Rosmalina Hafnati Rahmatan Muhibbuddin

advertisement
Jurnal EduBio Tropika, Volume 4, Nomor 1, April 2016, hlm. 29-33
Rosmalina
SMAN 1 Bandar Baru, Pidie
Hafnati Rahmatan
Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNSYIAH, Banda Aceh
Muhibbuddin
Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNSYIAH, Banda Aceh
Korespondensi: [email protected]
MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTIONS BERBANTUAN MULTIMEDIA
UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATERI STRUKTUR
DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN
ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman konsep siswa pada materi struktur
dan fungsi dari jaringan tanaman melalui penerapan model pembelajaranDirect Instructions berbantuan
multimedia. Penelitian ini dilakukan dari Juni 2014 sampai Februari 2015. Penelitian ini menggunakan
metode eksperimen dengan pretest postest control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa kelas XI IPA1 sampai XI IPA5 SMA Negeri 1 Bandar Baru, Pidie Jaya, Indonesia, dengan jumlah
125 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik random sampling, dan dibagi menjadi dua
kelas, yaitu kelas eksperimen (XI IPA1) dan kelas kontrol (XI IPA2) yang terdiri dari 24 dan 25 siswa.
Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan tes yang terdiri dari 50 item tes.Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pemahaman konsep siswa pada materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan dapat
meningkat melalui penerapan Direct Instruction berbantuan multimedia.
Kata Kunci: model pembelajaran Direct Instructions berbantuan multimedia, struktur dan fungsi jaringan
tumbuhan.
IMPLEMENTATION OF MULTIMEDIA-ASSISTED DIRECT INSTRUCTION LEARNING
MODEL TO IMPROVE STUDENTS’ UNDERSTANDING ON THE CONCEPT
OF STRUCTURES AND FUNCTIONS OF PLANT TISSUE
ABSTRACT: This research was intended to find out students’ level of understanding on the concept of
structures and functions of plant tissue through implementation of multimedia-assisted direct instruction
learning model. This study was conducted from June 2014 to February 2015. This research was carried
out in an experimental, pretest-posttest control group design. The population in this study was students
from class XI.IA1 to XI.IA5 SMAN 1 Bandar Baru, Pidie, Indonesia, with the total of 125 students. The
samples were determined by random sampling technique, and further divided into two classes, namely
experimental class (XI.IPA1) and control class (XI.IPA2) consisting of 24 and 25 students. The data was
collected by giving test consisting of 50 item test. The result of this study has indicated that students’
understanding on the concept of structures and functions of plant tissue had been improved through the
implementation of multimedia-assisted direct instruction learning model.
Key words: multimedia-assisted direct instruction learning model, structures and functions of plant
tissue.
mengembangkan pemahaman konsep.Hasil observasi
terhadap pembelajaran struktur dan fungsi jaringan
tumbuhan di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bandar Baru
menunjukkan hasil belajar siswa masih dibawah
KKM(77), berarti bahwa siswabelum dapat memahami
konsep.
Faktor penyebab siswa belum dapat memahami
konsep diantaranya: 1) belum maksimalnya
kelengkapan sarana dan prasarana laboratorium biologi
di SMA Negeri 1 Bandar Baru, menyebabkan guru
selama ini tidak pernah melakukan kegiatan
PENDAHULUAN
Struktur dan fungsi jaringan tumbuhan
merupakan salah satu Kompetensi Dasar (KD) yang
dipelajari siswa di kelas XI SMA. Kompetensi Dasar
ini memuat materi berbagai struktur dan fungsi jaringan
penyusun organ tumbuhan. Kegiatan pembelajaran
berbasis praktikum dengan sarana dan prasarana
laboratorium yang memadai, kemampuan guru dalam
langkah kerja kegiatan praktikum, serta kemampuan
guru dalam memanfaatkan media dan model
pembelajaran yang tepatsangat dibutuhkan siswa dalam
29
30
Rosmalina, dkk
pembelajaran yang berbasis praktikum untuk materi
struktur dan fungsi jaringan tumbuhan; 2)guru
mengajar dengan menggunakan model pembelajaran
konvensional, dimanaguru mentransferkan ilmunya
langsung kepada siswa sehingga guru yang aktif
sedangkan siswa pasif. Kondisi ini menyebabkan siswa
mengambang, kurang termotivasi, dan kurang
memahami konsep. Agar materi ajar struktur dan fungsi
jaringan tumbuhan dapat lebih mudah dipahami, model
dan media pembelajaran yang tepat perlu dibuat.
Pada penelitian ini, model pembelajaran Direct
Instructions berbantuan multimedia dalam bentuk
media prezidiaplikasikan dalam kegiatan praktikum,
untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih
kongkret. Direct Instruction merupakan salah satu
model pembelajaran yang sesuai untuk kegiatan
praktikum karenadidalamnyadapat mengembangkan
belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan
pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik
dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah
sehingga dapat meningkatkan pemahaman konsep
siswa.Hal ini sesuai dengan Suprijono (2011) yang
mengatakan, Direct Instruction dirancang untuk
penguasaan pengetahuan prosedural, pengetahuan
deklaratif (pengetahuan faktual) serta berbagai
keterampilan.Direct Instructionsangat tepat untuk
menjelaskan pelajaran dimana guru memindahkan
informasi langsung kepada siswa dengan menata waktu
pembelajaran seefisien mungkin danmengajarkan isi
informasi atau kemampuan yang telah didefinisikan
dengan baik yang harus dikuasai siswa (Slavin,2011).
Media prezi dalam penelitian inidigunakan untuk
membandingkan struktur berbagai jaringan penyusun
tumbuhan dengan hasil pengamatan mikroskop yang
dilakukan siswa, sebagai penguatan siswa setelah
melakukan kegiatan praktikum. Media prezi adalah
bagian dari multimedia yang interaktif. Binham (2013)
mengatakan Prezi merupakan salah satu software
presentasi selain Power point yang digunakan untuk
membangun presentasi online dan offline yang lebih
menarik, sehingga ide-ide
pembelajaran dapat
disampaikan dengan lebih mudah. Prezi menjadi
unggul karena program ini menggunakan Zooming
User Interface (ZUI), yang memungkinkan pengguna
Prezi untuk memperbesar dan memperkecil tampilan
media presentasi mereka (Anonymous, 2013c).
Pemanfaatan fasilitas ini membuat prezi sesuai
digunakansebagai media dalam pembelajaran di
kelassehingga siswa dapat meningkatkan pemahaman
konsep.
Pemahaman konsep dalam pembelajaran adalah
tingkat kemampuan yang mengharapkan seseorang
mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta
yang diketahuinya (Anonymous, 2013b). Pemahaman
konsep dapat dibedakan kedalam tujuh indikator yaitu:
(1) menyatakan ulang sebuah konsep; (2) memberi
contoh dan non contoh dari konsep; (3) menyajikan
konsep dalam berbagai bentuk representasi; (4)
mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu
konsep; (5) menggunakan, memanfaatkan, dan memilih
prosedur atau operasi tertentu; (6) mengklasifikasi
obyek-obyek menurut sifat-sifat tertentu atau sesuai
dengan konsepnya; (7) mengaplikasikan konsep dalam
pemecahan masalah (Anonymous, 2013a).
METODE PENELITIAN
Model pembelajaran
Direct Instructions
berbantuan multimedia dalam hal ini digunakan media
prezi dengan judul “struktur dan Fungsi Jaringan
Tumbuhan” dikemas dalam bentuk media presentasi
offline.
Direct Instructions berbantuan multimedia
diterapkan pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1
Bandar Baru yang berjumlah 125 orang. Berdasarkan
nilai pretest yang diberikan, diperoleh dua kelompok
objek penelitian, yaitu kelas XI IPA1 sebagai kelas
eksperimen (24 siswa) dan XI IPA2 sebagai kelas
kontrol (25 siswa). Kelas eksperimen diberi perlakuan
dengan penerapan Direct Instructions berbantuan
multimedia, sedangkan kelas kontrol menggunakan
model pembelajaran konvensional. Keberhasilan
penerapan Direct Instructions berbantuan multimedia
ditentukan dari perbedaan N-gain kelas eksperimen dan
kontrol.
Soal yang digunakan pada pretest dan postest
adalah soal berbentuk pilihan ganda yang berjumlah 50
soal. Soal ini digunakan untuk mengukur peningkatan
pemahaman konsep.
Pada penelitian ini, pretest diberikan pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol sebelum proses
pembelajaran dimulai. Selanjutnya, pembelajaran
Direct
Instructions
berbantuan
multimedia
diimplementasikan pada kelas eksperimen dan
pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. Postest
diberikan di kedua kelas pada akhir pembelajaran,
untuk melihat keefektifan model yang digunakan.
Desain penelitian yang digunakan adalah Pretest
Postest Control Group Design.
Data kemampuan pemahaman konsep kelas
eksperimen dan kontrol adalah skor pretest dan postest,
selanjutnya dihitung “gain” dengan cara mengurangi
skor postest dan skor pretest, kemudian dilakukan
normalisasi gain dengan menggunakan rumusdari
Cheng et al. (2004), yang ditulis sebagai berikut.
N-Gain =
x 100
Tingkat pencapaian N-gain dikategorikan
berdasarkan tiga kategori, yaitu: tinggi: N-gain> 0,7;
sedang: 0,3 ≤N-gain≤ 0,7; dan rendah N-gain<
0,3(Cheng et al., 2004).
Pengujian perbedaan kelas rata-rata antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol dilakukan dengan “uji t”
jika data antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
berdistribusi normal dan memiliki varian yang sama
(homogen) dan “uji Mann-Whitney”jika data antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berdistribusi
normal dan memiliki varian yang tidak sama ( tidak
homogen). Sebelum dilakukan ujit ataupun MannWhitney, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas (data
N-gain) dan uji homogenitas (data N-gain)antarakelas
eksperimen dan kelas kontrol yang dilakukan dengan
cara manual menggunakan Microsoft Excel dan
perangkat lunak Statistical Product and Service
Solutions (SPSS) versi 16,0. Pengambilan keputusan
dalam uji normalitas, homogenitas, uji-t dan uji MannWhitney didasarkan pada perbandingan nilai
Model Pembelajaran Direct Instructions Berbantuan Multimedia
probabilitas/signifikansi
(sig.)
keyakinan 95% (p< 0,05).
dengan
tingkat
31
Data pretest digunakan untuk mengetahui
kemampuan awal pemahaman konsep siswa di kelas XI
IPA di SMA Negeri 1 Bandar Baru. Analisis data
pretest pemahaman konsep antara siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol seperti yang tertera pada
Tabel 1.
HASIL PEMBAHASAN
a. Pengelompokan Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Tabel 1. Hasil Uji Rata-Rata Skor Pretest Siswa pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelompok
Normalitas*)
Homogenitas**)
Rata-rata
Signifikansi
(Eksp & Ktrl)
Eksp Ktrl
Eksp
Ktrl
Tes
35,42 34,40
Normal
Normal
Homogen
Tidak signifikan
2
2
Pemahaman
χ hit (1,34) < χ hit (1,39) < F hit (1,27) <
t hit (0,54) <
2
2
Konsep
χ tab (7,815) χ tab (7,815) F tab (2,01)α (0,05)
t tab (2,01)
Keterangan:
Eksp
= Eksperimen
Ktrl
= Kontrol
*)
= Chi Square Test (Normal, nilai χ2 hit < χ2 tab, α = 0,05)
**)
= Uji F (Homogen, nilai F hit < F tab, α = 0,05)
Berdasarkan hasil analisis data pada Tabel 1 di
atas menunjukkan bahwa siswa kelas kontrol dan kelas
eksperimen memiliki kemampuan awal yang sama atau
tidak berbeda nyata. Kesamaan kemampuan tersebut
terlihat pada nilai uji t antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol terhadap hasil uji rata-rata tes pemahaman
konsep yang menunjukkan t hitung (0,54) < t tabel
(2,01) pada taraf signifikansi (α) = 0,05 artinya tidak
terdapat perbedaan antara kemampuan awal siswa kelas
kontrol dan kelas eksperimen.
Kemampuan awal siswa menggambarkan sejauh
mana pengetahuan dan wawasan siswa terkait materi
pembelajaran yang akan diikuti. Kemampuan awal
siswa penting diketahui oleh guru sebelum dimulainya
proses pembelajaran, hal ini dikarenakan kemampuan
setiap siswa berbeda-beda. Dengan demikian guru
dapat mengetahui apakah siswa telah memiliki
pengetahuan yang merupakan prasyarat untuk
mengetahui materi yang akan diberikan, sehingga guru
dengan mudah merancang proses pembelajaran dengan
target pembelajaran yang lebih terarah sehingga dapat
diciptakan pembelajaran yang bermakna.
b. Pemahaman Konsep Siswa pada Setiap
Subtopik Materi Struktur dan Fungsi Jaringan
Tumbuhan
Pemahaman konsep siswa pada masing-masing
subtopik materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan
dapat dilihat pada perolehan skor pretest, postest dan
N-gain. Pretest digunakan untuk memastikan bahwa
kemampuan siswa antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol memiliki kemampuan yang sama. Peningkatan
pemahaman konsep ditentukan dengan menghitung
selisih skor pretest dan postest yang diperoleh siswa.
Data pretest, postest dan N-gain pada masing-masing
subtopik struktur dan fungsi jaringan tumbuhan
disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2Perolehan Skor RerataPretest, Postest, dan N-gain Pemahaman Konsep Tiap Subtopik Materi Struktur dan
Fungsi Jaringan Tumbuhan pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
No
Subtopik
Pretest
Postest
N-gain (%)
Pretest
Postest
N-gain (%)
1 Jaringan
33,88
81,34
72,27
32,70
72,00
59,32
2 Akar
33,33
83,33
75,49
34,67
69,78
54,09
3 Batang
37,50
80,30
67,65
34,18
70,55
55,77
4 Daun
39,88
86,31
77,29
40,00
72,00
50,67
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui skor ratarata pretest, postest, dan N-gain antara siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Selisih antara nilai
pretest dan postest pemahaman konsep pada setiap
subtopik materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan
dapat dilihat dari perolehan N-gain. Perolehan N-gain
pada kelas eksperimen subtopik jaringan, akar, dan
daun secara berurutan yaitu 72,27, 75,49, dan 77,29
dengan kategori tinggi, sedangkan subtopik batang
67,65 kategori sedang. Pada kelas kontrol perolehan Ngain jaringan, akar, batang dan daun secara berurutan
yaitu 59,32, 54,09, 55,77 dan 50,67 kategori sedang.
Hasil
perhitungan
N-gain
tersebut
dapat
diinterpretasikan bahwa perolehan di kelas eksperimen
lebih meningkat dibandingkan dengan kelas kontrol
sehingga dapat dikatakan bahwa penerapan Direct
Instruction berbantuan multimedia dapat meningkatkan
pemahaman konsep siswa.
Uji normalitas dan homogenitas data N-gain
pemahaman konsep masing-masing subtopik materi
struktur dan fungsi jaringan tumbuhan menunjukkan
ada data yang normal dan tidak normal, sehingga
pengujian perbedaan rata-rata menggunakan statistik
parametrik independent sample t test dan statistik non
parametrik Mann-Whitney pada taraf signifikansi 0,05.
Hasil uji normalitas, homogenitas, dan uji statistik
parametrik independent sample t test dan non
parametrik Mann-Whitney disajikan pada Tabel 3.
31
32
Rosmalina, dkk
Tabel 3Hasil Perhitungan Statistik Pemahaman Konsep Tiap Subtopik Materi Struktur dan Fungsi Jaringan
Tumbuhan pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Uji Normalitas*
Uji t atau Mann-Whitney***
No
Subtopik
Uji Homogenitas**
Makna
(Sig/p value)
Eksperimen
Kontrol
1 Jaringan
0,568
0,286
0,976
0,003
Signifikan
(Normal)
(Normal)
(Homogen)
(Uji t)
2 Akar
0,019
0,074
0,519
0,000
Signifikan
(Tidak Normal) (Normal)
(Homogen)
(Uji Mann-Whitney)
3 Batang
0,001
0,203
0,556
0,022
Signifikan
(Tidak Normal) (Normal)
(Homogen)
(Uji Mann-Whitney)
4 Daun
0,016
0,060
0,151
0,001
Signifikan
(Tidak Normal) (Normal)
(Homogen)
(Uji Mann-Whitney)
* Uji Shaphiro-Wilk, jika Sig (p value) > 0,05 (Normal)
** Uji Levene, jika Sig (p value) > 0,05 (Homogen)
*** Uji t atau Uji Mann-Whitney, jika Sig (p value) > 0,05 (Tidak Signifikan)
Tabel 3 dapat dilihat perolehan data pada kelas
eksperimen berdistribusi normal pada subtopik
jaringan, sedangkan pada subtopik akar, batang dan
daun tidak berdistribusi normal berdasarkan nilai
signifikansi. Perolehan data pada kelas kontrol pada
semua subtopik berdistribusi normal. Sebaran data pada
subtopik jaringan, akar, batang, dan daun adalah
homogen. Pada subtopik jaringan karena data
berdistribusi normal dan sebaran data homogen maka
dilakukan uji statistik parametrik independent sample t
test. Pada subtopik akar, batang dan daun data tidak
berdistribusi normal pada kelas eksperimen sehingga
dilakukan uji statistik non parametrik MannWhitney.Hasil uji statistik pada subtopik jaringan, akar,
batang dan daun adalah signifikan atau berbeda nyata
pemahaman konsep siswa antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol pada setiap subtopik, dapat dilihat dari
perolehan nilai signifikansi < 0,05 secara berurutan
yaitu 0,003, 0,000, 0,022 dan 0,001. Hal ini
menunjukkan bahwa penerapan Direct Instructions
berbantuan
multimedia
dapat
meningkatkan
pemahaman konsep siswa pada materi struktur dan
fungsi jaringan tumbuhan.
Perbedaan peningkatan pemahaman konsep
siswa pada setiap subtopik dikarenakan proses
pembelajaran yang berbeda. Proses pembelajaran pada
kelas eksperimen menggunakan penerapan Direct
Instructions berbantuan multimedia. Multimedia yang
digunakan dalam proses pembelajaran dapat membantu
siswa untuk mengkontruksi konsep struktur dan fungsi
jaringan tumbuhan yang mencakup jaringan tumbuhan
dan organ tumbuhan. Pada kelas kontrol diterapkan
pembelajaran
konvensional,
dimana
siswa
mendengarkan penjelasan guru, menyelesaikan LKPD
materi, dan berdiskusi. Proses pembelajaran ini
berdampak terhadap pemahaman konsep siswa pada
materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan.
Proses pembelajaran pada kelas eksperimen
terdiri atas lima tahapan, yaitu tahap establishing set,
demonstrating, guided practice, feed back, dan
extended practice yang tertuang dalam kegiatan
praktikum serta menggunakan multimedia sehingga
pemahaman konsep pada materi struktur dan fungsi
jaringan tumbuhan lebih meningkatkan dibandingkan
dengan kelas kontrol. Tahap establishing set adalah
tahap menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa,
demonstrating (mendemonstrasikan pengetahuan atau
keterampilan),
guided
practice
(membimbing
pelatihan), feed back (mengecek pemahaman dan
memberikan
umpan
balik),
dan
extended
practice(memberikan kesempatan untuk pelatihan
lanjutan dan penerapan) (Suprijono, 2011). Melalui
tahapan-tahapan tersebut siswa dapat dilatih dan
terlibat secara aktif sehingga proses pembelajaran
menjadi lebih bermakna. Siswa menjadi lebih aktif dan
dapat mengkontruksi konsepnya jika mengalami
langsung konsep dipelajarinya dengan mengaktifkan
lebih banyak indera dan bekerjasama dalam kelompok,
daripada hanya mendengarkan penjelasan dari guru.
Hasil penelitian ini didukung oleh beberapa
penelitianyangtelah
dilakukansebelumnya,
diantaranyaSetiawan dkk. (2010) yang menyatakan
bahwadengan model pembelajaranDirect Intructions
pemahaman belajar (pengetahuan) dan keterampilan
dapat diterima dan terserap oleh seluruh siswa, juga
dapat membantu siswa lebih fokus dan kreatif. Lebih
lanjut Sakti (2012) menyatakan bahwa ada pengaruh
yang signifikan model pembelajaran langsung (Direct
Instructions) melalui media animasi berbasis
Macromedia Flash terhadap peningkatan pemahaman
konsep fisika dan minat belajar siswa.
SIMPULAN
Berdasarkan paparan di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa penerapan Direct Instructions
berbantuan
multimedia
secara
signifikan
efektifmeningkatkan pemahaman konsep siswa pada
materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan.
DAFTAR RUJUKAN
Anonymous. 2013a. Perbedaan Pemahaman Konsep
dan Penguasaan Konsep. (Online). Tersedia di
http://mafiaol.com. Diakses tanggal 09 Januari
2014.
__________ 2013b.Pengertian Pemahaman Dalam
Pembelajaran.
(Online).
Tersedia
dihttp://www.referensimakalah.com.
Diakses
tanggal 21 Februari 2014.
Model Pembelajaran Direct Instructions Berbantuan Multimedia
__________ 2013c. Prezi, Aplikasi untuk Presentasi
Terbaik.
(Online).
Tersedia
di
http://www.thecrowdvoice.com.
Diakses
tanggal 21 Februari 2014.
Binham, R. 2013. Cara Membuat Presentasi Prezi
yang
Menarik.
(Online).Tersedia
dihttp://www.presentasi.net. Diakses tanggal 21
Februari 2014.
Cheng, K. K., Thacker, B. A., Cardenas, R. L., and
Crouch, C. 2004. Using Online Homework
System Enhance Students Learning of Physics
Concept in an Introductory of Physics Course.
American Journal of Physics, 72: 1447 – 1453.
Sakti, I., Yuniar, M. P., dan Eko, R. 2012. Pengaruh
Model Pembelajaran Langsung (Direct
Instructions) melalui Media Animasi Berbasis
Macromedia Flash Terhadap Hasil Belajar dan
Pemahaman Konsep Fisika Siswa di SMA Plus
Negeri 7 Kota Lampung. Jurnal Exacta.
(Online).
Volume
X,
No.
1
(http://www.repository.unib.ac.id,
diakses
tanggal 2 Januari 2015).
Setiawan, W., Fitrajaya, E., dan Mardiyanti, T. 2010.
Penerapan Model Pengajaran Langsung (Direct
Instruction) untuk Meningkatkan Pemahaman
Belajar Siswa dalam Pembelajaran Rekayasa
Perangkat Lunak (RPL). Jurnal Pendidikan
Teknologi Informatika dan Komunikasi (PITK).
(Online),
Volume
3,
No.
1
(http://www.file.upi.edukasi, diakses tanggal 12
Februari 2014).
Slavin, R. E. 2009. Psikologi Pendidikan: Teori dan
Praktek. Terjemahan oleh Marianto Samosir.
2011. Jakarta: PT Indeks.
Suprijono, A. 2011. Cooperative Learning: Teori dan
Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
33
33
Download