7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan

advertisement
7
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Deskripsi Konseptual
1. Kemampuan Komunikasi Matematis
a.
Pengertian Kemampuan Komunikasi Matematis
Menurut NCTM (2000: 60) menyatakan bahwa komunikasi
matematis merupakan sebuah cara dalam berbagi ide-ide dan
memperjelas suatu pemahaman. Ketika siswa ditantang untuk berpikir
dan bernalar tentang matematika dan untuk mengkomunikasikan hasil
pemikiran mereka kepada orang lain secara lisan maupun tertulis,
mereka belajar untuk menjadi jelas dan meyakinkan. Standar
komunikasi
matematis
di
dalam
NCTM
(2000:
268)
yaitu
mengorganisasikan dan mengkonsolidasi berpikir matematis mereka
melalui komunikasi, mengkomunikasikan pemikiran matematis
mereka secara koheren dan jelas kepada teman-teman, guru dan orang
lain, menganalisis dan mengevaluasi berfikir matematis dan strategi
yang lain, menggunakan bahasa matematis untuk mengekspresikan ide
matematis secara benar. Oleh karena itu, siswa perlu dibiasakan dalam
pembelajaran
untuk
memberikan
penjelasan
terhadap
setiap
jawabannya serta memberikan respon atas jawaban yang diberikan
oleh orang lain, sehingga apa yang sedang dipelajari menjadi
bermakna baginya.
7
Deskripsi Kemampuan Komunikasi..., Rian Purwiyanti Isnaningtyas, FKIP UMP, 2015
8
Mardiyah
(2014:
12)
mengemukakan
bahwa
melalui
kemampuan komunikasi, gagasan atau ide dapat dieksploitasi,
memudahkan
siswa
diperolehnya,
serta
dalam
siswa
membangun
ditantang
pemahaman
untuk
berpikir
yang
tentang
matematika, dan siswa diharapkan mampu mengkomunikasikan hasilhasil pemikiran mereka secara lisan ataupun tulisan. Proses
komunikasi yang baik berpotensi dalam memicu ide-ide dan
membangun
pengetahuan
matematikanya.
Dengan
cara
yang
demikian, siswa akan menjadi lebih kompeten dalam memahami
konsep-konsep matematis.
Menurut Izzati dan Suryadi (2010: 728) menyatakan bahwa
komunikasi matematis dipahami sebagai alat bantu dalam transmisi
pengetahuan matematika atau sebagai fondasi dalam membangun
pengetahuan
matematika.
Mengingat
komunikasi
matematis
mempunyai peranan penting dalam setiap proses matematis maka dari
itu komunikasi matematis sudah seharusnya menjadi salah satu fokus
dalam pembelajaran matematika saat ini.
Menurut Sumarno (2006: 3-4) komunikasi matematis meliputi
kemampuan menghubungkan benda nyata, gambar, dan diagram ke
dalam ide matematis, menjelaskan ide, situasi dan relasi matematis,
secara lisan atau tulisan dengan benda nyata, gambar, grafik dan
aljabar, menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol
matematika,
mendengarkan,
berdiskusi,
dan
menulis
tentang
Deskripsi Kemampuan Komunikasi..., Rian Purwiyanti Isnaningtyas, FKIP UMP, 2015
9
matematika, membaca presentasi matematika tertulis dan menyusun
pertanyaan yang relevan, membuat konjektur, menyusun argumen,
merumuskan definisi dan generalisasi. Menurut Kennedyet al (2008:
21)
komunikasi
matematis
merupakan
dasar
untukbelajar
matematikayaitu untukmembacadan bahasaseni. Padasetiap pelajaran,
anak-anakberbagipemikiran
merekadan
meningkatkanpenalaranmerekamelalui diskusilisan, deskripsi tertulis,
jurnal,
dan
grafik.
Polaberkomunikasinya
yaitu
merekamelambangkandengan gambar dansimbol.
Berdasarkan
uraian
di
atas,
dapat
disimpulkan
bahwa
kemampuan komunikasi matematis adalah kemampuan siswa dalam
mengekspresikan ide-ide matematis yang dituangkan dalam bentuk
lisan maupun tulisan
yang dapat berupa gambar, simbol, notasi,
istilah, grafik, benda nyata, aljabar ataupun dengan bahasa sehari-hari
dan disertai dengan penjelasan untuk memperjelas ide-ide matematis
mereka.
b.
Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis
Adapun indikator kemampuan komunikasi matematis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah komunikasi matematis secara
tertulis yaitu sebagai berikut:
1). Dapat mengekspresikan ide-ide matematis secara tertulis.
2). Dapat mengubah bentuk uraian ke dalam model matematis.
Deskripsi Kemampuan Komunikasi..., Rian Purwiyanti Isnaningtyas, FKIP UMP, 2015
10
3). Dapat memberikan respon/jawaban yang lengkap, penjelasan yang
jelas dan pembahasan tidak membingungkan.
2. Self-Efficacy
Menurut Ubaedy (2007: 10) self-efficacy yaitu sejauhmana
seseorang mempunyai keyakinan atas kapasitas yang dimiliki seseorang
untuk bisa menjalankan tugas atau menangani persoalan dengan hasil yang
bagus. Menurut Lenz dan Shortridge-baggett (2002: 13) menyatakan selfefficacymerupakan
sesuatu
yang
penting,
self-efficacymerupakan
keyakinan seseorang bahwa seseorang dapat melakukan tingkah laku
khusus yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Bandura (1997: 3)
mendefinisikan bahwa self-efficacysebagai keyakinanseseorang atas
kemampuannya untuk mengatur dan melaksanakan tindakan yang
mengarah
pada
pencapaian
tujuan
tertentu.
Self-efficacy
dapat
mempengaruhi tindakan mereka dalam mencapai sesuatu, berapa banyak
usaha yang diupayakan, berapa lama mereka akan bertahan dalam
menghadapi rintangan dan kegagalan, serta ketahanan mereka terhadap
kesulitan. Self-efficacy merupakan faktor kunci sumber tindakan manusia
(human egency),apa yang orang pikirkan, percaya, dan rasakan
mempengaruhi bagaimana mereka bertindak. Jadi, self-efficacy merupakan
keyakinan atas kemampuannya untuk mengatur dan melaksanakan
tindakan yang mengarah pada pencapaian tujuan tertentu agar berhasil di
dalam tugas serta dapat mengarahkan ke dalam pemilihan perilaku
seseorang.
Deskripsi Kemampuan Komunikasi..., Rian Purwiyanti Isnaningtyas, FKIP UMP, 2015
11
Faktor-faktor (sumber) yang mempengaruhi self-efficacymenurut
Bandura (1997: 79) yaituenactive mastery experiences, vicarious
experiences,verbal persuasion and physiological and affective statesyang
dijabarkan sebagai berikut:
a.
Pengalaman tuntas (enactive mastery experiences)
Pengalaman
tuntas
merupakan
sumber
yang
palingberpengaruhdari self-efficacy, yang menyebabkan perasaan
kuat. Keberhasilan membangun keyakinan
yang kuat dalam
keberhasilan seseorang, kegagalan menghambat keyakinan seseorang,
terutama apabila kegagalan terjadi sebelum keyakinan itu terbentuk
secara kuat. Jika seseorang mengalami keberhasilan yang mudah
dicapai, mereka akan mengharapkan hasil yang cepat dan mudah
menyerah jika menghadapi kegagalan. Keyakinan yang kuat
memerlukan pengalaman dan usaha yang gigih dalam menghadapi
suatu rintangan.
Dengan kata lain keberhasilan yang sering didapatkan akan
meningkatkan
self-efficacyyang
dimiliki
seseorang,
sedangkan
kegagalan akan menurunkan self-efficacy-nya. Apabila keberhasilan
yang didapat seseorang lebih banyak karena faktor-faktor di luar
dirinya,
biasanya
tidak
akan
membawa
pengaruh
terhadap
peningkatan self-efficacy. Akan tetapi, jika keberhasilan tersebut
didapatkan dengan melalui hambatan yang besar dan merupakan hasil
perjuangannya sendiri, maka hal itu akan membawa pengaruh pada
Deskripsi Kemampuan Komunikasi..., Rian Purwiyanti Isnaningtyas, FKIP UMP, 2015
12
peningkatan self-efficacy-nya. Ketika kegagalan kecil yang dihadapi,
individu memiliki kesempatan untuk melakukan penyesuaian tindakan
yang diambil dan melakukan kontrol yang lebih baik atas apa yang
sedang terjadi.
b.
Pengalaman orang lain (vicarious experiences)
Sumber
self-efficacy
yang
kedua
yaitu
vicarious
experiencesmerupakan pengalaman yang mengacu pada pengalaman
orang lain yang digunakan sebagai model. Pencapaian orang lain yang
mirip dengan diri sendiri dinilai sebagai diagnostik kemampuan
sendiri.Dengan demikian, dengan melihat atau membayangkan orang
yang mirip dengan diri sendiri berhasil, biasanya menimbulkan
keyakinan keberhasilan bahwa mereka sendiri memiliki kemampuan
untuk menguasai kegiatan yang sebanding. Mereka membujuk diri
mereka sendiri bahwa jika orang lain bisa melakukannya, mereka juga
memiliki kemampuan untuk meningkatkan kinerja mereka.
Pengalaman orang lain yang memiliki kemiripan dengan
individu dalam mengerjakan suatu tugas biasanya akan meningkatkan
self-efficacy seseorang dalam mengerjakan tugas yang sama. Semakin
besar kesamaan, maka semakin besar pula pengaruh keberhasilan dan
kegagalan. Jika orang-orang memandang model-model sebagai
sesuatu yang sangat berbeda dari dirinya, maka self-efficacy pada
mereka tidak terlalu banyak dipengaruhi oleh tingkah laku dan
pencapaian model-model tersebut.
Deskripsi Kemampuan Komunikasi..., Rian Purwiyanti Isnaningtyas, FKIP UMP, 2015
13
c.
Persuasi verbal (verbalpersuasion)
Persuasi
sosial
berfungsi
sebagai
sarana
lanjut
untuk
memperkuat keyakinan bahwa mereka memiliki kemampuan untuk
mencapai apa yang mereka cari. Informasi tentang kemampuan yang
disampaikan secara verbal oleh seseorang yang berpengaruh biasanya
digunakan untuk meyakinkan seseorang bahwa ia cukup mampu
melakukan suatu tugas. Persuasi verbal berfungsi untuk memperkuat
perasaan keberhasilan ketika menghadapi kegagalan kecil.Orang yang
dibujuk secara verbal, mereka memiliki kemampuan untuk menguasai
tugas-tugas yang diberikan, dan cenderung melakukan upaya yang
lebih besar dan mempertahankannya daripada mereka memikirkan
kekurangan ketika kesulitan muncul.
d.
Keadaan fisiologis dan afektif (physiological and affective states)
Sebagian orang bergantung pada keadaan fisik dan keadaan
emosional mereka dalam menilai kemampuan diri sendiri. Dalam
aktivitas-aktivitas yang melibatkan kekuatan fisik dan stamina, orangorang menilai kelelahan mereka, rasa sakit dan rasa nyeri sebagai
tanda penurunan fisik. Suasana hati juga mempengaruhi penilaian
seseorang terhadap self-efficacy-nya. Mood positif memperkuat selfefficacy belief, mood negatif menurunkan self-efficacy belief.
Bandura (1997:
4) menyebutkan beberapa manfaat dari self-
efficacy yaitu sebagai berikut:
Deskripsi Kemampuan Komunikasi..., Rian Purwiyanti Isnaningtyas, FKIP UMP, 2015
14
a.
Pilihan perilaku
Dengan adanya self-efficacy yang dimiliki, seseorang akan
menetapkan tindakan apa yang akan ia lakukan dalam menghadapi
suatu tugas untuk mencapai tujuan yang diiinginkannya.
b.
Pilihan karir
Self-efficacy merupakan peran kunci dalam pengembangan dan
pilihan karir seseorang. Bila seseorang merasa mampu melaksanakan
tugas-tugas dalam karir tertentu maka biasanya ia akan memilih karir
tesebut.
c.
Kuantitas usaha dan keinginan untuk bertahan pada suatu tugas
Individu yang memiliki self-efficacy yang tinggi biasanya akan
berusaha keras untuk menghadapi kesulitan dan bertahan dalam
mengerjakan suatu tugas bila mereka telah mempunyai keterampilan
prasyarat. Sedangkan individu yang mempunyai self-efficacy yang
rendah akan terganggu oleh keraguan terhadap kemampuan diri dan
mudah menyerah bila menghadapi kesulitan dalam mengerjakan
tugas.
d.
Kualitas usaha
Penggunaan strategi dalam memproses suatu tugas secara lebih
mendalam dan keterlibatan kognitif dalam belajar memiliki hubungan
yang erat dengan self-efficacy yang tinggi.
Deskripsi Kemampuan Komunikasi..., Rian Purwiyanti Isnaningtyas, FKIP UMP, 2015
15
MenurutLenz dan Shortridge-baggett (2002: 32) bahwa selfefficacy yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi pilihan yang
mereka buat, aspirasi mereka, banyaknya usaha yang mereka lakukan
untuk mencapai tujuan, pola pikir mereka.
Tiga dimensi
self-efficacy menurut Bandura (1997: 42) yaitu
sebagai berikut:
a.
Level/Magnitude
Level/Magnitudeberkaitan dengan derajat/level kesulitan tugas
yang dihadapi, di mana seseorang merasa mampu atau tidak untuk
melakukannya. Penerimaan dan keyakinan seseorang terhadap suatu
tugas berbeda-beda, mungkin orang hanya terbatas pada tugas yang
sederhana, menengah atau sulit. Keyakinan seseorang berimplikasi
pada pemilihan tingkah laku sesuai dengan tingkat kesulitan suatu
tugas. Seseorang terlebih dahulu akan mencoba tingkah laku yang
dirasa mampu dilakukannya dan menghindari tingkah laku yang
berada di luar batas kemampuannya.
b.
Strenght
Strenght merupakan kuatnya keyakinan seseorang mengenai
kemampuan yang dimiliki. Hal ini berkaitan dengan ketahanan dan
keuletan individu dalam pemenuhan tugasnya. Individu yang memiliki
keyakinan dan kemantapan yang kuat terhadap kemampuannya untuk
mengerjakan suatu tugas akan terus bertahan dalam usahanya
meskipun banyak mengalami kesulitan dan tantangan. Pengalaman
Deskripsi Kemampuan Komunikasi..., Rian Purwiyanti Isnaningtyas, FKIP UMP, 2015
16
memiliki pengaruh terhadap self-efficacyyang diyakini seseorang.
Pengalaman yang lemah akan melemahkan keyakinan individu itu
pula. Individu yang memiliki keyakinan yang kuat terhadap
kemampuan mereka akan teguh dalam usaha untuk menyampaikan
kesulitan yang dihadapi.
c.
Generality
Dimensi ini berkaitan dengan keyakinan seseorang akan
kemampuannya melaksanakan tugas diberbagai aktivitas dan situasi
tertentu. Aktivitas dan situasi yang bervariasi menuntut
apakah
seseorang merasa yakin atau tidak yakin atas kemampuannya dalam
melaksanakan tugas.
Tiga dimensi self-efficacy menurut Zimmerman dan Cleary(2006:
47) yaitu sebagai berikut:
a.
Level
Level berkaitan dengan tingkatan dari suatu tugas tertentu,
seperti kesulitan yang bertambah pada soal-soal penjumlahan
matematika.
b.
Strenght
Strenght merupakan kekuatan keyakinan seseorang dalam
mengerjakan tugas tertentu.
c.
Generality
Deskripsi Kemampuan Komunikasi..., Rian Purwiyanti Isnaningtyas, FKIP UMP, 2015
17
Generality
merupakan
penilaian
mengenai
kemampuan
seseorang dalam beberapa tugas atau aktivitas seperti mata pelajaran
yang berbeda.
Ciri–ciri seseorang yang memiliki self-efficacy menurut Rahyubi
(2012: 111):
a.
Seseorang yang memiliki self-efficacy tinggi kemungkinan besar akan
lebih bekerja keras dan bertahan mengerjakan tugas sampai selesai.
b.
Semakin sulit suatu tugas, maka keberhasilan dalam meraih
self-
efficacy tinggi akan tercapai.
c.
Self-efficacy akan semakin tinggi ketika mengamati keberhasilan
orang lain.
d.
Seseorang yang memiliki self-efficacy tinggicenderung percaya
dengan kemampuan dirinya sendiri.
Ciri–ciri seseorang yang memiliki self-efficacy menurut Omrod
(2008: 22):
a.
Seseorang
yang memiliki self-efficacy tinggi lebih
mungkin
mengerahkan segenap tenaga ketika mencoba suatu tugas baru dan
gigih tidak mudah menyerah.
b.
Seseorang yang memiliki self-efficacy rendah akan lebih mungkin
bersikap setengah hati dan begitu cepat menyerah ketika menghadapi
kesulitan.
Deskripsi Kemampuan Komunikasi..., Rian Purwiyanti Isnaningtyas, FKIP UMP, 2015
18
c.
Seseorang yang memiliki self-efficacy tinggi cenderung lebih mungkin
banyak belajar dan berprestasi dari pada seseorang yang memiliki selfefficacy rendah.
Jadi, peneliti menyimpulkan bahwa ciri–ciri seseorang yang
memiliki self-efficacy yaitu sebagai berikut:
a.
Seseorang yang memiliki self-efficacy rendah mungkin tidak mau
berusaha belajar untuk mengerjakan ujian karena dia tidak percaya
bahwa belajar akan bisa membantunya mengerjakan soal.
b.
Seseorang yang memiliki self-efficacy rendah mungkin menghindari
banyak tugas belajar, khususnya yang menantang dan sulit.
c.
Seseorang yang memiliki self-efficacy tinggi cenderung mau
mengerjakan tugas-tugas yang banyak, khususnya menantang dan
sulit.
d.
Seseorang yang memiliki self-efficacy tinggi lebih mungkin untuk
tekun berusaha menguasai tugas pembelajaran dari pada seseorang
yang memiliki self-efficacy rendah.
Indikator self-efficacy pada penelitian ini dikembangkan dari
dimensi-dimensi
Zimmerman
dan
yang
dikemukakan
Cleary
(2006:
oleh
47).
Bandura
Dimensi
(1997:
tersebut
42),
yaitu
Magnitude/Level (Derajat kesulitan tugas yang dihadapi, dimana seseorang
mampu atau tidak untuk melakukannya), Strenght (Kuatnya keyakinan
Deskripsi Kemampuan Komunikasi..., Rian Purwiyanti Isnaningtyas, FKIP UMP, 2015
19
seseorang mengenai
kemampuan
yang dimiliki),
dan
Generality
(Keyakinan sesorang akan kemampuannya melaksanakan tugas diberbagai
aktivitas atau situasi tertentu).
Tabel 2.1
Indikator yang digunakan dalam penelitian
Dimensi / Komponen
Magnitude/Level (Derajat
kesulitan tugas yang dihadapi,
dimana seseorang mampu atau
tidak untuk melakukannya)
Strenght (Kuatnya keyakinan
seseorang mengenai
kemampuan yang dimiliki)
Generality (Keyakinan
sesorang akan kemampuannya
melaksanakan tugas di
berbagai aktivitas atau situasi
tertentu)
3.
Indikator
1. Mampu menyelesaikan tugas matematika.
2. Mampu menghadapi tugas matematika
diluar kemampuan.
1. Bertahan dan ulet dalam mengerjakan soal
matematika.
2. Kegigihan dalam menghadapi tugas
matematika.
3. Pengaruh pengalaman pribadi.
1. Konsisten pada tugas matematika dan
aktivitas.
2. Kesiapan menghadapi situasi.
3. Mengarahkan perilaku.
Materi
Segitiga dan Segiempat
SK : 6. Memahami konsep segi empat dan segitiga serta menentukan
ukurannya.
KD : 6. 3 Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segi
empat serta menggunakannya dalam pemecahan masalah.
(BSNP, 2006:148)
Deskripsi Kemampuan Komunikasi..., Rian Purwiyanti Isnaningtyas, FKIP UMP, 2015
20
Indikator :
6.3.1 Menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan segitiga.
6.3.2
Menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan persegi
panjang.
6.3.3 Menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan persegi.
6.3.4 Menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan
jajargenjang.
6.3.5 Menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan belah
ketupat.
6.3.6 Menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan layanglayang.
6.3.7 Menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan trapesium.
B. Penelitian Relevan
1.
Dewanto (2008: 129) menunjukkan bahwa semakin tinggi self-efficacy
mahasiswa makin tinggi pula kemampuan representasi multiple
matematisnya, yang artinya keyakinan diri berkorelasi positif dengan
kemampuan matematis.
2.
Kurniawati (2014: 1) menunjukkan bahwa kecemasan dan self-efficacy
siswa
secara
bersama-sama
berpengaruh
terhadap
kemampuan
pemecahan masalah dengan nilai koefisien determinasi sebesar 31,15%.
Ini berarti bahwa, self-efficacyberpengaruh terhadap kemampuan
matematis siswa.
Deskripsi Kemampuan Komunikasi..., Rian Purwiyanti Isnaningtyas, FKIP UMP, 2015
21
3.
Nugrahwaty dan Utomo (2012: 7) menunjukkan bahwa komunikasi
matematis siswa berkemampuan tinggi sangat baik karena memenuhi
empat indikator komunikasi matematis, subjek berkemampuan tinggi
dalam menyelesaikan masalah sangat teliti dan dapat menggunakan lebih
dari satu cara untuk menyelesaikan masalah matematis, dalam
menggunakan bahasa dan simbol secara baik atau tepat, dalam
kemampuan komunikasi matematis menyelesaikan masalah sistem
persaman linier dua variabel sangat baik. Kemampuan komunikasi
matematis siswa berkemampuan sedang cukup baik karena dapat
memenuhi tiga indikator komunikasi matematis, subjek berkemampuan
sedang dalam menyelesaikan masalah matematis cukup teliti karena
subjek berkemampuan sedang selalu membaca soal lebih dari satu kali
untuk memastikan soal tersebut dan hanya dapat menggunakan satu cara
untuk menyelesaikan masalah matematis tetapi subjek berkemampuan
sedang tidak pernah memeriksa ulang jawaban yang dihitungnya, dalam
menggunakan bahasa dan simbol cukup baik, dalam kemampuan
komunikasi matematis menyelesaikan masalah sistem persamaan linier
dua variabel cukup baik. Serta kemampuan siswa berkemampuan rendah
kurang baik karena hanya bisa memenuhi dua indikator komunikasi
matematis, subjek berkemampuan rendah dalam menyelesaikan masalah
matematis kurang teliti karena subjek berkemampuan rendah hanya
membaca soal satu kali dan hanya dapat menggunakan satu cara untuk
menyelesaikan masalah matematis tetapi subjek berkemampuan rendah
Deskripsi Kemampuan Komunikasi..., Rian Purwiyanti Isnaningtyas, FKIP UMP, 2015
22
selalu memeriksa ulang jawaban yang dihitungnya, dalam menggunakan
bahasa dan simbol kurang begitu baik, dalam kemampuan komunikasi
matematis menyelesaikan maslah sistem persaman linier duan variabel
kurang begitu baik.
Berdasarkan uraian di atas, perbedaan dengan penelitian ini yaitu akan
dideskripsikan mengenai gambaran kemampuan komunikasi matematis
dan self-efficacy serta keterkaitan antara kemampuan komunikasi
matematis dan self-efficacy siswa dengan materi segitiga dan segiempat.
Peneliti memilih materi segitiga dan segiempat dikarenakan peneliti
menduga bahwa dengan materi tersebut dapat memunculkan soal-soal
yang sesuai dengan indikator-indikator kemampuan komunikasi pada
penelitian ini.
C. Kerangka Pikir
Komunikasi matematis adalah suatu cara untuk menyampaikan ide-ide
permasalahan, strategi maupun solusi matematika. Komunikasi matematis
merupakan sebuah cara dalam berbagi ide-ide dan memperjelas suatu
pemahaman. Sehingga komunikasi di dalam matematika merupakan hal yang
penting sebagai usaha siswa untuk mengembangkan kemampuan matematika
mereka. Tanpa adanya komunikasi, kita mempunyai sedikit keterangan
(bukti), data dan faktatentang pemahaman siswa dalam melakukan penerapan
dari proses-proses matematis. Ini berarti, dengan adanya komunikasi kita
menjadi lebih berhati-hati untuk tidak berasumsi bahwa siswa memahami
Deskripsi Kemampuan Komunikasi..., Rian Purwiyanti Isnaningtyas, FKIP UMP, 2015
23
konsep/proses didalam matematika ketika mereka tidak mengekspresikan ideide mereka secara jelas pada mata pelajaran tersebut.
Selain kemampuan komunikasi matematis, hal yang tidak kalah
penting yaitu mengenai self-efficacy. Self-efficacy merupakan keyakinan
menentukan bagaimana orang merasa, berpikir, memotivasi diri dan
berperilaku. Self-efficacypada akhirnya mempengaruhi pembelajaran dan
prestasi mereka, pilihan aktivitas, tujuan, dan usaha. Self-efficacyterkait
dengan penilaian seseorang akan kemampuan dirinya dalam menyelesaikan
suatu tugas tertentu. Individu yang mempunyai self-efficacy tinggi
menganggap kegagalan sebagai kurangnya usaha, sedangkan individu yang
memiliki self-efficacy rendah menganggap kegagalan berasal dari kurangnya
kemampuan. Dimensi dari self-efficacy adalah magnitude/level, strenght dan
generality, dimensi-dimensi tersebut yang akan dijadikan acuan untuk
menggambarkan self-efficacy seseorang. Self-Efficacy merupakan percaya diri
yang berbasis potensi, seseorang bisa berkomunikasi itupun harus
mempunyai kompetensi, tanpa kompetensi sulit untuk berkomunikasi baik
lisan maupun tulisan. Individu dengan self-efficacy yang tinggi dimungkinkan
akan mampu mengkomunikasikan gagasan dengan tindakan yang bijak dan
dapat berlangsung efektif.
Self-efficacy yang tinggi dimungkinkan akan mempunyai hubungan
dengan kemampuan komunikasi matematis yang tinggi yang selanjutnya
berpengaruh terhadap kemampuan memahami konsep matematika, demikian
juga apabila seseorang yang mempunyai kemampuan komunikasi matematis
Deskripsi Kemampuan Komunikasi..., Rian Purwiyanti Isnaningtyas, FKIP UMP, 2015
24
yang tinggi juga diduga akan menumbuhkan self-efficacy dalam diri siswa.
Self-efficacy yang rendah dimungkinkan kemampuan komunikasi matematis
juga rendah. Oleh karena itu, diduga bahwa terdapat adanya keterkaitan
antara self-efficacy dan kemampuan komunikasi matematis.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII SMP Negeri 1 Jatilawang, terletak di
Jalan Pramuka No. 03 Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas, kode
pos 53174 dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015.
B. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif karena data yang
terkumpul berbentuk tulisan, kata-kata, atau gambar. Selain itu dalam
penelitian ini lebih menitikberatkan pada gambaran tentang kemampuan
komunikasi matematis siswa secara tertulis dan self-efficacy siswa, kemudian
data yang diperoleh dipaparkan dalam rangkaian kalimat.Penelitian ini
menggunakan model Miles and Huberman yang terdiri dari tiga tahap yaitu
reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan kesimpulan
(verification/conclusion drawing).(Sugiyono, 2014: 334)
C. Desain Penelitian
Penelitian
iniakan
menggambarkan
tentang
kemampuan
komunikasi
matematis siswa secara tertulis dan self-efficacy siswa, data yang diperoleh
dipaparkan dalam rangkaian kalimat.
Deskripsi Kemampuan Komunikasi..., Rian Purwiyanti Isnaningtyas, FKIP UMP, 2015
Download