perusahaan adalah 2%, kurang dari
2% dikatakan wajar dan apabila
melebihi dari 2% diatas standar, maka
selisih perbedaan tersebut harus dicari
penyebab-penyebab
terjadinya
penyimpangan
tersebut.
Untuk
menentukan biaya produksi perunit
yaitu :
Total Biaya Pr oduksi
Output yang dihasilkan
untuk pengendaliannya, setiap bulan
akan di hitung biaya bahan, sesuai
dengan
aktual
produksi
yang
dihasilkan. Untuk biaya upah langsung
dan biaya overhead pabrik, akan
dihitung
berdasarkan
kapasitas
produksi berbanding dengan hasil
produksi.
Biaya bahan baku plastik, busa, kain,
kayu, kawat, dan kain oskar dalam
pembuatan produk sebesar Rp
1,536,500 dari anggaran sebesar Rp
1,750,000. Biaya tersebut tidak
melebihi anggaran, hal ini disebabkan
dari pembelian berbagai alternatif
supplier
dengan
membandingbandingkan harga dengan mutu dan
kualitas produk yang baik.
b. Biaya Tenaga Kerja
Merupakan usaha fisik atau mental
yang dikeluarkan oleh karyawan untuk
mengolah produk belum jadi menjadi
produk jadi, biaya tenaga kerja
merupakan penggunaan tenaga kerja
sumber
daya
manusia
yang
dibebankan dengan suatu nilai
ekonomi yang dapat dihitung dalam
satuan mata uang.
Biaya tenaga kerja dalam laporan
keuangan di bagi menjadi dua yaitu:
Biaya upah langsung karyawan tetap
Rp 4,455,875.00
Biaya upah borongan dan harian
:
Rp 1,833,383.33
Rp. 6.289,258.33
Adapun perhitungan biaya tenaga
kerja tersebut adalah :
Tabel 1. Perhitungan Biaya Tenaga Kerja
Uraian
Anggaran
Realisasi
Biaya upah karyawan tetap
Biaya upah borongan dan harian
Total
Rp 4,455,875.00
Rp 1,833,383.33
Rp 6,289,258.33
Rp 4,658,383.33
Rp 1,993,000.00
Rp 6,651,383.33
Biaya upah karyawan tetap sebesar Rp
4,658,383.33 dari anggaran sebesar Rp
4,455,875.00 terjadi kenaikan sebesar
Rp 202,508.33. Biaya tersebut
meningkat karena adanya kenaikan
hasil produksi yang mengharuskan
karyawan untuk lembur, sedangkan
dalam hal ini, biaya untuk lembur
tidak dianggarkan sehingga terjadi
10
Penyimpangan
Rp 202,508.33
Rp 159,616.67
Rp 362,125.00
kenaikan
biaya
tenaga
kerja
meningkat.
Biaya upah borongan dan harian
sebesar Rp 1,993,000.00 dari anggaran
Rp 183,383.33 sehingga terjadi
kenaikan sebesar Rp 159,616.67.
Biaya tersebut meningkat karena
adanya permintaan kenaikan upah dari
karyawan borongan dan harian, hal ini
Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 6 No. 1, April 2006
disebabkan,
karena
adanya
peningkatan kuantitas produksi.
c. Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik merupakan
biaya produksi selain biaya bahan
baku dan biaya tenaga kerja. Adapun
perhitungan biaya overhead pabrik
pada tabel berikut di bawah ini :
Tabel 2. Perhitungan Biaya Overhead Pabrik
Uraian
Perawatan kendaraan
Penyusutan kendaraan
Penyusutan peralatan
Perawatan gedung
Penyusutan bangunan
Total
Anggaran
Rp 220,000.00
Rp 189,583.33
Rp 146,041.67
Rp 945,833.33
Rp 208,333.33
Rp 1,489,791.67
Realisasi
Rp 192,450.00
Rp 189,710.92
Rp 136,406.33
Rp 947,993.92
Rp 229,166.67
Rp 1,503,277.83
Penyimpangan
Rp 27,550.00
Rp (127.58)
Rp 9,635.33
Rp (2,160.58)
Rp (20,833.33)
Rp (13,486.17)
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa biaya yang terjadi sebesar Rp 1,503,277.83 dari
anggaran sebesar Rp 1,489,791.67 sehingga terjadi penyimpangan sebesar Rp 13,486.17.
Yang termasuk dalam biaya umum adalah :
Tabel 3. Biaya Umum
Uraian
Pengiriman barang
Promosi
Transportasi
Inventaris kantor
Alat tulis kantor
Pos dan materai
Bunga
Perizinan
Perawatan Inventaris kantor
Sewa kantor
Listrik
Penyusutan Inventaris kantor
Telepon
Pajak
Maintenant Fee
Import
Air minum
Adm Bank
Majalah
Kebersihan
Internet
Provisi Bank
Sertifikat ISO-9001-2000
Pemadam Kebakaran
Total
Anggaran
Rp 465,000
Rp 11,325,250
Rp 4,750,000
Rp 2,000,000
Rp 575,000
Rp 150,000
Rp 175,000
Rp 300,000
Rp 1,440,000
Rp 5,750,000
Rp 875,000
Rp 1,440,000
Rp 750,000
Rp 2,000,000
Rp 775,000
Rp 713,640
Rp 125,550
Rp 500,000
Rp 150,000
Rp 198,000
Rp 500,000
Rp 700,000
Rp 590,450
Rp 360,000
Rp 36,607,890
Biaya umum sebesar Rp 38,073,702
dari anggaran sebesar Rp 36,607,890
terjadi kenaikan sebesar Rp 1,465,812
hal ini disebabkan adanya peningkatan
biaya pendidikan yang diikuti oleh
karyawan perusahaan dan pengeluaran
biaya penelitian untuk siswa dan
Realisasi
Rp 387,500
Rp 12,841,880
Rp 4,550,500
Rp 1,286,360
Rp 673,952
Rp
81,855
Rp 203,465
Rp 278,247
Rp 1,445,273
Rp 5,750,000
Rp 980,000
Rp 1,440,000
Rp 950,000
Rp 2,000,000
Rp 850,000
Rp 1,286,360
Rp 175,450
Rp 500,000
Rp 125,000
Rp 157,460
Rp 390,000
Rp 690,000
Rp 690,400
Rp 340,000
Rp38,073,702
Selisih
Rp 77,500
Rp(1,516,630)
Rp 199,500
Rp 713,640
Rp (98,952)
Rp 68,145
Rp (28,465)
Rp 21,753
Rp
(5,273)
Rp Rp (105,000)
RpRp (200,000)
RpRp
(75,000)
Rp (572,720)
Rp
(49,900)
RpRp
25,000
Rp
40,540
Rp 110,000
Rp
10,000
Rp
(99,950)
Rp
20,000
Rp (1,465,812)
mahasiswa
yang
melaksanakan
penelitian.
Efisiensi dinilai atas dasar hubungan
antara masukan dan keluarannya, pada
PT. Cahaya Buana Intitama telah
ditetapkan biaya standar yang ada
dalam anggaran, hal ini untuk
11
PAMUNGKAS dan AFRIANTI, Evaluasi Akuntansi Pertanggungjawaban sebagai Alat Bantu
memudahkan dalam menilai efisiensi
pusat biaya dan dapat dengan cepat
untuk menganalisis apabila adanya
penyimpangan
jika
biaya
sesungguhnya
lebih
kecil bila
dibandingkan dengan biaya standar,
maka penyimpangan tersebut sifatnya
menguntungkan dan berarti bahwa
pusat biaya dapat bekerja secara
efisien.
Namun
apabila
biaya
sesungguhnya lebih besar, bila
dibandingkan
dengan
biaya
standarnya, maka penyimpangan
tersebut sifatnya merugi dan ini berarti
pusat biaya terserbut tidak bekerja
dengan efisien.
Akuntansi
pertanggungjawaban
berperan
didalam
pengendalian
efisiensi, pada PT. Cahaya Buana
Intitama melalui anggaran biaya
standar.
Pos-pos
yang
tidak
menguntungkan dapat dideteksi oleh
manager pusat pertanggungjawaban
melalui penyimpangan-penyimpangan
yang terjadi.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan
bahwa
peranan
akuntansi
pertanggungjawaban
sangat
mempengaruhi pencapaian efeisiensi
biaya. Setiap perusahaan dengan tidak
langsung telah menggunakan konsep
akuntansi
pertanggungjawaban,
walaupun didalam pelaksanaanya
belum secara luas atau belum
sepenuhnya sesuai dengan konsep
yang ada. Padahal apabila suatu
perusahaan menggunakan konsep
akuntansi pertanggungjawaban secara
utuh dan secara benar dengan
mengikuti syarat-syarat yang ada agar
terlaksananya konsep tersebut dengan
baik,
maka
akan
membantu
perusahaan, khususnya bagi pihak
manajemen. Berikut ini penulis
menyimpulkan manfaat-manfaat bagi
perusahaan apabila menggunakan
konsep
akuntansi
pertanggungjawaban.
- Dapat membantu perusahaan untuk
menekan biaya serendah mungkin
dan untuk mengetahui biaya-biaya
12
-
-
-
-
yang di keluarkan yang sering kali
kegunaan biaya tidak jelas untuk
apa.
Dapat
membantu
perusahaan
dalam melakukan pengendalian
yang insentif, sehingga tingkat
kecurangan semakin kecil.
Dapat membantu perusahaan untuk
memotivasi para karyawan untuk
mencapai tujuan ataupun sasaran
perusahaan.
Dapat mencegah terjadinya biaya
yang tidak ada kaitannya dengan
kegiatan operasional dan dapat
mencegah terjadinya pemborosan.
Membantu pihak manager dalam
menilai prestasi kerja, khususnya
manager pusat biaya.
KESIMPULAN
A. Penerapan
akuntansi
pertanggungjawaban yang diterapkan pada PT.
Cahaya Buana Intitama
1. Sistem
pelaporan
akuntansi
pertanggungjawaban
pada
PT.
Cahaya
Buana
Intitama
dilaksanakan dengan cara pusatpusat pertanggungjawaban harus
membuat
laporan
pertanggungjawaban pada setiap
bulannya.
2. Laporan
tahunan
disusun
berdasarkan penjumlahan laporan
dari bulan ke bulan selama setahun.
B. Penerapan
proses
dan mekanisme
akuntansi pertanggungjawaban dalam
mengendalikan biaya pada PT. Cahaya
Buana Intitama.
1. Sistem
pelaporan
akuntansi
pertanggungjawaban sudah dibuat
secara ringkas mengenai biaya yang
dibebankan pada masing-masing
departemen,
tetapi
belum
dipisahkan antara biaya terkendali
dan biaya tak terkendali.
2. Untuk perhitungan biaya bahan
baku PT. Cahaya Buana Intitama
menggunakan unit ratio.
Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 6 No. 1, April 2006
3.
4.
5.
Batasan untuk menentukan efisiensi
digunakan persentasi yang dihitung
melalui analisis varians. Batasan
persentasi yang ditentukan oleh
perusahaan adalah 2 % dari
anggaran
Untuk pengendaliaanya, setiap
bulan akan dihitung biaya bahan,
sesuai dengan aktual produksi yang
dihasilkan.
Untuk biaya upah langsung dan
biaya overhead pabrik dihitung
berdasarkan kapasitas produksi
berbanding dengan hasil produksi.
DAFTAR PUSTAKA
Halim Abdul, Ahmad Tjahjono dan Muh.
Fakhri
Husein.
2000.Sistem
Pengendalian
Manajemen
edisi
Revisi. YKPN. Yogyakarta.
Mathis, L.Robert, Jackson John H.
penerjemah Jimmy Sadeli dan Bayu
Prawira Hip. 2002.
Manajemen
Sumber Daya Manusia buku 2.
Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Mowen, Hansen alih bahasa oleh Ancella A.
Hermawan.
2000.
Akuntansi
Manajemen.
Penerbit
Erlangga.
Jakarta.
Mulyadi. 2001 Akuntansi Manajemen.
Konsep, Manfaat dan Rekayasa edisi
3. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Supriyono.RA,Drs,S.U.Akt. 2000. Sistem
Pengendalian Manajemen. BPFE.
Yogyakarta.
Riahi Ahmed–Belkaoui di terjemahkan oleh
Marwata dkk.2000.Teori Akuntansi.
Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Simamora,
Henry.1999.
Akuntansi
Manjemen. Penerbit Salemba empat.
Jakarta.
SR Soemarso. 1995. Akuntansi suatu
pengantar Jilid I. PT Rineka Cipta
mandiri. Jakarta.
Usry F.Milton dan Carter K. William
Penerjemah
Krista
S.E.Ak.2005.
Akuntansi Biaya Buku 2. Penerbit
Salemba Empat jakarta
13
Download