MENGGAPAI TARGET MDGs DALAM PROGRAM KB NASIONAL Oleh

advertisement
MENGGAPAI TARGET MDGs DALAM PROGRAM KB NASIONAL
Oleh : Drs. Andang Muryanta
PENDAHULUAN
Banyak negara diberbagai belahan dunia telah berkomitmen secara serius dalam
menggapai target MDGs (Millenium Development Goals), termasuk negara Indonesia sampai
batas waktu tahun 2015.
Disisi lain adanya skeptis pencapaian MDGs sampai 2015 semakin dekat dan tidak
mudah,walaupun sedikit demi sedikit sudah mulai tampak peningkatan, namun masih
belum sesuai dengan yang diharapkan.
Program KB Nasional telah memiliki visi dan misi terbaru yang tertuang dalam RPJMN
(Rencana Pembangunan Jangka Menengah) tahun 2010-2014, yaitu dengan visi Penduduk
tumbuh seimbang 2015 dan Misinya Mewujudkan Pembangunan yang berwawasan
kependudukan serta Mewujudkan Kelurga Kecil Bahagia Sejahtera.
Sejumlah target seperti bidang kesejahteraan dan kesehatan sudah mulai dicapai
dengan memotong setengah proporsi penduduk yang hidup dibawah 1 dollar per hari,
meningkatkan deteksi dan penyembuhan Tubercolosis (TBC) melalui DOTS (Direct Observed
Treatment Short-Course Chemoerapi), setiap anak mendapatkan akses Pendidikan Dasar,
menghapus kesenjangan gender dan menekan ratio kematian Balita.
TUJUAN
Mensinergikan target MDGs dengan Program Keluarga Berecana Nasional
Ada 8 tujuan yang ingin dicapai dalam MDGs, yaitu :
1. Mewujudkan pendidikan dasar untuk semua
2. Mendorong kesehatan gender dan pemberdayaan perempuan
3. Memberantas kemiskinan dan kelaparan
4. Menurunkan angka kematian anak
1
5. Meningkatkan kesehatan ibu
6. Memerangi penyebaran HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya
7. Memastikan kelestarian lingkungan hidup
8. Membangun kemitraan global dalam pembangunan
Tujuan No. 1 s/d 7 memiliki sasaran dan indikator yang jelas/terukur untuk dicapai
tahun 2015.
Ada 2 tujuan dalam Program KB Nasional, yaitu :
1. Mewujudkan keserasian, keselarasan dan keseimbangan kebijakan kependudukan
guna mendorong terlaksananya Pembangunan Nasional dan daerah yang
berwawasan kependudukan.
2. Mewujudkan penduduk tumbuh seimbang melalui pelembagaan keluarga kecil
bahagia sejahtera.
UPAYA MENSINERGIKAN PROGRAM
Pencapaian target MDGs dalam jangka pendek dan menengah akan lebih mudah
dilaksanakan apabila kerja sama regional terus ditingkatkan, seperti di kawasan Asia Pasifik
yang mempunyai posisi lebih baik dalam pencapaian target MDGs, namun harus ada upaya
lebih lanjut, karena sangat penting dan menjadi kunci pokok keberhasilan MDGs, antara lain
adalah :
•
Tersedianya pendanaan yang cukup, hal ini sudah ada komitmen Montery tahun
2002 dan Gleneogles tahun 2005 yang mendesak negara-negara maju membantu
negara berkembang sebesar 0,7 persen dari Produk Nasional Bruto (PNB)nya perlu
direalisasikan.
Dengan terjadinya krisis global, komitmen yang sudah disepakati negara maju
justru nyaris tak terdengar lagi.
Berdasar laporan PBB menyebutkan bantuan pembangunan dari negaranegara maju hanya 0,31 persen dari PNB.
2
•
Saran bagi negara yang memiliki cadangan fiskal yang cukup untuk terus menjalankan
stimulus ekonomi
•
Perlunya pengembangan mekanisme alternatif dan inovatif untuk mendanai MDGs
baik yang bersumber dari publik dan swasta.
•
Bagi negara yang mempunyai ruang fiskal terbatas, sektor swasta dihimbau berkontri
busi aktif.
•
Usaha kecil dan menengah perlu diberi akses sektor keuangan karena perannya yang
besar, namun mereka sering terpinggirkan dari jasa sektor keuangan.
•
Mendorong pendanaan perdagangan kepada negara berkembang yang tergantung
pada penghasilan ekspor.
Pasca krisis, negara tersebut saat ini kesulitan mengekspor karena dana yang
terbatas.
Sasaran MDGs diatas yang masih perlu penekanan seperti indikator kematian ibu
melahirkan, pencegahan HIV/AIDS dan peningkatan tutupan lahan yang terkait sektor
kehutanan.
Bagaimana capaian progam KB Nasional dalam MDGs.
Program KB Nasional sebenarnya sudah memenuhi sasaran MDGs, karena dalam
ketentuan MDGs ayat 5b hanya menyebutkan kesertaan KB meningkat, secara
prosentase kesertaan KB meningkat 0,5%, tetapi ini tidak memberi dampak yang
cepat untuk p[engendalian jumlah penduduk. Saat ini pertumbuhan penduduk
sekitar 4 juta per tahun, target sesungguhnya harusnya 0, untuk mencapai target 0 ini
kita harus mencapai target penduduk tumbuh seimbang pada tahun 2015, yang
ditandai dengan TFR 2,0 atau 2,1 dan NRR=1, untuk itu harus ada sasaran strategis,
yaitu :
1. Meningkatnya CPR cara modern dari 57,4% menjadi 65%
2. Menurunnya kebutuhan KB tidak terlayani/unmet need PUS dari 9,1% menjadi 5%
3
3. Menurunnya ASFR 15-19 tahun dari 35 menjadi 30 per 1000 perempuan
4. Meningkatnya median usia kawin pertama perempuan dari 19,8 menjadi 21 tahun
5. Menurunnya kehamilan tidak diinginkan dari 19,7% menjadi 15%
6. Meningkatnya PB Pria dari 3,6% menjadi 5%
7. Meningkatnya kesertaan ber KB PUS KPS dan KS I anggota kelompok usaha ekonomi
produktif dari 85,7% menjadi 87% dan Bina keluarga menjadi 70%
8. Meningkatnya partisipasi keluarga mempunyai anak dan remaja dalam BKB dan BKR
9. Menurunnya disparitas TFR, CPR dan Unmet Need antar wilayah dan antar sosial
ekonomi (tingkat pendidikan dan ekonomi)
10. Meningkatnya keserasian kebijakan pengendalian penduduk dengan pembangunan
lainnya
11. Terbentuknya BKKBD di 435 Kabupaten/Kota
12. Meningkatnya jumlah klinik KB yang memberikan pelayanan KB sesuai SOP (informed
consent) dari 20% menjadi 35%
PENUTUP
Apabila kita melihat tenggang waktu pencapaian MDGs tinggal 5 tahun kedepan,
tentunya ada sebagian dari kita berpendapat optimis bisa tercapai dan sebaliknya pesemis
tidak akan tercapai, karena melihat target maupun sasaran yang harus digapai masih
memerlukan peningkatan yang signifikan seperti masalah tingginya angka kematian ibu dan
bayi, masalah tingginya angka kemiskinan yang harus diurai satu persatu, pencegahan
HIV/AIDS termasuk penyakit menular lainnya, kelestarian lingkungan hidup.
Didalam program KB Nasional yang ditandai dengan sasaran jumlah penduduk
tumbuh seimbang tentu akan memerlukan waktu yang panjang, tidak cukup 5 tahun
kedepan tetapi bahkan sampai 30-40 tahun yang akan datang, hal ini akan ditandai dengan
pertambahan penduduk tanpa pertumbuhan atau jumlah penduduk statis, artinya bahwa
pengganti ibu hanya satu anak wanita (NRR=1), karena bisa saja dalam satu keluarga ada dua
4
laki-laki, sehingga kalau dikalkulasi jumlah anak perempuan cukup 23 juta dari 43 juta
keluarga.
Kalau program KB Nasional berhasil, penduduk produktif dan non produktif akan
tumbuh seimbang dengan menurunnya angka ketergantungan dan pertumbuhannya seiring
dengan naiknya derajad kesehatan, pendidikan dan pembangunan lainnya.
Untuk mensikapi kekurangan maupun permasalahan diatas tentunya dibutuhkan
kerja sama yang baik antara Pemerintah, LSM dan berbagai unsur terkait, harus bersama
sama, bahu membahu, tanpa saling menyalahkan satu dengan yang lain, walaupun
sebenarnya MDGs ini bukan tujuan akhir setelah tahun 2015, tetapi upaya perbaikan harus
terus berlanjut dengan berlandaskan pertumbuhan ekonomi negara yang tinggi, menyebar,
berkelanjutan dan jaminan stabilitas yang dinamis.
5
Sumber :
•
Visi dan Misi Program KB RPJM 2010-2014, BKKBN Provinsi DIY, 2010
•
Program Kependudukan dan KB, BKKBN Provinsi DIY, 2010
•
TMKK 2010 Bidang Kesehatan, Dinkes Kab. Kulon Progo, 2010
•
Majalah Gemari, Edisi 116/Tahun XI- September 2010, hal.62
•
Majalah Gemari, Edisi 117/Tahun XI- Oktober 2010, hal.11
6
Download