BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Rupiah Rupiah (Rp) adalah

advertisement
BAB 2
GAMBARAN UMUM OBJEK
2.1 Rupiah
Rupiah (Rp) adalah mata uang Indonesia (kodenya adalah IDR). Nama ini
diambil dari mata uang India Rupee. Sebelumnya di daerah yang sekarang disebut
Indonesia menggunakan Gulden Belanda dari tahun 1610 sampai tahun 1817, dan
setelah itu Gulden Hindia-Belanda diperkenalkan.
Nama Rupiah pertama kali digunakan secara resmi dengan dikeluarkannya mata
uang Rupiah jaman pendudukan Dai Nippon pada Perang Dunia II. Setelah perang
selesai, Bank Jawa, pelopor Bank Indonesia, mengeluarkan Rupiah, sedangkan tentara
Sekutu mengeluarkan Gulden Nica. Sementara itu di daerah-daerah lain di daerah yang
sekarang disebut Indonesia, banyak beredar uang yang bertalian dengan aktivitas
gerilya.
Pada tanggal 2 November 1949, Rupiah ditetapkan sebagai mata uang nasional.
Di daerah kepulauan Riau dan Papua, kala itu masih digunakan mata uang lain dan pada
tahun 1964 dan 1971, Rupiah baru digunakan di sana. Sedangkan di daerah Timor
Timur, Rupiah digunakan dari tahun 1976 sampai dengan 2001. Semenjak tahun 2001
sampai sekarang digunakan USD.
2.2 United State Dollar atau Dollar Amerika Serikat
United State Dollar (USD) menjadi mata uang utama dunia sejak akhir Perang
Dunia II hingga saat ini. Hal ini dapat dimengerti mengingat pada saat itu perekenomian
6
di negara Eropa hancur akibat perang dan di lain pihak tanah Amerika tidak tersentuh
oleh perang tersebut walaupun Amerika ikut serta dalam peperangan tersebut (baik di
Eropa berhadapan dengan Nazi Jerman maupun di Pasifik berhadapan dengan Jepang).
Dengan digelarnya konferensi internasional mengenai system nilai tukar yang diadakan
di Bretton Woods, New Hampshire Amerika Serikat pada tahun 1944 yang menandai
dimulainya Fixed Exchange Rate System semakin mengukuhkan peran mata uang USD
sebagai mata uang utama dunia.
Pada akhir tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an Fixed Exchange Rate System
runtuh sebagai implikasinya USD tidak di back-up sejumlah tertentu emas tertentu lagi.
Tetapi karena besarnya perekonomian Amerika Serikat membuat mata uang tersebut
tetap menjadi mata uang dunia hingga saat ini. Perjalanan waktu juga menunjukkan
USD sebagai mata uang yang cukup stabil walaupun dalam keadaan krisis sekalipun.
2.3 Definisi Valuta Asing
Valuta asing (valas) atau foreign exchange (forex) dapat diartikan sebagai mata
uang yang dikeluarkan dan digunakan sebagai alat pembayaran yang sah di negara lain.
Atau secara lebih luas valuta asing dapat diartikan sebagai seluruh kewajiban terhadap
mata uang asing yang dapat dibayar diluar negeri, baik berupa simpanan pada bank di
luar negeri maupun kewajiban dalam mata uang asing (Berlianta, 2006, p1).
Valuta asing diartikan sebagai mata uang asing dan alat pembayaran lainnya
yang digunakan untuk melakukan atau membiayai transaksi ekonomi keuangan
internasional dan yang mempunyai catatan kurs resmi pada bank sentral. Makin banyak
7
valuta asing atau devisa yang dimiliki oleh pemerintah dan penduduk suatu negara maka
berarti makin besar kemampuan negara tersebut melakukan transaksi ekonomi dan
keuangan internasional dan makin kuat pula nilai mata uang negara tersebut.
2.4 Definisi Kurs
Kurs adalah harga dalam negeri dari mata uang luar negeri. Tolak ukur atau
perbandingan satuan mata uang suatu negara dengan negara lain disebut kurs uang atau
rate of exchange. USD merupakan salah satu mata uang hard currency, yaitu mata uang
yang nilainya relatif stabil dan kadang-kadang mengalami apresiasi, maka akan
dijadikan tolak ukur terhadap mata uang Rupiah. Menyinggung mengenai kurs Rupiah
terhadap USD, maka di Indonesia dikenal tiga jenis kurs yaitu kurs jual, kurs beli, dan
kurs tengah. Dalam hal ini, yang perlu diperhatikan adalah bahwa penentuan kurs jual
dan kurs beli akan selalu dilihat dari sisi bank.
Kurs jual atau ask rate untuk USD adalah nilai tukar Rupiah terhadap USD
apabila bank menjual USD kepada nasabah atas permintaan nasabah, sebaliknya kurs
beli atau bid rate adalah nilai tukar Rupiah terhadap USD apabila bank membeli atau
membutuhkan USD. Kurs jual suatu mata uang akan selalu lebih tinggi daripada kurs
belinya. Ditinjau dari sisi bank, bank devisa akan selalu berusaha memperoleh
keuntungan dari selisih antara penjualan dan pembelian atau yang dikenal sebagai
spread. Sedangkan kurs tengah adalah nilai tengah antara kurs jual dan kurs beli pada
saat tertentu. Dalam analisis-analisis, kurs tengah akan memberikan hasil yang
menggambarkan perkembangan yang terjadi. Hal ini disebabkan spread antara kurs jual
dan kurs beli yang selalu berubah-ubah.
8
2.5 Pasar Valuta Asing
Bursa atau pasar valuta asing diartikan sebagai suatu tempat atau wadah atau
sistem dimana perorangan, perusahaan, dan bank dapat melakukan transaksi keuangan
internasional dengan jalan melakukan pembelian atau permintaan (demand) dan
penjualan atau penawaran (supply) atas valuta asing. Karena kurs ditentukan oleh
pergerakan pasar valuta asing, maka frekuensi fluktuasinya sangat tinggi. Faktor yang
mempengaruhi kurs adalah ekonomi politik suatu negara dan kebijakan ekonomi makro
dari suatu negara. Perubahan harga ini akan mempengaruhi transaksi perdagangan.
Namun transaksi perdagangan bukan satu-satunya faktor yang meningkatkan
perdagangan mata uang, meningkatkan spekulasi dalam pasar valuta asing juga cukup
besar peranannya. Sehingga walaupun pasar valuta asing ditujukan untuk membantu
terjadinya perdagangan internasional, namun partisipan pasar valuta asing lebih
berorientasi kepada spekulasi. Akhirnya, kebijakan Bank Sentral masing-masing negara
yang semakin melepaskan kendali terhadap mata uangnya juga ikut memicu semakin
aktifnya perdagangan valuta asing.
Tidak seperti pasar keuangan yang lain, maka pasar valuta asing tidak mengenal
batasan fisik dimana perdagangan harus dilakukan. Perdagangan tersebut dilakukan
secara OTC (Over The Counter) dan melalui jaringan telekomunikasi. Karakteristik
yang unik adalah perdagangan ini dilakukan secara global dan selama 24 jam perhari.
Secara prinsip, setiap orang yang menukarkan mata uang suatu negara dengan
mata uang negara lain telah berpartisipasi dalam pasar valuta asing. Namun melihat
kepada pemain utama dari pasar valuta asing, maka bank komersial adalah partisipan
utama.
9
Menurut Berlianta (2006, p4) partisipan pasar valuta asing bisa dibedakan
sebagai berikut:
1. Perusahaan
Perusahaan melakukan ekspor atau impor barang dan jasa dengan negara lain
membutuhkan transaksi jual-beli valuta asing untuk memenuhi/antisipasi
kewajiban yang dimiliknya.
2. Masyarakat atau perorangan
Masyarakat atau perorangan dapat melakukan transaksi valuta asing untuk
spekulasi dan memenuhi kebutuhannya.
3. Bank Umum
Bank umum melakukan transaksi jual-beli valuta asing untuk berbagai keperluan
antara lain melayani nasabah (perusahaan) yang ingin bertransaksi jual-beli
valuta asing, berusaha memperoleh keuntungan dari perubahan harga valuta
asing di pasar, memenuhi kewajiban valuta asing yang dimiliknya.
4. Broker/Perantara
Broker adalah orang atau perusahaan yang tugasnya menjadi perantara terjadinya
transaksi valuta asing. Mereka biasanya berusaha membantu pembeli mencari
penjual dan sebaliknya.
10
5. Pemerintah
Pemerintah melakukan transaksi valuta asing untuk berbagai tujuan antara lain
membayar cicilan hutang luar negeri, penerimaan hutang luar negeri baru yang
harus ditukar ke valuta asing sendiri, dan lain-lain.
6. Bank Sentral
Di banyak negara, Bank Sentral tidak berada dibawah kendali pemerintah, Bank
Sentral
merupakan
lembaga
independent
yang
bertugas
menstabilkan
perekonomian. Salah satu instrumen dalam penstabilan perekonomian adalah
dengan transaksi valuta asing.
Adapun alur kegiatan pasar valuta asing dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Perusahaan atau perorangan yang akan melakukan transaksi (transaksi membeli
valuta asing maupun menjual valuta asing) karena kebutuhannya akan
menghubungi bank untuk melakukan transaksi. Dia membeli atau menjual valuta
asing dengan pihak bank.
2. Pihak bank, pada saat melakukan transaksi beli atau jual valuta asing dengan
perusahaan atau perorangan (nasabah), bank biasanya langsung masuk ke pasar
valuta asing antar bank guna melakukan transaksi kebalikan dari yang dia
lakukan dengan nasabah. Sebagai contoh: bank membeli USD dan menjual
Rupiah dengan perusahaan, pada saat yang bersamaan bank melakukan transaksi
menjual USD dan membeli Rupiah dari pasar valuta asing antar bank. Hal ini
dilakukan oleh bank untuk mengurangi resiko yang dihadapi, terutama resiko
pergerakan kurs.
11
3. Dalam melakukan transaksi valuta asing antar bank ada dua cara yang bisa
dilakukan yaitu bank mencari sendiri bank lain yang mau membeli USD dan
menjual Rupiah atau bank bisa minta tolong broker untuk mencari bank lain
yang mau membeli USD dan menjual Rupiah.
4. Bank Sentral biasanya melakukan transaksi valuta asing untuk menstabilkan nilai
tukar valuta asing.
2.6 Sistem Penetapan Kurs Valuta Asing
Berdasarkan perkembangan sistem moneter internasional sejak berlakunya
Bretton Woods System pada tahun 1944, pada umumnya dikenal beberapa macam sistem
penetapan kurs valuta asing atau forex rate, yaitu :
1. Sistem kurs tetap / stabil atau fixed exchange rate system
Sistem kurs tetap diciptakan berdasarkan perjanjian Bretton Woods pada tahun
1944 yang telah melahirkan lembaga moneter internasional yang sekarang ini
dikenal sebagai International Monetary Fund (IMF).
Berdasarkan perjanjian Bretton Woods System yang berlaku efektif sejak 1947
sampai dengan 15 Agustus 1971 (Dekrit Nixon) ditetapkan suatu sistem moneter
internasional (SMI) dengan salah satu diantaranya adalah sistem moneter
internasional didasarkan kepada standar emas dengan pengertian setiap mata uang
negara anggota IMF dikaitkan dan konvertible dengan emas atau gold exchange
standart. Dalam hal ini sebagai standart ditetapkan bahwa mata uang 35 USD
ekuivalen dengan satu troy once emas atau 28,3496 gram emas. Dengan demikian 35
12
USD ekuivalen dengan 28,3496 gram emas atau 1 USD ekuivalen dengan 0.81 gram
emas.
2. Sistem kurs mengambang / berubah atau floating exchange rate system
Sistem kurs mengambang berarti nilai tukar suatu mata uang ditentukan oleh
kekuatan penawaran dan permintaaan di pasar valuta asing. Apabila penentuan kurs
valuta asing di bursa valuta asing tersebut terjadi tanpa campur tangan pemerintah
maka disebut sebagai sistem kurs mengambang murni atau freely floating system.
Sebaliknya apabila pemerintah turut campur mempengaruhi permintaan dan
penawaran terhadap valuta asing di bursa valuta asing maka disebut sebagai sistem
kurs mengambang terkendali atau anaged floaingt system. Sistem ini banyak
digunakan oleh berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia.
3. Sistem kurs terkait atau pegged exchange rate system
Sistem nilai tukar ini dilakukan dengan mengaitkan nilai mata uang suatu negara
dengan nilai mata uang negara lain atau sejumlah mata uang tertentu. Sistem ini
antara lain dilakukan oleh beberapa negara Afrika yang mengaitkan nilai mata uang
dengan mata uang Perancis (FRF) dan beberapa negara lain yang mengaitkan mata
uang dengan USD dan Singapore Dollar (SDR).
2.6.1 Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Kurs Valuta Asing
Salah satu ciri era globalisasi yang menonjol saat ini yaitu adanya arus uang dan
modal dalam bentuk valuta asing antara lain berbagai pusat keuangan di berbagai negara
yang semakin besar dan cepat, seakan-akan mengalir tanpa mengenal kewarganegaraan
13
pemiliknya dan tanpa batas wilayah (borderless). Aliran valuta asing yang besar dan
cepat untuk memenuhi tuntutan perdagangan, investasi dan spekulasi dari suatu tempat
surplus ke tempat defisit dapat terjadi karena adanya beberapa faktor atau kondisi yang
berbeda sehingga berpengaruh dan menimbulkan perbedaan kurs valuta asing di masingmasing tempat. Beberapa faktor yang mempengaruhi tersebut antara lain adalah :
1. Perbedaan penawaran dan permintaan mata uang
Valuta asing sebagai benda ekonomi mempunyai penawaran dan permintaan
pada bursa valuta asing. Sesuai dengan teori mekanisme pasar, setiap perubahan
penawaran dan permintaan valuta asing yang terjadi di pasar valuta asing tentu akan
mengubah harga atau nilai valuta asing tersebut.
2. Neraca pembayaran internasional
Neraca pembayaran internasional adalah suatu catatan yang disusun secara
sistematis
tentang
semua
transaksi
ekonomi
internasional
yang
meliputi
perdagangan, keuangan, dan moneter antara penduduk suatu negara dan penduduk
luar negeri untuk suatu periode tertentu, biasanyanya satu tahun.
3. Tingkat inflasi
Inflasi adalah suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu
perekonomian. Tingkat inflasi (persentasi pertambahan kenaikan harga) berbeda dari
suatu periode ke periode lainnya, dan berbeda pula dari suatu negara ke negara
lainnya.
14
4. Tingkat bunga
Hampir sama dengan pengaruh tingkat inflasi, maka perkembangan atau
perubahan tingkat suku bunga pendapatan berpengaruh terhadap kurs valuta asing.
Untuk menarik investor luar negeri menginvestasikan dananya di dalam negeri,
maka salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan menaikkan tingkat suku
bunga di dalam negeri. Tingkat suku bunga yang tinggi tersebut akan mengakibatkan
masuknya valuta asing yang cukup besar ke dalam negeri, misalnya USD.
Akibatnya, penawaran akan USD akan meningkat dan permintaan Rupiah akan
menurun.
5. Tingkat pendapatan
Seandainya tingkat pendapatan penduduk Indonesia tinggi sedangkan kenaikan
jumlah barang yang tersedia relatif kecil, maka impor barang akan meningkat.
Peningkatan impor ini akan membawa efek kepada peningkatan permintaan valuta
asing pada gilirannya akan mempengaruhi kurs valuta asing.
6. Pengawasan pemerintah
Pengawasan pemerintah yang dijalankan dengan berbagai bentuk kebijakan
moneter, fiskal dan perdagangan luar negeri untuk tujuan tertentu, mempunyai
pengaruh terhadap kurs valuta asing. Misalnya : pengawasan lalu lintas devisa,
pengetatan mata uang beredar, penaikan tingkat suku bunga dan sebagainya.
Kebijakan pemerintah tersebut pada umumnya akan berpengaruh terhadap
penawaran dan permintaan valuta asing dan selanjutnya akan mempengaruhi
pergerakan kurs valuta asing.
15
7. Ekspektasi dan spekulasi
Spekulasi adalah usaha untuk memperoleh laba atas dasar perkiraan akan
terjadinya perubahan harga walaupun dengan resiko yang relatif besar. Biasanya
para pemain dalam pasar valuta asing berusaha menahan dan membeli mata uang
asing dengan memprediksikan bahwa nilai tukarnya akan meningkat sehingga
mereka dapat memperoleh keuntungan dari spread antara kurs beli dan kurs jual.
Adanya harapan bahwa tingkat inflasi akan menurun atau sebaliknya dapat
mempengaruhi kurs valuta asing. Adanya spekulasi dan isu devaluasi Rupiah karena
defisit neraca transaksi berjalan juga akan mempengaruhi kurs valuta asing
Sedangkan menurut Sukirno (1976, p 296) beberapa faktor penting yang mempunyai
pengaruh atas perubahan kurs pertukaran adalah :
1. Perubahan dalam cita rasa masyarakat.
Bila penduduk suatu negara lebih menyukai barang-barang dari negara lain maka
nilai mata uang asing tersebut akan semakin naik.
2. Perubahan harga dari barang-barang ekspor.
Semakin tinggi harga barang yang akan diekspor, semakin turun nilai mata uang
pengekspor tersebut.
3. Kenaikan harga-harga umum (inflasi).
Semakin tinggi tingkat inflasi negara pengeskpor semakin turun nilai mata uang
negara tersebut.
16
4. Perubahan dalam tingkat bunga dan tingkat pengembalian investasi.
Semakin tinggi tingkat bunga investasi di negara tersebut semakin tinggi nilai mata
uang negara tersebut.
5. Perkembangan ekonomi.
Semakin banyak nilai ekspor suatu negara semakin kuat nilai mata uang negara
tersebut.
Download