k-13-penyegaran instruktur plpg 2016-jk - p4tkn

advertisement
PENYAMAAN PERSEPSI
KURIKULUM 2013:
KOMPETENSI LULUSAN
ISI
PEMBELAJARAN
PENILAIAN
RPP
(JOKO PRIYANA)
PENYAMAAN PERSEPSI K-13 BAGI INSTRUKTUR PLPG UNY 2016
TUJUAN
Instruktur PLPG dapat menyusun RPP sesuai dengan
Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, KI dan KD,
Standar Proses, dan Standar Penilaian berdasarkan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang
berlaku.
CAKUPAN MATERI PENYAMAAN PERSEPSI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Standar Kompetensi Lulusan (Permendikbud No.
20/2016)
Standar Isi (Permendikbud No. 21/2016)
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (Permendikbud
No. 24/2016)
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah
(Permendikbud No. 22/2016)
Standar Penilaian (Permendikbud No. 23/2016 dan No.
53/2015)
Format RPP
AKTIVITAS-AKTIVITAS PENYAMAAN PERSEPSI
Para instruktur PLPG:
1.
2.
3.
menyimak sajian informasi;
mengklarifkasi informasi melalui tanya-jawab
dan/atau diskusi; dan
berbagi informasi dan/atau pengalaman.
BAGIAN 1
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
(SKL)
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
NOMOR 20 TAHUN 2016
MENGATUR:
kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan
KECAKAPAN ABAD 21
KECAKAPAN BERFIKIR
DAN DIMENSI PENGETAHUAN
BUTIR-BUTIR SKL
PERMENDIKBUD NO. 20 TAHUN 2016
1.
2.
3.
SIKAP
PENGETAHUAN
KETERAMPILAN
BUTIR SKL (1)
PERMENDIKBUD NO. 20 TAHUN 2016
SIKAP
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap:
1. beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME,
2. berkarakter, jujur, dan peduli,
3. bertanggungjawab,
4. pembelajar sejati sepanjang hayat, dan
5. sehat jasmani dan rohani
sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan
keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam
sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.
BUTIR SKL (1)
PERMENDIKBUD NO. 20 TAHUN 2016
SIKAP
1.
2.
SPIRITUAL: beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME
SOSIAL : berkarakter, jujur, dan peduli, bertanggungjawab, pembelajar sejati sepanjang hayat, dan
sehat jasmani dan rohani
BUTIR SKL (2)
PERMENDIKBUD NO. 20 TAHUN 2016
PENGETAHUAN
Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana
berkenaan dengan:
1. ilmu pengetahuan,
2. teknologi,
3. seni, dan
4. budaya.
Mampu mengaitkan pengetahuan di atas dalam konteks diri
sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam
sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.
BUTIR SKL (2)
PERMENDIKBUD NO. 20 TAHUN 2016
PENGETAHUAN
1.
2.
FAKTUAL: Pengetahuan tentang istilah, nama orang,
nama benda, angka, tahun, dan hal-hal yang terkait
secara khusus dengan suatu mata pelajaran.
KONSEPTUAL: Pengetahuan tentang kategori,
klasifikasi, keterkaitan antara satu kategori dengan
lainnya, hukum kausalita, definisi, teori.
BUTIR SKL (2)
PERMENDIKBUD NO. 20 TAHUN 2016
PENGETAHUAN
3.
4.
PROSEDURAL: Pengetahuan tentang prosedur dan
proses khusus dari suatu mata pelajaran seperti
algoritma, teknik, metoda, dan kriteria untuk
menentukan ketepatan penggunaan suatu prosedur.
METAKOGNITIF:
Pengetahuan
tentang
cara
mempelajari pengetahuan, menentukan pengetahuan
yang penting dan tidak penting (strategic knowledge),
pengetahuan yang sesuai dengan konteks tertentu, dan
pengetahuan diri (self-knowledge).
BUTIR SKL (3)
PERMENDIKBUD NO. 20 TAHUN 2016
KETERAMPILAN
Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak:
1. kreatif,
2. produktif,
3. kritis,
4. mandiri,
5. kolaboratif, dan
6. komunikatif
melalui pendekatan ilmiah sesuai dengan yang dipelajari di
satuan pendidikan dan sumber lain secara mandiri.
BUTIR-BUTIR SKL (3)
PERMENDIKBUD NO. 20 TAHUN 2016
KETERAMPILAN
1.
2.
BERFIKIR: mengingat, memahami, menerapkan,
menganalisis, mengevaluasi, mencipta.
BERTINDAK: melakukan suatu tugas yang didasari oleh
pengetahuan dan sikap.
BAGIAN 2
STANDAR ISI
(SI)
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
NOMOR 21 TAHUN 2016
MENGATUR:
Tingkat Kompetensi, Kompetensi Inti,
dan ruang lingkup materi
TINGKAT KOMPETENSI
PERMENDIKBUD NO. 21 TAHUN 2016
KOMPETENSI INTI (SMP)
PERMENDIKBUD NO. 21 TAHUN 2016
KOMPETENSI INTI (SMP)
PERMENDIKBUD NO. 21 TAHUN 2016
KOMPETENSI INTI (SMP)
PERMENDIKBUD NO. 21 TAHUN 2016
RUANG LINGKUP MATERI
PERMENDIKBUD NO. 21 TAHUN 2016
LIHAT: LAMPIRAN PERMENDIKBUD NO. 21 TAHUN 2016
KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
PERMENDIKBUD NO. 24 TAHUN 2016
LIHAT: LAMPIRAN PERMENDIKBUD NO. 24 TAHUN 2016
KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
PERMENDIKBUD NO. 24 TAHUN 2016
CATATAN:
1.
2.
3.
Kompetensi Inti (KI) dijabarkan ke dalam Kompetensi
Dasar (KD).
HANYA mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi
Pekerti dan PPKn yang memiliki KD yang dijabarkan
dari KI-1 (sikap spiritual) dan KI-2 (sikap sosial).
NAMUN TIDAK berarti bahwa mata pelajaran selain
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan PPKn TIDAK
menanamkan butir-butir nilai sikap spiritual dan sosial.
Buku Ajar
BAGIAN 3
STANDAR PROSES PENDIDIKAN DASAR DAN
MENENGAH
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
NOMOR 22 TAHUN 2016
MENGATUR:
kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran untuk
mencapai kompetensi lulusan
PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN
PERMENDIKBUD NOMOR 22 TAHUN 2016
PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN
PERMENDIKBUD NOMOR 22 TAHUN 2016
PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN
PERMENDIKBUD NOMOR 22 TAHUN 2016
MODEL PEMBELAJARAN
PERMENDIKBUD NOMOR 22 TAHUN 2016
MODEL PEMBELAJARAN
PERMENDIKBUD NOMOR 22 TAHUN 2016
CATATAN:
1.
Metode Saintifik/Ilmiah BUKAN satu-satunya metode
yang dapat diterapkan dalam pembelajaran.
2.
Metode pembelajaran lainnya dapat diterapkan –
TERUTAMA pembelajaran aktif.
3.
Pembelajaran bahasa misalnya dapat menerapkan
Genre-Based Approach, Task-Based Instruction, dsb.
4.
Guru memiliki ruang untuk melakukan inovasi
pembelajaran.
LANGKAH-LANGKAH METODE ILMIAH
PEMBELAJARAN DENGAN METODE ILMIAH
Pembelajaran dengan METODE ILMIAH adalah
pembelajaran yang terdiri atas kegiatan mengamati
(untuk mengidentifikasi hal-hal yang ingin/perlu
diketahui), menanya/merumuskan pertanyaan (dan
merumuskan hipotesis), mengumpulkan informasi dengan
berbagai teknik, menalar/mengasosiasi (menganalisis
data/informasi dan menarik kesimpulan dan
mengomunikasikan jawaban/kesimpulan. Langkahlangkah tersebut dapat dilanjutkan dengan kegiatan
mencipta.
PEMBELAJARAN DENGAN METODE ILMIAH
1.
2.
3.
Mengamati: SISWA mengamati FENOMENON dengan
indera (membaca, mendengar, menyimak, melihat,
menonton, dan sebagainya) dengan atau tanpa alat
(untuk menemukan gap of knowledge).
Menanya: SISWA merumuskan pertanyaan tentang halhal yang tidak diketahui terkait fenomena yang diamati.
Mengumpulkan informasi: SISWA mengumpulkan
data/informasi untuk menjawab pertanyaan (dengan
eksperimen, membaca sumber lain dan buku teks,
mengamati objek/kejadian/aktivitas, wawancara dengan
nara sumber dan/atau cara lainnya).
PEMBELAJARAN DENGAN METODE ILMIAH
1.
Mengamati:
SISWA mengamati fenomenon dengan indera
(mendengarkan, melihat, membau, meraba,
mengecap) dengan atau tanpa alat (untuk
menemukan masalah).
Fenomenon: kejadian/keadaan alam (IPA),
peristiwa/ situasi sosial (IPS), interaksi/komunikasi
verbal (Bahasa), dsb. – sesuai kekhasan mata
pelajaran dan kompetensi yang dipelajari.
Mengamati fenomenon dengan indera
CONTOH
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
IPA: Kejadian/keadaan alam – antara lain dengan mata,
kulit, hidung baik alat maupun tanpa alat
IPS: Peristiwa/ situasi sosial – antara lain dengan mata
dan telinga baik alat maupun tanpa alat
BAHASA: Interaksi/komunikasi verbal – teks – antara lain
dengan mata dan telinga baik alat maupun tanpa alat
PJOK: …?
PPKn: …?
MATEMATIKA: …?
…
Masalah: gap of knowledge and/or skill – pengetahuan
dan/atau keterampilan yang belum dimiliki.
CONTOH:
Bahasa Inggris: makna kosakata, tatabahasa, struktur teks,
fungsi sosial teks
Matematika: cara menghitung luas segitiga
Kimia: mengapa larutan X menghantarkan listrik
Fisika: mengapa lampu X lebih hemat dibandingkan Y
IPS: apa penyebab banyaknya begal
…
Pengetahuan yang belum dimiliki dapat mencakup
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif.
2.
Menanya: SISWA merumuskan pertanyaan berangkat
dari masalah yang diperoleh dari pengamatan.
CONTOH:
Bahasa Inggris: Apa makna kata-kata yang dicetak tebal
pada bacaan?
IPS/PPKn: Mengapa saat ini banyak begal motor?
Kimia: Larutan apa saja yang dapat menghantarkan
listrik?
PPKn: Bagaimana mengamandemen UUD?
…
Pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan jawabannya
akan berupa pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan/atau metakognitif – yang merupakan
indikator pencapaian kompetensi.
PEMBELAJARAN DENGAN METODE ILMIAH
3.
Mengumpulkan informasi/mencoba: SISWA
mengumpulkan informasi/data dengan (berbagai)
teknik yang sesuai, misalnya eksperimen, pengamatan,
wawancara, survey, dan membaca dokumen-dokumen.
CONTOH
IPS/PPKn: wawancara, membaca sumber-sumber
Kimia: eksperimen
PPKn: wawancara, membaca sumber-sumber
PJOK: observasi, mencoba
....
PEMBELAJARAN DENGAN METODE ILMIAH
4.
5.
Menalar/mengasosiasi: SISWA mengolah informasi/data yang
sudah dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan dan menarik
kesimpulan.
Mengomunikasikan: SISWA menyampaikan jawaban atas
pertanyaan (kesimpulan) berdasarkan hasil penalaran/asosiasi
informasi/data secara lisan dan/atau tertulis.
CATATAN: Sampai langkah 5 (mengomunikasikan) peserta
didik akan telah memperoleh pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan/atau metkognitif.
PEMBELAJARAN DENGAN METODE ILMIAH
6.
(Dapat dilanjutkan dengan) Mencipta: SISWA
menggunakan/menerapkan pengetahuan pengetahuan yang telah
diperoleh (untuk mencipta dan/atau menginovasi produk,
model, gagasan atau memecahkan masalah).
CIPTAAN:
 merupakan aplikasi dari pengetahuan yang diperoleh
 merupakan sesuatu yang tangible maupun non-tangible
CONTOH:
Bahasa: teks lisan dan tulis
IPA: …
IPS: …
Seni Budaya: …
PEMBELAJARAN DENGAN METODE ILMIAH
Kelima atau keenam langkah pembelajaran TIDAK HARUS
tercakup dalam setiap atau satu pertemuan.
CONTOH:
Pertemuan 1: mengamati, menanya, mengumpulkan
data/informasi/mencoba
Pertemuan 2: menalar/mengasosiasi data/informasi dan
mengomunikasikan
Pertemuan 3: mencipta
PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN
DENGAN METODE ILMIAH
1.
2.
3.
4.
5.
Bertindak sebagai narasumber/fasilitator.
Mengatur/mengarahkan kegiatan-kegiatan belajar.
Memberi umpan balik.
Memberikan penjelasan.
...
GURU TIDAK SEKEDAR MEMBIARKAN PESERTA DIDIK
MEMPEROLEH/MENGKONSTRUK PENGETAHUAN SENDIRI.
GURU MEMBERI SETIAP BANTUAN YANG DIPERLUKAN
OLEH PESERTA DIDIK.
PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN
DENGAN METODE ILMIAH
1.
2.
3.
4.
Tahap observasi: Membantu peserta didik
menemukan/mendaftar/ menginventarisasi apa saja yang
ingin/perlu diketahui sehingga dapat
melakukan/menciptakan sesuatu.
Tahap menanya: Membantu peseserta didik merumuskan
pertanyaan berdasarkan daftar hal-hal yang perlu/ingin
diketahui agar dapat melakukan/menciptakan sesuatu.
Tahap mengumpulkan informasi: Membantu peserta didik
merencanakan dan memperoleh data/informasi untuk
menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan.
Tahap menalar/mengasosiasi: Membantu peserta didik
menggunakan data/informasi untuk menjawab pertanyaan
dan menarik kesimpulan.
PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN
DENGAN METODE ILMIAH
5.
6.
Tahap mengomunikasikan: Manager, pemberi umpan
balik, pemberi penguatan, pemberi penjelasan/
informasi lebih luas.
Tahap mencipta: memberi contoh/gagasan,
menyediakan pilihan, memberi dorongan, memberi
penghargaan, sebagai anggota yang terlibat
langsung.
1. Mengamati
(Dengan bantuan guru) peserta didik mengamati fenomenon untuk menemukan gap of knowledge
dan/atau skills.
a. Butir 1 (apa)
b. Butir 2 (siapa)
Butir-butir ekurang-kurangnya mencakup
c. Butir 3 (mengapa)
semua indikator pencapaian kompetensi.
d. Butir 4 (bagaimana)
e. ...
2. Menanya
(Dengan bantuan guru) peserta didik merumuskan pertanyaan tentang hal-hal yang ingin/perlu
diketahui.
a. Pertanyaan 1 (apa)
b. Pertanyaan 2 (siapa)
c. Pertanyaan 3 (mengapa)
Pertanyaan sekurang-kurangnya mencakup
d. Pertanyaan 4 (bagaimana)
semua indikator pencapaian kompetensi.
e. ...
3. Mengumpulkan informasi
4. Menalar/mengasosiasi
5. Mengomuniksikan (jawaban/kesimpulan)
(misalnya) untuk pertanyaan 1 dan 2
melalui satu atau dua kegiatan
Pembelajaran.
3. Mengumpulkan informasi
4. Menalar/mengasosiasi
5. Mengomuniksikan (jawaban/kesimpulan)
(misalnya) untuk pertanyaan 3 dan 4
melalui satu atau dua kegiatan
Pembelajaran.
6. Mencipta
1. Mengamati dan
2. Menanya
(Dengan bantuan guru) peserta didik mengamati fenomenon untuk menemukan gap of knowlegde dan
merumuskan pertanyaan.
a. Pertanyaan 1 (apa)
b. Pertanyaan 2 (siapa)
c. Pertanyaan 3 (kapan)
d. Pertanyaan 4 (mengapa)
e. Pertanyaan 5 (bagaimana)
f. ..
Pertanyaan sekurang-kurangnya mencakup
semua indikator pencapaian kompetensi.
3. Mengumpulkan informasi
4. Menalar/mengasosiasi
5. Mengomuniksikan (jawaban/kesimpulan)
(misalnya) untuk pertanyaan 1 dan 2
melalui satu atau dua kegiatan
Pembelajaran.
3. Mengumpulkan informasi
4. Menalar/mengasosiasi
5. Mengomuniksikan (jawaban/kesimpulan)
(misalnya) untuk pertanyaan 3 dan 4
melalui satu atau dua kegiatan
Pembelajaran.
3. Mengumpulkan informasi
4. Menalar/mengasosiasi
5. Mengomuniksikan (jawaban/kesimpulan)
(misalnya) untuk pertanyaan 5 dan 6
melalui satu atau dua kegiatan
Pembelajaran.
6. Mencipta
PROBLEM-BASED LEARNING
PROBLEM-BASED LEARNING
PROBLEM-BASED LEARNING
PROJECT-BASED LEARNING
PROJECT-BASED LEARNING
PROJECT-BASED LEARNING
INQUIRY/DISCOVERY LEARNING
(Sutman, Dkk., 2008)
Apa itu INQUIRY? Apa itu DISCOVERY?
INQUIRY = to inquire = to ask about, to put to question or to
seek information by questioning
INQUIRY = single skill of asking questions - encourage students to
take the initiative in posing the questions or inquiries
DISCOVERY = the act or instance of discovering or of something
discovered through those actions
INQUIRY/DISCOVERY LEARNING
(Sutman, Dkk., 2008)
JADI Apa itu INQUIRY/DISCOVERY?
... learning that emphasizes two major processes: (1) engaging
students in scientific ‘‘inquiry’’ questions, and (2) enabling students
to ‘‘discover’’ answers to their questions through participation in
hands-on investigative experiences and related activities.
Hands-on experience means, knowledge or skill that someone
gets from doing something rather than just reading about it or
seeing it being done.
INQUIRY/DISCOVERY LEARNING
(Diadaptasi dari Sutman, Dkk., 2008)
Langkah-langkah pembelajaran:
1.
2.
3.
4.
5.
Merumuskan pertanyaan
Membuat rancangan pengumpulan data/informasi
Mengumpulkan data/informasi dengan teknik yang sesuai
dan menganalisis data/informasi
Merumuskan simpulan (menjawab pertanyaan)
Menerapkan/menggunakan “temuan” dalam kehidupan
BAGIAN 4
STANDAR PENILAIAN
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
NOMOR 23 TAHUN 2016
MENGATUR:
kriteria mengenai lingkup, tujuan, manfaat, prinsip,
mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar
peserta didik yang digunakan sebagai dasar dalam
penilaian hasil belajar peserta didik
CAKUPAN PENILAIAN
1.
2.
3.
SIKAP
PENGETAHUAN
KETERAMPILAN
Penilaian Sikap
Penilaian Sikap (lanjutan)


Penilaian sikap pada dasarnya pemantauan dan
pemfasilitasian perkembangan sikap peserta didik.
Nilai (pada rapor) dituangkan dalam bentuk
predikat atau deskripsi – pada panduan penilaian
dinyatakan bahwa pada rapor nila sikap dalam
bentuk predikat dan deskripsi.
Penilaian Pengetahuan
Penilaian Keterampilan
BAGIAN 5
RPP PADA K-13
(Rujukan: Permendikbud No. 22 Tahun 2016)
LIHAT: PETUNJUK PENYUSUNAN RPP
Terima kasih.
Download