31 Pemanfaatan Surat Kabar Untuk Meningkatkan Kemampuan

advertisement
Pemanfaatan Surat Kabar Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca
Pemahaman Pada Siswa Kelas V SDN Mendiro 2 Kecamatan Ngrambe
Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran 2014/2015
Oleh :
Nur Utami
Guru SDN Mendiro 2 Kecamatan Ngrambe
Email : [email protected]
ABSTRAK
Hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa tingkat
kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V SD Negeri Mendiro 2 relatif rendah, hal ini
dapat dilihat dari: (1) Hasil penilaian membaca yang dilaksanakan oleh guru selama kegiatan
pembelajaran Bahasa Indonesia. Siswa belum mampu menjawab pertanyaan tanpa penjelasan
terlebih dahulu dari guru; (2) Aktivitas pembelajaran berpusat pada guru; (3) Guru hanya
menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan; (4) Media pembelajaran hanya
terpaku bacaan yang tersedia pada buku pelajaran. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang
dilakukan oleh guru terutama ketika pembelajaran membaca pemahaman terkadang membuat
siswa mengalami kesulitan dalam menangkap materi yang disampaikan. Salah satu
penyebabnya adalah keterbatasan media. Hal ini menyebabkan siswa lebih sering berfikir secara
abstrak. Untuk itu, perlu adanya media yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan
membaca pemahaman siswa yaitu dengan menggunakan media surat kabar.
Kata Kunci : Kemampuan Membaca, Pemahaman, Surat Kabar
A. PENDAHULUAN
Bahasa memiliki peran sentral dalam
perkembangan intelektual, sosial, dan
emosional peserta didik serta merupakan
penunjang keberhasilan dalam mempelajari
semua bidang studi. pembelajaran bahasa
diharapkan dapat membantu peserta didik
mengenal dirinya, budayanya, dan budaya
orang lain, mengemukakan gagasan dan
perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat
yang menggunakan bahasa tersebut, dan
menemukan serta menggunakan kemampuan
analitis dan imaginative yang ada dalam
dirinya.
Titik berat pembelajaran Bahasa
Indonesia adalah mengupayakan agar siswa
dapat berkomunikasi dengan bahasa yang
dipelajarinya, bukan sekedar mengetahui
bahasa yang menonjolkan kaidah kebahasaan.
Mengupayakan agar bahasa menjadi sesuatu
pelajaran yang menyenangkan, sehingga
siswa akan merasa betah, nyaman, dan senang
dalam mempelajarinya.
Keberhasilan membaca tergantung
pada faktor-faktor yang mendukung kegiatan
membaca. Faktor-faktor yang mempengaruhi
membaca dapat dipilah menjadi dua, yaitu
faktor diri pembaca dan faktor di luar diri
pembaca. Faktor diri pembaca dikatakan
sebagai faktor dalam atau faktor internal,
sedangkan faktor di luar diri pembaca disebut
faktor luar atau faktor eksternal. Faktor
internal pembaca antara lain sebagai berikut.
(1) Penguasaan terhadap teknik membaca, (2)
Skemata yang dimiliki, (3) Kemampuan
bahasa, (4) Tingkat intelegensi, (5) Keadaan
fisik, (6) Tujuan membaca, (7) sikap terhadap
membaca. Sedangkan faktor eksternal
pembaca antara lain sebagai berikut: (1)
Materi bacaan, (2) Bahasa yang mewadahi
teks bacaan itu, (3) Grafika, (4) Lingkungan
di mana kegiatan membaca berlangsung, (5)
Kebiasaan membaca yang ditanamkan guru
JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550
31
sejak belajar membaca menulis permulaan
(Nurhadi 2009 : 87).
Keterampilan membaca tidak akan
datang dengan sendirinya, melainkan harus
melalui praktik/ latihan yang banyak dan
teratur. Untuk meningkatkan keterampilan
membaca pemahaman perlu dilakukan
pembelajaran membaca dengan menerapkan
model atau strategi yang tepat serta
menggunakan media pembelajaran yang
menarik. Tujuan pembelajaran membaca
pemahaman adalah untuk membentuk
keterampilan membaca secara kritis dan
kreatif dalam pemahaman isi bacaan.
Hasil observasi menunjukkan bahwa
tingkat kemampuan membaca pemahaman
siswa kelas V SD Negeri Mendiro 2 rendah,
hal ini dapat dilihat dari: (1) Hasil penilaian
membaca yang dilaksanakan oleh guru selama
kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia.
Siswa belum mampu menjawab pertanyaan
tanpa penjelasan terlebih dahulu dari guru; (2)
Aktivitas pembelajaran berpusat pada guru;
(3) Guru hanya menggunakan metode
ceramah, tanya jawab, dan penugasan; (4)
Media pembelajaran hanya terpaku bacaan
yang tersedia pada buku pelajaran.
Bacaan pada surat kabar akan dapat
membantu siswa dalam meningkatkan
kemampuan membaca pemahaman. Hal ini
karena dalam surat kabar terdapat banyak
variasi baik desain maupun pengorganisasian
kata serta karangannya.
Berdasarkan
latar
belakang
permasalahan di atas maka peneliti ingin
mengadakan penelitian untuk meningkatkan
kemampuan membaca pemahaman siswa
kelas V baik secara klasikal maupun
individual dengan menggunakan surat kabar
sebagai sumber belajar.
B. KAJIAN TEORI
1. Pengertian Membaca
Membaca adalah suatu proses yang
dilakukan serta digunakan oleh pembaca
untuk memperoleh pesan yang disampaikan
penulis melalui media bahasa tulis (Tarigan,
1984:7). Pengertian lain dari membaca adalah
suatu proses kegiatan mencocokkan huruf
atau melafalkan lambang-lambang bahasa
tulis.
Membaca adalah suatu kegiatan atau cara
dalam mengupayakan pembinaan daya nalar
(Tampubolon, 1987:6). Dengan membaca,
seseorang secara tidak langsung sudah
mengumpulkan kata demi kata dalam
mengaitkan maksud dan arah bacaannya yang
pada akhirnya pembaca dapat menyimpulkan
suatu hal dengan nalar yang dimilikinya.
Dari definisi-definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa membaca merupakan
sebuah proses yang melibatkan kemampuan
visual dan kemampuan kognisi. Kedua
kemampuan ini diperlukan untuk memberikan
lambang-lambang huruf agar dapat dipahami
dan menjadi bermakna bagi pembaca.
2. Membaca Pemahaman
a. Pengertian Membaca Pemahaman
Henry Guntur Tarigan (2008:58)
menjelaskan bahwa membaca pemahaman
adalah sejenis membaca yang bertujuan untuk
memahami standar-standar atau norma-norma
kesastraan
(literal
standars),
resensi
kritis(critical review), drama tulis (printed
drama) serta pola-pola fiksi (pattern officion).
Rubin (melalui Samsu Somadayo,
2011:7) membaca pemahaman adalah proses
intelektual yang ko mpleks yang mencakup
dua kemampuan utama, yaitu kemampuan
penguasaan makna dan kemampuan berpikir
tentang konsep verbal.
Turner (melalui Samsu Somadayo,
2011:10) mengungkapkan bahwa seorang
pembaca dikatakan memahami bacaan secara
baik apabila pembaca dapat: (1) mengenal
kata-kata atau kalimat yang ada dalam bacaan
dan
mengetahui
maknanya,
(2)
menghubungkan makna dari pengalaman yang
dimiliki dengan makna yang ada dalam
bacaan, (3) memahami seluruh makna secara
kontekstual, dan (4) membuat pertimbangan
JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550
32
nilai isi bacaan berdasarkan pengalaman
membaca.Membaca pemahaman didefinisikan
pula sebagai salah satu macam membaca yang
bertujuan memahami isi bacaan (Sujanto
melalui Nurhadi 2005:222).
Berdasarkan beberapa pengertian di
atas, secara sederhana dapat ditarik simpulan
bahwa membaca pemahaman adalah kegiatan
membaca untuk memahami isi bacaan secara
menyeluruh, baik yang tersurat maupun yang
tersirat dari bahan bacaan tersebut.
b. Tujuan Membaca Pemahaman
Anderson (melalui Samsu Somadayo,
2011:12) menyatakan bahwa membaca
pemahaman memiliki tujuan untuk memahami
isi bacaan dalam teks. Tujuan tersebut antara
lain: (1) untuk memperoleh rincian-rincian
dan fakta-fakta, (2) mendapatkan ide pokok,
(3) mendapatkan urutan organisasi teks, (4)
mendapatkan kesimpulan, (5) mendapatkan
klasifikasi, (6) membuat perbandingan atau
pertentangan.
d. Kemampuan Membaca Pemahaman
Berdasarkan uraian dan penjelasanpenjelasan yang telah dipaparkan di atas,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa muara
akhir dari hakikat kemampuan membaca
pemahaman yaitu kapasitas, kesanggupan atau
kecakapan seorang individu untuk menangkap
dan menggali ide-ide pokok serta informasi
yang diperlikan dari sebuah teks tertlis (bahan
bacaan) seefisien mungkin, sehingga ia dapat
menginterpretasikan ide-ide pokok serta
informasi yang ditemukan, baik makna yang
tersirat maupun tersurat dari bacaan tersebut.
Indikator-indikator yang terkait dengan
kemampuan membaca pemahaman meliputi,
(1) informasi berupa fakta, definisi, atau
konsep, (2) makna kata istilah dan ungkapan,
(3)
hubungan
dalam
wacana
meliputihubungan antar hal, hubungan sebab
akibat, persamaan dan perbedaan antar hal, (4)
organisasi wacana tentang ide pokok, ide
penjelas, kalimat pokok, dan klaimat penjelas,
(5) tema atau topic dan judul wacana, (6)
menarik kesimpulan tentang hal, konsep,
masalah, atau pendapat.
Sedangkan kemampuan siswa dalam
kemampuan membaca pemahaman ditandai
dengan : (1) kemampuan siswa menangkap isi
wacana baik secara tersurat maupun tersirat,
(2) kemampuan siswa dalam menjawab
pertanyaan
sesuai
isis
wacana,
(3)
kemampuan siswa meringkas isi wacana
dengan menemukan ide pokok dalam setiap
paragraf,
(4)
kemampuan
siswa
menyimpulkan dan menceritakan kembali isi
wacana dengan kalimat-kalimat sendiri dan
dengan bahasa yang runtut
c. Langkah-Langkah
Membaca
Pemahaman
Didalam memahami bacaan, ada
beberapa langkah yang perlu dilakukan oleh
pembaca, yaitu : (1) menentukan tujuan
membaca, (2) previewartiny membaca
selayang pandang, (3) membaca secara
keseluruhan isis bacaan dengan cermat
sehingga kita dapat menemukan ide pokok
yang tertuang pada setiap paragrafnya, (4)
mengemukakan kembali isi bacaan dengan
kalimat
dan
kata-kata
sendiri
(Suyatmi,2000:45).
Adanya kemampuan membaca yang
tinggi diharapkan dapat menangkap ide-ide C. METODE PENELITIAN
poko yang terdapat dalam bahan bacaan,
Penelitian
ini
menggunakan
menemukan hubungan suatu ide pokok pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan
dengan ide pokok yang lain serta secara ini dipilih karena penelitian dilakukan pada
keseluruhannya,
selanjutnya
dapat kondisi yang alamiah di mana peneliti adalah
menghubungkan apa yang dipahami dari sebagai instrument kunci.
bacaan tersebut dengan ide-ide diluar bacaan.
Penelitian ini dilakukan dengan 2
siklus, masing-masing siklus terdiri dari
JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550
33
empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi, dan refleksi. Konsep inti
penelitian ini mengacu kepada model Kemmis
dan Tagart yang terdiri dari dua siklus dan
masing-masing siklus terdiri dari empat
langkah yaitu (a) Perencanaan (planning), (b)
aksi atau tindakan (acting), (c) Observasi
(observing), dan (d) Refleksi (reflecting).
Dengan alur desain penelitian tersebut
ditunjukkan pada gambar berikut.
Refleksi
SIKLUS I
Refleksi
SIKLUS II
SIKLUS
Gambar 1 Tahapan dalam Siklus Penelitian Tindakan Kelas
(Sumber: Arikunto dkk, 2009:16)
Dalam pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan Data teknik (1)
Observasi, (2) Dokumentasi, (3) Wawancara,
dan (4) Tes, adapun data yang diperoleh
dalam
penelitian
dianalisis
dengan
menggunakan Model Analisis Data Kualitatif.
Adapun tahapan analisis data yaitu (1) reduksi
data, (2) penyajian data, dan (3) penyimpulan
data.
Prosedur penelitian dilakukan adalah
secara terperinci, prosedur penelitian tentang
peningkatan
kemampuan
membaca
pemahaman dengan menggunakan surat kabar
sebagai berikut:
Studi Pendahuluan
Kegiatan ini dimaksudkan untuk
mengetahui permasalahan yang dihadapi guru
dan siswa berkaitan dengan pelajaran
membaca pemahaman di kelas V SDN
Mendiro 2 Ngrambe Ngawi.
Siklus I
JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550
34
siklus I. akan tetapi, siklus II dilaksanakan
Perencanaan (Planning)
Dalam tahap ini dilakukan kegiatan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.
pembuatan rencana pembelajaran dengan
penggunaan
surat
kabar,
kemudian D. HASIL DAN PEMBAHASAN
dilanjutkan
dengan
membuat
lembar
Berdasarkan data yang diperoleh,
observasi, strategi serta menyusun alat kemampuan awal siswa dalam membaca
evaluasi belajar untuk mengetahui apakah ada pemahaman belum mencapai KKM. Peneliti
peningkatan hasil belajar siswa dengan sebagai pengajar akan melakukan penelitian
penggunaan surat kabar.
terhadap kemampuan membaca pemahaman
dengan menggunakan surat kabar. Peneliti
Pelaksanaan (Action)
Berdasarkan rencana tindakan yang melaksanakan penelitian dalam dua siklus
telah disusun, peneliti melakukan penelitian yang akan diuraikan sebagai berikut.
tentang
pokok
bahasan
peningkatan Paparan Data Siklus I
kemampuan
siswa
dalam
membaca Perencanaan Tindakan
pemahaman pada mata pelajaran Bahasa
Pada kegiatan ini peneliti membuat
Indonesia dalam kelas. Tahap ini merupakan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
penerapan RPP yang telah dibuat sebelumnya. yang disusun sesuai dengan KTSP meliputi
Dirancang dengan siklus yang berkelanjutan. standar kompetensi, kompetensi dasar,
Setiap siklus berdurasi tiga jam pelajaran indikator, tujuan pembelajaran, metode,
(3x35 menit).
langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran,
sumber belajar, media yang digunakan,
Pengamatan (observation)
Peneliti bersama observer melakukan instrument observasi kegiatan siswa, dan
pengamatan pelaksanaan proses pembelajaran instrument penilaian yang dilakukan bersama
dengan menggunakan lembar observasi. guru kelas V SDN Mendiro 2 Kecamatan
Obyek yang diobservasi adalah kegiatan Ngrambe Kabupaten Ngawi. Selain itu,
belajar siswa dan proses pembelajaran yang peneliti juga mempersiapkan lembar observasi
disajikan oleh guru.
kegiatan pengajar.
Refleksi (reflection)
Pelaksanaan Tindakan I
Berdasarkan hasil observasi terhadap
Pelaksanaan tindakan ini dilakukan
proses pembelajaran dan hasil belajar siswa, berdasarkan rencana yang telah disusun pada
diperoleh informasi tentang kelebihan dan kegiatan perencanaan tindakan. Pembelajaran
kekurangan pada siklus I. hasil refleksi ini dilakukan tepat sesuai rencana yaitu pada hari
digunakan sebagai pedoman oleh peneliti Kamis tanggal 9 April 2015 dengan waktu
dalam merevisi kelemahan-kelemahan dari 3x35 menit. Pembelajaran dilakukan mulai
pembelajaran siklus I dan digunakan sebagai pukul 09.00 WIB sampai dengan selesai yaitu
acuan rencana pembelajaran pada siklus II. pukul 10.45 WIB.
Tahap ini akan diketahui apa yang terjadi dan
Pada hari senin tanggal 13 April
apa yang perlu dilakukan dari revisi 2015, mulai pukul 07.00 WIB sampai dengan
pembelajaran dengan menggunakan surat pukul 08.45 WIB dilanjutkan pembelajaran
kabar yang telah ditentukan.
pertemuan kedua. Indikator yang akan dicapai
pada pembelajaran pertemuan kedua ini
Siklus II
Tahapan dalam siklus II ini sama adalah menyimpulkan isi bacaan dan
halnya seperti pada siklus I. Tahapan tersebut menanggapi isi bacaan.
meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, Observasi
dan refleksi. Kegiatan yang dilakukan pada
Berdasarkan
hasil
pengamatan
setiap tahap sama seperti yang dilakukan pada peneliti dan seorang pengamat yaitu guru
JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550
35
kelas V, selama kegiatan siklus I berlangsung
ditemukan beberapa hal sebagai berikut:
1. Pelaksanaan pre test memakan waktu
yang cukup lama dikarenakan siswa
belum begitu mengerti dengan soal yang
diberikan oleh guru. Sehingga guru
memberikan tambahan waktu untuk
siswa.
2. Pada saat penentuan tempat duduk
kelompok, siswa sedikit gaduh karena
masalah perebutan kursi untuk tempat
duduk mereka..
3. Ketika memilih bacaan surat kabar, siswa
sedikit gaduh. Hal ini terjadi mungkin
dikarenakan adanya perbedaan pendapat
antar anggota kelompok.
4. Pada saat kegiatan membaca, terdapat
siswa yang ramai dan berbicara dengan
teman sebelahnya. Peneliti segera
mengingatkan dan mengondisikan siswa
agar membaca dengan baik yaitu
membaca dalam hati.
5. Hanya sebagian siswa yang mampu
mengungkapkan pendapatnya di depan
teman-temannya. Sebagian yang lain
hanya
berani
mengungkapkan
pendapatnya
dengan
berbisik-bisik
kepada teman sebelahnya.
6. Masih ada siswa yang tidak ikut
berpartisipasi dalam diskusi, ketika
presentasi. Terdapat beberapa siswa yang
berbicara sendiri, membicarakan hal-hal
di luar materi diskusi, tetapi peneliti
mampu membuat perhatian mereka
kembali kepada diskusi.
Refleksi
Melihat
pencapaian
ketuntasan
klasikal yang belum mencapai 75%, maka
peneliti perlu menindaklanjuti terhadap
52,78% dari jumlah siswa yang nilainya
belum mencapai KKM dengan mengadakan
siklus II untuk memperbaiki kekurangankekurangan yang ada pada pertemuan I dan
sebagai penguatan terhadap hasil yang dicapai
pada siklus I.
Paparan Data siklus II
Berdasarkan refleksi pada siklus I,
maka peneliti melanjutkan tindakan pada
siklus II dengan tujuan untuk memantapkan
apakah siklus I terjadi hanya secara kebetulan
atau karena faktor lain dan untuk
meningkatkan kemampuan siswa agar
mencapai
KKM
(Kriteria
Ketuntasan
Minimal) yaitu nilai 70. Siklus II ini
dilaksanakan 2x pertemuan atau 4 jam
pelajaran (4x35 menit) dengan materi pokok
yang sama dengan siklus I yaitu membaca
pemahaman
dengan
lima
indikator
pembelajaran seperti yang disampaikan pada
siklus I.
Perencanaan Tindakan II
Rencana pelaksanaan tindakan pada
siklus II ini pada dasarnya sama dengan
rencana pelaksanaan tindakan pada siklus I.
Perencanaan yang dilakukan adalah peneliti
menyusun RPP, menyiapkan media, dan
instrument penilaian serta peralatan untuk
mendokumentasikan proses pembelajaran.
RPP yang disusun sama seperti RPP pada
siklus I akan tetapi RPP pada siklus II ini
telah dimodifikasi oleh peneliti sesuai dengan
hasil refleksi pada siklus I.
Pelaksanaan Tindakan II
Pelaksanaan tindakan pada siklus II
ini dilaksanakan sesuai rencana yaitu pada
hari Senin tanggal 20 April 2015 pada pukul
07.00 WIB sampai dengan pukul 08.10 WIB.
Pembelajaran
pertemuan
pertama
dilaksanakan sesuai dengan RPP yang telah
disusun pada kegiatan sebelumnya.
Observasi
Berdasarkan
hasil
pengamatan
peneliti dan seorang pengamat yaitu guru
kelas V, selama kegiatan siklus II berlangsung
ditemukan beberapa hal sebagai berikut:
1. Berdasarkan pengamatan oleh peneliti,
keaktifan siswa mengalami peningkatan.
Hal ini terlihat dari aktivitas siswa selama
proses pembelajaran. Siswa lebih berani
JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550
36
untuk menyampaikan pendapat dan
menanggapi pendapat
siswa lain.
2. Proses pembelajaran sudah berlangsung
dengan baik. Siswa dapat mengikuti
pembelajaran
dengan
rapi
dan
pembelajaran
menjadi
sangat
menyenangkan.
Selain aktivitas
siswa selama
mengikuti pembelajaran dan kemampuan
siswa dalam membaca pemahaman dengan
menggunakan surat kabar, kemampuan guru
dalam
melakukan
pembelajaran
juga
diobservasi. Observasi kemampuan guru
dalam melaksanakan pembelajaran membaca
pemahaman dilakukan oleh seorang pengamat
yaitu guru kelas V.
Refleksi
Berdasarkan hasil diskusi bersama
guru kelas V, empat siswa yang nilainya
belum mencapai KKM itu memang mereka
memiliki keterbatasan kemampuan akademik,
sehingga diperlukan waktu yang lebih lama
untuk membelajarkan materi pembelajaran
kepada empat siswa itu.
Temuan Penelitian
Temuan pada Setiap Siklus
Temuan penelitian pada siklus I dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Penggunaan
surat
kabar
dalam
pembelajaran membaca pemahaman baru
pertama kali diterapakan di kelas V SDN
Mendiro 2
Kecamatan Ngrambe
Kabupaten Ngawi.
2. Dalam kegiatan kelompok, masing-masing
kelompok mampu bekerja dengan baik.
Meskipun beberapa siswa masih belum
dapat bekerja secara berkelompok dengan
maksimal.
3. Penggunaan
surat
kabar
dalam
pembelajaran membaca pemahaman sudah
dapat meningkatkan kemampuan membaca
pemahaman.
4. Dari 28 siswa yang mengikuti post test
siklus I, baru 12 siswa yang nilainya sudah
mencapai nilai KKM. Hal ini menunjukkan
bahwa diperlukan tindakan selanjutnya
agar setidaknya 75% dari jumlah siswa
dapat mencapai nilai KKM.
Temuan Lengkap
Hasil temuan penelitian pada siklus I
dan siklus II dapat disimpulkan bahwa
penggunaan surat kabar dalam pembelajaran
membaca pemahaman dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam memahami bacaan.
Pernyataan ini dapat ditunjukkan dengan
meningkatnya rata-rata nilai siswa pada setiap
hasil tes.
Pembahasan
Berdasarkan hasil observasi awal
yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan
bahwa
tingkat
kemampuan
membaca
pemahaman siswa kelas V SDN Mendiro 2
rendah, hal ini dapat dilihat dari: (1) Hasil
penilaian membaca yang dilaksanakan oleh
guru selama kegiatan pembelajaran Bahasa
Indonesia. Siswa belum mampu menjawab
pertanyaan tanpa penjelasan terlebih dahulu
dari guru; (2) Aktivitas pembelajaran berpusat
pada guru; (3) Guru hanya menggunakan
metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan;
(4) Media pembelajaran hanya terpaku bacaan
yang tersedia pada buku pelajaran.
Dengan menggunakan surat kabar,
kemampuan membaca pemahaman siswa
kelas V SDN Mendiro 2 Kecamatan Ngrambe
Kabupaten Ngawi mengalami peningkatan
yang cukup baik. Penggunaan surat kabar
melatih siswa untuk berfikir secara kreatif dan
tidak sekedar menerima materi dari guru saja.
Pada saat pelaksanaan pembelajaran
berlangsung, siswa dipersilakan menempati
tempat duduk sesuai dengan kelompok yang
telah ditentukan. Masing-masing siswa
diberikan sebuah teks bacaan dari surat kabar
sebagai latihan awal memahami bacaan dari
surat kabar. Kemudian siswa membaca dalam
JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550
37
hati untuk memperoleh pemahaman isi bacaan
tersebut. Sama seperti yang diungkapkan oleh
Santosa (2008:3.20), bahwa membaca
pemahaman
merupakan
lanjutan
dari
membaca dalam hati, mulai diberikan di kelas
3 Sekolah Dasar, membaca tanpa suara
dengan tujuan untuk memahami isi bacaan.
Guru
dan
siswa
melakukan
pembahasan bersama-sama terhadap isi
bacaan. Kata-kata dalam bacaan yang
dianggap sulit oleh siswa ditanyakan kepada
guru dan oleh guru dijelaskan makna dari
kata-kata sukar tersebut. Nurhadi (2009:65)
mengemukakan ada 10 tahapan proses
membaca yang harus dilalui anak ketika
membaca. Salah satu tahapan itu adalah tahap
mengangkat makna simbol bahasa yang
berupa huruf, kelompok huruf, dan kata itu
menurut satuan-satuannya, yaitu makna frasa,
klausa dan kalimat. Untuk itu, guru menyuruh
siswa mencatat kata-katayang mereka anggap
sulit dan kemudian ditanyakan kepada guru.
Penilaian dalam penelitian ini
dilakukan selama proses pembelajaran dan
sesudah proses pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan hasil pengamatan, tingkat
keberhasilan siswa pada siklus I termasuk
dalam kategori C (cukup). Demikian juga
pada siklus II taraf keberhasilan siswa
termasuk dalam kategori B (baik). Penilaian
hasil pembelajaran yang dilakukan peneliti
adalah dengan pemberian tes. Tes ini
dilaksanakan pada setiap akhir siklus, siswa
harus mengerjakan secara individu tes yang
telah diberikan. Soal tes yang diberikan pada
siklus I terdiri dari 8 butir soal uraian.
Demikian juga dengan soal tes yang diberikan
pada siklus II terdiri dari 8 butir soal uraian.
Berdasarkan hasil tes tersebut, tingkat
keberhasilan siswa pada siklus I dinyatakan
dalam kategori C (cukup), sedangkan pada
siklus II dinyatakan dalam kategori B (baik).
Selama pelaksanaan pembelajaran
membaca pemahaman dengan menggunakan
surat kabar ini tidak lepas dari berbagai
hambatan. Hambatan tersebut berasal dari
individu siswa itu sendiri maupun dari luar
individu siswa. Hambatan yang pertama
muncul dalam pembelajaran ini adalah
kurangnya
konsentrasi
siswa
ketika
pelaksanaan kegiatan membaca dikarenakan
siswa belum terbiasa membaca bacaan dari
surat kabar. Hal ini dapat dilihat dari
pelaksanaan pre test. Siswa sangat lama
memahami bacaan sehingga menyita waktu
pembelajaran dan akhirnya pembelajaran
mengalami kekurangan waktu. Selain itu,
terdapat siswa yang berdiskusi diluar materi
diskusi
dengan
temannya.
Hal
ini
mengakibatkan, waktu yang tersedia tidak
terpakai dengan maksimal untuk membahas
materi.
Peneliti
mengatasi
hambatanhambatan ini dengan cara bersikap tegas
kepada siswa dengan memberikan teguran.
Hambatan dari diri siswa merupakan
hal yang paling menghambat dalam kegiatan
pembelajaran ini. Hambatan tersebut berupa
kurangnya rasa percaya diri siswa untuk
mengemukakan
pendapatnya.
Peneliti
mengatasi hambatan ini dengan cara
memberikan motivasi kepada siswa agar
berani mengemukakan pendapatnya.
Pemanfaatan
Surat
Kabar
Untuk
Meningkatkan Kemampuan Membaca
Pemahaman Pada Siswa Kelas V SDN
Mendiro
2
Kecamatan
Ngrambe
Kabupaten Ngawi
Hasil
kemampuan
membaca
pemahaman siswa sebelum menggunakan
surat kabar masih rendah. Peneliti mengambil
nilai dari guru kelas V dan memberikan pre
test untuk mengukur kemampuan awal siswa
dalam memahami bacaan. Pre test ini
dilakukan sebelum peneliti melakukan
tindakan apapun kepada siswa. Berdasarkan
nilai kemampuan awal membaca pemahaman
yang diperoleh dari guru kelas V, rata-rata
nilai siswa adalah 63,44 dengan ketuntasan
klasikal 47,22%. Nilai tertinggi 85 dan nilai
terendah 15. Sedangkan hasil pre test dari
peneliti yang diberikan kepada siswa, rata-rata
JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550
38
kemampuan membaca pemahaman siswa
adalah 33,06 dengan ketuntasan klasikal
hanya sebesar 8,33%. Nilai tertinggi yang
diperoleh 80 dan yang terendah 15. Hal ini
menunjukkan bahwa hanya 8,33% (3 siswa)
yang nilainya sudah mencapai KKM.
Guru sebagai fasilitator dalam
pembelajaran harus mampu memberikan
bekal keterampilan dan pengetahuan kepada
siswa. Dari data tersebut, peneliti melakukan
refleksi dan merencanakan tindakan pada
siklus I yaitu dengan menggunakan surat
kabar agar dapat meningkatkan kemampuan
membaca pemahaman.
Rencana tindakan yang dilakukan
dalam penelitian terdiri dari 2 siklus. Siklus I
terdiri dari pra tindakan, perencanaan,
tindakan, observasi, dan refleksi. Pada awal
penelitian, peneliti meminta izin ke SDN
Mendiro 2 Ngrambe Ngawi, melakukan
wawancara dengan guru kelas V, meminta
daftar nilai kemampuan membaca pemahaman
siswa. Siklus I akan dilaksanakan dalam 2x
pertemuan dengan waktu (6x35 menit).
Dengan menggunakan media pembelajaran
diharapkan
kemampuan
membaca
pemahaman siswa dapat meningkat.
Setelah melakukan pembelajaran
membaca pemahaman dengan menggunakan
media surat kabar pada siklus I, kemampuan
membaca pemahaman siswa meningkat.
Sebelum tindakan nilai rata-rata kemampuan
membaca pemahaman siswa adalah 33,06.
Setelah dilakukan tindakan pada siklus I ratarata kemampuan membaca pemahaman siswa
mengalami peningkatan yaitu menjadi 63,75.
Namun, masih ada 14 siswa (50 %) yang
belum mencapai KKM.
Berdasarkan refleksi pada siklus I
maka dilakukan lagi tindakan pada siklus II.
Siklus II ini dilaksanakan 2x pertemuan (4x35
menit) dengan materi yang sama dan
pembagian indikator yang sama dengan siklus
I. Berdasarkan hasil post test II yang
dilakukan, rata-rata kemampuan membaca
pemahaman siswa menjadi 83,06 tetapi masih
ada 3 siswa (10,7%) yang nilainya belum
mencapai KKM. Hal itu menunjukkan bahwa
ketuntasan klasikal sudah mencapai 89,3%.
Alasan mengapa empat siswa dinyatakan
tidak tuntas karena keterbatasan kemampuan
yang dimilikinya, sehingga diperlukan waktu
yang lama untuk membelajarkan materi
kepada emapat anak itu. Maka peneliti
menghentikam siklus sampai pada siklus II
karena apa yang telah direncanakan sudah
berjalan dengan lancar dan ≥75% dari jumlah
siswa telah mencapai KKM yang ditentukan
pada penelitian ini.
Sebelum tindakan nilai rata-rata siswa
adalah 33,06 dengan nilai tertinggi adalah 80
dan nilai terendah 15. Setelah tindakan pada
siklus I rata-rata kemampuan membaca
pemahaman meningkat menjadi 63,75
termasuk dalam kategori C (cukup) namun 14
siswa (50%) belum mencapai KKM dan 14
siswa (50%) sudah mencapai KKM (≥70).
Pada siklus II, rata-rata kemampuan membaca
pemahaman meningkat menjadi 83,06 dengan
kategori B (baik). 88,89% dari jumlah siswa
telah mencapai ketuntasan individu.
Tabel : Perbandingan Kemampuan Membaca Pemahaman
Siswa Kelas V SD Negeri Mendiro 2 Ngrambe Ngawi.
Nilai Peningkatan
Pelaksanaan Jumlah
Ketuntasan
Kriteria
No
Ratarata-rata
Tindakan
Nilai
Klasikal
Keberhasilan
rata
dalam %
1
Pre Test
1190
33,06
-
8, 33%
E
2
Siklus I
2295
63,75
92, 83%
47,22%
C
JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550
39
3
Siklus II
2990
83,06
28,26%
88,57%
B
(Sumber: Hasil nilai pre test, post test I, dan post test II)
Berdasarkan tabel di atas dapat
diketahui bahwa kemampuan membaca
pemahaman
siswa
mengalami
peningkatan. Hal ini berarti penggunaan
surat
kabar
dapat
meningkatkan
kemampuan membaca pemahaman pada
siswa kelas V SDN Mendiro 2 Kecamatan
Ngrambe Kabupaten Ngawi.
E. SIMPULAN DAN SARAN.
1. Simpulan
Berdasarkan temuan penelitian dan
pembahasan dapat disimpulkan bahwa
nilai rata-rata kemampuan awal siswa
dalam membaca pemahaman adalah 33,06
dengan ketuntasan klasikal sebesar 8,33%.
Setelah dilaksanakan siklus I, nilai ratarata kemampuan membaca pemahaman
siswa meningkat menjadi 63,75 dengan
ketuntasan klasikal pemahaman siswa
kembali mengalami peningkatan menjadi
83,06 dengan ketuntasan klasebesar
47,22%. Selanjutnya pada siklus II, nilai
rata-rata kemampuan membaca sebesar
88,89%. Dari uraian data di atas
menunjukkan
bahwa
kemampuan
membaca pemahaman siswa kelas V SD
Negeri Mendiro 2 Kecamatan Ngrambe
Kabupaten Ngawi mengalami peningkatan
setelah menggunakan surat kabar.
2. Saran
Dalam penelitian yang dilakukan
tentu terdapat kekurangan dan kelebihan.
Peneliti memberikan saran kepada guru
dan siswa, serta bagi peneliti lain
berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan supaya jika ada penelitian
selanjutnya dapat lebih baik. Saran
tersebut dapat diuraiakan sebagai berikut.
a. Bagi guru
Hendaknya guru dapat: (a)
Mengembangkan penggunaan surat kabar
pada pokok bahasan lain, (b) Meyusun
RPP, melakukan pengelolaan kelas yang
baik, disertai komponen pelengkap
pembelajaran
lain,
(c)
Penerapan
penggunaan
surat
kabar
perlu
dikembangkan lebih lanjut dan lebih
bervariasi untuk memperbaiki kekurangan
(baik masalah waktu yang digunakan,
media pembelajaran, dan pengelolaan
kelas yang maksimal) dan memperoleh
hasil yang maksimal. Sehingga dapat
meningkatkan kualitas pendidikan di
Indonesia pada umumnya dan pada mata
pelajaran
bahasa
Indonesia
pada
khususnya.
b. Bagi Siswa
Hendaknya
siswa
dapat
pengalaman dari pembelajaran Bahasa
Indonesia dengan menggunakan surat
kabar.
Siswa
diharapkan
untuk
meningkatkan kegemaran membaca agar
semakin terlatih dalam memahami isi
bacaan.
Sehingga
akhirnya
dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran
Bahasa
Indonesia
khususnya dalam kompetensi membaca.
c. Bagi Peneliti Lain
Dapat disajikan sebagai dasar
pertimbangan dalam melakukan penelitian
lebih lanjut dan sejenis dengan materi
cakupan yang lebih luas. Melalui
penelitian-penelitian
serupa
akan
diperoleh
berbagai
jenis
media
JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550
40
pembelajaran yang sesuai dengan ragam
sub pokok bahasan mata pelajaran Bahasa
Indonesia.
F. DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2009.
Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Bumi Aksara.
Hakim
Suyat, Moch. 2010. Penggunaan Surat
Kabar sebagai Sumber Belajar
Bahasa
Indonesia
untuk
Meningkatkan
Kemampuan
Membaca Pemahaman Kelas V
SDN Merjosari Malang. Skripsi
tidak
diterbitkan.
Malang:
Universitas Negeri Malang.
Abdullah, 2015, Peningkatan
Kemampuan
Membaca
Pemahaman Melalui Penggunaan
Metode Cooperative Integrated
Reading And Composition (CIRC)
Bagi Siswa Kelas V Sd Negeri
Temanggal,
Kalasan
Tahun
Pelajaran 2013/2014, Yogyakarta.
Mudiono, Alif. 2010. Pengembangan
Bahan Pembelajaran Bahasa
Indonesia Sekolah Dasar. Malang:
Universitas Negeri Malang.
Nurhadi. 2009. Dasar-dasar Teori
Membaca. Malang: Universitas
Negeri Malang.
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. 2010.
Malang: Universitas Negeri Malang.
Sadiman, Arief S, dkk. 2008. Media
Pendidikan. Jakarta: Grafindo
Persada.
Santosa, Puji, dkk. 2008. Materi dan
Pembelajaran Bahasa Indonesia
SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550
41
Download