7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Pada

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Teori Umum
Pada pembahasan mengenai teori umum ini akan menjelaskan teori-teori yang
masih berhubungan dengan pembahasan pada penelitian ini.
2.1.1
Definisi Komunikasi
Menurut Raymond S. Ross, komunikasi adalah suatu proses
menyortir,
memilih, dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa yang
dapat membantu pendengar membangkitkan makna atau respons dari
pikirannya yang serupa dengan apa yang dimaksud komunikator (Mulyana,
2007:69)
Ilmu komunikasi adalah usaha penyampaian pesan antar manusia, dan
karenanya, kita nyatakan ilmu ini sebagai ilmu yang mempelajari usaha
penyampaian pesan antarmanusia (Vardiansyah, 2004:8)
Komunikasi adalah sarana untuk mengirim pesan, makna pesan ini
diinterpretasikan dengan melihat konteksnya (Rejeki, 2010:50)
Kesimpulan dari peneliti bahwa komunikasi merupakan pertukaran
pesan dan mengirim pesan antara satu individu pada individu lainnya.
Keterkaitan pada pembahasan ini adalah karena untuk menjaga
loyalitas pelanggan pada perusahaan ini harus melakukan pendekatan melalui
komunikasi kepada konsumen.
7
8
2.1.2
Definisi Pemasaran
Istilah pemasaran dalam bahasa Inggris dikenal dengan sebutan
marketing. Asal kata pemasaran adalah market yang artinya pasar. Di
dalamnya tercakup berbagai kegiatan seperti membeli, menjual, serta
mendistribusikannya.
Menurut Stanton, pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari
kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan, mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan
kebutuhan baik pada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. (Umar,
2005:31)
Hermawan Kertajaya menyatakan bahwa pemasaran adalah sebuah
disiplin strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran dan
perubahan values dari suatu inisiator kepada stakeholder. (Alma, 2005:3)
Kesimpulan dari peneliti adalah pemasaran merupakan keseluruhan
dari kegiatan bisnis dalam memberikan nilai kepada konsumen melalui proses
penciptaan, penentuan harga, penawaran dan komunikasi.
Keterkaitannya karena pemasaran berperan penting untuk menjaga
eksistensi perusahaan mengingat persaingan kompetitor sejenis yang semakin
ketat.
2.1.3
Bauran Pemasaran
Menurut Kotler dan Amstrong (2010:76), definisi bauran pemasaran
sebagai perangkat alat pemasaran taktis yang terdiri 4P yaitu product
(produk), price (harga), place (distribusi), promotion (promosi) yang
dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan pasar
9
sasaran. Bauran pemasaran menurut Kotler (2003:76) adalah empat
komponen yang dikemas menjadi satu yang digunakan oleh perusahaan untuk
memasarkan produknya agar berhasil dan memperoleh keuntungan.
1. Produk (product)
Menurut Umar (2005:31), produk adalah segala sesuatu yang dapat
ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, untuk dibeli,
digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi suatu keinginan atau
kebutuhan. Yang termasuk dalam produk selain berbentuk fisik juga jasa
atau layanan. Produk dapat dibedakan ke dalam beberapa macam. Untuk
produk barang, misalnya dalam bentuk seperti mutu, ciri, desain. Mutu
produk menunjukan kemampuan sebuah produk untuk menjalankan
fungsinya
dengan
produk
pesaing,
sedangkan
desain
dapat
menyumbangkan kegunaan atau manfaat produk serta coraknya.
2. Harga (price)
Menurut Umar (2005:32), harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan
konsumen dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau
jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar
menawar atau ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama
terhadap semua pembeli.
3. Distribusi (place)
Menurut Umar (2005:34), saluran distribusi yaitu sekelompok organisasi
saling bergantung dalam keterlibatan mereka pada penggunaan atau
konsumsi oleh konsumen atau pengguna industrial
10
4. Promosi (promotion)
Menurut Umar (2005:35) pemasaran tidak hanya membahas mengenai
produk, harga produk, dan mendistribusikan produk ini kepada
masyarakat agar produk ini dikenal dan berakhir pada pembelian. Untuk
mengkomunikasikan produk ini perlu disusun strategi bauran promosi
yang terdiri dari periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat,
dan penjual perorangan.
Kesimpulan dari peneliti adalah bauran pemasaran adalah komponen
yang harus dilakukan dari pemasaran yang terdiri dari 4P (produk, price,
place, promotion) yang dilakukan oleh produsen untuk mencapai target pasar
yang dituju.
Keterkaitannya adalah dengan bauran pemasaran adalah produk
merupakan salah satu perangkat alat dalam perusahaan untuk dipasarkan yang
sesuai dengan permasalahan yang ada dalam penulisan skripsi ini.
2.2
Teori Khusus
Pada pembahasan teori khusus ini akan membahas teori-teori yang
berhubungan dengan judul pembahasan pada penelitian ini.
2.2.1
Definisi Produk
Menurut Kotler dan Amstrong (2010:248), product is anything that
can be offered to a market for attention, acquisition, use, or consumption that
mightsatisfy a want or need. Artinya bahwa produk merupakan sesuatu yang
bisa ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau
dikonsumsi yang bisa memuaskan keinginan dan kebutuhan.
11
Menurut Simamora (2003:139) produk yaitu suatu tawaran dari
sebuah perusahaan yang memuaskan atau memenuhi kebutuhan.
Kotler dan Amstrong (2010:266) mendefinisikan produk sebagai
berikut, produk adalah semua hal yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk
menarik perhatian, akuisisi, penggunaan, atau konsumsi yang dapat
memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan.
Kesimpulan dari peneliti adalah produk merupakan sesuatu yang bisa
ditawarkan berupa barang atau jasa yang dapat memenuhi dan memuaskan
kebutuhan konsumen.
Keterkaitannya
karena
produk
merupakan
akomodasi
yang
diperjualbelikan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
2.2.2
Dimensi Kualitas Produk
Menurut Irawan (2008:45-50) kualitas produk adalah driver kepuasan
konsumen yang multidimensi. Bagi konsumen, kualitas mempunyai beberapa
dimensi. Paling tidak terdapat 6 dimensi dari kualitas produk yang perlu
diperhatikan oleh setiap produsen yang ingin mengejar kepuasan konsumen
terhadap kualitas produk.
1. Performance (kinerja): dimensi yang paling dasar dan berhubungan
dengan fungsi utama dari suatu produk. Konsumen akan sangat
kecewa apabila harapan mereka terhadap dimensi ini tak terpenuhi.
2. Reliability: dimensi performance dan realibility sepintas terlihat mirip
tetap mempunyai perbedaan yang jelas. Realibility lebih menunjukan
probabilitas produk gagal menjalankan fungsinya.
3. Feature (fitur): dimensi ini dapat dikatakan sebagai aspek sekunder.
12
Seperti contoh produk elektronik, fitur-fitur yang ditawarkan dapat
dilihat pada menu remote control. Karena perkembangan teknologi,
maka fitur menjadi target para produsen untuk berinovasi dalam upaya
memuaskan pelanggan.
4. Durability (keawetan): suatu pengukuran terhadap siklus produk, baik
secara teknis maupun waktu. Produk disebut awet kalau sudah banyak
digunakan atau sudah lama sekali digunakan. Yang pertama adalah
awet secara teknis dan yang kedua awet secara waktu.
5. Conformance: dimensi ini menunjukan seberapa jauh sesuatu produk
dapat menyamai standar atau spesifikasi tertentu. Produk yang
mempunyai conformance yang tinggi, berarti produknya sesuai
dengan standar yang telah ditentukan.
6. Design (desain): dimensi ini banyak menawarkan aspek emosional
dalam mempengaruhi kepuasan konsumen. Dimensi ini dimasukan
dalam driver emotional factor.
Kesimpulan dari peneliti adalah kualitas produk ini dibutuhkan untuk
membedakan suatu perusahaan dengan pesaing sejenis yang menciptakan
kepuasan bagi konsumennya.
Keterkaitan pada pembahasan ini adalah karena untuk menjaga
loyalitas pelanggan diperlukan kualitas produk yang baik supaya pelanggan
tetap melakukan keputusan pembelian berulang terhadap produk yang
ditawarkan. Pada pembahasan ini, dimensi kualitas produk yang digunakan
adalah durability (keawetan) dan design (desain) karena dua dimensi ini
dianggap paling berkaitan dengan topik penulisan yang ingin dibahas. Peneliti
ingin membahas kualitas produk dari segi keawetan print desain untuk
13
transfer paper design t-shirt dan ketersediaan desain yang disajikan.
2.2.3
Definisi Kepuasan Konsumen
Konsep kepuasan konsumen masih bersifat abstrak. Pencapaian
kepuasan dapat merupakan proses yang sederhana maupun kompleks dan
rumit. Peranan setiap individu dalam pemberian service sangat penting dan
berpengaruh terhadap kepuasan yang dibentuk (Arief, 2007:166)
Menurut Zeithaml dan Bitner (2005:75) definisi kepuasan adalah
respon atau tanggapan konsumen mengenai pemenuhan kebutuhan. Kepuasan
merupakan penilaian mengenai ciri atau keistimewaan produk atau jasa, atau
produk itu sendiri, yang menyediakan tingkat kesenangan konsumen
berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan konsumsi konsumen. Kepuasan
konsumen dapat diciptakan melalui kualitas, pelayanan dan nilai.
Menurut Tse & Wiltson, kepuasan pelanggan merupakan respon
konsumen pada evaluasi persepsi terhadap perbedaan antara ekspektasi awal
atau standar kinerja tertentu dan kinerja aktual produk sebagaimana
dipersepsikan setelah konsumsi produk. (Tjiptono & Chandra, 2005:198)
Kesimpulan dari peneliti, kepuasan konsumen adalah respon
pelanggan terhadap produk dan pelayanan yang diberikan perusahaan.
Pelanggan yang puas akan memberikan feedback yang baik, sedangkan
pelanggan yang tidak puas akan memberikan feedback yang buruk.
Keterkaitannya adalah jika kepuasan konsumen sudah dicapai maka
akan mendorong tumbuhnya loyalitas pelanggan.
14
2.2.4
Faktor-Faktor Pendorong Kepuasan Konsumen
Menurut
Irawan
(2008:37)
faktor-faktor
pendorong
kepuasan
konsumen terbagi atas lima bagian:
1. Kualitas produk
Konsumen akan merasa puas setelah membeli atau menggunakan produk
yang telah dibelinya ternyata kualitas produk itu sangat baik.
2. Harga
Untuk konsumen yang sensitive, biasanya harga yang murah adalah
sumber kepuasan yang penting karena mereka akan mendapatkan nilai
uang yang tinggi, komponen harga ini relative tidak penting bagi mereka
yang tidak sensitive terhadap harga.
3. Service quality
Untuk memuaskan pelanggan, suatu perusahaan hendaknya terlebih
dahulu harus dapat memuaskan karyawan agar produk yang dihasilkan
tidak rusak kualitasnya dan pelayanan kepada pelanggan dapat diberikan
lebih baik lagi, jika karyawan merasa puas akan lebih mudah bagi mereka
untuk menerapkan kepada pelanggan bagaimana rasa puas itu.
4. Emotional faktor
Faktor ini relative penting karena kepuasan konsumen timbul pada saat ia
sedang mengkonsumsi produk tertentu, hal ini disebabkan karena merek
produk tersebut sudah tercipta dengan baik, baik dari segi kualitas, harga
yang tidak murah karena harga yang mahal identik dengan kualitas
produk yang tinggi dan sebaiknya serta pelayanan yang diberikan.
5. Biaya dan kemudahan
Konsumen akan merasa semakin puas apabila tempat mudah dicapai dan
15
juga nyaman.
Menurut Antoni Ludfi (2011:133), fondasi untuk loyalitas didasarkan
pada kepuasan pelanggan. Kepuasan yang tinggi akan menjadikan pelanggan
lebih loyal. Mereka bisa menjadi duta perusahaan (ambassador) yang
menceritakan hal positif tentang merek terhadap orang lain. Sebaliknya,
konsumen yang tidak puas akan beralih dengan merek lain.
Kesimpulan dari peneliti adalah harus dipenuhi faktor-faktor yang
mendorong kepuasan konsumen agar bisa mencapai loyalitas pelanggan.
Keterkaitannya dengan penulisan ini adalah kualitas produk
merupakan salah satu faktor pendorong kepuasan konsumen yang sesuai
dengan judul penulisan skripsi ini.
2.2.5
Loyalitas Pelanggan
Berdasarkan pendapat Griffin (Hurriyati, 2008:129), loyalitas lebih
mengacu pada wujud perilaku dari unit-unit pengambilan keputusan untuk
melakukan pembelian secara terus-menerus terhadap barang/jasa suatu
perusahaan yang dipilih.
Loyalitas pelanggan adalah “when a customer is loyal, he or she
exhibits purchase behavior defined as non-random purchase expressed over
time by some decision-making unit. (Griffin, 2005:113)
Griffin (2005:223) mengemukakan keuntungan-keuntungan yang akan
diperoleh perusahaan apabila memiliki pelanggan yang loyal antara lain:
1. Mengurangi biaya pemasaran (karena biaya untuk menarik pelanggan
baru lebih mahal).
2. Mengurangi biaya transaksi (seperti biaya negoisasi kontrak, pemrosesan
16
pesanan).
3. Mengurangi biaya turn over pelanggan (karena pergantian pelanggan
yang lebih sedikit).
4. Meningkatkan penjualan silang yang akan memperbesar pangsa pasar
perusahaan.
5. Word of mouth yang lebih positif dengan asumsi bahwa pelanggan yang
loyal juga berarti mereka yang puas.
6. Mengurangi biaya kegagalan (seperti biaya pergantian dan lainnya).
Dari beberapa definisi di atas, peneliti menyimpulkan bahwa loyalitas
pelanggan adalah tindakan pelanggan yang berkomitmen untuk setia terhadap
produk atau jasa perusahaan dengan melakukan pembelian ulang secara
konsisten.
Keterkaitan pada pembahasan ini adalah dengan loyalitas pelanggan
maka perusahaan bisa terus terjaga eksistensinya dan memiliki berbagai
keuntungan.
2.2.6
Karakteristik Loyalitas Pelanggan
Banyak perusahaan mengandalkan kepuasan pelanggan sebagai
jaminan keberhasilan dikemukakan hari tetapi kecewa mendapati bahwa para
pelanggannya yang merasa puas dapat produk atau jasa pesaing tanpa raguragu. Sebaliknya, loyalitas pelanggan tampaknya merupakan ukuran yang
lebih dapat diandalkan untuk memprediksi pertumbuhan penjualan dan
keuangan, berbeda dari kepuasan, yang merupakan sikap, loyalitas dapat
didefinisikan berdasarkan perilaku pembeli. Pelanggan yang loyal menurut
Griffin (2005:31) adalah pelanggan yang loyal merupakan aset penting bagi
17
perusahaan, hal ini dapat dilihat dari karakteristik yang dimilikinya,
sebagaimana diungkapkan pelanggan yang loyal memiliki karakteristik:
1. Melakukan pembelian secara teratur
Artinya pembelian berulang secara regular kontinuitas pelanggan dalam
melakukan pembelian atau konsumsi atas produk yang ditawarkan oleh
perusahaan. Pelanggan yang telah melakukan pembelian suatu produk
sebanyak dua kali atau lebih dinyatakan telah melakukan pembelian
secara teratur. Pelanggan ini melakukan pembelian produk yang sama
sebanyak dua kali atau membeli dua macam produk yang berbeda dalam
dua kesempatan.
2. Membeli antarlini produk atau jasa
Maksudnya membeli semua barang atau jasa yang ditawarkan dan mereka
butuhkan. Mereka membeli secara teratur, hubungan dengan jenis
pelanggan ini sudah kuat dan berlangsung lama, yang membuat mereka
tidak terpengaruh produk pesaing.
3. Mereferensikan kepada orang lain
Artinya kesediaan pelanggan dalam memberikan referensi kepada pihak
lain untuk mengkonsumsi produk. Selain membeli barang atau jasa yang
ditawarkan dan yang mereka butuhkan, serta melakukan pembelian secara
teratur, mereka mendorong teman-teman mereka agar membeli barang
atau menggunakan jasa perusahaan serta merekomendasikan perusahaan
tersebut kepada orang lain, dengan begitu secara tidak langsung mereka
telah melakukan pemasaran bagi perusahaan dan membawa konsumen
bagi perusahaan.
18
4. Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing
Artinya kekebalan atau tidak terdapatnya ketertarikan pelanggan terhadap
pelayanan sejenis dan bentuk-bentuk promosi pesaing. Hal ini
berhubungan dengan perhatian pelanggan tentang apa yang dilakukan
oleh perusahaan
berkaitan dengan layanan produk atau jasa yang
diberikan yang dirasa memuaskan.
2.2.7
Tahap-Tahap Pertumbuhan Loyalitas Pelanggan
Menurut Griffin (2005:35) tahap-tahap loyalitas pelanggan terdiri dari:
1. Suspect
Meliputi semua orang yang diyakini akan membeli (membutuhkan
barang/jasa, tetapi belum memiliki informasi tentang barang/jasa
perusahaan)
2. Prospect
Adalah orang-orang yang memiliki kebutuhan akan jasa tertentu dan
mempunyai kemampuan untuk membelinya. Pada tahap ini, meskipun
melakukan pembelian tetapi telah mengetahui keberadaan perusahaan
dan jasa yang ditawarkan melalui rekomendasi pihak lain (word of
mouth).
3. Disqulified prospect
Adalah prospek yang telah mengetahui keberadaan barang atau jasa
tertentu, tetapi tidak mempunyai kemampuan untuk membeli barang
atau jasa tersebut.
4. First time customers
Konsumen yang membeli untuk pertama kalinya. Mereka masih
19
menjadi konsumen baru.
5. Repeat customers
Konsumen yang telah melakukan pembelian suatu produk sebanyak
dua kali atau lebih.
6. Clients
Meliputi semua pelanggan yang telah membeli barang atau jasa yang
dibutuhkan dan ditawarkan perusahaan secara teratur, hubungan ini
berlangsung lama, dan mereka telah memiliki sifat retention
(bertahan).
7. Advocated
Pada tahap ini, clients secara aktif mendukung perusahaan dengan
memberikan rekomendasi kepada orang lain agar membeli barang
atau jasa di perusahaan tersebut.
8. Partners
Konsumen
pada
tingkat ini adalah
yang merasakan
saling
ketergantungan dalam aktivitas bersama untuk saling mendapatkan
keuntungan (partners).
2.3
Penelitian Terdahulu
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang menjadi acuan dalam penelitian ini,
menurut jurnal Agyl Satrio Hutomo (2009:5), kualitas produk memiliki pengaruh
sebesar 40% terhadap loyalitas pelanggan pada produk makanan Tela Krezz cabang
Bekasi. Sedangkan 60% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dibahas
dalam penelitian tersebut. Penelitian ini dilakukan di Bekasi terhadap produk
makanan ringan yang terbuat dari bahan baku singkong yang meliputi kualitas
20
produk dan kepuasan konsumen dalam membangun loyalitas pelanggannya. Sampel
dalam penelitian ini sebanyak 96 responden. Dari perspektif kualitas produk, mutu
dan kualitas produk harus tetap dijaga agar mampu menghasilkan pengaruh yang
positif terhadap loyalitas pelanggannya.
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang menjadi acuan dalam penelitian ini,
menurut jurnal Eustolia Ratih (2013:6) kualitas produk memberikan kontribusi
sebesar 26.8% terhadap loyalitas pelanggan Grup 20 di LOTTEMart Wholesale
Semarang. Penelitian ini dilakukan pada pelanggan Grup 20 di LOTTEMart
Wholesale Semarang dengan sampel 100 responden. Jurnal ini didukung dengan teori
Kotler & Armstrong (2006:272) bahwa kualitas produk merupakan sarana utama
positioning utama pemasar. Kualitas memiliki dampak langsung pada kinerja produk,
maka kualitas berhubungan erat dengan nilai dan kepuasan pelanggan yang pada
akhirnya menimbulkan loyalitas pelanggan. Secara berkesinambungan, perusahaan
harus melakukan peningkatan kualitas produk agar pelanggan merasa puas pada
perusahaan.
21
2.4
Kerangka Teori
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Sumber: Penulis (2013)
22
2.5
Kerangka Berpikir
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
Kualitas Produk (X)
1. Durability
(Keawetan)
2. Design (desain)
Sumber: Irawan (2008:45-50)
Loyalitas Pelanggan (Y)
1. Melakukan pembelian
secara teratur
2. Membeli diluar lini produk
atau jasa
3. Merekomendasikan
produk atau jasa
4. Menunjukkan kekebalan
terhadap tarikan dari
pesaing
Sumber : Griffin (2005:31)
Download