potensi berkelanjutan sumber daya ikan pelagis besar di kabupaten

advertisement
Bimafika, 2010, 2, 141-147
1
POTENSI BERKELANJUTAN SUMBER DAYA IKAN PELAGIS BESAR
DI KABUPATEN MALUKU TENGAH
Achmad Zaky Masabessy *
FPIK – Unidar Ambon
ABSTRACT
Maluku Tengah marine water has fish resources, which can be managed in an optimal way to support fishermen.
The policy increase fish production is needed for fishermen prosperity and sustainable resources use. This policy
should include government, private sector and fisher community so can rerealize fishermen prosperity and
continuity fisher resources. The purpose of this research is: To analyse biomassa resources catchs fishery big
pelagis species. The results of this research indicates that: At MSY condition, fish stock is 17.131,45 ton, catch is
15.785,36 ton. At optimal management condition, with discount factor 8 %, stock is 22.268,58 ton, catch is
24.355,99 ton, rente is Rp.692.035.052 miliion, with discount faktor 15 %, stock is 21.968,78 ton, catch is
24.526,13 ton and
Keyword : Sustainability, Potention, Resources, Catch Fishery, Big Pelagic
PENDAHULUAN
untuk
penanaman
investasi. Sektor
Indonesia
memiliki
adalah
negera
sumberdaya
bahari
perikanan
yang
sangat
potensial. Dengan karakteristik kelautan tropika,
maka salah satu sektor andalan sumberdaya
kalautan
adalah
sektor
perikanan
tangkap.
Karakeristik laut negara-negara tropis dicirikan
dengan
jumlah
kandungan
sumberdaya
perikanan yang terdiri dari berbagai macam
spesies ikan lebih besar jika dibandingkan
dengan
negara-negara
sub
tropis,
hal
ini
disebabkan karena laut tropika mempunyai ciri
ekosistem pendukung berupa terumbu karang,
padang lamun dan mangrove sebagai tempat
berkembangbiaknya berbagai jenis spesies ikan.
Kondisi
Indonesia
ini
dapat
karena
menguntungkan
sektor
perikanan
bagi
dapat
dijadikan sebagai salah satu ujung tombak bagi
peningkatan kesejahteraan nelayan khususnya
nelayan tradisional.
Kabupaten
Maluku
pengembangan
perikanan merupakan salah
satu sektor andalan dan
memiliki peluang
cukup besar dibanding sektor-sektor lain. Hal ini
dapat terlihat jelas dengan adanya berbagai
perusahaan
perikanan
yang
beroperasi
di
daerah ini dalam mengeksploitasi berbagai
sumber daya perikanan guna memperoleh
devisa
maupun
pendapatan
daerah
serta
peningkatan pendapatan nelayan yang ada di
daerah tersebut.
Sejalan
dengan
hal
ini,
maka
arah
pembangunan perikanan di Kabupaten Maluku
Tengah ditujukan untuk meningkatkan produksi
hasil tangkapan, mutu dan pemasaran dalam
rangka peningkatan eksport dan peningkatan
taraf hidup masyarakat nelayan. Hal ini karena
potensi sumberdaya laut yang mendukung
berupa, perikanan tangkap meliputi luas wilayah
2
laut 136.116.1 Km dengan panjang garis pantai
2
1.256.230 Km dari luas wilayah 147.480.6 Km .
Tengah
memiliki
keragaman kandungan sumberdaya perikanan
sehingga memberi peluang bagi dunia usaha
Korespondensi : email:
dan
Potensi sumberdaya ikan yang dimiliki sebesar
484.532 ton/tahun dengan, dengan
tangkapan
yang
diperbolehkan
jumlah
untuk
A.Z. Marasabessy / Bimafika, 2009, 2, 141 -147
dieksploitasi (JTB) adalah
sebesar 387.324
judgement
ton/tahun.
sampling.
Maksudnya
adalah
pengumpulan data melalui penjelasan oleh
Dari potensi tersebut baru dimanfaatkan
peneliti
sebesar 41.307.1 ton/ tahun, sedangkan jumlah
pejabat
nelayan adalah 14.134. Dengan didukung oleh
pertimbangan sesuai dengan maksud penelitian.
sejumlah sarana dan prasaran berupa perahu
Nasution
tanpa motor jukung sebanyak 12 630 buah,
sampling Purposive adalah sampel yang dipilih
motor kecil 1 166 buah, motor sedang sebanyak
dengan cermat hingga relevan dengan desain
324 buah, motor besar sebanyak 14 buah dan
penelitian.
jumlah perahu motor temple sebanyak 682
No
1
2
Potensi ikan pelagis besar di wilyah Perairan
Maluku
Tengah
adalah
mengambil
yang
S
responden
berwenang
(2003)
yang
berupa
menurut
menyebutkan
bahwa
Tabel 1. Matriks Jenis dan Sumber Data.
buah.( Dinas Perikanan Maluku Tengah, 2005).
Kabupaten
dan
ikan
cakalang dan ikan tuna, yang merupakan
Data
Perikanan tangkap
Produksi Perikanan
Tangkap Tahun 20032008
Jenis
Primer
Sekunder
Sumber
Responden
Dinas
Perikanan
Maluku
Tengah
komoditas hasil tangkapan utama bagi nelayan
Teknik Pengumpulan Data.
tradisional.
Mengacu
pada
uraian
permasalahan
yang
akan
Bagaimana
kondisi
di
atas,
dikaji
biofisik
adalah
:
terutama
sumberdaya perikanan tangkap dan teknologi
yang
digunakan
dalam
Untuk
maka
mengeksploitasi
sumberdaya perikanan khususnya ikan pelagis
besar ?. Bagaimana dampak yang ditimbulkan
terhadap sumberdaya perikanan secara biologi.
dilakukan
melakukan
dengan
judgement
pengumpulan
data
purposive
atau
teknik
sampling.
Maksudnya
adalah
pengumpulan data melalui penjelasan oleh
peneliti
dan
pejabat
yang
mengambil
responden
berwenang
yang
berupa
menurut
pertimbangan sesuai dengan maksud penelitian.
Nasution
S
(2003)
menyebutkan
bahwa
sampling Purposive adalah sampel yang dipilih
dengan cermat hingga relevan dengan desain
penelitian.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis dan Sumber Data.
Jenis data dan informasi yang dianalisis
Analisis Biomassa Ikan
Untuk
menganalisis
biomassa
dalam penelitian ini adalah data data sekundar,
digunakan model surplus
produksi. Untuk
yang diperoleh dari Badan
Pusat Statistik
mengetahui nilai estimasi tangkapan lestari
Kabupaten Maluku Tengah, Dinas Perikanan,
dapat diketahui dengan lebih dahulu mengetahui
dan dinas-dinas yang terkait langsung dengan
produktifitas dari stok ikan yang biasanya
penelitian ini. Selanjutnya dapat dilihat pada
diestimasi dengan model kuantitatif. Produktifitas
tabel 1.
stok ikan dipengaruhi oleh berbagai faktor,
ikan
antara lain faktor biologi, iklim, maupun aktifitas
manusia yang menyebabkan turunnya kualitas
Teknik Pengumpulan Data.
Untuk
dilakukan
melakukan
dengan
pengumpulan
data
perairan (pencemaran), perusakan ekosistem
purposive
atau
pesisir serta pemutusan mata rantai makanan.
teknik
142
A.Z. Marasabessy / Bimafika, 2009, 2, 141 -147
Menurut Clark (1976) , untuk menganalisis stok
Untuk menghitung upaya optimal, digunakan :
ikan digunakan model surplus produksi. Model
ini
mengasumsikan
stok
ikan
sebagai
E 
penjumlahan biomas dengan persamaan :
h
qx 
dx
x

 F ( x)  rx1  
dt
 K
Untuk menghitung hasil
digunakan persamaan :
Untuk menghitung upaya tangkap pada kondisi
MSY maka digunakan persamaan :
h 
EMSY 
Kqr
r



2
2  2 Kq
2q
Produksi Ikan Pelagis Besar
maka digunakan persamaan :
Untuk melihat jumlah hasil tangkapan jenis
 2 K 2 q 2 r Kr


4  4 Kq 2
4
ikan pelagis besar dapat dilihat pada tabel 2.
Dari tabel 2. terlihat bahwa hasil tangkapan
Untuk menghitung stok ikan pada tingkat MSY
digunakan Persamaan :
untuk jenis ikan pelagis besar mengalami
 q rqK 

xMSY  K 1 
2
 r 2q K 
kenaikan dari tahun ke tahun, hanya saja untuk
jenis ikan cakalang pada tahun 2007 mengalami
sedikit penurunan tingkat produksi dibandingkan
Untuk menghitung upaya tangkap (effort) OA
maka digunakan persamaan :
EOA 
produksi hasil tangkapan berjumlah 20.843,9
ton, maka pada tahun 2007 turun menjadi
produksi pada
tingkat OA
maka digunakan persamaan :
H OA 
rc 
c 

1 
pq  Kpq 
c

pq

K  c


1  

4  Kpq
r

tangkapan sebesar 109,6 ton atau 0,52 %..
Demikian juga dengan jenis ikan tuna dimana
tahun hanya saja terjadi sedikit penurunan pada
tahun 2005. Jika pada tahun 2004 produksi
hasil tangkapan mencapai 3.792.9 ton maka
pada
Untuk menghitung tingkat keuntungan (Rente),
Menurut Fauzi dan Anna (2008). Untuk
menghitung stok ikan optimal maka digunakan
persamaan :
x 
20.734,3 ton atau terjadi penurunan hasil
terjadi kenaikan secara signifikan dari tahun ke
Untuk menghitung stok ikan pada tingkat OA
digunakan Persamaan :
xOA
dari tahun 2006 yaitu jika pada tahun 2006
r
c 

1 
q  Kpq 
Untuk menghitung
x
 pqx  c   r 1  2 x 
c
K 


HASIL PENELITIAN
Untuk menghitung produksi pada tingkat MSY
H MSY 
tangkapan optimal

2
 c
c 


1  
r  Kpqr
 Kpq

tahun
2005
mengalami
penurunan
menjadi 3. 429,4. Dengan kata lain jumlah
penurunan hasil produksi dari tahun 2004 dan
2005 mencapai 361,5 ton atau sekitar 9,53 %.
Laju pertumbuhan penagkapan ikan pelagis
besar dari tahun 2002 sampai dengan tahun
2008 dapat dilihat pada gambar 1
143
A.Z. Marasabessy / Bimafika, 2009, 2, 141 -147
komoditas jenis ikan cakalang lebih menjanjikan
Tabel 2. Jumlah Tangkapan Ikan Pelagis Besar
Produksi pada tahun (Ton)
Jenis ikan
Cakalang
2002
2003
14.839,2
17.249,1
18.174.6
19.475,3
20.843,9
20.734,3
21.598,7
2.486,9
3.792,6
3.792.9
3. 429,4
3.961,4
4.687,2
6.586,2
17.326,1
21.041,7
21,967,5
22.904,7
24.805,3
25421,5
28.184,9
Tuna
Jumlah
2004
2005
2006
2007
2008
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Maluku Tengah 2008
30000
Produksi (ton)
25000
20000
15000
Cakalang
10000
Tuna
Total Produksi
5000
0
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
Tahun
Gambar 1. Produksi kelompok ikan pelagis besar
jika dibandingkan dengan keuntungan yang di
dari komditas ikan tuna.
Dari
gambar
1
terlihat
bahwa
jika
dibandingkan dengan ikan tuna, jenis ikan
cakalang
jumlah
produksinya
lebih
Analisis Biomassa Ikan Pelagis Besar
besar,
Dari analisis biomass
ikan pelagis
disamping itu untuk komoditas ikan cakalang
besar, terlihat bahwa pada saat kondisi MSY,
pada tahun 2007 terjadi sedikit penurunan
jumlah stok ikan pelagis besar di wilayah
penagkapan, sedangkan untuk jenis ikan tuna
perairan Kabupaten Maluku Tengah adalah
pada tahun 2005 sedikit terjadi penurunan. Akan
sebanyak
tetapi jika dilihat dari total produksi, dari tahun
tangkapan sebesar 15.785,36 ton, dan upaya
2002 hingga 2008 mengalami peningkatan yang
tangkap adalah sebesar 85.755. trip, sehingga
signifkan.
jumlah rente keuntungan
Tingginya
dengan
hasil
yang didapatkan
adalah Rp. 80.509.493,5,-. Sedangkan pada
cakalang dibanding tuna, disebabkan karena
kondisi open acces kondisi ketersediaan stok
tingkat konsumsi masyarakat terhadap ikan
ikan pelagis besar adalah sebesar 11.059,56
cakalang di wilayah Kabupaten Maluku Tengah,
ton, dengan hasil tangkapan sebesar 13.802,38
relatif lebih besar di bandingkan tuna, dari sisi
ton, dan upaya tangkap sebanyak
pasar kecenderungan untuk pedagang di pasar
trip.
memperoleh
produksi
ton,
komoditas
tradisional
tingkat
17.131,45
keuntungan
pada
144
1.161.499
A.Z. Marasabessy / Bimafika, 2009, 2, 141 -147
Dari hasil perhitungan di atas, terlihat
mengetahui jumlah ikan yang boleh ditangkap
bahwa nilai rente sumberdaya ikan pelagis
dan jumlah effort yang bisa dilakukan maka
besar pada kondisi open access adalah 0. Ini
sumberdaya
berarti jika sumberdaya ikan di wilayah perairan
perairan
Maluku Tengah dibiarkan terbuka untuk setiap
dimanfaatkan secara optimal dan lestari.
ikan
pelagis
Kabupaten
kecil
Maluku
di
wilayah
Tengah
dapat
orang, maka persaingan usaha pada kondisi ini
menjadi
tidak
terkendali
sehingga
mengakibatkan nilai keuntungannya menjadi
nol. Kondisi
ini menjadi wajar jika setiap
disebabkan dalam kondisi open acces siapa
saja boleh melakukan eksploitasi di suatu
wilayah perairan tanpa ada larangan dan batas
wilayah yang jelas. Selengkapnya dapat dilihat
pada tabel 3.
Tabel 3. Hasil Analisis Biomass Ikan Pelagis
Besar
Estimasi Produksi Lestari
Produksi lestari dalam penelitian ini, yaitu
produksi lestari maksimum (MSY). Dimana yang
digunakan berupa parameter biologis, Parameter
biologi yang digunakan dalam MSY diantaranya
parameter r, q, dan K,
Pemanfaatan
khususnya
sumberdaya
perikanan
tangkap
perikanan
di
wilayah
Perairan Kabupaten Maluku Tengah, terlihat
Parameter
MSY
Open Access
bahwa untuk jenis komoditas ikan pelagis
x (ton)
H (ton)
17.131,45
15.785,36
11.059,56
13.802,38
besar, pemanfaatan / penangkapan sudah
E (trip)
85.755
11.614
Rente
80.509.493
Sumber : Hasil Analisis 2009.
-
melewati batas lestari dimana dari rata-rata
produksi
lestari
15.785,32 ton,
sedangkan
secara aktual eksploitasi sudah mencapai ratarata 23.093,1 ton, sehingga penangkapan telah
Tabel 4. Pengelolaan Optimum Pada Ikan
Pelagis Besar
Optimum
Parameter
Optimum 8%
15%
x
22.268,58
21.968,78
H
24.355,99
24.526,13
E
59.950,30
61.541,13
Rente
104.067.728
103.805.257
Rente
Overtime
(Rp Juta)
692.035.052
130.084.661
Sumber : Hasil Analisis 2009
Pengelolaan
sumberdaya
perikanan
berada di atas titik optimal untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Perbandingan Produksi Aktual dan
Lestari ikan pelagis besar
Produksi
Tahun
Ikan Pelagis Besar (ton)
secara dinamik dengan menggunakan discount
rate 8% dan 15% seperti terlihat pada Tabel 26,
dimana
analisis secara dinamik ini bertujuan
untuk mengetahui pengelolaan yang tepat agar
sumberdaya ikan pelagis besar di wilayah
secara
berkelanjutan.
Lestari
2002
17.326,1
15.785,30
2003
21.041,7
15.785,28
2004
21.967,5
15.785,32
2005
22.904,7
15.785,29
2006
24.805,3
15.785,34
2007
25.421,5
15.785,34
2008
28.184,9
15.785,34
Rata23.093,1
15.785,32
rata
Sumber: Hasil analisis 2009.
perairan Kabupaten Maluku Tengah, dapat
dikelola
Aktual
Dengan
145
A.Z. Marasabessy / Bimafika, 2009, 2, 141 -147
Tingginya
ikan
ikan (over fishing). Akibatnya sangat berdampak
pelagis besar disebabkan karena tujuan ratarata
negatif bagi keberlanjutan sumberdaya ikan
rata nelayan dalam melakukan penangkapan,
pelagis besar di wilayah perairan Kabupaten
sasaran utama adalah kedua jenis komoditas
Maluku Tengah. Untuk jangka pendek hal ini
yaitu ikan pelagis besar terutama cakalang dan
memang menguntungkan disebabkan karena
tuna. Hal ini disebebkan karena berdasarkan
terjadi
pengalaman memancing, mereka secara alami
menerus, akan tetapi pada kondisi jangka
mereka dapat
panjang kondisi sumberdaya ikan akan menjadi
kondisi
dan
laju
produksi
dengan
aktual
mudah
keberadaan
jenis
mengetahui
ikan
ini.
peningkatan
produksi
secara
terus
terus-
berkurang karena berpengaruh terhadap laju
Disamping itu hal ini sudah merupakan satu
pertumbuhan
ikan
pada
kebiasaan yang telah dilakukan secara turun
turun-
Kabupaten Maluku Tengah.
wilayah
perairan
30000
20000
lestari
10000
aktual
0
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
Gambar 2.. Perbandingan aktual dan lestari ikan pelagis besar
temurun oleh masyarakat nelayan sebagai
KESIMPULAN DAN SARAN
penduduk asli
sli Kabupaten Maluku Tengah.
Secara grafik untuk membandingkan antara
Kesimpulan.
produksi lestari dan aktual masing-masing
masing
Dari hasil penelitian dapat ditarik
komoditas baik komoditas ikan pelagis besar,
kesimpulan bahwa:
kooditas ikan pelagis kecil dan jenis komoditas
1.
ikan demersal dapat dilihat pada
ada Gambar 2.
Produksi ikan pelagis besar dalam kondisi
statik pada kondisi MSY masih dapat
ditingkatkan mengingat stok ikan
Sustainablity
ablity Ikan Pelagis Besar
tersedia
Hasil analisis secara aktual dan lestari
masih
dibandingkan
hasil tangkapan ikan pelagis besar, menunjukan
lebih
dengan
hasil
besar
yang
jika
tangkapan
yang diperoleh.
kondisi yang cukup memprihatinkan mengingat
2.
Pada
kondisi
pengelolaan
actual
dan
hasil tangkapan aktual telah melebihi hasil
lestari hasil tangkapan telah melebihi stok
tangkapan lestari, artinya
sumberdaya ikan yang tersedia (Over
(
ini menunjukan
kondisi kelebihan
ebihan hasil tangkapan sumberdaya
146
A.Z. Marasabessy / Bimafika, 2009, 2, 141 -147
fishing ) artinya bahwa produksi aktual
wilayah 12 mil laut bagi Kabupaten Kota
telah melampaui produksi lestari.
dan 1/3nya adalah untuk Kecamatan,
sehingga
Saran
menghindari
adanya
over
eksploitasi sumberdaya perikanan.
Adapun saran yang diajukan mengacu pada
hasil penelitian ini adalah
1.
Harus ada upaya mengaturan tentang
DAFTAR PUSTAKA
aktifitas penangkapan dilaut, mengingat
[1]. Clark, CW. 1976. Mathematical Biomass:
The Optimal Management of Renewable
Resources. John Willey & Sons. New York
pada kondisi optimal hasil produksi telah
melampaui batas kapasitas ketersediaan
ikan. Dengan demikian, maka strategis
[2]. Fauzi dan Anna, 2008. Pemodelan
Sumberdaya Perikanan dan Kelautan
Untuk Analisis Kebijakan. PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
pengaturan itu harus mengacu kepada
pengurangan effort/ upaya tangkap.
2.
Adanya
pemberlakuan
batas
wilayah
[3]. Nasution. S, 2003. Metode Research.
Penerbit PT. Bumi Aksara. Jakarta.
kewenangan penangkapan ikan sesuai
dengan undang undang Otonomi Daerah,
tentang kewenangan pengelolaan batas
147
Download