penerapan pembelajaran kooperatif tipe index

advertisement
Penerapan Pembelajaran Kooperatif…
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX PUZZLE MATCH PADA
MATERI JARINGAN TUMBUHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA KELAS XI IPA-6 DI SMA MUHAMMADIYAH 2 SIDOARJO
Ida Fithria
Guru Biologi SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo
[email protected]
ABSTRAK
Hasil dari pengamatan dan wawancara di kelas XI IPA6 pada SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo diperoleh
kenyataan banyak siswa kurang antusias dan kurang bergairah belajar materi Jaringan pada Tumbuhan.
Masalah tersebut mempengaruhi hasil belajar siswa. Sebagai barometer keberhasilan dapat dilihat dari
nilai ulangan harian mereka yang rendah yaitu rerata nilai siswa sebesar 69 dan ketuntasan kelas sebesar
53% sedangkan nilai KKM =77 dan ketuntasan kelas minimal 85%. Melalui diskusi dengan tim MGMP
biologi diputuskan untuk menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe index puzzle match. Metode
ini dilaksanakan dalam 3 siklus melalui tahapan: (1) mencari pasangan kartu, (2) menyusun potongan
puzzle, (3) menjawab pertanyaan di LKS, (4) mempresentasikan materi sesuai dengan puzzle dan LKS
yang diterima, (5) menjawab pertanyaan, (6) menyimpulkan, (7) menjawab evaluasi post-tes dan ulangan
harian. Hasil dari penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe index puzzle match pada materi
Jaringan pada Tumbuhan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus I, hasil aktivitas siswa
rerata sebesar 75%, tes formatif rerata nilai siswa sebesar 71 dan persentase ketuntasan kelas sebesar
53%. Pada siklus II mengalami peningkatan hasil aktivitas siswa rerata sebesar 87,5%, tes formatif rerata
nilai siswa sebesar 81 dan persentase ketuntasan kelas sebesar 84%. Pada siklus III juga mengalami
peningkatan hasil aktivitas siswa rerata sebesar 95%, tes formatif rerata nilai siswa sebesar 83 dan
persentase ketuntasan kelas sebesar 95%. Demikian pula hasil ulangan harian rata-rata nilai kelas sebesar
89 dan semua siswa tuntas 100%.
Kata kunci: hasil belajar siswa, metode pembelajaran kooperatif tipe index puzzle match
PENDAHULUAN
Materi Jaringan Tumbuhan untuk pelajaran
Biologi di kelas XI IPA semester ganjil ini sebenarnya
tidaklah memiliki cakupan yang kompleks seperti materimateri lain. Cakupan materi ini meliputi macam-macam
jaringan tumbuhan, struktur dan fungsi jaringan
tumbuhan. Menurut pengamatan guru, banyak siswa
yang meremehkan materi pelajaran ini. Hal ini terlihat
dari sikap siswa yang terlihat kurang antusias dan kurang
bergairah dalam proses belajarnya. Banyak siswa yang
berbicara kurang fokus atau gaduh saat proses
pembelajaran berlangsung. Keadaan tersebut kurang baik
bagi guru dalam mengelola kelas, dan khususnya bagi
siswa kelas XI IPA6 mendapat hasil belajar yang rendah
saat diambil penilaian berupa post-tes dan ulangan
harian. Diperoleh rata-rata nilai hasil ulangan harian
siswa sebesar 69 dan ketuntasan kelas sebesar 53%
sedangkan indikator keberhasilan yang ditetapkan untuk
nilai rata-rata kelas minimal 77 (= KKM) dan ketuntasan
kelas minimal 85%. Waktu itu diterapkan metode
ceramah bervariasi dengan media power point.
Hasil analisa dan refleksi guru serta diskusi
dengan tim MGMP Biologi di sekolah ditemukan
beberapa faktor penyebab kegagalan dalam proses
pembelajaran pada materi Jaringan Tumbuhan sehingga
Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9
hasil belajar siswa menurun, antara lain: 1) siswa kurang
antusias dan kurang bergairah belajar materi Jaringan
Tumbuhan, 2) metode yang diterapkan kurang tepat dan
tidak menarik perhatian siswa yang berakibat suasana
kelas gaduh dan siswa kurang konsentrasi, 3) Guru
kurang
memeriksa
pemahaman
siswa
dengan
memberikan umpan balik, 4) Guru tidak memaksimalkan
aktivitas siswa dalam pembelajaran, 5) guru tidak
memperhatikan karakteristik gaya belajar siswa kelas XI
IPA-6 (yang suka belajar dengan sentuhan permainan
atau media).
Berdasarkan beberapa fakta di atas, permasalahan
muncul dikarenakan metode ceramah bervariasi
menggunakan media power yang diterapkan oleh guru
dalam proses pembelajaran Jaringan Tumbuhan kurang
tepat. Oleh karena itu penulis berusaha mengganti dan
memodifikasinya dengan model pembelajaran yang
berorientasi lebih memotivasi siswa, menggairahkan
belajar siswa dan memaksimalkan aktivitas siswa
sehingga tujuan dan proses pembelajaran dapat tercapai
secara optimal. Untuk itu dipilihnya metode
pembelajaran kooperatif tipe index puzzle match
diterapkan pada materi Jaringan Tumbuhan dirasa sudah
tepat karena sesuai dengan karakter belajar siswa kelas
481
Penerapan Pembelajaran Kooperatif…
XI IPA6 yang menyenangi belajar sambil bermain. Salah
satu kelebihan metode pembelajaran kooperatif tipe index
puzzle match mengandung unsur belajar sambil “bermain
menyusun puzzle.” Berdasarkan permasalahan di atas,
maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
(1) Bagaimanakah menerapkan metode kooperatif tipe
index puzzle match dalam pembelajaran dapat
meningkatkan hasil belajar siswa?, (2)
Apakah
hasil belajar siswa dalam pembelajaran dengan
menerapkan metode kooperatif tipe index puzzle match
dapat meningkat?
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) dengan pendekatan kualitatif. Metode
penelitian ini meliputi, (1) seting penelitian yang terdiri
dari: a) tempat penelitian, b) waktu penelitian, c) siklus
PTK; (2) rancangan/ desain penelitian yang meliputi: a.
rencana, b. kegiatan dan pengamatan (observasi), c.
refleksi dan d. revisi; (3) teknik dan instrumen penelitian;
(4) metode pengumpulan data ; (5) prosedur penelitian,
dan (6) teknik analisa data.
Rancangan dalam penelitian ini meliputi
rangkaian tahapan penelitian dari awal hingga akhir
penelitian. Setiap tindakan menunjukkan peningkatan
indikator keberhasilan yang dirancang dalam satu unit
sebagai siklus. Tindakan yang diberikan kepada siswa
kelas XI IPA6 semester ganjil tahun pelajaran 20112012, dirancang dalam satu siklus yang dapat berlanjut
pada siklus selanjutnya hingga tujuan pembelajaran dapat
tercapai. Batasan ketercapaian hasil belajar siswa bila
memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu:
(1) perencanaan awal, (2) kegiatan/ action dan
pengamatan/ observasi, (3) refleksi/ analisis, dan (4)
revisi.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini
meliputi dua sumber data, yakni meliputi: (1) metode
observasi, yang diperoleh dari dua sumber yaitu data
hasil observasi aktivitas guru selama melaksanakan
proses pembelajaran yang dinilai oleh dua teman sejawat,
dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran
berlangsung yang dinilai oleh guru/ peneliti, (2) metode
tes, berupa tes tertulis yang diberikan di akhir proses
pembelajaran sehingga diperoleh data hasil belajar
seluruh siswa kelas XI IPA6
Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini berupa teknik analisis deskriptif komparatif
atau persentase (%). Teknik analisis deskriptif komparatif
digunakan untuk membandingkan hasil antar siklus.
Analisis pertama, peneliti membandingkan hasil belajar
siswa sebelum dan sesudah proses pembelajaran di setiap
Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9
siklus dengan mengacu kepada kriteria keberhasilan yang
telah ditentukan oleh tim perumus (terdiri dari peneliti
sendiri, teman sejawat, tim MGMP). Siswa dianggap
tuntas jika daya serap siswa mencapai 77. Secara
klasikal, suatu kelas telah tuntas belajarnya bila di kelas
tersebut telah terdapat 85% siswa yang telah tuntas. Pada
analisis kedua, peneliti bersama dengan teman sejawat
membandingkan hasil observasi aktivitas guru dan
aktivitas siswa tiap siklusnya. Kegiatan aktivitas guru
(pengelolaan pembelajaran) di kelas dinyatakan berhasil
jika mencapai indikator keberhasilan yang telah
ditentukan.
Indikator
keberhasilan
pengelolaan
pembelajaran (aktivitas guru) ditetapkan dengan nilai
minimal 87,5% dengan kategori sangat baik. Aktivitas
siswa yang meliputi 10 aspek/ kegiatan yang dinilai
dikatakan berhasil jika telah mencapai minimal 90%
dengan kategori sangat baik.
HASIL
Setelah dilakukan tindakan dengan menggunakan
metode kooperatif tipe index puzzle match, siswa menjadi
lebih
termotivasi dan bergairah mengikuti proses
pembelajaran pada materi Jaringan Tumbuhan sehingga
hasil belajar siswa meningkat dan sudah mencapai
keberhasilan minimal yang ditetapkan, baik rata-rata nilai
post-tes (formatif) pada siklus I, II, III dan ulangan harian
hingga nilai rata-rata ketuntasan kelas.
Keberhasilan metode pembelajaran kooperatif tipe
index puzzle match dalam meningkatkan hasil belajar
siswa kelas XI IPA-6 pada materi Jaringan Tumbuhan
mata pelajaran Biologi dapat dilihat dari indikatorindikator yang telah dicapai sebagai berikut.
1. Hasil penilaian tes tulis
Tes tulis meliputi tes formatif (post-tes) I, II dan III
serta ulangan harian. Pada siklus pertama diperoleh
hasil tes formatif I rata-rata nilai siswa sebesar 71
dan ketuntasan kelas 53%, lalu mengalami
peningkatan pada siklus kedua yaitu rata-rata nilai
siswa sebesar 81 dan ketuntasaan kelas sebesar
84%, kemudian pada siklus ketiga mengalami
peningkatan kembali dengan memperoleh rata-rata
nilai siswa 83 serta ketuntasan kelas sebesar 95%.
Demikian pula hasil ulangan harian rata-rata nilai
kelas sebesar 89 dan semua siswa tuntas 100%.
Hasil penilaian tersebut telah memenuhi kriteria
keberhasilan proses pembelajaran yang telah
ditetapkan yaitu minimal sebesar 77 untuk rata-rata
nilai siswa dan 85% untuk persentase ketuntasan
kelas.
Hasil belajar siswa pada putaran I, II, dan III dapat
dilihat pada Gambar1 berikut ini.
482
Penerapan Pembelajaran Kooperatif…
f)
Siswa menuliskan jawaban beserta cara
penyelesaiannya secara jelas dan benar di
lembar LJK.
g) Siswa mampu melaksanakan presentasi dengan
baik dan benar.
h) Siswa terlibat aktif bertanya kepada temannya
saat presentasi.
i)
Siswa mampu menjawab/ menjelaskan
pertanyaan dari temannya dengan benar saat
presentasi.
j)
Siswa mampu menyimpulkan materi Jaringan
Tumbuhan yang baru diperolehnya dengan
baik dan benar.
Dari hasil penelitian di siklus I sampai dengan
siklus III diperoleh data kemajuan aktivitas siswa
dari siklus I sebesar 75% meningkat menjadi 87,5%
pada siklus II dan menjadi 95% pada siklus III.
120
100
83
100
84 81
Nilai/ Persentase
80
60
89
95
71
Ketuntasan
53
Rerata Nilai
40
20
0
Siklus I
Siklus II
Siklus III
U.H
Gambar 1. Diagram ketuntasan dan rata-rata nilai kelas
pada tes formatif siklus I, II, III serta
ulangan harian
Hasil aktivitas siswa selama proses pembelajaran
Aktivitas siswa yang dimaksud adalah berbagai
macam kegiatan mulai dari merakit puzzle menjadi
gambar bermakna (jaringan tumbuhan) hingga
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dan
menyimpulkannya. Ada sepuluh aspek kegiatan
presentasi yang diamati dan dinilai menunjukkan
peningkatan yang cukup signifikan pada tiap
siklusnya. Adapun ke-sepuluh aspek kegiatan siswa
yang diamati adalah sebagai berikut.
a) Antusias/ bergairah saat kegiatan belajar
dengan index puzzle match
Yang dimaksud kalimat diatas adalah
kegairahan atau termotivasinya siswa dalam
kelompoknya
saat
memainkan
dan
mencocokkan puzzle hingga cocok, bermakna
gambarnya.
Indikator
termotivasi
dan
bergairahnya siswa bisa diamati dari seluruh
kelompok terlihat bergembira/ senang saat
mencocokkan potongan puzzle, dominan siswa
terlihat ingin selesai lebih dulu memecahkan
masalah dalam permainan index puzzle match.
b) Pemahaman siswa tentang belajar dengan
index puzzle match.
Indikatornya apabila lebih dari 50% kelompok
tidak mampu memasangkan puzzle tersebut
maka dapat dikatakan siswa tidak paham
belajar dengan pembelajaran index puzzle
match.
c) Siswa/ kelompok bekerja sesuai prosedur yang
diberikan guru.
d) Siswa dalam kelompoknya terlibat aktif
berdiskusi dan bekerja dalam kelompoknya.
e) Siswa terlibat aktif bertanya baik dengan
gurunya maupun dengan temannya saat
presentasi.
Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9
95
100
87,5
90
80
75
70
Persentase
2.
60
50
Aktiv. siswa III
40
Aktiv. siswa II
30
Aktiv. siswa I
20
10
0
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Gambar 2. Diagram tentang perbandingan aktivitas
siswa tiap siklus
PEMBAHASAN
Selama menerapkan metode kooperatif tipe
index puzzle match pada proses pembelajaran ditemukan
beberapa kekurangan pada siklus I seperti rendahnya
aktivitas siswa menjawab pertanyaan dari kelompok lain
saat presentasi, dan menyimpulkan materi pelajaran
sehingga berpengaruh pada hasil belajar siswa yang
kurang dari target/ indikator keberhasilan yang
ditetapkan. Namun kekurangan tersebut segera
diantisipasi oleh guru dengan memberikan beberapa
arahan dan masukan yang konstruktif pada beberapa
kelompok siswa yang kurang.
Beberapa kelemahan juga ada pada diri guru
antara lain: 1) guru kurang terampil menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe index puzzle match karena
kurang pengalaman dalam mengatasi hal-hal yang tidak
terduga dalam proses belajar mengajarnya; 2) Dalam
melaksanakan kegiatan yang telah disusun secara
terstruktur, guru ada yang alpa dalam menjalankannya; 3)
483
Penerapan Pembelajaran Kooperatif…
percaya diri guru kurang maksimal sehingga dalam
memotivasi siswa kurang sempurna; 4) guru kurang
efisien dalam memberikan materi sehingga beberapa
siswa masih belum faham. Tetapi masalah tersebut bisa
diatasi dengan aktif berdiskusi dengan tim pengamat/
observer juga aktif bertanya dengan siswa-siswa kelas XI
IPA-6 untuk menemukan perbaikan pada siklus II dan
seterusnya.
Secara keseluruhan dari hasil penelitian
diperoleh gambaran mengenai penilaian terhadap hasil
belajar siswa dalam menerapkan metode kooperatif tipe
index puzzle match pada materi Jaringan Tumbuhan.
Hasil belajar siswa mengalami peningkatan, yakni ratarata siswa mendapat nilai 71 dan ketuntasan kelas 53%
pada siklus pertama, lalu mengalami peningkatan pada
siklus kedua yaitu rata-rata nilai siswa sebesar 81 dan
ketuntasaan kelas sebesar 84%, kemudian pada siklus
ketiga mengalami peningkatan kembali dengan
memperoleh rata-rata nilai siswa 83 serta ketuntasan
kelas sebesar 95%. Demikian pula hasil ulangan harian
rata-rata nilai kelas sebesar 89 dan semua siswa tuntas
100%. Selain dari pada itu aktivitas siswa pada siklus I
diperoleh rata-rata 75%, meningkat menjadi menjadi
87,5% pada siklus II dan menjadi 95% dengan kategori
sangat baik pada siklus III. Dengan demikian metode
kooperatif
tipe index puzzle match sangat tepat
diterapkan pada materi Jaringan Tumbuhan dan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA-6 di SMA
Muhammadiyah 2 Sidoarjo.
SIMPULAN
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa,
(1) model pembelajaran kooperatif tipe index puzzle
match yang diterapkan seperti: a) mencari pasangan
kartu, b) menyusun potongan puzzle, c) menjawab
pertanyaan di LKS, d) mempresentasikan materi sesuai
dengan puzzle dan LKS yang diterima, e) menjawab
pertanyaan dari temannya, f) menyimpulkan materi,
inilah yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa; (2)
hasil belajar siswa dalam pembelajaran dengan
menerapkan model kooperatif tipe index puzzle match
dapat mengalami peningkatan melalui kegiatan seperti: a)
mengikuti tes formatif I, II, dan III serta; b) mengikuti
ulangan harian. Hasil tes formatif menunjukkan
peningkatan dari rata-rata nilai kelas 71 menjadi 81 pada
formatif kedua dan 83 pada formatif ketiga. Sedangkan
ketuntasan secara klasikal mengalami peningkatan dari
53% menjadi 84% pada formatif kedua dan 95% pada
formatif ketiga. Demikian pula dengan ulangan harian
ketuntasan kelas mencapai 100% dan nilai rata-rata kelas
mencapai 89.
Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9
SARAN
Saran yang diajukan dalam artikel ini adalah:
(1) Dalam kegiatan belajar mengajar guru diharapkan
menjadikan pembelajaran dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe index puzzle match pada
materi Struktur Jaringan Tumbuhan sebagai suatu
alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa, (2)
Karena kegiatan ini sangat bermanfaat khususnya bagi
guru dan siswa, maka diharapkan kegiatan ini dapat
dilakukan secara berkesinambungan dalam
mata
pelajaran Biologi kelas XI IPA maupun mata pelajaran
lain oleh teman-teman guru yang tergabung dalam
MGMP.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Kurikulum 2004
SMA Pedoman Khusus Pengembangan Silabus
dan Penelitian Biologi. Jakarta: Depdiknas.
Djamarah, Syaiful Bahri, dkk. 2006. Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Haryati, Mimin. 2009. Model dan Teknik Penilaian pada
Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Gaung
Persada Press.
Imaningtyas, Sri Ayu. 2010. Biologi untuk SMA/ MA
Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Iskandar.2009. Metodologi Penelitian Pendidikan dan
Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif). Jakarta: Gaung
Persada Press.
Kunandar. 2007. Guru Profesional. Jakarta: Rajawali
Pers.
Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta: Rajawali Pers.
Mulyasa. 2003. Dasar Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya.
Munadi, Yudhi. 2008. Media Pembelajaran. Jakarta:
Gaung Persada Press.
Nasution, S. 2009. Berbagai Pendekatan dalam Proses
Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Nurhayati, Nunung. 2008. Biologi Bilingual Untuk SMA/
MA Kelas XI Semester 1. Bandung: Yrama Widya.
Puskur. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP), Mata Pelajaran Biologi. Jakarta:
Balitbang Depdiknas.
Riyanto, Yatim. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran.
Jakarta: Kencana.
Saktiyono.2007. Seribu Pena Biologi untuk SMA/MA
Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
484
Penerapan Pembelajaran Kooperatif…
Shaffat Idri. 2009. Optimized Learning Strategy. Jakarta:
Prestasi Pustaka.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning (Teori dan
Aplikasi PAIKEM). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif
Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi
Pustaka.
485
Download