perancangan media kampanye untuk mencegah

advertisement
Majalah Ilmiah, Vol. 23, No. 2, Oktober 2016, Hal. 71- 83
Copyright©2016 by LPPM UPI YPTK Padang
ISSN : 1412-5854
PERANCANGAN MEDIA KAMPANYE UNTUK
MENCEGAH PUNAHNYA IKAN BILIH DI DANAU
SINGKARAK
Widia Marta
Universitas Putra Indonesia YPTK Padang
E-mail: [email protected]
Abstrak
Danau Singkarak adalah sebuah danau yang membentang di dua kabupaten di Provinsi Sumatera Barat
yaitu Kabupaten Solok dan Kabupaten Tanah Datar yakni ikan bilih atau Endemik adalah merupakan
ikan bilih yang hanya ditemukan dan menjadi populasi ikan yang terbesar di Danau Singkarak. Punahnya
ikan bilih Danau Singkarak karena cara penangkapan nelayan yang tidak ramah lingkungan, cara
penangkapan nelayan untuk menangkap ikan bilih menggunakan bagan jarring yang berukuran sangat
kecil. Perancangan media kampanye mencegah punahnya ikan endemic Danau Singkarak bertujuan untuk
memberikan pesan dan informasi kepada masyarakat cara penangkapan ikan bilih untuk melestarikan
ikan bilih Danau Singkarak. Studi ini dilakukan kepada masyarakat menengah Kabupaten Solok. Teknik
pengambilan data dikumpulkan melalui wawancara, dokumentasi dan observasi. Untuk memberikan
pesan dan informasi untuk mengingatkan kepada masyarakat dilakukan melalui perancangan media
cetak , serta media pendukung lainya berupa merchandise. Media cetak serta media pendukung dinilai
sebagai media kampanye mencegah punahnya ikan endemic Danau Singkarak yang efektif kepada
masyarakat, karena media tersebut dapat berinteraksi langsung dengan masyarakat Kabupaten Solok dan
Kabupaten Tanah Datar.
Kata Kunci : Kampanye, ikan endemic, Danau Singkarak.
1.
PENDAHULUAN
Meningkatnya kebutuhan akan praktek dalam mata kuliah bahasa pemrograman lanjutan
mendorong penulis untuk melakukan penelitian agar bisa menjadi bahan pelajaran untuk
mahasiswa supaya bisa bersaing di dunia kerja dan menambah wawasan mahasiswa di dalam
pengontrollan. Proyek pembangunan jalan adalah salah satu proyek yang digunakan pemerintah
untuk dapat meningkatkan mobilitas dan peningkatan sumber daya daerah. Dalam proyek
pembangunan jalan ini diperlukan alat-alat berat diantaranya penggilas roda besi, penggilas
bervibrasi, penggilas roda karet, alat penggali (excavator backhoe), motor grader dan dump
truck. Dari semua alat pembangunan jalan yang digunakan penulis memilih excavator backhoe
(alat penggali) karena beberapa bagian yang terdapat pada alat tersebut bisa diganti dengan
peralatan yang mudah di dapat dan bisa dijadikan miniatur serta pengoperasiannya yang
komplit. Pengontrollan ini akan menggunakan bahasa pemrograman delphi 7.0 dengan dibantu
oleh port paralel untuk mengontrol alat tersebut. Tujuan dari pembuatan program ini adalah
memberikan kemudahan bagi masyarakat yang ingin belajar menggunakan escavator dan bagi
mahasiswa dapat menambah pengetahuan dan kemampuan dalam membuat peralatan kontrol
terutama dalam pengiriman data paralel.
2.
LANDASAN TEORI
Kehadiran ilmu Desain Komunikasi Visual (DKV) memberikan perubahan bagi subuah produk
dan yang diinformasikan. kampanye termasuk seni iklan layanan masyarakat. Di dalam konteks
tersebut akan diperoleh cukupan lebih luas meliputi bidang, drawing, ilutrasi, tipografi,
fotografi, advertising, dan ilmu percetakan. Karya-karya DKV, seperti poster, atau iklan di
71
Majalah Ilmiah, Vol. 23, No. 2, Oktober 2016, Hal. 71- 83
Copyright©2016 by LPPM UPI YPTK Padang
ISSN : 1412-5854
jalan, buku, koran atau majalah yang kita baca dan sebagainya. Secara sederhana, pekerjaan
seorang desain grafis pertama-tama adalah agar orang lain melihatnya, kemudian orang
membaca dan memahaminya. Dalam perancangan kampanye sosial ini yang terpenting adalah
gambar atau ilustrasi pesan yang disampaikan dapat dimengerti dan mudah dipahami.
Untuk melandasi konsep penciptaan kampanye pencegahan ikan endemic Danau Singkarak bagi
perancang yang perlu di kedepankan adalah keinginan yang kuat untuk menciptakan karya DKV
berupa kampanye social melalui media cetak, memiliki nilai keindahan, agar mudah dipahami,
dan penempatan yang efektif. Untuk memahami karya rancangan tersebut, perlu dikemukakan
teori-teori yang dipakai oleh desainer. Adapun teori tersebut adalah sebagai berikut.
1. Pengertian Desain Komunikasi Visual
Sumbo Tinarbuko ( 2015 : 05 ) Desain komunikasi visual adalah ilmu yang mempelajari
konsep komunikasi dan ungkapan daya kreatif, yang diaplikasikan dalam berbagai media
komunikasi visual dengan mengolah elemen desain grafis terdiri dari gambar (ilustrasi), huruf,
warna, komposisi dan layout. Semuanya itu dilakukan guna menyampaikan pesan secara visual,
audio, dan audio visual kepada target sasaran yang dituju.
Desain komunikasi visual sebagai salah satu bagian dari seni terap yang mempelajai
tentang perencanaan dan perancangan berbagai bentuk informasi komunikasi visual. Perjalanan
kreatifnya diawali dari menemukan permasalahan komunikasi visual, mencari data verbal dan
visual, menyusun konsep kreatif yang berlandaskan pada karakteristik target sasaran, sampai
dengan penentuan visualisasi final desain untuk mendukung tercapainya sebuah komunikasi
verbal-visual yang fungsional, persuasive, artistic, estetis, dan komunikatif.
Secara keseluruhan desain komunikasi visual di definisikan sebagai suatu disiplin ilmu
yang bertujuan mempelajari konsep-konsep komunikasi serta ungkapan kreatif melalui berbagai
media untuk menyampaikan pesan dan gagasan secara visual dengan mengelola elemen-elemen
grafis berupa bentuk, dan gambar, tataan huruf serta komposisi warna dan layout untuk menarik
perhatian pembaca atau audiens sebagai suatu perubahan.
Menurut Adi Kusrianto (2007:2) Desain Komunikasi Visual adalah ilmu yang mempelajari
segala sesuatu yang berhubungan dengan konsep-konsep komunikasi serta ungkapan kreatif
melalui berbagai macam media untuk menyampaikan sebuah pesan secara visual dengan
menggunakan elemen-elemen grafis dan bahasa yang dapat diterima oleh sipenerima pesan
tersebut.
Dari uraian diatas, poin-poinya sebagai berikut:
a) Konsep Komunikasi
b) Melalui ungkapan kreatif
c) Melalui berbagai media
d) Menyampaikan pesan atau gagasan secara visual dari seseorang atau suatu kelompok
kepada kelompok yang lain.
e) Menggunakan elemen-elemen grafis berupa bentuk dan gambar, susunan huruf,
warna, serta tata letak, dan perwajahan.
Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari dapat menyangkut banyak hal. diantaranya:
a) Bahasa, misalnya komunikasi yang dilakukan dengan bahasa Ingris, Bahasa
Mandarin, Bahasa Indonesia, dan Bahasa lainya.
b) Verbal, atau secara lisan, yaitu komunikasi yang dilakukan dengan cara berbicara
kepada satu sama lain.
c) Diskusi, bisa menjadi salah satu cara mengkomunikasikan pikiran kedua belah
pihak.
d) Media Massa. Komunikasi juga merupakan sesuatu yang sering dihubungkan dengan
media massa (media yang disampaikan kepada orang banyak), seperti Koran,
majalah, radio dan TV sebagai sarana komunikasi massa. Bahkan akhir-akhir ini,
teknologi komputer disebut juga “teknologi komunikasi dan informasi”, misalnya
lewat sarana internet, telepon seluler, satelit komunikasi.
72
Majalah Ilmiah, Vol. 23, No. 2, Oktober 2016, Hal. 71- 83
Copyright©2016 by LPPM UPI YPTK Padang
ISSN : 1412-5854
e) Kode/morse/semaphore dan lain-lai. Pada masa lalu, komunikasi sering
menggunakan kode, morse, semaphore, tanda jejak, dan tanda lalu lintas.
f) Body Language, melalui bahasa tubuh, seseorang dapat mengkomunikasikan
maksudnya, termasuk melalui senyuman, kedipan mata, lambaian tangan, anggukan
kepala, serta interaksi non verbal lainya.
g) Tulisan. Tidak ketinggalan alat komunikasi yang saat ini sangat dominan adalah
tulisan. Ada berbagai macam tulisan, mulai dari bentuk surat hingga graffiti di
tembok atau di jalanan.
Unsur-unsur Desain Komunikasi Visual menurut Supriyono, (2010:57) menjelaskan sebagai
berikut:
Mewujudkan suatu tampilan visual, ada beberapa unsur yang diperlukan, yaitu:
a. Garis (line) garis dapat dimaknai sebagai jejak dari suatu benda. Garis tidak
memiliki kedalaman (depth), hanya memiliki ketebalan dan panjang. Oleh karena
itu, garis disebut elemen satu dimensi.
b. Bidang (shape) adalah area kosong di antara elemen-elemen visual dan space yang
mengelilingi foto, bisa pula disebut sebagai bidang. Bidang kosong (blank space)
bahkan bisa dianggap sebagai elemen desain, seperti halnya garis,warna,bentuk,dan
sebagainya.
c. Warna (color) salah satu elemen visual yang dapat dengan mudah menarik perhatian
pembaca adalah warna. Warna dapat membantu menciptaka mood dan membuat teks
lebih berbicara. Kekuatan warna sangat dipengaruhi oleh background, bentuk –
bentuk segi empat berikut mempunyai ukuran dan warna yang sama (merah), dengan
pemberian warna yang berbeda pada background sehingga terjadi efek kontras yang
berlebihan.
d. Gelap-terang (value) salah satu cara untuk menciptakan kemudah baca adalah
dengan menyusun unsur-unsur visual secara kontras gelap terang.
e. Tekstur ( texture) adalah nilai raba atau halus-kasarnya suatu permukaan benda.
f. Format besar-kecilnya elemen visual perlu perhitungkan secara cermat sehingga
desain komunikasi visual memiliki nilai kemudahan baca (legibility) yang tinggi.
Adi Kusrianto, (2007:30) menyebut bahwa “untuk mewujudkan suatu tampilan visual, ada
beberapa unsur yang diperlukan yaitu titik, garis, bidang, ruang, warna, dan tekstur”.
Adapun elemen-elemen desain dan definisinya antara lain adalah:
a. Tata Letak Perwajahan (Layout)
Layout adalah merupakan pengaturan yang dilakukan pada buku, majalah, atau bentuk
puplikasi lainya, sehingga teks dan ilustrasi sesuai dengan bentuk yang diharapkan.Surianto
(2009:0) menjelaskan “pada dasarnya layout dapat dijabarkan sebagai tata letak elemen-elemen
desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep atau pesan yang
dibawanya. Dalam prosesnya, layout mempunyai prinsip-prinsip dasar yang mengatur proses
layout tersebut. Surianto (2009:74) menerangkan bahwa “prinsip dasar layout adalah juga
prinsip dasar desain grafis, antara lain sequence (urutan), emphasis (penekanan), balance
(keseimbangan), dan unity (kesatuan).
a. Ilustrasi
Menurut Kusrianto (2006/07:140), “ilustrasi adalah seni gamabr yang dimanfaatkan untuk
memberi penjelasan atas suatu maksud atau tujuan secara visual. Dalam perkembangannya,
ilustrasi secara lebih lanjut ternyata tidak hanya berguna sebagai sarana pendukung cerita,
tetapi dapat juga menghiasi ruang kosong. Misalnya dalam majalah koran, tabloid, dan lainlain.Ilustrasi berbentuk seperti seni sketsa, lukis, grafis, karikatur dan lain-lain”.
b. Tipografi
Dalam menentukan jenis typografi dan ukuran yang cocok perlu memahi beberapa hal
Surianto, (2009:18) menjelaskan bahwa: Jenis Huruf yang berbeda mempunyai ukuran yang
berbeda walaupun menggunakan satuan ukuran yang sama (point). Walaupun sudah
disamakan ketinggian hurufnya dari baseline sampai capline secara manual namun secara
optis tetap tidak sama tinggi, ini disebabkan oleh beberapa factor antara lain: x-height yang
berbeda, beda tebal tipis (stem stroke dan hairline stroke), pengaruh optis dari serif (kait
73
Majalah Ilmiah, Vol. 23, No. 2, Oktober 2016, Hal. 71- 83
Copyright©2016 by LPPM UPI YPTK Padang
ISSN : 1412-5854
pada huruf), dan lain-lain”. Danton Sihombing ( 2001 : 02 ) menyatakan huruf merupakan
bagian terkecil dari struktur bahasa tulis dan merupakan elemen dasar untuk membangun
sebuah kata atau kalimat. Rangakain huruf dalam sebuah kata atau kalimat bukan saja dapat
memberikan suatu makna yang mengacu kepada sebuahobjek ataupun gagasan, tetapi juga
memiliki kemampuan untuk menyuarakan suatu citra ataupun kesan secara visual. Huruf
memiliki perpaduan nilai fungsional dan nilai estetik. Pengetahuan mengenai huruf dapat
dipelajari dalam sebuah disiplin seni yang disebut tipografi.
c. Warna
Warna merupakan elemen penting yang dapat mempengaruhi sebuah desain. Pemilihan
warna dan pengolahan atau penggabungan satu dengan yang lainya agar dapat memberikan
suatu kesan atau image yang khas dan memiliki sifat yang berbeda-beda. Menurut Adi
Kusrianto (2009:31) “warna merupakan unsure visual yang berkaitan dengan bahan yang
mendukung keberadaanya ditentukan dengan jenis pigmennya. Kesan yang diterima oleh
mata lebih ditentukan oleh cahaya”. Menurut pengertian diatas, dapat dilihat bahwa, warna
adalah unsure visual yang keberadaannya ditentukan oleh kesan cahaya. Warna akan
memberikan kesan lebih baik dan dapat menyampaikan suatu kesan pada karya desain yang
akan ditafsirkan oleh seseorang secara visual. Menurut Nooryan Bahari ( 2008 : 100 ) secara
garis besar fungsi warna dapat dibagi menjadi tiga macam. Pertama dalam ilmu semiotik,
warna bisa berfungsi sebagai tanda berdasarkan sifatnya, seperti warna merah yang dapat
dimaknai sebagai tanda cinta, bahaya, atau larangan. Kedua, sebagai lambing atau simbol
kesepakatan bersama atau consensus, seperti bendera warna putih menandakan menyerah
kepada kepada musuh. Ketiga, warna juga bisa dijadikan ikon misalnya warna merah untuk
darah dan warna hijau untuk menggambarkan dedaunan. Pada masa pramodren, warna tidak
pernah mewakili dirinya sendiri, biasanya dia menjadi simbol atau lambang sesuatu.
Berdasarkan uraian tersebut, Desain Komunikasi Visual merupakan ilmu yang mempelajari
konsep-konsep komunikasi dan ungkapan daya kreatif, yang diaplikasikan dalam berbagai
media komunikasi visual dengan mengolah elemen-elemen desain grafis terdiri dari gambar
(ilustrasi), huruf, warna, komposisi dan layout, dengan penampilan rupa yang dapat diserap
orang banyak. Oleh karena itu, penciptaan kampanye social tidak dapat dipisahkan dari
perancang, pengamat dan masyarakat, maka karya yang lahir menjadi sarana atau media
komunikasi. Dalam hal ini, kampanye sosial ikan endemic danau singkarak dijadikan konsep
penciptaan. Desain komunikasi visual sangat akrap dengan kehidupan manusia. Desain
komunikasi visual merupakan representasi social budaya masyarakat, dan salah satu
manifestasi budaya yang berwujud produk dari nilai-nilai yang berlaku pada waktu tertentu.
Pendapat lain mengatakan “ desain komunikasi visual adalah ilmu yang mempelajari konsep
komunikasi dan ungkapan daya kreatif, yang diaplikasikan dalam berbagai media
komunikasi visual dengan mengolah elemen desain grafis yang terdiri atas gambar
( ilustrasi ), huruf dan tipografi, warna, komposisi, layout.” ( Tinarbuko, 2009 :23). Banyak
sekali hasil-hasil karya desain komunikasi visual yang dapat dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari seperti media informasi baik produk atau jasa, dimana semua itu diwujudkan
dalam bentuk baliho, spanduk, poster, dan lain-lain yang didesain sedemikian rupa, gunanya
untuk memberikan informasi yang dikemas secara menarik sehingga mampu menyita
perhatian orang yang melewati media informasi tersebut. Desain komunikasi visual adalah
ilmu yang mempelaji konsep komunikasi dan ungkapan daya kreatif yang di aplikasikan
dalam berbagai media komunikasi visual dalam mengolah elemen desain grafis yang terdiri
atas gambar ( ilustrasi ), huruf, warna, komposisi dan layout. Semua itu dilakukan guna
menyampaikan pesan secara visual dan verbal kepada target sasaran yang dituju. Berkaitan
dengan elemen desain tersebut, Dharsono (2007:36-48) mengatakan bahwa elemen rupa dan
desain adalah :
a. Unsur rupa/desain (unsure desain), yaitu unsure garis, bangun (shape), tekstur (rasa
permukaan bahan), warna ruang dan waktu.
b. Dasar-dasar penyusunan (prinsip desain), yaitu paduan harmoni (selaras), paduan
kontras, paduan irama ( repetisi ) dan paduan gradasi (harmonis menuju kontras).
74
Majalah Ilmiah, Vol. 23, No. 2, Oktober 2016, Hal. 71- 83
Copyright©2016 by LPPM UPI YPTK Padang
ISSN : 1412-5854
c. Hukum penyususnan (asas desain), yaitu asas kesatuan ( unity), keseimbangan
(balance), kesederhanaan (simplycity), aksentuasi (emphasis) dan proporsi.
Desain komunikasi visual menempatkan seni sebagai keunikan sekaligus kekuatan khas yang
dapat mendatangkan nilai-nilai pengamalaman tersendiri misalnya: unik, nyaman,
mengejutkan, dan lain sebagainya bagi khalayak pengguna atau penikmatnya.
Tugas desain komikasi visual itu sendiri adalah mengidentifikasi hingga akhirnya memilih
dan memutuskan symbol atau tanda yang sesuai dengan konteksnya. Sebuah produk desain
komunikasi visual berupa karya baik dalam wujud poster, sampul brosur, sampul buku,
maupun animasi film, pada dasarnya adalah sebuah jawaban atas persoalan komunikasi yang
dihadapi.
2.
Media
Media kampanye yang dirancang merupakan salah satu bentuk media komunikasi yang
bermanfaat untuk mengubah pandangan masyarakat tentang permasalahan yang dihadapi.
Media merupakan saluran-saluran komunikasi yang menyampaikan pesan. Menurut Arsyad
(2006:3) “kata media berasal dari kata latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara
atau pengantar”. Pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari dapat ditemukan pada sebuah
proses komunikasi. Untuk menyampaikan sebuah komunikasi atau pesan perlu sebuah media
sebagai saluran, perantar atau penghantar untuk menyampaikan sebuah atau beberapa informasi
kepada penerima informasi yang dituju.
Contoh lain yang dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari seperti sebuah pengumuman
yang mungkin berisi tentang pemberitahuan, permintaan, penawaran barang atau jasa, pencarian
seseorang atau mungkin sekedar argumentasi. Dimana semua itu sudah ditulis oleh seseorang
atau kelompok orang atau khalayak ramai dalam sebuah kertas lalu serta hiburan dari banyak
pembaca dalam pasar konsumen maupun bisnis” (Monle Lee dan Carla Johson, 2011:241).
Media berasal dari kata Latin “ medium “ (tunggal) dan “media” (jamak) yang secara
harfiah berarti pertengahan, tengah, pusat, (Putra, 2007 : 4). Media adalah semua bentuk
perantara yang dipakai seorang penyebar ide, sehingga idea tau gagasan itu sampai pada
penerima.
Iklan layanan masyarakat (ILM) merupakan media komunikasi social yang kreatif dengan
mengkaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra, typografi, dan elemen-elemen desain
lainya agar informasi mudah terserap di masyarakat. Iklan layanan masyarakat tidak hanya
menginformasikan berita, tetapi juga berusaha bagaimana informasi itu bias sampai ke
masyarakat yang secara sadar merespons dan melakukan apa yang diinformasikan melalui
media tersebut.
3. Teori Kampanye
Kampanye menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti suaru gerakan (tindakan)
serentak (untuk melawan, mengadakan aksi). Sedangkan social adalah semua hal yang berkenan
dengan masyarakat. Kampanye social merupakan suatu gerakan yang dilakukan untuk
mengubah prilaku sesuatu yang berkenaan dengan kelompok masyarakat agar menuju kearah
tertentu sesuai dengan gerakan yang dilaksanakan oleh pembuat kampanye.
Pengertian kampanye secara umum menampilkan suatu kegiatan yang bertitik tolak untuk
membujuk. Kampanye menurut Lesie B.Snyder (2002), kampanye komunikasi merupakan
aktifitas komunikasi yang terorganisasi, secara langsung ditujukan khalayak tertentu, pada
periode waktu yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan tertentu, pada periode waktu yang
telah ditetapkan untuk mencapai tujuan tertentu. Roger dan Storey (1987) mendefinisikan
kampanye sebagai serangkaian kegiatan komunikasi yang terorganisasi dengan tujuan untuk
menciptakan dampak tertentu terhadap sebagian besar khalayak sasaran secara berkelanjutan
dalam periode waktu tertentu dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri kampanye
adalah : 1) adanya efek atau dampak tertentu sebagai tujuan, 2) adanya jumlah khalayak yang
besar, 3) dalam kurun waktu tertentu, 4) menggunakan serangkaian tindakan komunikasi yang
terorganisasi. Ruslan (2003:23).
Kampanye merupakan sebuah aktivitas promosi berupa pesan-pesan serial bertema yang
terencana dari sebuah merek kepada sasaran yang spesifik melalui beragam alat komunikasi
dalam sebuah periode tertentu. Cirri-ciri kampanye diantaranya berkesinambungan, sasaran
dapat melihat / mendengar/ membaca hanya satu tema dari beragam alat komunikasi. Rice dan
75
Majalah Ilmiah, Vol. 23, No. 2, Oktober 2016, Hal. 71- 83
Copyright©2016 by LPPM UPI YPTK Padang
ISSN : 1412-5854
Paisley menyebutkan bahwa kampanye adalah keinginan seseorang untuk mempengaruhi
kepercayaan dan tingkah laku orang lain dengan daya tarik komunikatif. Tujuan kampanye
adalah menciptakan „perubahan‟ atau „perbaikan‟ dalam masyarakat. Oleh karena itu Rice dan
Paisley bila dalam suatu lingkungan social terjadi perubahan atau perbaikan maka “ kampanye
telah berlangsung dilingkungan tersebut “( Rachmadi, 1994:134).
Perancangan media kampanye pencegahan ikan endemic Danau Singkarak menyamapaikan
pesan kepada target audiens untuk melestarikan ikan bilih Danau Singkarak agar tidak punah
serta mengingatkan masyarakat atas cara penangkapan nelayan dalam penagkapan ikan bilih
untuk menjarangkan jaring bagan agar anak-anak ikan bilih yang tertangkap dapat lepas agar
menjadi penerus selanjutnya.
Dalam perancangan media kampanye pencegahan ikan endemic Danau Singkarak,
penempatan media informasi yang digunakan adalah billboard karena informasi yang
ditonjolkan berupa visual ilustrasi/vector dan menarik audiens dapat melihat dan memahami
pesan yang disampaikan dengan cepat, dimana media yang digunakan adalah media cetak.
Dengan adanya media perancangan kampanye ikan endemic Danau Singkarak ini dapat
memberikan informasi yang disampaikan kepada masyarakat dan dapat meningkatkan
kesadaran masyarakat, untuk meningkatkan kepedulian dan perubahan untuk mejaga dan
melestarikan ekosistem ikan bilih yang bertujuan untuk mendapatkan pencapaian dukungan,
dengan usaha kampanye ini dapat dilakukan oleh peorangan atau sekelompok orang yang
terorganisir untuk melakukan pencapaian suatu proses pengambilan keputusan di dalam suatu
kelompok, kampanye juga dapat dilakukan untuk mempengaruhi, mengubah sikap masyarakat
cara penangkapan yang lebih baik lagi.
4. Unsur-Unsur Proses Komunikasi
Unsur-Unsur Proses Komunikasi Menurut Terence A Shimp (dalam Puspita Sari, 2010:10)
semua aktifitas komunikasi melibatkan delapan elemen berikut ini :
a. Sumber atau pengirim adalah orang atau kelompok orang (misalnya sebuah
perusahaan) yang memiliki pemikiran (ide, rencana penjualan, dan lain-lain) untuk
disampaikan kepada orang atau kelompok orang lain.
b. Penerjemahan (encoding) adalah suatu proses menerjemahkan pemikiran ke dalam
bentu-bentuk simbolis sehingga dapat dikomunikasikan dengan efektif kepada
khalayak sasaran.
c. Pesan (message) adalah suatu ekspresi simbolis dari pemikiran sang pengirim. Dalam
komunikasi, pesan dapat berupa sebuah iklan, sebuah presentasi penjualan, sebuah
rancangan kemasan, berbagai petunjuk ditempat pembelian (point of purchase) dan
sebagainya.
d. Saluran pencapaian pesan (message channel) adalah suatu saluran yang dilalui pesan
dari pihak pengirim, untuk disampaikan kepada pihak penerima.
e. Penerima menyampaikan ide-idenya. Dalam ilmu komunikasi, penerima adalah
pelanggan atau calon pelanggan suatu produk atau jasa dari perusahaan.
f. Interpretasi, decoding melibatkan aktifitas yang dilakukan pihak penerima dalam
menginterprestasi atau mengartikan pesan.
g. Gangguan (noise) adalah semua gangguan yang tidak diharapkan dalam proses
komunikasi yang mengakibatkan terganggunya proses tersebut.
h. Umpan balik (feedback), memungkinkan sumber pesan memonitor seberapa akurat
pesan yang disampaikan dapat diterima. Umpan balik memungkinkan sumber untuk
menentukan apakah pesan sampai pada target secara akurat atau apakah pesan tersebut
perlu diubah untuk memberikan gambaran yang lebih jelas di benak penerima.
5. Teori Semiotika
Penciptaan ini memiliki misi untuk memberiki informasi dan komunikasi dalam bentuk
bahasa verbal dan visual, komunikasi sendiri terjadi dengan perantaraan tanda-tanda sebagai
jembatan antara komunikasi dengan komunikator maka pendekatan yang digunakan dalam
perancangan bentuk penyederhanaan objek dari penciptaan adalah pendekatan semiotika yang
akan diterapkan dalam perancangan karya desaik komunikasi visual ini.
76
Majalah Ilmiah, Vol. 23, No. 2, Oktober 2016, Hal. 71- 83
Copyright©2016 by LPPM UPI YPTK Padang
ISSN : 1412-5854
Perancangan media kampanye pencegahan ikan endemic Danau Singkarak ini memakai
pendekatan teori semiotika yang merujuk teorinya Charles Sander Pierce yaitu studi tentang
tanda antara lain ikon, indeks, simbol.
Menurut Pierce (dalam Aryoni, 2013:43), rujukan teori Pierce tentang tanda digolongkan
antara lain, ikon, indeks, dan simbol.
Berdasarkan hubungan antara tanda dengan acuan, Pierce membagi tiga hubungan sebagai
berikut :
a. Hubungan kemiripan dengan acuan, disebut ikon.
b. Hubungan yang timbul karena adanya kedekatan eksistensi, disebut indeks.
c. Hubungan yang berbentuk secara konvesional, disebut simbol.
Pada perancangan desain kampanye ikan bilih Danau Singkarak, landasan yang digunakan
adalah teori Pierce yakni, adanya ikon. Merujuk teori Pierce, maka tanda-tanda dalam gambar
dapat dilihat dari jenis tanda yang digolongkan dalam semiotik. Di antaranya: ikon, indek dan
simbol. Ikon adalah tanda yang mirip dengan objek yang mewakilinya. Dapat pula dikatan,
tanda yang memiliki cirri-ciri sama dengan apa yang dimaksudkan. Indek merupakan tanda
yang memiliki hubungan sebab akibat dengan apa yang diwakilinya. Atau disebut juga tanda
sebagai bukti. Simbol merupakan tanda berdasarkan konvensi, peraturan atau perjanjian yang
disepakati bersama. Simbol baru dapat dipahami jika seseorang dapat mengerti arti yang telah
disepakati sebelumnya. Tinarbuko, 2009:34).
3.
METODE PENELITIAN
Metode penciptaan adalah cara mewujudkan karya seni Desain Komunikasi Visual
kedalam perancangan kampanye pencegahan ikan endemik Danau Singkarak yang terancam
punah, seperti berikut :
Gambar 2 :
Bagan metode penciptaan desain perancangan kampanye punahnya ikan endemic
Danau Singkarak
Sumber : Widia Marta, 2016
1. Persiapan
Proses penciptaan sebuah karya, tahapannya tidak harus selalu berstruktur
seperti teori-teori yang sudah ada, karena dalam pengolahan cipta, rasa dan karsa selalu
saling berkaitan satu sama lain, sehingga dalam proses dan langkah-langkahnya tidak
baku. Selanjutnya Nazir ( 2003 ) menjelaskan bahwa dalam pengumpulan data melalui
77
Majalah Ilmiah, Vol. 23, No. 2, Oktober 2016, Hal. 71- 83
Copyright©2016 by LPPM UPI YPTK Padang
ISSN : 1412-5854
pengamatan langsung adalah teknik pengambilan data dengan menggunakan panca
indra tanpa menggunakan alat lain. Pengamatan dilapangan yaitu sekitar Danau
Singkarak, alat tangkap ikan bilih bagan yang marak digunakan masyarakat atau
nelayan untuk menangkap ikan di Danau Singkarak, di wilayah Nagari Guguk Malalo,
Paninggahan dan Muaro Pingai, dan Tanah Datar.
a. Teknik Pengumpulan Data
1). Observasi
Observasi atau pengamatan adalah salah satu teknik penelitian yang
berorientasi pada pengamatan langsung dan melihat bagaimana aktivitas objek
penelitian tersebut sehingga penelitian akan lebih bisa memahami bagaimana dan
apa yang dilakukan objek penelitian. Pengamatan ini bertujuan sebagai rangsang
cipta yang bertujuan mendapatkan ide rancangan bentuk icon ikan bilih dan bagan
berupa vector yang akan digunakan sebagai elemen visual dalam perancangan
kampanye ini.
2). Wawancara
Wawancara adalah salah satu teknik yang dilakukan dalam pengumpulan data.
Untuk mendapat data yang lebih mendalam, maka seorang peneliti harus menyakini
bahwa responden yang akan diwawancarai adalah yang informal ; a) dapat
dipercaya, b) mengerti pertanyaan yang dimaksud peneliti, dan c) paling tahu hal
yang dipertanyakan kepadanya. Wawancara terhadap narasumber ( Menrizal sebagai
nelayan) sehingga mendapat sebuah kesimpulan sebagai konsep dalam perancanga
kampanye pelestarian ekosistem Danau Singkarak ini.
3). Pengelompokan dan penempatan daerah yang akan dijadikan sebagai lokasi
perancangan didaerah sekitar Danau Singkarak. Aspek teksnis berhubungan dengan
bahan, cara pengolahan dan cara penempatan.
Tahap selanjutnya, juga dilakukan studi kajian pustaka berupa teori-teori
pendukung dari proses penciptaan media kampanye secara keseluruhan untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik. Bahan literature pustaka yang digunakan adalah
seperti teori desain komunikasi visual, teori media, teori kampanye, dan teori
semiotika.
b. Penyususnan Konsep
Identifikasi data permasalahan dianalisi dengan pendekatan tertentu
sebagai landasan konsep penciptaan karya untuk merumuskan tingkat efektifitas
solusi atas permasalhan perancangan media kampanye pelestarian ekosistem
punahnya ikan endemic Danau Singkarak. Konsep cipta dalam perancangan ini
merupakan bentuk reintrepretasi, yakni menjadikan elemen visual grafis yang
menjadikan icon ikan bilih dalam perwujudan bentuk visualisasi dimana bentukbentuk ikan bilih tersebut didesain dalam bentuk vector.
a. Proses Kreatif
Proses penerapan dalam mewujudkan konsep penciptaan yang sudah
dirumuskan dan selanjutnya akan diterapkan melalui proses perancangan desain
dengan melakukan ekplorasi melalui eksperimen-eksperimen dalam pencarian
bentuk icon, elemen desain dan tata letak media kampanye yang bertujuan untuk
dapat mengubah prilaku masyarakat.
2. Elaborasi
Data yang didapat dianalisis untuk menentukan strategi yang tepat. Metode
SWOT digunakan dengan mencantumkan kekuatan kelemahan, peluang, dan ancaman,
( Strength, Weakness, Opportunity, Threat ).
a. Strength (Kekuatan)
1). Perancangan media kampanye pencegahan punahnya ikan endemic Danau
Singkarak yang akan dirancang dengan menarik dan komunikatif, yang akan
78
Majalah Ilmiah, Vol. 23, No. 2, Oktober 2016, Hal. 71- 83
Copyright©2016 by LPPM UPI YPTK Padang
ISSN : 1412-5854
memperikan pesan kepada masyarakat untuk dapat menjaga dan melestarikan
ikan bilih Danau Singkarak.
2). Bentuk media kampanye menggunakan penyampaian pesan veral dan visual yang
dikomunikasikan.
3). Beberapa teknik cetak dan digital dalam penyelesaian akhir digunakan untuk
membungkus tercapainya konsep kreatif.
4). Perancangan media kampanye ini baru dilakukan demi menjaga ekosistem ikan
bilih Danau Singkarak.
5). Sarana yang dituju lebih selektif sehingga pesan akan lebih tetap sasaran.
6). Media kampanye ini memberikan ke unikan tersendiri dalam penyampaian pesan,
karena visual yang menarik dan pesan yang disampaikan kepada target audience.
b. Weakness (Kelemahan)
1). Ketahanan media kampanye karena berupa print out.
c. Opportunity (Peluang)
1). Kemajuan teknologi dan informasi sangan berkembang sehingga dapat membuka
peluang untuk merancang media kampanye pencegahan punahnya ikan bilih
Danau Singkarak.
2). Belum adanya media perancangan yang mengingatkan masyarakat untuk
melestarikan ikan bilih dari kepunahan yang terjadi saat ini.
3.) Dalam permasalahan ini memberikan peluang yang besar untuk menciptakan
suatu bentuk yang baru media kampanye.
d. Threat (Ancaman)
1.). Bersaing dengan media lain seperti TV, buku, dan lain sebagainya.
2.) Apresiasi masyarakat terhadap perkembangan ilmu Desain Komunikasi Visual.
Masih kurangnya
pemanfaatan berbagai media sebagai sarana dalam
mengkampanyekan melestarikan ekosistem terhadap punahnya ikan bilih Danau
Singkarak.
3. Sintesis
Segmentasi proses sistesis atas hasil analisis adalah untuk menentukan khalayak
sasaran. Khalayak sasaran tersebut dipandang dari aspek.
a. Demografis
Masyarakat sekitar dengan jenis kelamin pria dan wanita dengan kisaran umur
antara 25-50 tahun dengan jenis pekerjaan nelayan, dengan kategori golongan sosial
ekonomi menengah ke bawah.
b. Geografis
Masyarakat yang tinggal di Kabupaten Provinsi Sumatera Barat yaitu Kabupaten
Solok dan Kabupaten Tanah Datar. Namun hal ini lebih terfokus pada masyarakat
yang tinggal disekitar Danau Singkarak.
c. Psikografis
Masyarakat yang pekerjaanya setiap hari nelayan yang menangkap ikan bilih Danau
Singkarak.
4. Realisasi Konsep
Proses perwujudan rancangan karya tersebut adalah melalui eksplorasi teknik
computer dan software-sofware grafis, bentuk-bentuk visual dalam media kampanye ini
nanti dilandasi dengan konsep-konsep yang telah ditetapkan sebelumnya. Berdasarkan
proses tersebut diharapkan konsep gagasan dan material tercapai dalam satu kesatuan
yang indah dan komunikatif dalam perancangan media kampanye pelestarian ikan
endemic Danau Singkarak yang terancam punah.
5. Penyelesaian Karya
Penyelesaian karya akhir ini berbentuk perancangan media kampanye
pencegahan kepunahan ikan endemic Danau Singkarak yang pengaplikasianya dapat
diterapkan kepada media print out (media cetak)
79
Majalah Ilmiah, Vol. 23, No. 2, Oktober 2016, Hal. 71- 83
Copyright©2016 by LPPM UPI YPTK Padang
ISSN : 1412-5854
Yang dapat dilihat oleh masyarakat setiap hari dan media pendukung lainya dapat
dibagikan kepada masyarakat saat kampanye sedang berlangsung.
4. PROSES PENCIPTAAN
1. Eksplorasi
Proses awal penciptaan karya dimulai dengan mencari titik-titik permasalahan yang ada
didalam masyarakat sehari-hari. Permasalahan yang ditemukan tersebut merupakan celah yang
dicari solusi pemecahan masalahnya melalui kreatifitas desainer. Dalam perancangan media
kampanye pencegahan kepunahan ikan endemic Danau Singkarak dibutuhkan referensi dari
berbagai sumber, baik itu dari bahan pustaka sampai isu yang berkembang saat ini. Sehingga hal
tersebut mampu menginspirasi ide-ide kreatif dalam perancangan ini. Data dapat diperoleh dari
berbagai sumber, artikel, dan wawancara. Sehingga diperoleh identifikasi awal dari data-data
yang diperoleh. Penciptaan ini memiliki konsep pelestarian ekosistem ikan bilih Danau
Singkarak yang terancam punah.
2. Eksperimentasi
Tahap ini bertujuan menemukan alternative bentuk visual dari layout kampanye pelestarian
ikan bilih Danau Singkarak dengan dasar konsep yang telah di gagas terbuka peluang untuk
pengembangan ide yang telah ada dengan tetap mengacu pada konsep yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Perancangan visual objek dan elemen pada media kampanye ini menggunaka salah satu
persepsi visual dan diperkuat dengan teori semiotika Pierce. Teori semiotika Pierce yang ada
dalam perancangan media kampanye social ini bertujuan untuk mencapai poin keunikan,
kesederhanaan, iconic, mudah di ingat oleh target audience, serta kominikatif.
Proses ini di awali dari pengolahan bentuk icon ikan bilih untuk proses perancangan media
kampanye pelestarian ikan bilih Danau Singkarak dan nantinya akan mendapatkan bentuk yang
estetis, komunikatif dan menarik. Selanjutnya menentukan penggunaan warna dan tata letak
(layout) dalam desai media kampanye ini. Namun pengembangan ide yang telah ada tetap
mengacu pada konsep yang telah ditetapkan sebelumnya.
a. Layout
Layout merupakan aturan komposisi dan tata letak yang digunakan dalam merancang
sebuah desain, baik berupa teks, bidang, gambar, table dan unsure grafis lainya yang
mendukung. Proses pembuatan layout adalah merangkai unsure-unsur tertentu dalam bentuk
visual menjadi suatu susunan yang menyenangkan untuk mencapai suatu tujuan.
Menuru ( Rustan 2008:0 ) pada dasarnya layout dapat dijabarkan sebagai tataletak elemenelemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep/pesan
yang dibawakan.
Prinsip dasar layout adalah juga prinsip dasar desain grafis. Antara lain : sequence/urutan,
emphasis/penekanan, balance/keseimbangan, unity/kesatuan. Tugas desainer grafis adalah
menyampaikan pesan-pesan kepada target audience melalui suatu karya grafis.
Sequence/urutan, banyak juga yang menyebutnya dengan istilah hierarki/flow/aliran. Kita
membuat prioritas dan mengurutkan dari yang harus dibaca belakangan. Sequence perlu, karena
bila semua informasi itu ditampilkan sama kuatnya, pembaca akan kesulitan menangkap
pesanya. Dengan adanya sequence akan membuat pembaca secara otomatis mengurutkan
pandangan matanya sesuai yang kita inginkan. Sequence dapat dicapai dengan adanya
emphasis/penekanan. Emphasis dapat diciptakan dengan berbagai cara, antara lain:
1. Memberi ukuran yang jauh lebih besar dibandingkan dengan elemen-elemen layout lainya
pada halaman tersebut.
2. Warna yang kontras/berbeda sendiri dengan latar belakang dan elemen lainya.
3. Letakkan diposisi yang strategis yang menarik perhatian. Kebiasaan orang membaca dari
atas ke bawah dari kiri ke kanan, maka posisi yang paling pertama dilihat orang adalah
sebelah kiri atas.
4. Menggunakan bentuk atau style yang berbeda dengan sekitarnya.
Selain kedua prinsip tersebut ada lagi yang perlu diperhatikan yaitu balance/keseimbangan.
Pada suatu bidang layout. Pembagian berat yang merata pada suatu bidang layout. Pembagian
berat yang merata bukan berarti seluruh bidang layout harus dipenuhi dengan elemen, tetapi
80
Majalah Ilmiah, Vol. 23, No. 2, Oktober 2016, Hal. 71- 83
Copyright©2016 by LPPM UPI YPTK Padang
ISSN : 1412-5854
lebih pada menghasilkan kesan keseimbangan dengan menggunakan elemen-elemen yang
dibutuhkan dan meletakkanya pada tempat yang tepat. Tidak hanya pengaruh letak, tapi juga
ukuran, arah, warna dan atribut-atribut lainya. Supaya sebuah layout memberikan efek yang
kuat bagi pembacanya. Layout harus mempunyai kesan unity / kesatuan. Prinsipnya sama
dengan kesatuan antara elemen-elemen desain. Teks, gambar, warna dan ukuran, posisi, style
dan lainya. Semua elemen harus berkaitan dan disusun dengan tepat. Tidak hanya dalam hal
penampilan, kesatuan disini juga mencangkup selarasnya elemen-elemen yang terlihat secara
fisik dan pesan yang ingin disampaikan dalam konsepnya. Penerapan layout media kampanye
pencegahan punahnya ikan endemic Danau Singkarak dengan penempatan informasi dan
elemen-elemen desain yang tertata sesuai dengan penempatanya, desain media kampanye ini
memberikan pesan dan mengingtkan target audience penggunaan elemen desain sederhana
warna yang lembut sesuai dengan nuansa alam Danau Singkarak dan penggunaan tipografi yang
mudah dibaca oleh target audience.
b.
Perwujudan
Bentuk penciptaan dari perancangan media kampanye pencegahan punahnya ikan endemic
Danau Singkarak nantinya adalah berbentuk media print ad ( media cetak ). Hasil jadi media
kampanye akan di cetak dan diperbanyak, dan akan dipasang disetiap Nagari Guguk Malalo,
Paninggahan dan Muaro Pingai, dan di sekitar Danau Singkarak.
1). Alternatif desain media utama billboard
Gambar 1
Alternatif desain billboard
Sumber : Widia Marta 2016
81
Majalah Ilmiah, Vol. 23, No. 2, Oktober 2016, Hal. 71- 83
Copyright©2016 by LPPM UPI YPTK Padang
ISSN : 1412-5854
Gambar 2
Desain billboard terpilih
Sumber : Widia Marta 2016
5. KESIMPULAN
Kampanye merupakan sebuah aktivitas promosi berupa pesan-pesan serial bertema yang
terencana dari sebuah merek kepada sasaran yang spesifik melalui beragam alat komunikasi
dalam sebuah periode tertentu. Ciri-ciri kampanye diantaranya berkesinambungan, sasaran
dapat melihat, membaca hanya satu tema dari beragam alat komunikasi. Perancangan media
kampanye mencegah punahnya ikan endemic Danau Singkarak di awali dengan pembuatan icon
ikan bilih dalam bentuk vector yang akan dijadikan dalam perancangan media kampanye
dalam bentuk media prin t ad ( media cetak ) yaitu billboard dan media-media pendukung
yang lainya. Media kampanye yang dirancang merupakan salah satu bentuk media komunikasi
yang bermanfaat untuk mengubah pandangan masyarakat tentang permasalahan yang dihadapi
Selanjutnya dengan adanya media kampanye pencegahan punahnya ikan bilih Danau
Singkarak memberikan pesan dan informasi yang akan disampaikan berupa mengingatkan dan
himbauan kepada masyarakat terutama kepada nelayan untuk tetap menjaga dan melestarikan
ikan bilih Danau Singkarak.
Rancangan ini menggunakan pendekatan semiotika dimana akan menghasilkan rancangan
yang baik dan komunikatif. Peran typografi juga penting dalam membantu untuk menjelaskan
icon ikan bilih yang berupa ajakan dan mengingatkan masyarakat tentang cara penangkapan
nelayan yang tidak ramah lingkungan dengan adanya media perancangan mencegah punahnya
ikan bilih Danau Singkarak agar masyarakat dapat mamahami apa yang disampaikan.
Penempatan media akan diletakkan disekitar Danau Singkarak dengan strategis sesuai pada
lokasi dimana masyarakat atau nelayan yang setiap hari bekerja diluar rumah dengan adanya
perancangan ini maka diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran terhadap target audience
tentang cara penangkapan yang baik.
82
Majalah Ilmiah, Vol. 23, No. 2, Oktober 2016, Hal. 71- 83
Copyright©2016 by LPPM UPI YPTK Padang
ISSN : 1412-5854
A. Saran
Keberhasilan suatu kampanye akan tercapai apa bila semua masyarakat mulai mengambil
bagian untuk ikut berperan dalam kampanye melestarikan ikan bilih Danau Singkarak mulai
dari sekarang. Selain itu pemerintah dan lembaga-lembaga yang terkait tentang ikan bilih yang
terancam punah harus terjun langsung kepada masyarakat untuk menyampaikan himbauan dan
informasi yang lebih detail, karena masih banyak masyarakat yang kurang informasi tentang
pentingnya menjaga dan melestarikan ikan bilih Danau Singkarak untuk keberlanjutan masa
yang akan dating dan juga untuk dapat mempertahankan mata pencaharian masyarakata sekitar
yang pekerjaaanya nelayan. Peran serta masyarakata khususnya target audience yang tertuju
sangant dibutuhkan keikutsertaanya dalam kampanye ini. Tanpa dukungan dan peran serta dari
semua pihak, kampanye ini tidak akan membuahkan hasil yang maksimal seperti yang
diharapakan.
DAFTAR PUSTAKA
Bahari, Nooryan. 2008. Kritik Seni. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Danesi, Marcel. 2010. Pengantar Memahami Semiotika Media. Yogyakarta : Jalasutra.
Kusrianto, Adi. 2004. Tipografi Komputer untuk Desainer Grafis. Yogyakarta : Andi
Kusrianto, Adi. 2006. Panduan Desain Komunikasi Visual. Jakarta: Elexmedia Komputindo
Kusrianto, Adi. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta:
Andi
Kusrianto, Adi. 2009. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta : Andi.
Pujianto. 2013. Iklan Layanan Masyarakat. Yogyakarta : Andi
Rustan, Surianto. Huruf font dan typografi. Jakarta. Gramedia Pustaka utama. 2010. 16
Rustan, Surianto. Layout dasar dan penerapanya. Jakarta. Gramedia pustakan utama. 2008 . 0
Sihombing, Danton. 2003. Tipografi dalam Desain Grafis. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Supriyono, Rakhmat. 2010. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta:
Andi
Surianto, Rustan. 2009. Layout Dasar Dan Penerapannya. Jakarta : Andi
Tinarbuko, Sumbo. 2009. Semiotika Komunikasi Visual, Yogyakarta. Penerbit Jala Sutra
Tinarbobuko, Sumbo. 2015. Desain Komunikasi Visual-Penanda Zaman Masyarakat Global.
Yogyakarta : CAPS
83
Download