BADAN HUKUM Overview ade saptomo I. Pengertian

advertisement
BADAN HUKUM
Overview
ade saptomo
I. Pengertian Umum
1. Badan Hukum diartikan sebagai organisasi, perkumpulan atau paguyuban lainnya
yang legalitas pendiriannya dengan akta otentik dan oleh hukum diperlakukan sebagai
subyek hukum (persona atau sebagai orang).
2. Badan Hukum mengandung dua dimensi, yakni badan hukum publik dan badan
hukum perdata. Contoh yang paling nyata dari badan hukum publik, yang lazim
disebut badan hukum orisinil, adalah negara, propinsi, kabupaten dan kotapraja.
II. Pengaturan Dasar Badan Hukum Perdata
Diatur dalam KUH Perdata
1. Pasal 1653 KUH Perdata adalah peraturan umumnya, dimana disebutkan selainnya
perseroan yang sejati oleh undang-undang diakui pula perhimpunan-perhimpunan
orang sebagai perkumpulan-perkumpulan, baik perkumpulan-perkumpulan itu
diadakan atau diakui sebagai demikian oleh kekuasaan umum, maupun
perkumpulan-perkumpulan itu diterima sebagai diperbolehkan, atau telah didirikan
untuk suatu maksud tertentu yang tidak bertentangan dengan undang-undang atau
kesusilaan baik.
2. Pasal 1654 KUH Perdata yang menyatakan bahwa semua perkumpulan yang sah
adalah seperti halnya dengan orang-orang preman, berkuasa melakukan tindakantindakan perdata, dengan tidak mengurangi peraturan-peraturan umum, dalam
mana kekuasaan itu telah diubah, dibatasi atau ditundukkan pada acara-acara
tertentu.
3. Aturan untuk menentukan kedudukan suatu perusahaan sebagai badan hukum,
biasanya ditetapkan oleh perundang-undangan, kebiasaan atau yurisprudensi.
Sebagai contoh,
a. PT dinyatakan sebagai badan hukum di dalam Pasal 1 butir 1 UUPT,
b. Koperasi dinyatakan sebagai badan hukum dalam Pasal 1 butir 1 UndangUndang Nomor 12 Tahun 1997 Tentang Perkoperasian, dan
c. Yayasan dinyatakan sebagai badan hukum dalam Pasal 1 butir 1 UndangUndang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan.
d. Perkumpulan tertentu (X), dimana diatur ?
III. Bentuk Badan Hukum Perdata
1. Konvensional
a. Perseroan Terbatas (PT) (Pasal 36 KUHD dan UU No. 1 Tahun 1995 jo. UU No.
40 Tahun 2007) NV atau “Namlooze Venotschap --------------------BUM Swasta
b. Perhimpunan (perkumpulan) (Pasal 1653 KUH Perdata, Stb. 1870-64, Stb. 1939570)
--------------------BUM Swasta
c. Yayasan sebagai diatur dalam Undang-Undang No. 28 Tahun 2004 tentang
Perubahan atas UU No. 16 Tahun 2001 tentang Yayasan ---------- BUM Swasta
d. Koperasi diatur dalam UU No. 12 Tahun 1997 tentang Koperasi--- BUM Swasta
e. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti Perum
----------BUM Negara
1
f. Bentuk badan usaha lain yang anggaran dasarnya disahkan oleh Menteri dan
diumumkan dalam berita Negara.
2. Dalam Perkembangan
a. Badan Hukum Milik Negara (BHMN) yang diterapkan untuk perguruan tinggi
negeri.
b. Badan Hukum Pendidikan (BHP) yang diproyeksikan untuk mentransformasi
perguruan tinggi swasta diatur dalam UU No. 9 tahun 2009 tentang BHP
(dibatalkan MK).
c. Badan Layanan Umum yang diperuntukkan bagi badan hukum yang bergerak di
bidang jasa pelayanan publik, seperti rumah sakit dan perusahaan jasa transportasi.
Menurut doktrin, kriteria yang dipakai untuk menentukan ciri-ciri suatu badan hukum
adalah apabila perkumpulan itu mempunyai unsur-unsur sebagai berikut:
d. adanya harta kekayaan yang terpisah,
e. mempunyai tujuan tertentu,
f. mempunyai kepentingan sendiri, dan
g. adanya organisasi yang teratur.
IV. Pertanggungjawaban Badan Hukum
2. Dalam Hukum Perdata
 Badan hukum dianggap sebagai subyek hukum (orang) yang mempunyai
kewenangan melakukan perbuatan hukum seperti halnya orang, akan tetapi
perbuatan hukum itu hanya terbatas pada bidang hukum harta kekayaan.
Mengingat wujudnya adalah badan atau lembaga, maka dalam mekanisme
pelaksanaannya badan hukum sebagai subyek hukum bertindak diwakili
pengurus-pengurusnya.
 Sebagai suatu badan hukum berhak serta berwenang untuk melakukan
tindakan-tindakan perdata, seperti perjanjian dengan pihak lain.
 Sebagai suatu badan hukum (sebagai suatu subyek hukum mandiri; persona
standi in judicio) dapat melakukan perbuatan melawan hukum (onrechtmatig
handelen; tort). Penafsiran ini dilakukan melalui asas kepatutan dan keadilan.
 Oleh karena itu dalam hukum perdata suatu korporasi (legal person) dapat
dianggap bersalah melakukan perbuatan melawan hukum, yang
pertanggungjawabannya diwakili oleh pengurus.
3. Dalam hukum pidana.
 Dalam ilmu hukum pidana Indonesia, gambaran tentang pelaku tindak pidana
(kejahatan) masih dikaitkan dengan perbuatan yang secara fisik dilakukan oleh
pelaku (fysieke dader) secara orang perorangan. Dalam pustaka hukum pidana
modern telah diingatkan, bahwa dalam lingkungan sosial ekonomi atau dalam
lalu lintas perekonomian, seorang pelanggar hukum pidana tidak selalu perlu
melakukan kejahatannya itu secara fisik.
 KUH Pidana Indonesia, semula pengurus (direksi) suatu korporasi tidak dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum pidana (criminal liability). Namun, pada
perkembangannya korporasi juga dapat dimintakan pertanggungjawaban secara
hukum pidana. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh UU No. 23 Tahun
1997 tentang Lingkungan Hidup.
2
V. Kewajiban Pajak
a. Merujuk pada UU tentang Ketentuan Umum Perpajakan yang menyebutkan
bahwa Badan sebagai subjek pajak, yaitu sekumpulan orang atau modal yang
merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan
usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya,
badan usaha milik negara atau daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun,
firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan,
organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi yang sejenis,
lembaga, bentuk usaha tetap dan bentuk badan lainnya.
b. Dari definisi Badan di atas jelas bahwa lembaga, perkumpulan atau organisasi
termasuk ke dalam subjek pajak. Sehingga secara umum lembaga juga
berkewajiban mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP atau Nomor Pokok
Wajib Pajak sebagaimana perseroan terbatas.
c. Kekayaan hasil usaha atau kegiatan yang digunakan untuk kemajuan dan
pengembanan lembaga tidak dipungut pajak.
VI. Hubungan Hukum dengan Pihak lain
Hak-hak sebagai Subyek Hukum:
a. Dapat membuat perjanjian dengan berbagai pihak
b. Dapat memiliki harta benda/kekayaan
c. Dapat melakukan jual beli dan menyewa barang/jasa
d. Dapat memiliki hutang
Kewajiban sebagai Subyek Hukum:
a. Memenuhi prestasi-prestasi yang telah disepakati dalam perjanjian
b. Membayar pajak kepada Negara
c. Jika melakukan pelanggaran hukum dapat dituntut secara hukum perdata
dan/atau pidana
d. Tunduk pada hukum ekonomi pada umumnya.
3
Persamaan/Perbedaan
Badan Hukum
Persamaan 1. Dasar Hukum
Umum
2. Modal awal
3. Status hukum
4. Spesifikasi
5. Kepengurusan
6. Pendirian
7. Otoritas
Perbedaan
Analisis
untuk LAM
Perseroan
Terbatas
Pasal 1653, 1654
KUH Perdata
Kekayaan
Subyek hukum
AD/ART
Struktur
pengurus
Akta notaris
Ditjen AHU
kemenkumham
1. Pengaturan
UU No. 40 Tahun
2007 tentang
Perseroan
Terbatas
2. Tujuan
Komersial
3. Sifat
4. Ruang lingkup
kegiatan
Karakter LAM
1. Badan hukum
2. Perkumpulan
profesional
3. Nirlaba
4. Bidang
Pendidikan
Kesehatan
5. Mandiri
Asumsi Pilihan LAM
Yayasan
Bentuk Badan Hukum
Koperasi
Pasal 1653, 1654
KUH Perdata
kekayaan
Subyek hukum
AD/ART
Struktur pengurus
Akta notaris
Ditjen AHU
kemenkumham
Pasal 1653, 1654
KUH Perdata
kekayaan
Subyek hukum
AD/ART
Struktur
pengurus
Akta notaris
Ditjen AHU
kemenkumham
UU No. 12
Tahun 1997
tentang
Koperasi
laba
fokus usaha
tertentu tak
terpisahkan
dengan pengurus
UU No. 28 Tahun
2004 tentang
Perubahan UU
No. 16 Tahun
2001 tentang
Yayasan
Sosial,
keagamaan,
kemanusiaan
nirlaba
Dapat membentuk
badan usaha lain
yang pengurusnya
terpisah



Perkumpulan/perhimpunan
lembaga/organisasi profesi
Pasal 1653, 1654 KUH
Perdata
kekayaan
Subyek hukum
AD/ART
Struktur pengurus
Catatan/
keterangan
Akta notaris
Ditjen AHU
kemenkumham

Kesejahteraan
(kedalam)
anggota Koperasi
laba
fokus usaha
tertentu tak
terpisahkan
dengan pengurus
Pasal 1653-1665 KUH
Perdata, Stb. 1870-64, Stb.
1939-570
 Belum ada pengaturan
secara khusus
 merujuk yayasan
nonkomersial, sosial,
keagamaan, kemanusiaan, ttp
pendidikan
nirlaba
fokus usaha tertentu tak
terpisahkan dengan pengurus

LAM bukan
komersial/laba
 Tujuan
bertentangan
dengan Psl 13
Permendiknas
28/2005
x
LAM bukan
sosial,
keagamaan,
kemanusiaan
 Dapat
mendirikan
badan usaha
lain
x
LAM bukan
komersial/laba
 Tujuan
bertentangan
dengan Psl 13
Permendiknas
28/2005
x


LAM sifatnya nirlaba
Fokus usaha Penjaminan
mutu pendidikan kesehatan
 Tidak bertentangan Psl 13
Peremndiknas 28/2005
 Tak terpisahkan dengan
pengurus.
V
LAM adalah
organisasi profesi
asesor pendidikan
kesehatan yang
mandiri
(independen),
profesional,
amanah.
4
5
Download