Gathering pertemuan Doa

advertisement
Jadwal Rutin DOJCC Bali
Gathering pertemuan Doa
setiap minggu I,II, dan III
di Basement Gereja FX pk. 11.30 Wita
diawali makan siang bersama
Terbuka Untuk UMUM
Sharing Group sebulan 2 x
Formation Teaching sebulan sekali
Celebration Meal
(Makan malam bersama)
Setiap Sabtu terakhir dalam bulan
pk. 18.30 bergantian di rumah anggota
Tugas Koor Misa English
Setiap Minggu ke - 3 pk. 18.00
di Gereja St. Fransiskus Xaverius Kuta
Tugas Tatib di Gereja FX Sebulan sekali
DOA Kontemplasi (Taize, Adorasi, dll)
Setiap Rabu ke -3 Ruang Pastoran Gereja FX pk. 18.30
Info mengenai DOJCC
Hubungi : 0878 6180 5088
[email protected]
www.DOJCC.com
Misa Peletakan Batu Pertama
di Rumah Pelangi Kasih Bali - Pelaga
Senin 5 Jan 2015
PROGRES PEMBANGUNAN
Rumah Pelangi
Photo progres Rumah Doa
Terimakasih untuk sumbangan
para donatur.
Persembahan kasih
untuk pembangunan Rumah Pelangi
di Pelaga - Bali
dapat disalurkan ke Bank BCA No Rek: 4040400007
An: H B Hady Setiawan
Retret Komunitas DOJCC
Rumah Khalwat Tegaljaya
1-3 Juni 2015
Kegiatan DOJCC
Mei 2015
Kegiatan DOJCC
Bulan Mei 2015
Gathering DOJCC
Bulan Mei 2015
Tugas Koor
Misa English 17 Mei 2015
Doa Taize
Rabu 20 Mei 2015
Ziarek ke Palasari
Ziarah dan Rekreasi - Sabtu 16 Mei 2015
Ziarek ke Palasari
Sabtu 16 Mei 2015
Pemberian Sumbangan ke
Panti Asuhan Palasari
Foto bersambung ke hal. 39
Fresh JUICE ! refresh your soul
Fresh JUICE !
Fresh Juice adalah buku renungan
harian berdasarkan penanggalan
liturgi Katolik. Dibuat oleh para anggota DOJ Bali. (www.DOJCC.com).
Terbit sebulan sekali di awal bulan.
Untuk informasi berlangganan hubungi : Nathasa (0361 - 85 11223)
Kritik dan saran : [email protected]
Fresh JUICE ! Team
Moderator: Rm. Hady Setiawan,Pr
Penasehat : Yovie Setiawan
Pemimpin Redaksi : Nathasa
Editor : Nathasa, Yovie
Penulis : Nathasa, Lulu, Adhi,
Martina,
Agatha,
Fransiska,
Hanz, Franky, Yovie, Rm. Vincent MGL, Ardhi, Jeff, Rina,
Rm. Joseph MGL, Rm Wenz
MGL, Sr. Benedicta, Fr. Mattheus, Maia, Fr David, Alin, Yudi,
Betty, Fr. Anis, MGL, Betty, Daniel,
Yance, Pras, Iwan Setiawan,
Yustina, Rita, Lia, Siska,
Br. Martin MGL. Bro Adrian, MGL
Distribusi : Anggota DOJ Bali
Pembangunan Rumah Pelangi
di Pelaga
Sumbangan dapat disalurkan ke :
BCA
No Rek: 4040400007
An: H B Hady Setiawan
Harap sms / telpon
0878 6180 5088 untuk
konfirmasi.
Fresh JUICE !
managed by : www.DOJCC.com
Shaloommm para pembaca Renungan
Harian Fresh Juice,
Salam sejahtera buat kita semua, puji
Tuhan untuk setiap anugrah, berkat
dan kasihNya bagi kita semua.
Melewati bulan Maria, kita belajar
meneladani bunda Maria. Bunda yang
setia dan bijaksana. Bunda yang baik
dan mendoakan kita semua. Bunda
yang layak menjadi panutan bagi
setiap ibu-ibu. Semoga kita selalu ingat
akan teladan dan kasih Bunda Maria
tidak hanya di bulan Mei dan Oktober
saja. Tetapi selalu ada dalam hati,
pikiran dan tingkah laku kita sehari-hari.
Banyak hal yang terjadi dalam hidup
kita. Suka dan duka yang kita jalani.
Saat suka terkadang kita lupa bersyukur,
saat duka terkadang kita marah pada
Tuhan. Hidup terus berjalan. Bumi terus
berputar. Tetapi yang pasti kita tetap
mau belajar setia padaNya. Seperti
teladan Bunda Maria.
Semoga kita semua diberkati Tuhan
Salam Fresh Juice
Nathasa (PemRed)
Renungan Harian Audio Katolik
bisa klik di www.DailyFreshJuice.net
Perumpamaan Tentang Penggarap Kebun Anggur
Senin 1 Juni 2015
Markus 12:10
“Batu yang
Peringatan Wajib. St. Yustinus
dibuang
oleh
tukang-tukang
Tob. 1:1a,2a,3;2:1b-8;
bangunan telah menjadi batu
Mzm. 112:1-2,3-4,5-6;
penjuru”
Mrk. 12:1-12.
Jika kita membaca perikop hari ini, Yesus membuat perumpamaan tentang
penggarap kebun anggur. Diceritakan hubungan antara sipenggarap dan
pemilik kebun dulunya sangat erat dan sangat baik sehingga pemilik kebun mau
memberikan kepercayaan penuh kepada penggarap-penggarap kebun. Tetapi
karena keserakahan dan ketamakan sipenggarap kebun tersebut dia tergiur
akan hasil kebun hingga dia membunuh anak tunggal pemilik kebun tersebut. Si
penggarap kebun tidak tau berbalas budi.
Didalam kehidupan kitapun sehari-hari sering terjadi hal demikian. Sudah di kasih
yang ini mau yang itu, udah dikasih yang itu mau yang ini. Tidak pernah puas
akan pemberian Sang Pencipta.
Jelas sekali bahwa perumpamaan ini ditujukan kepada imam-imam kepala,
orang-orang Farisi, ahli-ahli Taurat, dan pemimpin-pemimpin. Mereka dilukiskan
sebagai penggarap-penggarap kebun anggur yang jahat dan juga sebagai
tukang-tukang bangunan yang berat sebelah. Mereka melawan pemilik kebun
anggur ( Allah), mereka membunuh anaknya, dan mereka menolak batu penjuru.
Mereka memilih bermusuhan dengan Allah dan anak-Nya.
Apakah maksud dari perumpamaan ini? Yesus mengajarkan tentang kesabaran
Allah yang tidak terbatas, yang diberikan juga kepada mereka yang melawan
Dia. Tetapi ketika Anak-Nya ditolak maka kesabaran-Nya berakhir, dan Allah
segera menuntut pertanggungjawaban mereka.
Bacaan ini memberitakan sebuah pesan tentang jaminan dan kepercayaan
kepada pengikut Yesus yang setia. Meskipun gereja mengalami masa-masa
perlawanan, Yesus Kristus adalah Raja Abadi yang kemenangannya pasti.
Yudi Cutam
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
9
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 67 / 2015
Hak
Selasa 2 Juni 2015
Mrk 12:17 “Berikanlah kepada Kaisar
apa yang wajib kamu berikan kepada
Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib
kamu berikan kepada Allah!”
St. Marselinus dan Petrus, Yohanes
Baptista Skalabrini,
St. Feliks dr Nikosia
Tob. 2:9-14; Mzm. 112:1-2,7bc-8,9;
Mrk. 12:13-17.
”Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?” Inilah pertanyaan
yang bermaksud menjerat Yesus. Jika Yesus menjawab ”boleh” tentulah Ia akan ditentang
oleh orang-orang Yahudi. Sebaliknya, kalau Yesus menjawab ”tidak boleh”, tentu pula
Ia akan dicap pemberontak oleh pemerintah Romawi. Menghadapi jeratan itu, Yesus
malah bertanya, gambar siapa yang terdapat pada mata uang untuk membayar pajak.
”Gambar Kaisar” ujar orang-orang itu. Lalu Yesus berujar: ”Berikanlah kepada Kaisar apa
yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan
kepada Allah.” Nah, kalau begitu, kita harus ingat, diri kita memuat gambar Allah karena
telah dicipta secitra dengan-Nya. Artinya, hidup manusia adalah hak Allah. Apakah kita
juga sudah memberikan hak Allah dari hidup kita?
Ada seorang wanita yang sangat begitu mencintai pekerjaan dan menyayangi
atasannya, dia sangat mengagumi atasannya karena kepintaran atasannya dan
kebaikan atasannya. Begitu kagumnya dengan bossnya, dia rela bekerja sampai tengah
malam bahkan sampai pagi dan tidur di kantornya. Bahkan lebih parahnya wanita ini
membiarkan pekerjaan-pekerjaannya menguasainya hingga dia jarang ke gereja.
Bossnya begitu sangat memuji kejujuran dan loyalitas bekerja wanita ini, bahkan sering
diceritakan ke teman-temannya si boss jika dia memiliki karyawan yang begitu luar biasa.
Suatu ketika si boss ini menyakiti hati wanita ini dengan ucapan-ucapan yang menyinggung
dia, karena si boss kecewa dengan hasil kerja wanita ini. Si wanita ini menangis tersedusedu marah dan kecewa kepada si boss, karena selama ini dia merasa telah bekerja
keras dan memberikan semua waktunya untuk pekerjaan-pekerjaan di kantornya. Dan
pada akhirnya wanita ini memilih keluar dari pekerjaannya karena kecewa dengan
atasannya.
Sahabat, melalui perikop ini dan sharing ini marilah kita melihat kedalam hati kita…
berikanlah hak Allah dalam hidup kita janganlah kita mengambil semua hak hidup kita,
belajar berserah kepada setiap kehendakNya dengan begitu masalah apapun dalam
hidup kita terasa ringan jika boleh berjalan bersama Dia dan memberikan hak hidup kita
kepada Dia yang menguasai nafas kehidupan kita.
Rina
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
10
Fresh Juice !
Vol. 67 / 2015
www.DOJCC.com
Mengerti FirmanNYA
Peringatan Wajib St. Karolus Lwanga dkk
Tob.3:1-11a,16-17a;
Mzm. 25:2-4a,4b-5ab,6-7bc,8-9;
Mrk. 12:18-27
Rabu 3 Juni 2015
Mrk 12:24 “Kamu sesat, justru
karena kamu tidak mengerti
Kitab Suci maupun kuasa Allah.
Beberapa hari lalu di Facebook salah satu teman saya, sebutlah namanya “Lina”, dia
menceritakan pengalamannya ketika selesai mengikuti Misa hari Minggu. Pulang misa,
Lina tiba-tiba didatangi oleh seorang bapak-bapak dengan pakaian yang sederhana
dan tiba-tiba bapak itu memperkenalkan diri sebagai Romo XXX dari Paroki Ganjuran.
Beliau langsung berkata kepada Lina, kalau sepertinya dia sedang mengalami masalah
berat. Beliau memperkenalkan diri sebagai teman dari Romo Yohanes, dan memiliki
karunia penyembuhan. Singkat cerita, Romo XXX ini berkata kepada Lina bahwa Lina
memiliki masalah pada bagian kaki-nya. Ketika beliau mencoba mendoakan jempol
kaki kanan Lina, dan diberkati dengan air suci (katanya sich, gak tahu betulan atau
tidak), tiba-tiba keluar asap dari jempol kaki kanan dari Lina. Beliau bilang bahwa
ada kuasa gelap, dan untuk membentengi itu Lina diminta untuk mengumpulkan
setiap berkat yang Tuhan berikan, pasang 2 lilin, dan doakan 3x bapa kami dan 3x
salam Maria. Menurut beliau, kuasa kegelapan bisa masuk melalui hal-hal yang tidak
berkenan kepada Allah yang pernah Lina lakukan.
Lina pun akhirnya tersadar melalui temannya, bahwa itu penipuan semata. Dalam
Injil hari ini, Yesus juga mengutuk orang-orang Saduki yang menanyakan tentang
kebangkitan. Mereka adalah golongn-golongan sesat yang tidak mengerti akan Kitab
Suci dan kuasa Allah Bapa di surga. Seperti cerita di atas tadi, banyak juga umat katolik
dan saudara seiman kita yang mencobai dirinya sendiri dengan melakukan perbuatanperbuatan yang menyesatkan orang lain. Kita tidak pernah tahu, bahwa orang yang
mungkin rajin misa harian pagi atau aktif melayani, dan selalu berada di sekitar kita,
adalah orang-orang yang menafsirkan ajaran agama dan isi Kitab Suci secara tidak
benar, dan digunakan untuk kepentingan duniawi sesaat saja.
Mari kita belajar untuk menjadi umat Allah yang setia, dan menghayati benar firman
Allah yang disampaikan dalam Kitab Suci. Ketika kita bisa belajar dan menghayati
setiap firman Allah dengan bijaksana, dan menerapkannya untuk kebaikan serta
menjadi berkat orang lain, yakinlah bahwa suatu saat apa yang kita imani dan kita
lakukan itu, akan menuai hasil yang indah di mata Tuhan dan di mata sesama kita.
HILDA
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
11
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 67 / 2015
Rendah hati untuk belajar
Kamis 4 Juni 2015
Mrk 12:33 Memang mengasihi Dia dengan segenap
Yakobus dr Viterbo
hati dan dengan segenap pengertian dan dengan
Tob. 6:10-11; 7:1,6,8-13; 8:1,5-9a;
segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama
Mzm. 128:1-2,3,4-5;
manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama
Mrk. 12:28b-34.
dari pada semua korban bakaran dan korban
sembelihan.”
Dari Injil yang kita miliki pada hari ini, kita dapat mengambil beberapa hal sebagai bahan
pembelajaran iman kita. Hal pertama, seorang yang menguasai Taurat Musa mau datang
kepada Yesus dan bertanya jawab denganNya. Dalam masyarakat Yahudi, seseorang yang
menguasai Hukum Taurat secara penuh dipandang sebagai orang yang berpengetahuan.
Di dalam strata masyarakat, orang tersebut akan memperoleh tempat yang terhormat. Dia
dipandang berpengaruh. Dalam Injil hari ini, kepada kita diceritakan bahwa dia datang dan
bertanya kepada Yesus. Bukankah nyata bahwa ini sebuah tanda kerendahan hati? Entah
apapun motivasi di hatinya, dia telah menanggalkan kehebatannya sebagai seorang ahli
Hukum Taurat dan berkenan bertanya kepada Yesus. Menanggalkan status sebagai seorang
ahli dan sikap mau bertanya merupakan dua tanda sederhana kerendahan hati.
Apakah kita mau belajar dari ahli Taurat ini? Atau apakah kita menganggap kita telah memiliki
banyak pengetahuan dan karena itu tidak perlu belajar lagi? Mungkin juga kita pernah berpikir
bahwa dengan posisi kita (di tempat kerja, di komunitas, atau di strata sosial apa saja) adalah
sebuah pelecehan jika bertanya kepada orang yang lebih tahu atau berpengalaman dari
kita. Tidak sedikit orang demikian yang bisa kita jumpai. Hari ini kita ditantang untuk memiliki
kerendahan hati seperti ini, kerendahan hati dalam hal sederhana, mau bertanya.
Hal kedua yang bisa kita renungkan dari bacaan Injil hari ini adalah bagaimana tanggapan
Yesus terhadap pertanyaan sang ahli Taurat. Yesus menyambut orang itu dengan sepenuh
hatiNya. Tidak kita jumpai ada kecurigaan dalam hati Yesus ketika dihampiri ahli Taurat itu.
Malah sebaliknya dengan senang hati, Yesus menjawab pertanyaannya dan menjelaskan
kepadanya apa isi Hukum Taurat.
Sering kita memiliki sikap “curiga” terhadap orang asing ataukah orang yang mendekati
kita. Kita sering membangun pertanyaan-pertanyaan dalam pikiran kita tentang orang lain,
teristimewa orang yang tidak sepaham dengan kita. Pikiran kita sering dipenuhi prasanglaprasangka buruk tentang orang lain. Melalui bacaan Injil hari, kita dikembali ditantang untuk
melihat bagaimana cara pandang kita terhadap orang teristimewa mereka yang kelihatannya
tidak sepaham dengan kita. Apakah kita bisa meneledani sikap Yesus yang menanggapi sang
ahli Taurat dengan sepenuh hati?
Hal terakhir dan terutama adalah jawaban yang diberikan Yesus kepada sang ahli Taurat,
yakni perintah untuk mengasaihi Allah dengan segenap hati dan jiwa, pikiran dan budi. Atau
dengan bahasa lain, mengasihi Allah dengan segenap diri, jiwa dan raga. sebagai orangorang yang telah membuat komitmen dalam diri kita untuk mengabdikan diri kita kepada
Tuhan, kita ditantang hari ini. Apakah komitmen kita untuk mengabdi Tuhan utuh dan total?
Atau apakah kita mencintai Allah sepenuh jiwa dan raga? Hari ini, mari kita merenungkan
pertanyaan ini secara lebih mendalam. Apakah kita mencintai Allah sepenuh jiwa dan raga.
Frater Yance, MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
12
Fresh Juice !
Vol. 67 / 2015
www.DOJCC.com
Emas yang Berkarat
Jumat 5 Juni 2015
St. Bonifasius
Tob 11: 5-17;
Mzm 146:2abc.7.8-9a.9bc-10;
Mrk 12:35-37
Yak 5:3 “ Emas dan perakmu
sudah berkarat”
Mana bisa emas berkarat? Itu yang ada dipikiran saya, karena karat itu sendiri adalah
korosi atau penurunan kadar logam yang ada. Sedangkan saya sering dengar bahwa
emas tidak mungkin bisa terkena korosi.
Ternyata apa yang saya pikirkan dari pendapat orang-orang tersebut salah. Dan memang
benar Emas bisa juga terkena korosi atau berkarat. Memang membuat emas berkarat
itu tidak semudah membuat besi berkarat. Besi dengan mudah berkarat apalagi jika
ditempatkan didekat pantai atau terkena angin pantai yang membawa unsur garam, pasti
cepat sekali menjadi rusak.
Bagaimana emas bisa berkarat, pastinya dengan ‘energi’ yang sangat besar. Karena
emas sendiri memiliki energi yang besar.
Nasehat-nasehat dari Santo Yakobus ini untuk para orang kaya yang mendapatkan
kekayaan dengan tidak wajar sehingga orang-orang akan berseru kepada Tuhan dan
keluhan tersebut akanlah didengar oleh Tuhan sendiri.
Setelah adanya keterbukaan demokrasi dinegara Indonesia, mulai banyak terkuak para
wakil rakyat, petugas Negara dan yang lain, melakukan korupsi yang luar biasa, dan
mereka sudah tidak merasa malu dengan adanya status baru mereka yaitu tersangka. Jika
kita lihat ditelevisi, para koruptor tersebut masih bisa cengegesan didepan kamera. Luar
biasa sekali!!! Bagaimana dia nanti akan mempertanggung jawabkan kepada Tuhannya
akan perbuatannya tersebut? Disaat ada rakyat lain yang masih susah mencari makan
untuk sehari, disisi lain mereka cengegesan memakan uang yang bukan haknya.
Marilah kita mencari harta kita didunia dengan cara yang baik, Tuhan sendiri tidak
melarang kita untuk kaya. Tetapi bagaimana cara kita untuk kaya itu yang harus kita
jaga, sehingga apa yang kita miliki bukanlah menginjak hak orang lain, dan kita bisa
mempergunakannyapun dengan suka cita.
prast
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
13
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 67 / 2015
Saya cuma orang biasa yang suka menghakimi
Sabtu 6 Juni 2015
St. Norbertus
Tob. 12: 1,5-15,20;
MT Tb. 13:2,6,7,8;
Mrk. 12:38-44
Markus 12 : 43 “Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya janda miskin ini memberi
lebih banyak dari pada semua orang yang
memasukkan uang ke dalam peti persembahan.
Kisah janda miskin rasanya kita sudah baca dan dengar ribuan kali, tetapi tetap berat untuk
kita jalankan dan percayainya.
Apakah kita sudah dengan suka rela menyumbang dari kekurangan, bukan dari kelebihan ,
seperti yang janda tua ini lakukan? Ketika saya mulai aktif membantu teman teman dengan
keterbatasan fisik (diffable), ada rekan kerja senior menasihati, “Lebih baik kamu urus bisnis
dulu, make yourself rich, baru bantu orang lain. Sekarang saya bantu orang juga sih, tapi
semampunya saya aja. Kamu jangan habiskan waktu kamu untuk urus hal begitu, padahal
usahamu juga sedang butuh perhatian!”, katanya dengan tegas.
Saat itu saya cuma termenung, mungkin Ibu itu betul. Bisnis saya juga tidak bertambah baik.
Tuhan tidak tiba-tiba menaikan omzet usaha saya,karena kerja keras saya untuk orang susah.
But God doesn’t work that way. Tuhan beri saya opsi lain, Tuhan beri saya ketenangan menjalani
hidup tanpa beban, tanpa harus menghidupi 25 karyawan, saat akhirnya saya harus menutup
toko-toko retail saya. Saya juga akhirnya bisa menikmati perjalanan panjang ke negri-negri
jauh, bisa menambah sahabat, ilmu dan menemukan apa yang saya sukai dalam hidup.
Saya menemukan saya. Saya merasa Ibu itu salah.
Namun beberapa bulan lalu, ketika Tim Pembangunan Rumah Doa DOJCC (Rumah Pelangi
Kasih) mengadakan pengalian dana dengan menyebar celengan, ada seorang pembantu
rumah tangga yang datang ke meja kami, dan meminta 1 celengan. “Saya mau tabung
dan sumbangkan”. Saat itu kita meremehkan niat baiknya. Ah, paling juga ngak balik. Cuma
omong kosong aja.Kami tidak berharap banyak.
Tiga bulan kemudian, ada SMS masuk ke handphone saya, “Pak, saya mau mengembalikan
celengannya, tapi mohon maaf, celengan nya pecah, tapi koinnya sudah saya masukan
plastik. Apakah bisa diambil”.
Saat itu saya merasa aneh, saya bilang untuk ditransfer saja, atau diantar waktu ke gereja, tapi
ternyata dia bukan umat FX, akhirnya saya balas “Baik, bu, Nanti teman saya akan jemput ke
sana”, dan dia membalas “Jangan panggil saya Ibu, pak. Saya cuma seorang pembantu”.
Hati saya bergetar.
Ingatan saya kembali ke pembantu rumah tangga yang mengambil celengan
itu. Saya merasa malu. Begitu mudah kita merendahkan niat baik orang
lain, hanya karna profesi dan pakaiannya. Saya sama saja dengan rekan
kerja senior saya yang meremehkan niat baik saya dulu.
Saya sama saja, seperti orang lain, pendosa yang suka menghakimi,
Doa : Bapa, ajari dan ingatkan kami selalu untuk tidak menghakimi, tidak memandang rendah,
dan tidak merasa lebih baik dari orang lain. Ajari kami untuk bisa hidup dan bekerja lebih tulus.
Ampuni kami, orang biasa yang berdosa ini.
Jimbaran, 27 Mei 2015
Jeff
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
14
Fresh Juice !
Vol. 67 / 2015
www.DOJCC.com
Percaya Saja dan Imani
Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus
Kel. 24:3-8;
Ibr. 9:11-15;
Mrk. 14:12-16, 22-26
Minggu 7 Juni 2015
Mrk. 14:22.24 “Ambilah, inilah
tubuh-Ku... Inilah darah-Ku, darah
perjanjian yang ditumpahkan bagi
banyak orang.“
Ekaristi adalah perayaan kurban. Kurban Allah lewat rupa manusia yang memberi diri untuk
menyelamatkan dan membebaskan semua orang. Selamat dari siapa, atau bebas dari
mana? Mungkin ini yang ada di benak kita, pengikut Kristus, dan juga semua orang yang
penasaran dengan kekuatan Perayaaan Ekaristi sebagai puncak dan sumber iman kita.
Saya mengenal seorang pengusaha yang berhasil. Satu saja kekuatirannya dalam hidup
adalah takut menderita. Dia tidak mau jatuh miskin dan susah, karena itu dia bangun
usahanya sejak muda, bekerja keras sampai berhasil. Kemudian ia jatuh cinta dan menikah
dengan seorang gadis Katholik yang saleh, tiap minggu ke Gereja, ikut kegiatan kerasulan ini
itu, dan sebagai suami yang baik ia mendukung isterinya, tetapi ia sendiri tidak menghayati
imannya sedalam-dalamnya. Memang tiap minggu dia ke Gereja, tapi itu sekedar untuk
menyenangkan isterinya saja. Sampai suatu kali entah mengapa ia jatuh sakit, tanpa sebab
yang jelas. Dia tidak lagi bernafsu untuk makan. Kemudian berat badaannya merosot, seiring
dengan daya tahan tubuhnya yang menurun karena tidak bisa makan dan tidak bisa tidur. Ia
gambarkan situasi dia waktu itu seperti di neraka, memang semuanya ada, harta ada, mau
apa saja ada dan jadi, tapi entah mengapa ia tidak bisa menikmati semua itu. Dia frustrasi
dan mungkin juga depresi. Kemudian datang seorang misionaris tua datang mengunjungi
keluarga ini, ketika sedang mengobrol, tiba-tiba si Imam tua menekan pundaknya dan
memintanya untuk berdiri. Tentu saja ia tidak bisa berdiri, karena pundaknya di tekan dari atas.
Lalu ia bertanya apa artinya? Si Imam tua itu kemudian berkata, sekuat dan seberhasil apa
pun manusia itu dalam hidup ini, tetapi ketika ia dalam tekanan, ia tetap harus memerlukan
bantuan Tuhan untuk bangkit.
Sejak itu ia mulai mencoba serius untuk menghidupi imannya. Tidak hanya tiap minggu, tetapi
setiap hari ia mulai mengikuti Ekaristi, diteruskan dengan Adorasi beberapa saat di depan
Sakramen Mahakudus. Dia juga malah mulai ikut kegiatan kerasulan dan doa yang biasa
dibuat sang isteri. Teman-teman isterinya heran, sekarang suaminya berubah, lebih ramah,
mau ngobrol dengan teman-teman isterinya dan meluangkan waktunya untuk bersosialisasi
terutama di lingkungan Gereja. Bahkan dia mulai mengajak teman-temannya sendiri untuk ikut
kegiatan doa-doa di rumahnya, isterinya sampai heran dengan perubahan dan kesembuhan
ajaib yang dialami suaminya. Teman saya ini telah sembuh dan berubah oleh karena Tubuh
dan Darah Yesus yang disambutnya setiap hari dengan penuh iman, itu kesaksiannya.
Pesan untuk kita semua pada Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus ini adalah jangan lagi ragu
pada kekuatan Tubuh dan Darah Kristus. Jangan sekalipun Anda mulai bersoal jawab dengan
Tuhan tentang diselamatkan dari siapa? Atau disembuhkan dari apa? Jangan. Percaya saja
dan imani saja. Kita tidak perlu harus menderita sakit dan tertimpa nasib sial untuk percaya
bahwa Tubuh Kristus adalah benar-benar makanan dan Darah Kristus adalah benar-benar
minuman.
Rm. Wenz, MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
15
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 67 / 2015
Sukacita dalam penderitaan
Senin 8 Juni 2015
Mat 5:11 “Berbahagialah kamu, jika
karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan
kepadamu difitnahkan segala yang jahat”
Nikolaus Gesturi,
Maria Droste-Fischering
2Kor. 1: 1-7;
Mzm. 34:2-3,4-5,6-7,8-9;
Mat. 5:1-12.
Meskipun manusia unik dan berbeda satu dengan yang lain, dalam hal
mencari kebahagiaan tentunya tidak. Setiap orang berusaha untuk mencapai
kebahagiaan dengan cara dan kemampuannya. Bagi pengikut Kristus khususnya
jalan dan kriteria kebahagiaan yang tepat telah diajarkan Yesus, namun mungkin
sangat berbeda dengan logika manusia pada masa-Nya dan juga pada masa
kini. Mengapa demikian?
Mereka yang miskin di hadapan Allah, yang berdukacita, yang lemah lembut,
yang lapar dan haus akan kebenaran, yang murah hati dan suci hatinya, yang
membawa damai, yang dianiaya oleh sebab kebenaran dan yang dicela dan
dianiaya oleh karena nama Yesus, merekalah yang pantas disebut berbahagia di
tengah dunia dan terutama di surga. Bagaimana menghidupi sabda ini secara
nyata dalam hidup keseharian kita? Apakah kriteria dari dua ribu tahun yang lalu
masih berlaku hingga kini?
Ada baiknya kita berdiam sejenak dan menyadari nilai kebenaran dari sabda
Yesus bagi kita hari ini. Ia yang berbicara adalah pribadi yang sama yang
telah mengalami sendiri dalam pengalaman hidup-Nya di dunia dan menjadi
jaminan kebahagiaan bagi kita. Demikian para rasul dan murid Yesus adalah
saksi kebenaran firman ini. St. Paulus dalam bacaan pertama mengajak kita untuk
memuji Allah atas penghiburan dalam setiap penderitaan dan ‘penganiayaan’
yang kita alami. Karena dengan penghiburan yang telah kita terima kita dapat
menguatkan dan menghibur setiap saudara dalam berbagai penderitaan. Saat
kita berbagi penghiburan yang sejati dari Allah, bersama kita menjadi saluran
kasih Allah bagi semua orang. Sebagai seorang murid Yesus, tidakkah anda juga
menginginkan kebahagiaan yang tak ternilai ini ?
Sr.Benedicta, OSB
Renungan Harian Audio Katolik
bisa klik di www.DailyFreshJuice.net
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
16
Fresh Juice !
Vol. 67 / 2015
www.DOJCC.com
Menang Adalah menghormati Tuhan
St. Efrem
2Kor. 1:18-22;
Mzm. 119:129-133,135;
Mat. 5:13-16.
Selasa 9 Juni 2015
Mat 5: 16 Demikian hendaknya
terangmu bercahaya didepan orang,
supaya mereka melihat perbuatanmu
yang baik dan memuliakan Bapamu
yang disurga”
Ada sebuah film yang cukup bagus judulnya Chariots of Fire. Dalam film ini diceritakan
Eric Liddell adalah pelari yang berbakat yang memiliki impian untuk bertanding dalam
Olimpiade, tetapi ia merasa terpanggil untuk menjadi seorang misionaris di Cina.
Namun ia tahu bahwa Tuhan telah memberikan kepadanya bakat berlari.
Saat ia berlari, ia merasa bahwa dia sedang mendedikasikan dirinya sendiri kepada
Tuhan. Dalam salah satu kalimat yang klasik dari film itu, Liddell berkata, “Saat aku
berlari, aku merasakan kenikmatanNya.”Ia sedang mengatakan, saat saya sedang
menggunakan bakat-bakat, talenta-talenta saya, saat saya sedang mengejar tujuan
hidup saya, saya dapat merasakan Tuhan tersenyum pada saya.
Kalimat favorit lainnya adalah saat Liddell berkata, “Menang adalah menghormati
Tuhan”. Saya percaya bahwa kita seharusnya hidup dengan falsafah yang sama,
berusaha untuk menjadi yang terbaik, mengejar tujuan hidup kita, menjadi yang terbaik
semampu kita, dan saat kita melakukannya, kita akan menghormati Tuhan. Jika kita
dipanggil menjadi usahawan, jika dipanggil sebagai seorang penggajar, seorang
karyawan atau apapun panggilan kita, jadilah yang terbaik.
Seringkali kita mengkotak-kotaknya antara memberikan yang terbaik dalam pelayanan
dan pekerjaan. Namun keduanya sama, disana kita bertemu dengan Tuhan, merasakan
ada campur tanganNya. Dan seringkali pola pikir kita yang terbatas membatasi ruang
gerak kita.
Apakah saat ini kita sedang mengerjakan sesuatu yang kita merasa begitu berbakat
secara alami didalamnya? Jika tidak, mengapa tidak membuat beberapa perubahan?
Waktu memang singkat.Carilah suatu hal yang membuat berminat dan mulai
mendedikasikan diri disana. Dan Tuhan akan menuntun setiap langkah kita.
Doa:
Dengan pertolonganMu ya Bapa, aku akan terus maju menuju impian-impian dan
tujuan yang Engkau telah tempatkan didalam diriku. Amin
Lulu
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
17
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 67 / 2015
Semua karena anugrahNya
Rabu 10 Juni 2015
2Kor.3:5 Dengan diri kami sendiri kami
tidak sanggup untuk memperhitungkan
sesuatu seolah-olah pekerjaan kami
sendiri, tidak, kesanggupan kami adalah
pekerjaan Allah.
2Kor. 3: 4-11;
Mzm. 99:5,6,7,8,9;
Mat. 5:17-19
Ada sebuah lagu yang katanya katanya seperti ini : Bukan kar’na kebaikanmu, bukan
kar’na fasih lidahmu, bukan kar’na kekayaanmu, kau dipilih, kau dipanggil-Nya. Bukan
kar’na kecakapanmu, bukan kar’na baik rupamu, bukan kar’na kelebihanmu, kau
dipanggil, kau dipakai-Nya. Bila engkau dapat itu karena-Nya, bila engkau punya semua
daripada-Nya. Semua karena anugrah-Nya, dib’rikan kepada kita, semua anugrah-Nya
bagi kita, bila engkau dipakai-Nya.
Sewaktu menyanyikan lagu ini, saya tersadar akan semua yang sudah dicapai sejauh
ini dalam perjalanan hidup saya. Kata demi kata dari lagu itu sangat jelas maknanya.
Kemampuan berkata kata, kemampuan berpikir, kemampuan melakukan pekerjaan
pekerjaan dalam hidup, keberhasilan, kesuksesan, kehebatan, kecerdasan, itu bukan
karena saya hebat. Itu bukan karena saya mampu melebihi yang lain. Itu bukan semata
karena kerja keras saya saja. Itu semua bukan tanpa campur tangan Tuhan dibaliknya.
ADA!! Iya.., ADA campur tangan Tuhan selalu dalam hidup ini.
Ada sebuah kisah lucu mengenai seekor keledai, saat memasuki sebuah kota dia kaget
banyak orang menyambut dia, ada yang membuka baju dan meletakan di jalan agar
bisa dilalui sang keledai tanpa mengotori kakinya, ada yang melambai-lambaikan daun
palma mengelu-elukan. Dengan bangganya si keledai masuk, kepala ditengadahkan
tinggi tinggi, melangkah dengan gaya. Mulailah terdengar suara suara, Yesus Yesus ..
keledai menoleh kekiri kekanan, terlihat semua bersorak memanggil nama Yesus, ahai…
siapakah dia itu.. mengapa mereka bersorak kearahku tapi memanggil nama Yesus. Lalu
si keledai menengadah keatas, dan.. terlihat seseorang sedang duduk di atasnya. Ooo…
itu dia yang disorak soraikan orang banyak ini, kirain sayyyyyaaaa.
Kita sebagai manusia cenderung berlagak seperti si keledai. Sombong, belagu, G-R alias
gede rasa, berpikir bahwa kita ini hebat, kita ini jago, kita ini punya semua nya, kita ini
kerja keras makanya bisa sukses, kita ini bisa sampai saat ini punya banyak toko, punya
banyak emas, punya banyak saham, punya banyak perusahaan, punya banyak mobil
dan rumah, semua karena kemampuan kita semata. Salah.. teman teman, 100% salah
besar. Kita ngga bakal ada di dunia tanpa Tuhan ijinkan. Kita ngga bakal bisa memiliki otak
yang cerdas, bila bukan karena anugrah Tuhan. Kita tidak akan bisa mencapai semua
ini dalam hidup kalau bukan karena Tuhan menyempurnakan itu semua. Ada campur
tangan Tuhan selalu dalam hidup. Semua diberikan kepada kita, sebagai anugrah. Maka
hormati dan hargailah Tuhanmu selalu, sudah sepantasnya semua sorak sorai pujian
ditujukan hanyalah bagi kemuliaan Allah. Kita diciptakan untuk menyenangkan hati
Tuhan. Bukan menyenangkan hati kita sendiri.
Rita
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
18
Fresh Juice !
Vol. 67 / 2015
www.DOJCC.com
Sudahkah anda bebas saat ini?
PW St. Barnabas
Kis. 11:21b-26; 13:1-3;
Mzm. 98:2-6;
Mt. 10:7-13
Kamis 11 Juni 2015
2Kor. 3:17 “Tuhan adalah Roh,
dan dimana ada Roh Tuhan, di situ ada
kebebasan”
Pertanyaan di atas membuat saya berpikir atau merefleksikan perjalanan hidupku
semenjak dibabtis hingga saat ini. Perjalanan imanku sebagai orang Katholik, kalau
mau jujur semenjak dibabtis hingga usia 30-an masih dalam sifat kekanak-kanakan
atau suam-suam kuku. Sebagaimana biasanya orang Katholik, saya mengikuti misa
atau pergi mengaku dosa kurang-lebih dua kali dalam setahun. Saya berpikir dengan
melakukan hal itu, dengan sendirinya ada kebebasan di sana. Ternyata hal itu belum
cukup dan sesungguhnya saya belum bebas. Saya melakukannya hanya untuk
memenuhi kewajiban sebagai orang Katholik pada umumnya. Dengan kata lain, saya
belum sepenuhnya menerima Tuhan Yesus sebagai satu-satunya sumber kebebasanku.
Dalam perjalanan waktu yang panjang dan melelahkan akhirnya saya menemukan
kebebasanku di dalam Tuhan Yesus. Dengan kata lain, oleh karena rahmat-Nya, saya
menemukan kebebasanku yang sejati di dalam Dia. Penemuan itu ibarat, perumpamaan
di dalam injil mengenai harta terpendam.
Hari ini, Gereja sejagat merayakan peringatan wajib St Barnabas. Dalam ensiklopedi
orang kudus, ia diceritakan menjual seluruh tanah miliknya dan hasilnya diserahkan
kepada para rasul. St. Baranabas-lah yang meyakinakan para rasul tentang
perjumpaan St. Paulus dengan Tuhan Yesus dalam perjalanan ke Damsyik. Barnabas
dikirim oleh pemimpin Gereja di Yerusalem untuk mewartakan kabar sukacita Tuhan
Yesus di Antiokia. Di sana Barnabas menyaksikan betapa besar kasih karunia Allah,
sehingga ia bersukacita. Barnabas minta supaya mereka tetap setia kepada Tuhan. Ia
dibimbing oleh Roh Kudus dan kuat imannya, sehingga lebih banyak orang mengikuti
Tuhan. Diceritakan, Barnabas menemui ajalnya setelah dirajam oleh orang-orang
Yahudi di Salamis. Karena karya dan jasanya, Barnabas di masukkan dalam bilangan
para pendiri Gereja dan dianggap sebagai seorang rasul.
Bertolak dari kisah hidup St. Barnabas di atas, saya dan anda ditantang untuk terus
setia dan berani membiarkan diri kita ditemukan oleh Tuhan Yesus. Semakin saya dan
anda menemukan Tuhan Yesus, di sana kebebasan kita menjadi sempurna dan abadi.
Sehingga kita menjadi orang bebas bersama dan di dalam Tuhan Yesus kini dan
selamanya.
Amin.
Fr. Anis, MGL
Renungan Harian Audio Katolik
bisa klik di www.DailyFreshJuice.net
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
19
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 67 / 2015
Ayo Memantul !!!
Jumat 12 Juni 2015
Yoh 19:37 “Mereka akan
memandang kepada Dia yang
telah mereka tikam.”
HARI RAYA HATI YESUS YANG
MAHAKUDUS
Hos. 11:1,3-4,8c-9;
MT Yes. 11:2-3,4-bcd,5-6; Ef. 3:812,14-19;
Badai menerjang kota Houston beberapa tahun yang lalu. Badai itu mengamuk dan
mengakibatkan Houston kehilangan banyak pohon pohon ek yang sangat besar,
beberapa diantaranya mempunyai diameter sampai satu setengah meter. Pohonpohon yang tampak seolah olah sangat kuat, bukan tandingan bagi angin yang
berkecepatan 100 mil per jam itu. Pohon-pohon besar, pohon-pohon kecil, pinus,
ek, magnolia ditumbangkan, tidak satupun dari semua pohon yang dapat bertahan
menghadapi badai itu.
Tetapi ada satu jenis pohon yang tampaknya bertahan dengan lebih baik dibanding
sebagian besar pohon lainnya dalam badai ini, yaitu pohon palem yang ramping dan
rapuh. Ada yang tahu mengapa itu bisa terjadi??
Tuhan merancang pohon palem untuk membengkok, tetapi tidak patah dalam tiupan
angin yang sangat kuat. Pohon palem dapat membengkok jauh sampai puncaknya
menyentuh tanah dan masih tidak patah. Bahkan yang lebih mengagumkan, para ahli
biologi menemukan bahwa, saat pohon palem sedang dibengkokkan dan didorong,
sistem akarnya sebenarnya sedang diperkuat oleh tekanan itu yang memberikannya
kesempatan-kesempatan baru untuk pertumbuhan.
Wafat Yesus di kayu salib, mungkin bagi sebagian orang adalah The End of Story.
Tetapi yang terjadi, adalah sebaliknya. Pengajaran Yesus menjadi benar-benar hidup
hingga saat ini. Banyak Orang menjadi Percaya, Dibebaskan dan Diselamatkan serta
memandang DIA yang telah mereka tikam.
So, jika ada badai kehidupan yang saat ini menghampiri Anda, ingatlah bahwa Allah
memberikan sebuah daya pantul sama seperti pohon palem itu pada kita, anakanakNya. Mungkin badai itu demikan kerasnya, dan menyebabkan kita jatuh sampai
meyentuh tanah, tetapi yang tidak kita lihat yang sedang terjadi adalah sistem akar
kita menguat dan badai ini akan membawa pada sebuah pertumbuhan yang baru.
Hingga suatu hari nanti, akan menjadi sebuah Kesaksian yang indah untuk KaryaNYA
dalam hidup kita.
AMIN!!! Ayo Memantul bersama ;-)
Siska
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
20
Fresh Juice !
Vol. 67 / 2015
www.DOJCC.com
Jujur
Peringatan Wajib Hati Tersuci SP Maria
Peringatan Wajib dan Peringatan Wajib
St. Antonius dari Padua.
2Kor. 5: 14-21;
Mzm. 103:1-2,3-4,8-9,11-12;
Mat. 5:33-37
Sabtu 13 Juni 2015
Mat 5: 37: “Jika ya, hendaklah
kamu katakan: ya, jika tidak ,
hendaklah kamu katakan : tidak.
Apa yang lebih dari pada itu
berasal dari si jahat”.
Jujur ............ adalah sebuah kata sederhana yang mudah untuk di ucapkan namun ada
kalanya sulit untuk dilaksanakan karena menyangkut banyak kepentingan pribadi. Dari
anak-anak, orang dewasa bahkan juga yang sudah berusia lanjut, jika terbentur pada
sebuah persoalan yang cukup rumit, misalnya takut mengaku pada orang tua/guru/
atasan karena telah melakukan kesalahan yang bisa menyebabkan kehilangan muka/
jabatan atau hal-hal lainnya, maka lebih memilih untuk tidak berkata dan bertindak
jujur.
Dalam Injil Matius hari ini Yesus mengatakan :” Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika
tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih daripada itu berasal dari yang
jahat”.
Jika kita mau jujur terhadap diri kita sendiri, maka hati nurani kita akan membimbing kita,
sehingga walaupun sulit dengan bantuan rachmat Tuhan, kita akan selalu berusaha
untuk menyenangkan hati Tuhan Yesus dengan berkata dan bertindak jujur.
Dalam masyarakat umum sekarang ini, kejujuran sangat mahal dan sulit ditemukan
karena yang jujur akan menderita dan dikalahkan, namum sebagai pengikut Kristus
kita tetap perlu untuk berbicara dan bertindak jujur agar Allah Bapa , Putra dan Roh
Kudus di muliakan. Memang tidak mudah, tetapi bukan berarti tidak bisa, mungkin juga
memerlukan pengorbanan, tapi inilah yang diinginkan oleh Yesus Kristus, Tuhan dan
Penyelamat kita, untuk dilaksanakan oleh para muridnya dalam kehidupan sehari-hari.
Kejujuran dan kredibilitas kita sebagai murid Kristus harus dibuktikan, sehingga dapat
dilihat dan dirasakan oleh setiap orang yang terhubung dengan orang kristiani, bahwa
ada yang berbeda dalam diri dan komunitas kristiani, dan dengan cara ini secara tidak
lngsung kita juga telah menyebarkan ajaran Yesus, karena kita akan dinilai dari perkataan
dan perbuatan kita.
Doa:
Bapa Yang Mahabaik, Yesus Kristus Putra-Mu mengajarkan kepadaku tentang nilai
kejujuran. Mohon RachmatMu agar aku senantiasa memiliki keberanian untuk
mewujudkannya. Amin
Betty
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
21
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 67 / 2015
Jangan Terlalu Kepo
Minggu 14 Juni 2015
Mrk. 4:26-27, “Kerajaan Allah itu seumpama
orang yang menaburkan benih di tanah, lalu pada
malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun,
dan benih itu makin tinggi, bagaimana terjadinya
tidak diketahui orang itu.”
Yeh. 17:22-24;
Mzm. 92:2-3,13-14,15-16;
2Kor. 5:6-10;
Mrk. 4:26-34
Karena sudah terlalu lama di Australia, saya udah gak update lagi prokem-prokem
atau bahasa-bahasa gaul anak muda jaman sekarang ini. Suatu kali ada anak muda
mengatakan, “Kepo banget tuh anak!” Saya hanya melongo ketika mendengar kata
“KEPO”. Lalu saya tanya, “kepo” itu apa sih artinya dan akhirnya saya mendapatkan
penjelasan bahwa ternyata kepo itu artinya sok tahu atau pengen tau aja.
Pada bacaan hari ini kita mendengarkan perumpamaan tentang benih dan dikatakan
bahwa bagaimana benih itu bertumbuh dan berkembang, tidak ada yang tahu. Yang
orang bisa lihat adalah benih yang sudah bertumbuh, bertunas, berbunga dan berbuah.
Bagaimana terjadinya, tidak ada yang tahu kecuali kalau proses pertumbuhan itu
direkam dengan kamera dan akhirnya ditonton kembali seperti di dalam channel national
geography.
Demikian pula kerajaan Allah itu seperti benih. Benih ditaburkan dan akhirnya tumbuh.
Orang sering kepo atau pengen tahu bagaimana benih itu tumbuh. Contohnya saja
kesaksian hidup seseorang yang bertobat secara mendadak dan bertolak belakang.
Kok tiba-tiba orang yang nakal, jahat, jauh dari Tuhan tiba-tiba bertobat bahkan menjadi
pewarta firman Tuhan. Orang seringkali terlalu kepo dan tidak melihat buah pertobatan
yang telah terjadi pada diri seseorang yang membuat orang terkadang skeptis.
Seringkali kita terlalu kepo atau pengen tahu yang berlebihan bagaimana keadaan orang
yang kita doakan contohnya dan tidak membiarkan Roh Kudus bekerja. Kita diajak untuk
menaburkan benih sebanyak-banyaknya dan biarkan Roh Kudus yang menumbuhkan
benih tersebut di dalam hati orang-orang yang kita taburi dengan Firman Tuhan atau
doakan.
Jika terjadi perubahan di dalam diri seseorang, pertobatan ataupun mukjizat seperti
kesembuhan dari dari sakit, kita diajak lebih merendahkan diri karena hal itu terjadi
“bukan” karena kita tetapi karena Roh Kudus yang bekerja dan kita hanyalah instrument
atau sarana yang dipakai oleh Tuhan. Kalau orang tersebut memberikan kesaksian, beda
halnya.
Bagaimana dengan kita? Apakah kita lebih mementingkan perasaan ingin tahu kita atau
lebih menyerahkannya kepada Tuhan benih-benih yang kita taburkan di dalam hidup ini?
Rm. Vincent Widi MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
22
Fresh Juice !
Vol. 67 / 2015
www.DOJCC.com
Lakukan yang Luar Biasa
2Kor. 6: 1-10;
Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4;
Mat. 5:38-42.
Matius 5: 39.
Senin 15 Juni 2015
Tetapi Aku berkata
kepadamu: Janganlah kamu melawan orang
yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa
pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga
kepadanya pipi kirimu.
Pada bacaan hari ini, Tuhan Yesus ingin mengajarkan kita sesuatu hal yang
tidak biasa atau luar biasa. Apa itu luar biasa? Sesuatu yang tidak biasa
dilakukan atau di luar dari kebiasaan banyak orang. Inti dari bacaan hari ini
adalah Tuhan Yesus ingin mengajarkan kita untuk mengampuni musuh kita atau
berbuat baik terhadap siapapun tanpa memandang siapakah orang tersebut.
Apakah orang tersebut adalah orang yang berbuat baik terhadap kita atau
orang yang pernah berbuat jahat kepada kita.
Menjadi bahan perenungan kita, apakah kita telah melakukan hal yang tidak
biasa atau luar biasa ini dalam kehidupan kita? Mungkin hal ini mudah untuk
diucapkan tetapi sulit untuk dilakukan. Dalam doa yang diajarkan Tuhan Yesus
sendiri kepada kita, kita berdoa: “Dan ampunilah kesalahan kami seperti
kamipun mengampuni orang yang bersalah kepada kami”.
Janganlah kita membalas dendam terhadap orang yang berbuat salah
kepada kita. Jangalah mata ganti mata, janganlah gigi ganti gigi. Karena
balas dendam tidak akan pernah menyelesaikan masalah. Marilah kita belajar
untuk mengampuni kesalahan orang. Mohon bantuan Roh Kudus agar kita
dapat mengampuni orang yang bersalah kepada kita. Dengan mengampuni,
semoga kita bisa merasakan rasa damai dalam hidup kita. Dan semoga
dengan kita mengampuni, orang yang berbuat salah kepada kita juga dapat
berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Amin.
-Santo-
Renungan Harian Audio Katolik
bisa klik di www.DailyFreshJuice.net
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
23
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 67 / 2015
Kasihilah Musuhmu
Selasa 16 Juni 2015
Mat 5:44 Tetapi Aku berkata
kepadamu: Kasihilah musuhmu
dan berdoalah bagi mereka yang
menganiaya kamu.
St. Lutgardis, St. Yoh. Fransiskus Regis
2Kor. 8: 1-9;
Mzm. 146:2,5-6,7,8-9a;
Mat. 5:43-48
Pada Matius 5:43-48, firman ini sungguh sulit kita lakukan sebagai manusia biasa.
Walaupun sesungguhnya tiada yang mustahil bagi Tuhan. Inti dari ayat ini adalah
mengasihi musuhmu. Kalau mengasihi orang yang dekat dengan kita, tentu hal
yang biasa. Tetapi kalau mengasihi musuh? Bukan orang yang sekedar tidak
cocok dengan kita, menghina atau sedikit “bergesekan” dengan kita....tetapi
orang yang menganiaya kita, orang yang benar-benar melakukan hal jahat
kepada kita....mampukah kita?
Belum lama ini kita tentu membaca berita tentang Pembunuhan Ade Sara. Juga
beredar video kesaksian orangtua Ade Sara setelah hal itu terjadi. Mama Ade
Sara bercerita bagaimana ia menjalani hari-harinya dengan kesedihan karena
kehilangan anaknya. Pastinya ada kemarahan, kebencian, dan banyak emosi
lain yang mereka rasakan terhadap para pembunuh anaknya tersebut. Hingga
suatu ketika, Mama Ade Sara memperoleh karunia untuk merasakan Hati Allah
Bapa. Hati yang penuh kasih, tanpa penghakiman, hanya kasih yang dalam
bahkan kepada orang yang berdosa (para pembunuh Ade Sara). Setelah Mama
Ade Sara menerima mukjizat itu, ia jadi mengalami perubahan. Ia bisa merasakan
kasih juga pengampunan untuk para pembunuh anaknya. Sesuatu yang diluar
logika saya sebagai manusia biasa.
Tetapi itulah Kuasa Bapa...Kasih Bapa....yang sering tidak mampu kita pahami
dengan pemikiran kita. Hanya dengan pertolongan Allah Bapa dan kuasa Roh
Kudus, yang akan memampukan kita meneladani Yesus dalam mempraktekkan
ayat ini dalam kehidupan masing-masing. Mengasihi musuh kita.
Jesus bless Us
Lia
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
24
Fresh Juice !
Vol. 67 / 2015
www.DOJCC.com
Kisah Orang Kudus : Emilia de Vialar
Rabu 17 Juni 2015
2Kor. 9: 6-11;
Mzm. 112:1-2,3-4,9; Mat. 6:1-6,16-18. Emilia de Vialar adalah anak tunggal. Ia dilahirkan di Perancis pada tahun 1797. Orangtuanya
yang kaya mengirim gadis kecil ini untuk bersekolah di Paris. Ia pulang kembali ke kota kecilnya,
Gaillac, ketika ibunya meninggal dunia. Emilia yang kala itu berusia limabelas tahun akan
menjadi teman yang baik bagi ayahnya. Tuan de Vialar berusaha mencarikan seorang suami
yang pantas bagi puterinya. Tetapi, ia menjadi marah ketika Emilia menolak mentah-mentah
untuk menikah. Ayahnya kerap kali memulai perdebatan dan membentak-bentak Emilia dalam
amarah. Emilia tahu bahwa ia rindu menjadi seorang biarawati religius dan mempersembahkan
hidup sepenuhnya kepada Tuhan.
Ketika Emilia berusia duapuluh satu tahun, seorang imam baru tiba di Gaillac. Imam itu adalah
Pater Mercier. Ia membimbing Emilia dalam panggilannya. Emilia berniat membantu orang-orang
yang miskin dan sakit. P Mercier membantunya membuka sebuah pelayanan umum di serambi
rumah de Vialar. Ayah Emilia tidak senang dengan segala gangguan ini. Saling bersitegang
antara Emilia dan ayahnya berlangsung hingga limabelas tahun lamanya. Kemudian, kakek
Emilia, Baron de Portal, meninggal dunia. Kakeknya meninggalkan warisan untuk Emilia dan
pada akhirnya Emilia dapat memiliki kebebasan yang dibutuhkannya untuk memulai karya
besar bagi Tuhan. Dengan bantuan P Mercier, Emilia membeli sebuah rumah besar di kota
kediamannya. Ia dan tiga perempuan lain memulai suatu ordo religius. Mereka mendesain
jubah dan memilih nama. Mereka menyebut diri sebagai Suster-suster St Yosef dari Penampakan.
(Dalam Injil Matius, seorang malaikat menampakkan diri kepada Yosef untuk memberitahukan
kepadanya bahwa anak dalam rahim Maria adalah dari Tuhan.) Uskup Agung memberkati
kongregasi dan pelayanan mereka. Para biarawati ini membaktikan diri dalam pelayanan fakir
miskin dan orang-orang sakit, pula dalam pendidikan anak-anak. Dalam waktu tiga bulan,
duabelas perempuan muda menggabungkan diri. Sr Emilia mengucapkan kaul pada tahun
1835 bersama dengan tujuhbelas biarawati lainnya. Uskup Agung memberikan persetujuan atas
regula para biarawati ini.
Suster-suster St Yosef mulai membuka cabang-cabang biara. Pada tahun 1847, para biarawati
pergi ke Birma dan pada tahun 1854 ke Australia. Dalam jangka waktu empatpuluh tahun,
Moeder Emilia melihat kongregasinya berkembang dari serambi rumahnya di Gaillac, Perancis
menjadi empatpuluh biara di segenap penjuru dunia.
Moeder Emilia menulis banyak surat yang mengungkapkan kasihnya yang luar biasa kepada
Tuhan, kepada Gereja dan kepada sesama. Ia memberikan perhatian kepada semua orang. Ia
melihat dalam hatinya orang-orang di mana saja yang membutuhkan kebenaran Injil dan kasih
yang didatangkan oleh Kekristenan. Ia memohon kepada Yesus kekuatan yang ia butuhkan
untuk terus maju. Kesehatan Moeder Emilia mulai memburuk sekitar tahun 1850. Ia wafat pada
tanggal 24 Agustus 1856. Paus Pius XII menyatakannya sebagai santa pada tahun 1951.
Apakah aku cenderung untuk cepat menyerah ketika keadaan tampak sulit? Aku dapat berdoa
ketika segalanya tampak berat dan memohon kepada Yesus untuk menganugerahiku kekuatan
dan kesabaran.
(diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media)
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
25
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 67 / 2015
Mata buram hati muram, hati bersih berlimpah kasih
Kamis 18 Juni 2015
Mat 5:8 “Jadi janganlah kamu
2 Kor. 11:1-11;
Mzm. 111:1-2,3-4,7-8;
Mat 6:7-15
seperti mereka, karena Bapamu
mengetahui apa yang kamu perlukan,
sebelum kamu minta kepada-Nya.”
Manis di mulut tapi getir di hati…! Dengan kata lain semakin banyak kata-kata yang keluar,
semakin tercium borok di dalam hati. Capek kan kalau diladenin! Ngomong aja sama tangan
saya deh… males banget dengerinnya…. Muak rasanya!
Menurut saya Tuhan juga bisa capek hati dengerin permohonan kita, apalagi kalau jumlahnya
tiga kali lipat daripada catatan belanja bulanan. Aduh..memangnya Tuhan itu supermarket
ya?
Memang ada sedikit kemiripan antara Tuhan dan supermarket, dua-duanya sama sama besar
dan memiliki barang yang sangat banyak. Tetapi bedanya supermarket tidak tahu kebutuhan
kita, belum ada tekhnologi yang bisa otomatis membaca apa yang kita perlukan. Jadi kalau
kita lupa, kita tidak pulang dengan barang yang kita mau. Terus kita musti bayar lagi!
Lain halnya dengan Tuhan, Tuhan sudah tahu kebutuhan kita, kita tidak usah self-serve… artinya
kita tidak perlu melayani diri sendiri, bahkan kalau ada yang terlupa Tuhan akan membekali
kita lewat tanganNya… dan semuanya itu gratis… Jadi untuk Tuhan, kita tidak perlu bermanismanis dengan kata-kata yang muluk. Yang penting adalah sikap hati kita. Lalu sikap hati
apakah yang Tuhan inginkan?
Tuhan ingin hati kita dipenuhi dengan rasa syukur, bukan dengan hati yang muram. Hati muram
itu terbentuk karena kita meminta hal-hal yang bukan kebutuhan kita, sehingga ketika Tuhan
tidak kabulkan, kita menjadi sedih dan kecewa tidak karuan. Kalau mata hati kita buram, kita
tidak bisa melihat kasih Tuhan, dan hatipun menjadi muram. Tetapi kalau mata hati bersih, kita
bisa melihat berkat Tuhan yang belimpah dan hatipun datang dengan luapan rasa syukur.
Hati yang bersyukur terbentuk karena kita menyadari bahwa segala yang kita nikmati,
misalnya dari udara yang kita hirup, keluarga dan teman-teman kita, baju yang kita pakai,
pemandangan yang indah, rumah tempat kita berteduh, iman kita, adalah semuanya
pemberian dari Tuhan. Banyak hal-hal besar dan kecil yang tidak kita sadari telah dicukupi
oleh Tuhan. Rintangan yang menghambat hati kita untuk bersyukur adalah saat kita berpikir
bahwa segala yang kita nikmati itu adalah hasil kerja tangan kita sendiri. Ini bukan berarti kita
tidak perlu bekerja, tetapi hasil kerja kita itu hanya sebagian kecil dari apa yang kita perlukan
untuk menjadi manusia yang utuh. Bahkan tubuh dan akal budi kita adalah pemberian Tuhan
yang datang lewat Rahim ibu kita kan? Mari kita mulai hari ini dengan mensyukuri segala
rahmat Tuhan bagi kita.
Frater David Lemewu mgl
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
26
Fresh Juice !
Vol. 67 / 2015
www.DOJCC.com
Hidup menderita demi kerajaan Allah
Jumat 19 Juni 2015
2Kor: 11: 24-25 “Lima kali aku disesah orang
St. Romualdus
yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan,
2Kor. 11:18,21b-30;
tiga kali aku didera. Satu kali aku dilempari dengan
Mzm. 34:2-3,4-5,6-7;
batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari
Mat. 6:19-23.
semalam aku terkatung-katung di tengah laut.”
Kalau kita lihat kehidupan jaman sekarang ini, kesuksesan hidup seseorang
diukur oleh materi dan kekayaan ataupun status dan juga pendidikan yang
dimiliki sesorang. Sehingga pola pandang dan cara hidup mereka terarah
dalam diri mereka sehingga mereka lebih suka memegahkan diri dan tidak
menjadikan Allah sebagai pusat dari seluruh perjalanan hidup mereka.
Lain halnya dengan bacaan hari ini dimana St Paulus dalam suratnya yang
kedua kepada jemaat di Korintus. St Paulus mengajak kita semua untuk hidup
dalam kasih Allah walaupun akan mengalami banyak penderitaan tetapi Allah
senantiasa memberikan kekuatan dan kemampuan untuk menghadapinya. St
Paulus memiliki orientasi yang utama yaitu melaksanakan apa yang menjadi
rencana Allah di dalam hidupnya. St Paulus memusatkan hidupnya untuk
memperoleh keselamatan yang telah dijanjikan Allah yaitu harta yang takkan
musnah, melainkan harta yang memberikan jaminan kepada hidup yang
kekal, walaupun dalam usahanya untuk mendapatkan, St Paulus mengalami
banyak penderitaan namun Ia mampu bertahan dalam penderitaannya
karena Ia melihat Yesus sebagai pusat dari seluruh pelayanannya. St Paulus
senantiasa mengandalkan kuasa Allah yang bekerja dalam hidupnya.
Lalu pertanyaan buat kita semua, apakah kita mau seperti St Paulus yang
senantiasa melihat Yesus sebagai pusat dari pelayanan kita? Apakah dalam
pelayanan itu kita mengandalkan Allah sebagai kekuatan dalam hidup kita ?
Bruder Martin
Renungan Harian Audio Katolik
bisa klik di www.DailyFreshJuice.net
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
27
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 67 / 2015
Memegahkan Diri
Sabtu 20 Juni 2015
2 Kor. 12:5 Atas orang itu aku
hendak bermegah, tetapi atas diriku
sendiri aku tidak akan bermegah, selain
atas kelemahan-kelemahanku.
2Kor. 12: 1-10;
Mzm. 34:8-9,10-11,12-13;
Mat. 6:24-34.
Hal yang paling dicemaskan oleh kebanyakan orang adalah bagaimana orang itu bisa
tampil di depan orang banyak. Orang itu akan selalu berusaha untuk memenuhi impiannya
itu dengan berbagai macam cara.
Di dalam bacaan-bacaan hari ini, kita selain diundang untuk merenungkan permasalahan
ini. St. Paulus (awalnya bernama Saulus). Dia adalah seorang Farisi dari keturunan seorang
Farisi yang sangat taat kepada Hukum Taurat. Dia dikenal sebagai penganiaya umat
Kristen. Namun setelah mendapat suatu penampakan dari Yesus. Menurut Kisah Para
Rasul, pertobatannya terjadi di perjalanannya menuju Damaskus. Dia mengalami suatu
pertemuan dengan Yesus. Kenyataan itu membuat dia buta untuk sementara yang
akhirnya disembuhkan oleh Tuhan sendiri lewat NabiNya Ananias. Kejadian ini merupakan
suatu pengalaman yang sangat istimewa dan berahmat. Namun demikian dia tidak
bermegah-megah karena kejadian itu. Dia tidak bermegah karena dia mendapatkan
suatu kunjungan istimewa. Dia tidak bermegah karena kuasa Tuhan lewat penglihatan itu.
Namun demikian dia bermegah-megah karena Tuhan telah memperlihatkan kelemahankelemahannya. Lewat pertemuan itu, Yesus ingin mengingatkan dia akan dosa-dosa yan
telah diai lakukan. Tuhan ingin mengembalikan dia kepada jalan yang benar. Tuhan
ingin meneguhkannya akan rahmat besar yang dia telah memperoleh. Tuhan ingin
meneguhkan di agar tidak pernah cemas akan kemegahan dunia dan juga kecemasan
akan bagaimana dia harus menampilkan dirinya di hadapan orang lain.
Injil hari ini juga mengingatkan kita akan kecemasan itu. Kita harus merefleksikan
pengalaman St. Paulus yang diberkati Yesus dengan peretemuan istimewa itu. Kita
harus bersyukur dan berterima kasih kepada Yesus yang telah membuka hati kita untuk
merenungkan diri kita sendiri. Kita hendaknya bersyukur betapa besar anugerah Tuhan
lewat segala sesuatu yang kita peroleh dalam hidup kita. Kita hendaknya tidak pernah
cemas untuk memegahkan diri. Namun bergembira atas kebaikan Tuhan yang agung.
Doa: Yesus yang Maha setia, terima kasih atas bimbinganMu, terima kasih atas
penyertaanMu setiap hari. Aku tidak dapat membayangkan betapa besar dan luhurnya
rencanaMu. Semoga Engkau selalu memenuhi aku dengan kelimpahan rahmatMu untuk
selalu bersyukur atas kasihMu, Amin
Rm. Joseph Neonbasu, MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
28
Fresh Juice !
Vol. 67 / 2015
www.DOJCC.com
Kekuatan Iman
Minggu 21 Juni 2015
Mrk. 4:38
Hari Minggu Biasa XII
Ayb. 38:1.8-11;
2Kor. 5:14-17;
Mrk. 4:35-40
“Guru, Engkau
tidak perduli kalau kita binasa?“
Sebelum Yesus mengajak para muridNya menyeberangi danau Galilea, Ia sebenarnya baru
saja menjelaskan perumpamaan tentang Kerejaan Allah yang seumpama dengan biji sesawi
yang memang kecil tapi kemudian akan tumbuh besar dan menjadi tempat naungan bagi
banyak makhluk hidup. Itu adalah perumpamaan tentang pentingnya iman akan Allah. Dan
ketika Yesus mengajak mereka untuk bertolak ke seberang, mereka tidak menyadari bahwa
iman mereka akan diuji di tengah danau.
Seringkali kita mudah sekali untuk meminta agar iman kita dikuatkan, tetapi kita tidak pernah
berpikir tentang konsekuensi dari permintaan itu. Kekuatan iman kita hanya akan terbukti
ketika kita mengalami tantangan dan penderitaan dalam hidup. Hidup itu memang seperti
ajakan Kristus untuk bertolak ke seberang. Saya tidak tahu dengan Anda, tetapi saya hanya
akan pergi bertualang hanya dengan teman yang saya kenal dan saya tahu bisa membantu
saya kalau ada kesulitan di jalan. Para murid sudah tahu bahwa yang mengajak mereka
ke seberang adalah Yesus yang memilih mereka (Mrk. 3:13-19), tetapi ketika ada badai
mengamuk, mereka kemudian cemas juga, padahal mereka sudah tahu orang ini adalah
Yesus yang sudah menyembuhkan ibu mertua Petrus dan orang-orang lain (Mrk. 1:29-34), yang
menyembuhkan orang yang sakit kusta (Mrk. 1:40-45), yang menyembuhkan orang lumpuh
(Mrk. 2:1-12), yang menyembuhkan banyak orang (Mrk. 3:7-12).
Sebagai Imam, iman saya itu tidak lantas menjadi lebih di atas rata-rata teman-teman saya
yang awam. Bahkan seringkali sebagai Imam kekuatiran saya, ketakutan saya, keraguan saya
dan kecemasan saya malah lebih besar dari teman-teman saya yang saya layani. Kalau
uang di rumah sudah sedikit berkurang, maka saya mulai cemas, nanti makan apa. Padahal
saya tahu saya mengikuti Tuhan yang mengajak saya bertolak ke seberang. Seringkali kali
keluhan-keluhan itu terungkap dalam doa-doa, kemudian kalau keluhan-keluhan pada Tuhan
itu sudah menumpuk, lantaran banyak keinginan yang tak terpenuhi, maka bukan hanya
marah dan kecewa pada Tuhan, tetapi kadang ingin rasanya melompat ke luar dari perahu
dan menyelematkan diri sendiri.
Ayub dalam bacaan pertama pun demikian. Dia yang sekali waktu pernah kaya, punya
segalanya, kemudian harus kehilangan semuanya, isteri-anak-harta hilang dalam satu hari,
kemudian di tambah lagi dengan sakit borok yang bau dan bernanah. Ayub tentu mengeluh
kepada Tuhan yang Ia sembah. Pikirnya lebih baik mati saja sekalian, karena Tuhan sudah
melupakannya dan berlaku tidak adil. Lalu apa jawaban Tuhan? Dia bilang hey Ayub saya
ini yang membuat matahari, bulan, bintang dan seluruh jagat raya berfungsi dan seterusnya
(Ayb. 38-42), sampai akhirnya Ayub mengakui karena sudah mengeluh dan kecewa pada
Tuhan dan menyadari kesalahannya, baru kemudian Tuhan mengembalikan lagi kekayaan
dan kebahagiaannya menjadi berlipat ganda.
Rm. Wenz, MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
29
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 67 / 2015
Tengoklah ke dalam, sebelum bicara
Senin 22 Juni 2015
Mat 7:5 Hai orang munafik,
keluarkanlah dahulu balok dari matamu,
maka engkau akan melihat dengan jelas
untuk mengeluarkan selumbar itu dari
mata saudaramu.”
St. Paulinus dr Nola, St. Yohanes
Fisher
Kej. 12:1-9;
Mzm. 33:12-13,18-19,20,22;
Mat. 7:1-5.
Menjadi seorang komentator, atau orang yang memberikan komentar, sekarang
sedang menjadi tren di berbagai acara talent show di televisi. Seorang komentator bola,
memberikan analisa pertandingan dan peran aktif setiap pemain dalam bertanding,
untuk mencetak gold an meraih kemenangan. Seorang komentator acara dangdut,
memberikan masukan dan kritikan kepada kontestan mengenai penampilan mereka
di atas panggung.
Berkomentar atau membicarakan pendapat kita tentang orang lain memang cukup
mudah. Jika sudah ada yang memulai, maka mulut ini serasa ingin berbicara terus
mengenai orang tersebut, dan cenderung menuju ke arah yang kurang positif. Dari
komentar-komentar tersebut, ada kalanya kita menjadi menghakimi orang lain. Padahal,
belum tentu apa yang kita sangka-kan atau kita pikirkan itu benar kenyataannya.
Dulu, saya juga sering “menghakimi” secara halus atau mengomentari seseorang,
karena orang tersebut tidak pernah hadir dalam suatu kegiatan. Pikiran negatif
dan pandangan jelek kepada mereka pun akhirnya muncul di benak saya. Seiring
berjalannya waktu, saya menyadari bahwa saya tidak bisa berbuat seperti itu. Sebelum
menghakimi atau berkata mengenai perbuatan orang lain, saya harus melihat ke
dalam diri saya terlebih dahulu, apakah saya juga pernah berbuat seperti yang orang
itu lakukan. Melalui suatu proses, saya juga menyadari bahwa mereka mungkin saja
memiliki hal/urusan lain yang tidak dapat ditinggalkan, sehingga tidak bisa hadir dalam
suatu acara. Semenjak itu, positive thinking selalu saya kedepankan dalam menyikapi
permasalahan di atas.
Perkataan Yesus dalam Injil hari ini cukup tegas. Ia menganggap kita layaknya seorang
yang munafik, jika kita menghakimi orang lain tanpa melihat ke dalam diri kita terlebih
dahulu. Berani menghakimi orang lain, tanpa melihat apakah diri kita sebenarnya
apakah sudah lebih baik dari orang tersebut. Seperti dalam lirik lagu Ebiet G Ade yang
berjudul “untuk kita renungkan”, “tengoklah ke dalam, sebelum bicara – singkirkan
debu yang masih melekat,” kita pun hendaknya introspeksi (melihat ke diri kita) terlebih
dahulu, sebelum menghakimi atau berkomentar terhadap orang lain. Dengan mengurus
persoalan pribadi kita sendiri, tanpa bermaksud untuk ikut campur dengan persoalan
orang lain, kita sudah belajar untuk mencapai kerendahan hati, seperti apa yang telah
dikatakan oleh Ibu Teresa dari Calcuta.
KRIS
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
30
Fresh Juice !
Vol. 67 / 2015
www.DOJCC.com
Petunjuk untuk Memilih
St. Yosephus Cafasso
Kej.13:2.5-18;
Mzm. 15:2-3ab.3cd-4ab.5;
Mat. 7:6.12-14.
Selasa 23 Juni 2015
Matius 7:13-14, “Masuklah melalui
pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu
dan luaslah jalan yang menuju kepada
kebinasaan..”
Manusia diciptakan dengan kebebasan untuk memilih. Walau pun
begitu, Tuhan tetap mengawasi setiap ciptaan-Nya agar tidak salah
memilih. Dan Ia selalu memberikan penjelasan tentang hal yang baik
dan hal yang buruk dari setiap pilihan, lalu menganjurkan umat-Nya
untuk memilih yang baik. Semua itu ada dalam Kitab Suci.
Yang hampir mirip dengan ayat yang saya pilih di atas ada dalam Kitab
Ulangan 30, khususnya ayat 19-20. Di sana Tuhan, melalui hamba-Nya
Musa, memberikan pilihan kepada bangsa Israel, sebelum Ia memilih
Joshua menggantikan Musa mengantar bangsa Israel memasuki Tanah
Terjanji. Ia memberikan pilihan antara kehidupan karena mengikuti
Firman-Nya dan kematian akibat hidup dalam dosa dan kejahatan.
Setelah perintah yang bikin hati ciut pada ayat 19abc, kita sampai pada
kata-kata yang menyejukkan dan saya amat menyukainya; ayat 19de20,’Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun
keturunanmu, dengan mengasihi Tuhan, Allahmu, mendengarkan
suara-Nya dan berpaut pada-Nya….”
Marilah kita minta bimbingan Tuhan lewat Roh Kudus-Nya setiap hari,
karena setiap hari tentunya kita selalu dihadapkan pada pilihan-pilihan.
(narita).
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
31
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 67 / 2015
You Are Special
Rabu 24 Juni 2015
Lukas 1:66
“…Menjadi apakah
anak ini nanti?” Sebab tangan Tuhan
menyertai dia.
HARI RAYA KELAHIRAN
St. YOHANES PEMBAPTIS
Yes. 49:1-6;
Mzm. 139:1-3,13-14ab,14c-15;
Kis. 13:22-26;
Luk. 1:57-66,80
Seluruh bacaan hari ini, baik bacaan pertama, Mazmur, maupun Injil berbicara tentang
panggilan dan perutusan Tuhan.
Yesaya menuliskan pada bab 49 ayat ke-5 “Maka sekarang firman Tuhan yang membentuk
aku sejak dari kandungan untuk menjadi hambaNya” Sementara pada ayat yang ke-6 ,
tertera firman Tuhan kepada Yesaya “TERLALU SEDIKIT bagimu untuk menjadi hambaKu..” …
menunjukan bahwa Tuhan bisa berbuat lebih dan lebih lagi atas diri Yesaya. Lanjutan ayat
tersebut.. “Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa”
Mazmur juga menuliskan tentang Allah yang menenun kita di dalam kandungan Ibu
mengenal kita. Senada dengan Yesaya yang menerakan Tuhan yang membentuknya
sejak dari kandungan.
Injil menceritakan kelahiran Yohanes Pembaptis yang hari ini kita peringati. Sejak dikandung,
ia telah ditentukan untuk menyiapkan kedatangan Yesus. Ada kekaguman, harapan besar
terhadap Yohanes yang kisah kelahirannya begitu dahsyat.
Yohanes dalam panggilannya adalah sosok yang berani mewartakan iman dan rendah
hati. Ia adalah “suara yang berseru LANTANG di padang gurun”. Sekaligus yang dalam
kerendahan hatinya memandang berkata “Membuka tali kasutNya pun aku tak layak”
Pribadi yang luar biasa.
Mari merefleksikan kelahiran kita masing-masing, lalu mengisi titik titik pada ayat berikut
dengan nama kita masing-masing.
“Akan jadi apakah ……. nanti, karena tangan Tuhan menyertainya.”
Setiap kelahiran kita pun tidak kurang special dan dahsyatnya dari St Yohanes Pembaptis
Kita tahu bahwa kita berharga di mata Tuhan, namun sering kali kita lupa bagian yang
terpenting ini.. “TANGAN TUHAN MENYERTAI”mu, menyertaiku, menyertai kita – MEMAMPUKAN
kita. Kita ingat kita dikasihi tapi kita lupa TERLALU SEDIKIT bagi kita untuk menjadi umat yang
biasa-biasa saja, karena Tuhan akan menjadikan setiap kita terang bagi keluarga, teman,
komunitas, gereja dan bangsa-bangsa.
Yuk bangkit mendobrak setiap keraguan kita dalam apapun, dalam rumah tangga,
dalam pekerjaan, pelayanan, masa depan… kita terlahir untuk menjadi BESAR, menjadi
PEMENANG dalam kehidupan .. Karena apa? Karena Tangan Tuhan yang Maha Kuasa dan
Maha Kasih menyertai kita.
Yustina
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
32
Fresh Juice !
Vol. 67 / 2015
www.DOJCC.com
Hal Kecil
Kej. 16:1-12,15-16;
Mzm. 106:1-2,3-4a,4b-5;
Mat. 7:21-29
Mat 7: 21
Kamis 25 Juni 2015
”Bukan setiap orang yang
mengatakan kepadaku, ’Tuan, Tuan’, akan masuk
ke dalam kerajaan surga, melainkan orang yang
melakukan kehendak Bapakku yang di surga.
Saya yakin kita semua pasti pernah melakukan ini. Suatu hari kamu baru saja
mengkonsumi sebuah minuman kemasan di tempat umum dan setelah minuman itu
habis kamu mencari tempat sampah untuk membuang kemasan minuman yg sudah
kosong itu tetapi di saat kamu mencari tempat sampah di sekitarmu, kamu tidak
menemukan tmpat sampah itu. Akhirnya karena malas mencarinya lagi atau membawa
pulang kemasan kosong itu adalah hal yg konyol kamu memutuskan untuk membuang
kemasan minuman itu di situ saja. Di sisi lain kamu tahu bahwa membuang sampah tidak
pada tempatnya itu tidak baik dan melanggar aturan karena bisa mengakibatkan hal
yg buruk terjadi dan menyangkut kepentingan bersama, namun kamu tetap membuang
sampah sembarangan. Di beberapa negara bahkan memberikan sanksi tegas dengan
denda yg sangat tinggi jika tidak membuang sampah pada tempatnya.
Terkadang banyak hal kecil yg kita tahu bahwa itu baik untuk dilakukan dan berkibat
buruk kalau tidak dikakukan tetapi kita tetap mengikuti kehendak kita untuk tidak
melakukan hal tersebut. Bahkan karena keegoisan kita, kita juga tahu bahwa efek dari
tidak melakukan hal kecil itu buruk tetapi kita masih tetap melakukannya sekalipun itu
menyangkut kepentingan bersama. Melakukan hal kecil yang baik seperti membuang
sampah pada tempatnya sesuai dengan aturan pemerintah saja terkadang sangat
berat bagi kita, bagaimanakah dengan melakukan hal besar sesuai dengan apa yang
Tuhan kehendaki dalam hidup kita?
Tuhan Yesus memang tidak secara nyata menulis hukuman dan sanksi jika kita tidak
mengikuti kehendaknya atau perintahnya tapi jangan sampai karena hal kecil yang
Tuhan kehendaki dalam hidup kita, malah kita malas melakukannya dan pada akhirnya
malah menciptakan banyak dosa yang harus kita pertanggung jawabkan di dunia
akhirat.
Tuhan mempunyai rencana besar yang indah yang ada dalam hidup kita. Di dalam
rencana-rencana yang la buat ada aturan-aturan dan kehendak yang Ia tetapkan
dalam hidup kita untuk kita jalani. Tugas kita bagaimana caranya untuk bisa melakukan
dan menaati hal-hal kecil yang yang telah la kehendaki untuk mendekatkan kita pada
hal-hal besar yang telah la rancang dalam hidup kita.
FLO
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
33
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 67 / 2015
Yesus yang Memulihkan
Jumat 26 Juni 2015
Mat 8:2
Maka datanglah seorang
yang sakit kusta kepada-Nya, lalu sujud
menyembah Dia dan berkata: “Tuan, jika
Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku.”
Maria Magdalena Fontaine,
Marguerite Rutan
Kej. 17:1,9-10,15-22;
Mzm. 128:1-2,3,4-5;
Mat. 8:1-4.
Selama saya bertemu dengan klien-klien hipnoterapi, ada tiga tipe klien yaitu :
Pertama : yang benar – benar datang atas kemauannya sendiri, dan benar – benar ingin
berubah
Kedua : klien yang ingin mencoba seperti apa sih hipnoterapi itu
Ketiga : klien yang datang karena diminta oleh orang lain, entah orangtua maupun
pasangan.
Dari ketiga tipe klien tersebut, yang paling merasakan manfaat dari hipnoterapi, sudah jelas
adalah yang pertama.
Klien tipe kedua belum tentu efektif, dan klien tipe ketiga sama sekali tidak efektif bagi dia.
Mengapa bisa demikian?
Karena ada semangat, kemauan dan keyakinan di dalam diri orang tipe pertama. Dia
melihat harapan.
Sama seperti penderita Kusta dalam bacaan hari ini. Anda pasti tahu kan, kalau penderita
kusta pada jaman Yesus itu dikucilkan. Namun, saat yesus baru turun dengan diikuti oleh
orang banyak, dia nekad untuk bertemu dengan Yesus. Ada semangat dan harapan untuk
bisa kembali tahir. Dan bila kita cermati, orang kusta ini 100% yakin bahwa Yesus dapat
menyembuhkannya. Dia tidak bertanya “Bisakah engkau mentahirkan aku?” namun langsung
main todong “Kalau Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku”. Dan keyakinannya ini tepat,
karena Yesus memang sanggup mentahirkannya.
Hubungan dengan hidup kita :
Di dalam perjalanan hidup, pastinya kita beberapa kali mengalami suatu persoalan. Dan
seringkali karena persoalan ini, hidup kita menjadi terkucilkan. Dari luar mungkin kita tampak
biasa – biasa saja, namun di dalam.. hm.. mungkin ada bagian diri kita yang menangis
disana..
Untungnya, sampai saat ini pun Yesus masih sama dengan Yesus yang dahulu. Yesus yang
sanggup mentahirkan kita.
Langkah pertama yaitu kita memiliki semangat dan keyakinan bahwa Yesus bisa memulihkan
kita kembali menjadi manusia yang seturut rupaNya.
Dan ambillah langkah kedua, yaitu :
Melangkah menemuinya dan berkata “Tuhan, bila Engkau mau, Engkau dapat memulihkan
Aku”
Langkah ketiga : Pergi dan persembahkan diri kepada Tuhan, salah satunya melalui
pelayanan.
Salam Hangat,
Daniel Anugroho, S.E, C.Ht
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
34
Fresh Juice !
Vol. 67 / 2015
www.DOJCC.com
Iman
Sabtu 27 Juni 2015
St. Sirillus dr Aleksandria
Kej.18:1-15;
Mzm. MT Luk.1:46-47,48-49,50,53,
Mat 8:5-17,
Mat 8:10, 13 “Sesungguhnya
iman sebesar ini tidak pernah
Aku jumpai pada seorang pun di
antara orang Israel.”
Apakah Iman itu ? Mengutip dari Ibrani 11:1:” Iman adalah dasar dari segala
sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat”.
Pada suatu ketika saya diberitahu bahwa perusahaan dimana saya bekerja
akan tutup karena rugi. Saya diberi waktu setahun untuk mencari pekerjaan, dan
dapat berhenti kapan saja karena tidak mendapat pesangon. Maka saya mulai
menghubungi teman-teman dan mencari diiklan lowongan untuk mendapatkan
pekerjaan. Setelah lewat beberapa bulan, saya mendapat kabar dari seorang
teman bahwa ada sebuah lowongan pada sebuah perusahaan Representative
dari Jerman yang berkantor di Jakarta Selatan. Saya senang tapi juga khawatir
karena saya belum punya pengalaman untuk lowongan yang ditawarkan. Sehari
sebelum wawancara saya pergi ke gereja Kathedral , memasang lilin dekat patung
Pieta dan berdoa:” Tuhan Yesus, Engkau tahu saya harus bekerja untuk membiayai
hidup saya . Perusahaan tempat saya bekerja sekarang akan di tutup, tapi saya
sudah mendapatkan sebuah penawaran kerja. Kalau pekerjaan ini cocok buat
saya dan berasal dari pada Mu maka perusahaan ini akan memberikan saya idr
X/bulan. Terimakasih Tuhan Yesus untuk BerkatMu sepanjang hidup saya.
Keesokan harinya ketika wawancara ditanya gaji saya pada perusahaan yang
lama, saya bilang apa adanya yaitu sebesar 70% dari idr X, saya juga bilang
saya berhenti karena perusahaan tutup, kalau diterima saya akan bekerja dengan
baik, jujur, rajin dan sepenuh hati, hanya saya tidak tahu apakah pendidikan
dan pengalaman saya dapat memenuhi syarat untuk mengisi lowongan yang
tersedia. Bos nya bilang, dia yakin saya dapat menyelesaikan pekerjaan dengan
baik, dan akan memberi petunjuk kalau ada yang saya tidak mengerti dan saya
akan menerima gaji idr X/bulan. Mendengar itu rasanya seperti mimpi, tapi Tuhan
kita Yesus Kristus memang Maha besar dan ajaib. Terpujilah Tuhan Yesus selamalamanya. Amin.
Betty
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
35
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 67 / 2015
Lebih dari yang diharapkan
Minggu 28 Juni 2015
Mrk. 5:41,
Lalu Yesus memegang
tangan anak itu, “Talita Kum” yang berarti:
“Hai anak, Aku berkata kepadamu,
bangunlah!”
Hari Minggu Biasa XIII
Keb. 1:13-15; 2:23-24; Mzm.
30:2,4,5-6,11,12a,13b; 2Kor.
8:7,9,13-15; Mrk. 5:21-43 (Mrk.
5:21-24,35-43)
Iman adalah mengharapkan sesuatu dari Tuhan akan terjadi sesuai yang kita minta atau
bahkan lebih daripada yang kita bayangkan. Dengan kata lain, mukjizat terjadi karena
adanya campur tangan dari Tuhan dalam hidup kita.
Bacaan Injil hari ini menjadi contohnya. Terjadi dua mukjizat penyembuhan sekaligus
walaupun pada awal mulanya Yesus berencana menyembuhkan sang anak yang
“katanya” mati. Di luar dugaan ada “kekuatan” yang keluar dari Yesus yang mempunyai efek
terjadi penyembuhan dalam diri seorang wanita yang sudah bertahun-tahun mengalami
penyakit pendarahan. Yesus tidak berencana untuk menyembuhkan sang wanita, tetapi
adanya iman dari wanita itu yang dengan beraninya menyentuh ujung jubah Yesus, maka
terjadilah mukjizat. Tidak ada yang menyangka bahwa mukjizat penyembuhan itu terjadi di
antara kerumunan orang banyak. Tetapi yang mau kita lihat adalah bahwa Tuhan memberi
lebih dari apa yang kita harapkan.
Selanjutnya Yesus masuk ke dalam rumah untuk melihat kondisi sang anak yang katanya
“mati” karena terdengar isak tangis ratapan kematian, tetapi Yesus hanya mengatakan
bahwa sang anak tidak mati, tetapi hanya “tertidur”. Semua orang tertawa dan menyuruh
tuan rumah untuk mengusir orang yang tertawa itu keluar. Dan pada saat Yesus tinggal
bersama orang tua dan anak itu saja, Yesus berkata, “Talita Kum” yang berarti: “Hai anak,
Aku berkata kepadamu, bangunlah!”
Mukjizat terjadi karena sabda Yesus adalah sabda Kehidupan dan memberikan hidup
kepada sang anak. Yesus bukan saja menyembuhkan tetapi membangkitkan sang anak
dan memberikan hidup yang baru kepada sang anak. Sungguh di luar dugaan orangorang di sekitarnya.
Setelah membaca dan merenungkan perikop ini, kita semua diajak untuk berharap. Ingat
akan tiga keutamaan kristiani: iman-harap-kasih. Inilah bentuk harapan kita akan Tuhan.
Mukjizat terjadi setiap hari dalam hidup kita, tapi apakah kita menyadarinya? Apakah
mukjizat hidup anda hari ini? Marilah kita menaruh harapan kita kepada Tuhan Yesus saja.
Amin
Rm. Vincent Widi MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
36
Fresh Juice !
Vol. 67 / 2015
www.DOJCC.com
Tugas Mulia
Senin 29 Juni 2015
HARI RAYA ST. PETRUS DAN ST. PAULUS
“Apa yang kau ikat di dunia
Kis. 12:1-11;
ini akan terikat di sorga dan apa yang kau
Mzm. 34:2-3,4-5,6-7,8-9;
2Tim. 4:6-8,17-18;
lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga”
Mat. 16:13-19
Mat 16:19
Pengalaman hidup St. Petrus, Rasul Yesus selalu menarik untuk
direnungkan. Keterbukaan hatinya pada kebenaran yang dinyatakan
Allah Bapa dan dengan gamblang disampaikannya pada Yesus
sungguh perlu kita teladani. Tidak setiap kebenaran dapat kita pahami
dalam waktu singkat, tetapi hanya pada saat yang ditentukan Allah
dalam terang iman akan Kristus.
Demikian juga St. Petrus. Identitas Yesus sebagai Putra Allah yang hidup
barulah ia ‘pahami’ dengan jelas saat bertemu dengan Yesus yang
bangkit. Begitu pula ketika Yesus mempercayakan Gereja kudus-Nya
dan kunci kerajaan surga kepadanya. Tugas yang tidak ringan ini ia
pahami sepenuhnya setelah Pentekosta saat ia membimbing komunitas
umat perdana di Yerusalem. Dengan wewenang sebagai wakil Kristus di
tengah Gereja-Nya St. Petrus dan para penerusnya menjadi saksi kasih
Allah yang nyata yang menghendaki dan memanggil semua orang
untuk memperoleh keselamatan.
Bila setiap anggota Gereja menyadari tugas mulia yang dipercayakan
Yesus kepada St. Petrus dan penerusnya, maukah kita mengingat Bapa
Paus dan mendukung beliau dalam doa-doa kita setiap hari?
Sr. M. Benedicta, OSB.
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
37
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 67 / 2015
Membangunkan Dia
Selasa 30 Juni 2015
Matius 8:23-27 “Mengapa kamu
takut, kamu yang kurang percaya?” Lalu
bangunlah Yesus menghardik angin dan
danau itu, maka danau itu menjadi teduh
sekali.”
Para Martir Pertama di Roma
Kej. 19:15-29;
Mzm. 26:2-3,9-10,11-12;
Mat. 8:23-27.
Peristiwa ketika Yesus dan murid-muridNya menyeberangi danau dan pada
saat diperjalanan itu Yesus tertidur diperahu sementara datang angin ribut
jelas membuat murid-murid Yesus dipenuhi ketakutan yang luar biasa. Yang
ada dibenak mereka adalah “celaka” Pikiran tersebut membuat mereka lupa
bahwa ada Tuhan didalam Perahu tersebut. Ketika mereka membangunkan
Yesus maka Yesus menunjukkan kuasaNya dengan menenangkan angin ribut
tersebut.
Melalui peristiwa ini kita kembali diingatkan bahwa sering sekali didalam
perjalan hidup ini kita seperti murid-murid Yesus. Kelemahan murid-murid terlihat
dari ketidak mampuan mereka melihat dan mengenal kemahakuasaan Yesus.
Ketika diperhadapkan dengan masalah (angin ribut) maka yang muncul
adalah ungkapan “celakalah kita” . Sampai di dalam kehidupan jaman
sekarang ini banyak juga orang yang tidak mampu melihat / menghadapi
masalah dengan mengandalkan iman percayanya kepada Yesus. Justru
yang ada adalah dengan mengandalkan kekuatan diri sendiri menghadapi
masalah tersebut sampai akhirnya yang ada di dalam benak pikiran kita
adalah “bahaya, celaka” yang justru membuat kita tidak dapat hidup dengan
tenang. Mengapa hal ini terjadi....? Jelas semuanya itu karena kita senantiasa
“membiarkan Yesus Tidur” di dalam kehidupan kita. Artinya karena kita tidak lagi
berseru, berserah bahkan memanggil, berhubungan dengannya, kita hanya
sibuk dengan urusan, perjuangan, pekerjaan atau setiap aktivitas kita, maka
sama saja menidurkan Yesus didalam diri kita. Akibatnya akan selalu merasa
takut bahkan menganggap persoalan yang kita hadapi begitu beratnya
bahkan sampai tidak ada jalan keluar. Ingat Ada Yesus yang akan tetap setia
menolong kita. Mari kita selalu “membangunkan Dia” didalam kehidupan kita
dengan cara selalu berseru kepadaNya melalui doa kita, ibadah kita dengan
kata lain jagalah hubungan yang harmonis dengan Tuhan, maka ketika kita
berhadapan dengan masalah kehidupan ini tidak takut karena ada Tuhan
yang akan menolong kita.
Cutam
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
38
Fresh Juice !
Vol. 67 / 2015
www.DOJCC.com
Novena Doa Rosario
Bulan Mei 2015
bergantiaan di rumah
Doa Rosario
di rumah Jeff
Doa Rosario
di rumah Bu Daisy
Doa Rosario
di rumah Om Bambang
Doa Rosario
di rumah Ibu Igna
Doa Rosario
di Gereja FX
Doa di rumah baru
Keluarga Eros
25 Mei 2015
Doa Rosario di
rumah Yovisasa
Ultah Ilinca
10 Mei 2015
Pemberkatan
Bakmi Dempo 91
15 -05-‘15
Mengunjungi Anas
di RS Prima Medika
Syukuran Penny
Ketua Sharing Group
yang baru
Download