7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tumbuhan ketepeng cina (Cassia

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tumbuhan ketepeng cina (Cassia alata L.)
Daun ketepeng cina (Cassia alata L.) mempunyai beberapa nama
tergantung dari daerah tempat tumbuhnya tanaman. Nama daerah ketepeng
adalah : daun kupang, daun kurap, ketepeng, kupang-kupang, gelenggang,
urakap (Sumatera) ; ketepeng badak, kimanila, ketepeng kebo, ketepeng cina,
acon-aconan
(Jawa);
sayamar,
tabankun,
hayamara,
kupang-kupang
(Syamsuhidayat & Ria, 1991).
Kedudukan tanaman ketepeng cina dalam sistematika tumbuhan
(Cronquist, 1981) adalah sebagai berikut :
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Bagsa
: Rosales
Suku
: Caesalpiniaceae
Marga
: Cassia
Jenis
: Cassia alata L.
Ketepeng merupakan tanaman perdu, tinggi 1-5 m. Daunnya menyirip
genap, poros daun tanpa kelenjar. Daun penumpu lama tetap tinggal dengan
pangkal lebar dan ujung meruncing, seperti kulit, merah coklat, panjang 6-9
mm. Anak daun 8-24 pasang, sepasang yang terbawah langsung diatas
pangkal tangkai daun, berjarak dengan pasangan berikutnya, yang lebih atas
memanjang sampai bulat telur terbalik, tumpul bertepi merah coklat, boleh
7
Uji Daya Hambat..., Arifah Puji Kuati, FKIP UMP, 2013
8
dikatakan gundul; panjang 3,5-15 cm, lebar 2,5-9 cm ke arah ujung daun
menjadi lebih besar.
Tandan tidak bercabang, tangkai 10-20 cm, poros
panjang 50 cm. Daun pelindung pendek sebelum mekar rontok, berwarna
orange panjang 3 cm dan lebar 2 cm. Kelopak berbagi 5 dalam. Daun
mahkota kuning cerah. Benang sari yang tertengah dari 3 yang terbawah lebih
pendek daripada yang kedua lainnya. Polongan diatas tanda bekas kelopak
bertangkai, menjauhi, hitam, dengan sayapnya panjang 12-18 cm dan lebar
2,5 cm, membuka sepanjang sambungan perut. Biji 50-70. Kebanyakan
tumbuh liar dan kadang-kadang ditanam. Daun dapat digunakan sebagai obat
(van Steenis, 2005). Daun ketepeng cina mengandung flavonoid dan
antrakinon (Windono, 1996), juga megandung alkaloid (Hujjastunaini, 2011).
(Gambar 2.1).
B
A
C
Gambar 2.1 (A). Tanaman ketepeng cina (Cassia alata L.),
ketepeng cina, (C). Daun ketepeng cina
(B). Bunga
Uji Daya Hambat..., Arifah Puji Kuati, FKIP UMP, 2013
9
2.2 Kandungan Fitokimia Daun Ketepeng Cina (Cassia alata L.)
Senyawa organik pada tumbuhan dibedakan menjadi 2 kelompok
yaitu metabolit primer dan metabolit sekunder. Metabolit primer merupakan
senyawa
utama
yang
diperlukan
untuk
proses
pertumbuhan
dan
perkembangan meliputi karbohidrat, lemak, dan protein. Menurut Taiz dan
Zeiger (2002) metabolit sekunder yang dihasilkan tumbuhan merupakan
bagian dari sistem pertahanan diri. Senyawa tersebut berperan sebagai
pelindung dari serangan infeksi mikroba patogen dan mencegah pemakanan
oleh herbivora. Metabolit sekunder dibedakan menjadi tiga kelompok besar
yaitu terpen, fenolik, dan senyawa mengandung nitrogen terutama alkaloid.
Flavonoid pada ketepeng cina ditemukan pada daun, bunga dan
batangnya. Selain flavonoid, ketepeng cina juga mempunyai kandungan
penting seperti alkaloid, antrakuinon, dan karbohidrat (Gama, 2011).
Ketepeng cina biasa digunakan sebagai obat tradisional antara lain
sebagai obat cacing, pencahar, panu, kudis, kurap dan obat kelainan kulit
yang di sebabkan parasit kulit seperti
sifilis, gonorhoe, dan gatal-gatal
(Soetjipto dkk., 2007). Menurut Hujjastunaini (2010), penggunanaan daun
ketepeng cina secara tradisional adalah dengan cara direbus yang kemudian
airnya diminum juga dapat digerus yang kemudian ditambahkan sedikit air
kemudian digosokkan pada daerah permukaan kulit yang sakit.
2.3 Ekstraksi Daun Ketepeng Cina (Cassia alata, L.)
Ekstraksi daun ketepeng cina dilakukan dengan cara maserasi karena
alat yang digunakan sederhana, baik untuk golongan senyawa yang tidak
tahan terhadap pemanasan, dapat diperoleh kandungan golongan senyawa
Uji Daya Hambat..., Arifah Puji Kuati, FKIP UMP, 2013
10
yang banyak, dan juga karena zat pelarut atau penyari yang digunakan etanol
70% yang merupakan pelarut serba guna yang baik untuk ekstraksi
pendahuluan (Harbone, 1987). Serbuk kering daun ketepeng cina (Cassia
alata L.) sebanyak 250 gram dimaserasi dengan 2, 362 L pelarut etanol 70%
dilakukan pengocokan selama 10 menit selama 5 hari, kemudian diendapkan
24 jam dan saring, sehingga diperoleh filtrat ke1 dan ampas, kemudian ampas
dilarutkan kembali dengan pelarut etanol 70%, dilakukan pengocokan lagi
selama 2 jam, kemudian didiamkan selama 1 jam dan disaring diperoleh
filtrat ke2 dan ampas, lalu filtrat digabung (1 & 2), diuapkan atau dipekatkan
dengan evaporator pada suhu 40-50 0C hingga diperoleh ekstrak kental
(Kusmardi dkk., 2007).
2.4 Bakteri Pseudomonas aeruginosa
Klasifikasi
bakteri Pseudomonas aeruginosa adalah sebagai
berikut :
Kingdom
: Bacteria
Phylum
: Proteobacteria
Class
: Gamma Proteobacteria
Ordo
: Pseudomonadales
Family
: Pseudomonadaceae
Genus
: Pseudomonas
Species
: Pseudomonas aeruginosa
Pseudomonas aeruginosa merupakan patogen utama bagi manusia.
Bakteri ini kadang-kadang berkoloni pada manusia dan menimbulkan infeksi
apabila fungsi pertahanan inang abnormal. P. aerginosa merupakan bakteri
Uji Daya Hambat..., Arifah Puji Kuati, FKIP UMP, 2013
11
patogen oportunistik, yaitu memanfaatkan kerusakan pada mekanisme
pertahanan inang untuk memulai suatu infeksi. Bakteri ini juga dapat hidup
pada manusia normal dan hidup sebagai saprofit pada usus normal dan kulit
manusia. P. aeruginosa merupakan bakteri gram negatif aerob obligat,
berbentuk batang, mempunyai flagella polar sehingga bakteri ini bersifat
motil, berukuran sekitar 0,5-1,0 µm. Bakteri ini tidak menghasilkan spora dan
tidak dapat menfermentasikan karbohidrat. Pada uji biokimia, bakteri ini
menghasilkan hasil negatif pada uji indol, Merah Metil, dan VogesProskauer. Ketika bakteri ini ditumbuhkan pada media yang sesuai, bakteri
ini akan menghasilkan pigmen nonfluoresen berwarna pycianin (biru-hijau).
Beberapa strain
P. aeruginosa juga mampu menghasilkan pigmen
fluorescein (kuning-hijau), dan pyorubin (merah-coklat). P. aeruginosa dapat
memproduksi katalase, oksidase, dan amonia dari arginin. Bakteri ini dapat
menggunakan sitrat sebagai sumber karbonnya (Anonim, 2005).
P. aeruginosa ialah salah satu bakteri mengakibatkan pioderma
atau gatal pada kulit. Ciri-ciri gatal yang diakibatkan P. aeruginosa adalah
terdapat warna merah melingkar di sekitar kulit yang terinfeksi, kadang
terdapat sedikit nanah dan terasa gatal. Kasus gatal kulit tersebut, biasanya
menjangkit inang yang mempunyai fungsi pertahanan abnormal dan tidak
menjaga kebersihan tubuh (Madigan dkk., 2008).
2.5 Bakteri Streptococcus mutans
Klasifikasi bakteri Streptococcus mutans adalah sebagai berikut :
Kingdom
: Monera
Divisio
: Firmicutes
Class
: Bacilli
Uji Daya Hambat..., Arifah Puji Kuati, FKIP UMP, 2013
12
Ordo
: Lactobacilalles
Famili
: Streptococcaceae
Genus
: Streptococcus
Species
: Streptococcus mutans
Streptococcus mutans ialah merupakan bakteri gram positif,
bersifat nonmotil (tidak bergerak), bakteri anaerob fakultatif. Memiliki
bentuk kokus yang sendirian berbentuk bulat atau bulat telur dan tersusun
dalam rantai. Bakteri ini tumbuh secara optimal pada suhu sekitar
180-400 0C.
S. mutans bakteri yang mengakibatkan plak dan karies gigi pada
gigi yang tidak di jaga kebersihannya setelah memakan makanan yang
mengandung sukrosa. Mekanismenya adalah jika aktifitas makan dan jumlah
sukrosa yang dikosumsi banyak disertai kebersihan mulut yang tidak terjaga,
maka konsentrasi fluoride pada mulut dan kemampuan sistem penyangga
pada ludah akan menjadi rendah pula sehingga tingkat keasaman mulut dan
jumlah kuman S. mutans akan meningkat (Kidd & Bechal, 1986).
Gambar 2.2 Koloni bakteri Streptococcus mutans
Uji Daya Hambat..., Arifah Puji Kuati, FKIP UMP, 2013
Download