BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media salah

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Media salah satu alat bantu mengajar guru dalam menyampaikan materi
pelajaran. Berhasil atau tidak suatu kegiatan pembelajaran tergantung pada media
dan kemampuan guru dalam menyampaikannya, penggunaan media membantu
guru dalam menyampaikan materi secara baik, bagi siswa bukan hanya
termotivasi dalam belajar tetapi mereka akan paham akan materi yang telah
disampaikan dan mendapatkan prestasi yang baik.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upayaupaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil technologi dalam proses
belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat di
sediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut
sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman.
Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien
yang meskipun sederhana dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya
mencapai tujuan pelajaran yang diharapkan. Disamping mampu menggunakan
alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan
keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakannya apabila
media tersebut belum tersedia. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuam dan
pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran, yang meliputi (Hamalik,
1990:6)
2
1. Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses
belajar mengajar.
2. Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
3. Seluk beluk proses belajar.
4. Hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan.
5. Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran.
6. Pemilihan dan penggunaan media pendidikan.
7. Berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan.
8. Usaha inovasi dalam media pendidikan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media adalah bagian yang tidak
terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada
umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah khususnya. Kesadaran akan
pentingnya media akan membantu proses pembelajaran sudah mulai dirasakan,
kegunaan media menunjang kemampuan dibidang komunikasi dan teknologi
pendidikan serta proses belajar. Karena itu, kegiatan pendidikan dan pengajaran
menuntut digunakannya media pembelajaran yang tepat sehingga akan
menghasilkan siswa yang berkualitas dan berfikir cerdas dalam menyongsong
masa depannya.
Adapun tujuan pendidikan yang diamanatkan dalam UUD 1945, pasal 31
ayat 3, yakni ”meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa” Demikian juga tujuan pendidikan yang
ditetapkan dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003 pasal 3, yakni :
“Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”
3
Bahwa tujuan pendidikan nasional adalah kualitas manusia yang baik ialah
manusia yang sehat jasmani dan rohani memiliki pengetahuan dan keterampilan,
dapat mengembangkan kreatifitas dan bertanggungjawab serta menyuburkan sikap
demokrasi dengan penuh tenggang rasa dan dapat mengembangkan kecerdasan
disertai budi pekerti yang luhur mencintai bangsa dan sesama manusia.
Masalah belajar mengajar sejak dulu sampai sekarang terus-menerus banyak
mendapat perhatian, baik dikalangan pakar ilmu pendidikan dan psikologis yang
melihatnya dari sudut pedagogis dan psikologis maupun dikalangan praktisi
pendidikan seperti guru, penilik, konselor, dan para pengelola pendidikan. Dasar
pertimbangan utama dan bersifat umum adalah belajar mengajar berlangsung
secara interaktif yang melibatkan berbagai komponen yang saling konsisten satu
dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan.
Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntun adalah bagaimana
bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai oleh anak didik sehingga
dapat benar-benar dipahami dan diterapkan sesuai harapan guru, ini merupakan
masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh guru. Proses pembelajaran yang
efektif diharapkan bisa memberikan perubahan pada siswa agar mereka mengerti
dan paham akan hasil yang diperoleh dari proses pembelajaran itu sendiri bukan
hanya sekedar mendengarkan apa yang dikatakan oleh seorang guru, akan tetapi
setiap individu mampu memahaminya dan mereka mengerti apa yang harus
mereka lakukan setelah proses pembelajaran selesai. Seiring bergulirnya waktu
membuat perubahan zaman sehingga membuat perubahan pada manusia baik
secara positif maupun negatif, namun dari sisi negatif perubahan itu secara tidak
4
langsung ini berimbas pada proses pembelajaran yang terhambat oleh berbagai
masalah-masalah yang muncul diluar dugaan seorang guru.
Tingkatan pengalaman pemerolehan hasil belajar seperti yang digambarkan
oleh Dale (1969) sebagai suatu proses komunikasi. Materi yang ingin
disampaikan dan diinginkan siswa dapat menguasainya disebut sebagai pesan.
Guru sebagai sumber pesan menuangkan pesan ke dalam simbol-simbol tertentu (
encoding ) dan siswa sebagai penerima menafsirkan simbol-simbol tersebut
sehingga dipahami sebagai pesan ( decoding ). Cara pengolahan pesan oleh guru
dan murid dapat digambarkan pada gambar berikut :
Tabel 1
Cara Pengolahan Pesan Guru dan Murid
Pesan dicerna dan diinterprestasi
Pesan diproduksi dengan :
dengan :
Berbicara, menyanyi, memainkan alat
musik, dsb.
Mendengarkan
Memvisualisasikan melalui film, video,
foto, lukisan, gambar, model, patung,
Mengamati
grafik, kartun, gerakan non verbal.
Menulis atau mengarang
Membaca
Uraian di atas memberikan petunjuk agar proses belajar mengajar dapat
berhasil dengan baik, siswa sebaiknya diajak untuk memanfaatkan semua alat
inderanya. Guru berupaya untuk menampilkan rangsangan ( stimulus ) yang dapat
diproses dengan berbagai indera. Semakin banyak alat indera yang digunakan
untuk menerima dan mengolah informasi semakin besar informasi tersebut
5
dimengerti dan dapat dipertahankan dalam ingatan. Dengan demikian, siswa
diharapkan akan dapat menerima dan menyerap dengan mudah dan baik pesan –
pesan dalam materi yang disajikan.
Brown mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam
kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektifitas pembelajaran.
Nana Sujana mengemukakan bahwa penggunaan media dalam
proses
pembelajaran memberikan nilai sebagai berikut : a). pengajaran akan lebih
menarik perhatian siswa sehingga akan menumbuhkan motivasi, b). bahan
pengajaran akan lebih jelas maknanya, c). metode pengajaran akan lebih
bervariasi, dan d). siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar.
Pada mulanya media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu
visual. Sekarang pertengahan adab ke-20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi
dengan penggunaan alat audio, sehingga lahirlah alat bantu audio visual. Sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya dalam bidang
pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu dan media pembelajaran menjadi
semakin luas dan interaktif, seperti computer dan internet. (Sobri Sutikno,
2009:16 ).
Hasil penelitian yang dikutip Sobri Sutikno ( 2009:28 ), bahwa kegiatan
belajar mengajar akan lebih efektif dan mudah bila dibantu dengan sarana visual,
11% dari yang dipelajari terjadi lewat indera pendengaran, sedangkan 83% lewat
indera penglihatan. Disamping itu dikemukakan bahwa kita dapat mengingat 20%
dari apa yang kita dengar, namun dapat mengingat 50% dari apa yang dilihat dan
didengar.
6
Pembelajaran yang menggunakan media audio visual dalam penyampaian
materi banyak membawa perubahan bagi siswa baik dalam proses pembelajaran
maupun pada hasil proses pembelajaran. Berdasarkan studi pendahuluan yang
dilakukan penulis di SMP Al-Islam Bandung, dapat diperoleh informasi bahwa
siswa yang mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan media audio
visual mendapatkan nilai prestasi yang lumayan baik, namun disamping itu ada
juga siswa yang tidak menggunakan media audio visual mendapat nilai lumayan
bagus juga, sehingga jadi bahan kajian yang cukup menarik, dengan itu bisa
didapat hasil yang akurat tentang perbandingan hasil belajar antara yang
menggunakan dan yang tidak menggunakan media audio visual.
Untuk menjawab permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul : ‘’Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pada
Materi Memahami Macam-macam Sujud Antara yang Memakai dan tidak
Memakai Media Audio Visual’’ (penelitian pada siswa kelas VIII SMP Al-Islam
Bandung).
B. Perumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas, maka rumsan masalahnya adalah :
1. Bagaimana hasil belajar PAI siswa kelas VIII di SMP Al-Islam pada
materi memahami macam-macam sujud yang menggunakan media audiovisual?
2. Bagaimana hasil belajar PAI siswa kelas VIII di SMP Al-Islam pada
materi memahami macam-macam sujud yang tidak menggunakan media
audio-visual?
7
3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar PAI siswa kelas VIII di SMP AlIslam pada materi memahami macam-macam sujud antara yang
menggunakan dan tidak menggunakan media audio-visual?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelian
Dari rumusan masalah diatas, maka dapat dirumuskan tujuan penelitian
adalah untuk mengetahui :
a. Hasil belajar PAI siswa kelas VIII di SMP Al-Islam pada materi
memahami macam-macam sujud yang menggunakan media audiovisual.
b. Hasil belajar PAI siswa kelas VIII di SMP Al-Islam pada materi
memahami macam-macam sujud yang tidak menggunakan media
audio-visual.
c. Perbedaan hasil belajar PAI siswa kelas VIII di SMP Al-Islam pada
materi memahami macam-macam sujud antara yang menggunakan
dan tidak menggunakan media audio-visual.
2. Kegunaan Penelian
a. Keguaan teoritik, hasil penelian ini diharapkan dapat memperkaya
teori-teori pendidikan, khususnya dalam PAI.
b. Keguanaan Praktis, hasil penelian ini diharapkan dapat dijadikan
sebagai bahan masukan, khususnya bagi SMP Al-Islam dalam rangka
peningkatan kualitas pendidikan yang diberikan kepada para siswa.
8
c. Memberikan bekal dan manfaat bagi penulis dan diharapkan dapat
menambah kajian pengembangan yang lebih luas dan mendalam
dimasa yang akan datang.
D. Kerangka Pemikiran
Keberadaan manusia di dunia ini tidak terlepas dari proses pendidikan
karena pada dasarnya manusia itu merupakan mahluk yang di didik dan mendidik.
Sejak
dilahirkan,
manusia
tumbuh
dan
berkembang
sesuai
masa
perkembangannya yang dipengaruhi oleh alam dan lingkungan, sehingga hasilnya
merupakan suatu hal yang beragam. Untuk lebih memperjelas pembahasan ini,
maka akan dibahas juga istilah hasil belajar, serta istilah perbandingan dan juga
media audio visual.
Pengertian perbandingan yaitu perbuatan mensejajarkan sesuatu atau
beberapa objek dengan alat pembanding. Dari perbandingan ini dapat diperoleh
persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan dari objek atau objek-objek tadi
dengan alat perbandingannya atau dari objek yang satu dengan objek yang
lainnya.
Nana Sudjana (2010:22) mendefinikan hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Hasil
belajar siswa pada penelitian ini hanya pada ranah kognitif yang meliputi aspek
pengetahuan/ingatan (C1), pemahaman (C2), aplikasi (C3), analisis (C4), sintesis
(C5), evaluasi (C6). Dalam pembelajaran disekolah kemampuan-kemampuan
tersebut dapat diukur melalui tes. Tes tersebut dapat berupa kuis, tugas kelompok,
ulangan, atau ujian setiap akhir materi.
9
Bagi seorang siswa, mempelajari sesuatu hal yang menarik perhatian akan
lebih mudah diterima dari pada mempelajari sesuatu yang tidak menarik
perhatian. Media berbasis audio visual memegang peranan penting dalam proses
belajar mengajar, didalam pelaksanaannya media audio visual dapat merangsang
siswa untuk bisa lebih cepat dalam menyerap materi yang diajarkan, sehingga
siswa mampu berimajinasi dengan audio dan visualisasi yang diberikan guru.
Adapun yang menjadi kriteria pemilihan penggunaan media yang baik seperti
yang telah diungkapkan Sudjana dan Rivai yang dikutip oleh Sutikno (2009:108),
sebagai berikut :
1. Ketepatannya dengan tujuan pengajaran, artinya media pengajaran
dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetap.
2. Dukungan terhadap isi materi pelajaran, artinya materi pelajaran yang
sifatnya fakta, prinsip, konsep dan generalisasi sangat memerlukan
bantuan media agar lebih mudah dipahami siswa.
3. Kemudahan memperoleh media, artinya media yang diperlukan mudah
diperoleh, setidak-tidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu
mengajar.
4. Keterampilan guru dalam menggunakan apapun jenis media yang
digunakan dengan syarat utama guru dapat mempergunakannya dalam
proses pengajaran.
5. Sesuai dengan taraf berfikir siswa, memilih media untuk pendidikan
dan pengajaran harus sesuai dengan taraf berfikir siswa.
Dengan demikian, uraian di atas menjadi acuan dalam penggunaan media
audio visual. Apabila penggunaan media dapat tercapai, maka motivasi belajar
siswa akan menunjukan hasil yang baik. Penelitian terhadap hasil belajar siswa
pada mata pelajaran PAI akan dilaksanakan melalui studi perbandingan. Ini
artinya pokok penelitian ini bertujuan untuk membandingkan hasil belajar antara
siswa yang mennggunakan dengan yang tidak menggunakan media audio visual
dalam pembelajaran. Mengenai hasil belajar yang akan diukur yaitu materi
memahami macam-macam sujud. Prestasi siswa yang menggunakan media audio
10
visual tentu akan berbeda dari siswa yang tidak menggunakan media audio visual.
Bagi yang menggunakan media audio visual mungkin mereka akan memiliki hasil
belajar yang lebih, karena proses belajar mengajar mereka lebih efektif, sehingga
besar kemungkinan hasil belajar mereka akan lebih tinggi.
Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa
sebagaimana terurai adalah mengetahui garis-garis besar indikator dikaitkan
dengan hasil belajar yang hendak diukur. Khusus dalam penelitian ini indikator
yang akan digunakan adalah indikator dalam ranah kognitif hasil belajar siswa
dalam materi memahami macam-macam sujud. Berdasarkan dari kerangka
pemikiran diatas, maka secara sederhana dapat digambarkan dalam skema berikut
ini:
Tabel 2
Perbandingan Hasil Belajar siswa
Pembelajaran PAI
Siswa yang menggunakan
media audio visual
Siswa yang tidak menggunakan
media audio visual
Hasil Belajar Kognitif
Hasil Belajar Kognitif
C1 = Mengingat
C2 = Memahami
C3 = Menerapkan
C4 = Menganalisis
C5 = Mensintesis
C6 = Mengevaluasi
C1 = Mengingat
C2 = Memahami
C3 = Menerapkan
C4 = Menganalisis
C5 = Mensintesis
C6 = Mengevaluasi
Perbandingan Hasil
Belajar
11
E. Hipotesis
Menurut Yaya Suryana (2009:213), bahwa hipotesis adalah suatu hal yang
dibuat untuk menjelaskan hal itu, untuk menuntun atau mengarahkan penelitian
selanjutnya. Dalam penelitian ini akan diteliti dua variabel besar, perbandingan
hasil belajar siswa antara siswa yang menggunakan dan tidak menggunakan media
audio visual menghadapi dua variabel tersebut, seperti dibahas pada kerangka
pemikiran diatas penulis cenderung untuk memegang acuan teori yang
menyatakan bahwa, hasil belajar seseorang salah satunya ditentukan oleh
penggunaan media pembelajaran yang tepat sehingga membuat proses belajar
mengajar menjadi lebih efektif.
Oleh Karena itu penulis menerapkan teori tersebut pada kasus yang
melibatkan siswa kelas VIII SMP Al-Islam bandung, maka hipotesisnya siswa
yang menggunakan media audio visual akan tinggi hasil belajar mereka pada
pelajaran PAI khususnya materi memahami macam-macam sujud, dan sebaliknya
siswa yang tidak menggunakan media audio visual akan kurang hasil belajar
mereka pada pelajaran PAI khusunya materi memahami macam-macam sujud.
Dilihat dari prosedurnya penulis berpegang pada Arikunto (2006:71)
hipotesisnya dapat dipegang sebagai jawaban sementara terhadap permasalahan
penelitian, sampai bukti-bukti terkumpul. Salah satu dugaan yang harus diuji
dalam penelitian ialah menyangkut satu variabel dengan variabel lainnya. Secara
kongkrit dalam hal ini variabel hasil belajar siswa pada materi memahami macammacam sujud dengan menggunakan media audio visual (x1) dan hasil belajar
12
siswa pada materi memahami macam-macam sujud dengan tidak menggunakan
media audio visual (x2).
Oleh karena itu, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Ho = tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada materi memahami
macam-macam sujud antara yang menggunakan dan tidak
menggunakan media audio visual di kelas VIII SMP Al-Islam
Bandung.
Ha = terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada materi memahami
macam-macam sujud antara yang menggunakan dan tidak
menggunakan media audio visual di kelas VIII SMP Al-Islam
Bandung.
F. Metodologi Penelitian
1. Menentukan Pendekatan Penelitian dan Jenis Data
a. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Kuantitatif dapat
diartikan sebagai penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu, teknik pengambilan
sampel
pada
umumnya
dilakukan
secara
random,
pengumpulan
data
menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik,
dengan tujuan menguji hipotesis yang sudah ditetapkan.
13
b. Jenis Data
Yaya Suryana (2009:110) mengatakan bahwa data adalah sejumlah
informasi yang dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau masalah,
baik berupa angka-angka (golongan) maupun yang berbentuk kategori. Secara
umum data ada dua macam, yaitu data kuantitatif dan kualitatif. Data yang
diperoleh dari hasil pengumpulan tehnik observasi dan kepustakaan akan
diklasifikasikan ke dalam data kualitatif yang dianalisis secara logika. Sedangkan
data kuantitatif yang dilakukan dari hasil pembelajaran (tes) maka hasilnya diteliti
dengan menggunakan analisis statistik. Oleh karena itu penulis memilih data
kuantitatif yang diarahkan pada perbandingan hasil belajar PAI pada materi
memahami macam-macam sujud antara siswa yang belajar menggunakan dan
tidak menggunakan media audio visual melalui tes.
2. Menentukan Sumber Data
Penelitian sumber data ini berkaitan erat dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Menentukan Lokasi Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini akan dipusatkan dikelas VIII SMP Al-Islam
Bandung
b. Menentukan Populasi dan Sampel
Menurut Arikunto (2007:102) bahwa: populasi adalah keseluruhan objek
penelitian sedangkan sampel adalah sebagian sari keseluruhan objek yang diteliti
dan diambil dengan menggunakan teknik tertentu. Menurut Arikunto bahwa
apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya sehingga
14
penelitiannya merupakan penelitian populasi (1997: 120). Selanjutnya jumlah
subjeknya dapat diambil antara 10 – 15 % atau 20 – 25 % atau tergantung setidaktidaknya dari:
1. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan data.
2. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, kerena hal
itu menyangkut banyak sedikitnya data.
3. Besar kecilnya resioko yang ditanggung peneliti.
Dalam penelitian ini yang menjadi popualsi adalah siswa kelas VIII SMP
Al-Islam Bandung sebanyak 2 kelas terdiri dari 50 orang, dengan perincian
sebagai berikut:
Tabel 3
Populasi penelitian
No
1
Kelas
VIII
Jumlah Populasi
Yang memakai media
Yang tidak memakai media
audio visual (B)
audio visual (C)
21
21
42
Karena subjek kurang dari 50, maka diambil semua sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi seperti yang diungkapkan oleh Arikunto.
c. Sumber Data Pelengkap
Selain siswa sebagai sumber data primer, juga diperoleh data perlangkapan
dari Kepala Sekolah dan guru PAI.
15
3. Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang akan dicari dalam penelitian ini, maka
ditetapkan metode penelitian dan teknik pengumpulan datanya, antara lain :
a. Metode Peneliltian
Menurut Sukmadinata (2009:52) bahwa “Metode penelitian merupakan cara
atau kegiatan pelaksanaan kegiatan yang didasari dari asumsi-asumsi dasar
pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang
dihadapi.”
Secara umum metode penelitian dapat diartikan sebagai suatu cara yang
ilmiah untuk mendapatkan data sebagai bahan untuk tercapai tujuan penelitian.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen.
Quasi eksperimen adalah suatu bentuk eksperimen yang ciri utama validasinya
tidak dilakukan secara random, melainkan menggunakan kelompok yang sudah
ada
namun
memiliki
karakteristik
yang
homogen
dimaksudkan
untuk
memudahkan pengontrolan variabel penelitian. Dalam hal ini adalah kelas biasa.
Metode ini digunakan dengan maksud untuk mengetahui perbandingan hasil
belajar siswa antara yang menggunakan media audio visual dengan yang tidak
menggunakan media audio visual. Penggunaan metode quasi eksperimen ini
didasarkan atas pertimbangan agar dalam pelaksanaan penelitian siswa tidak
merasa sedang diteliti dan proses pembelajaran berjalan secara wajar, sehingga
dengan situasi yang demikian diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap
tingkat kevalidan penelitian.
16
b. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi
eksperiment desain. Dalam desain ini terdapat dua kelas yaitu kelas eksperimen
yang menggunakan media audio visual dan kelas eksperimen yang tidak
menggunakan media audio visual tidak dipilih secara random desain tersebut
adalah sebagai berikut:
Tabel 4
Desain Penelitian
Kelompok
Test Awal
Perlakuan
Test Akhir
𝐾𝐸1
𝑂1
𝑋1
𝑂2
𝐾𝐸2
𝑂3
𝑋2
𝑂4
Keterangan:
𝐾𝐸1 = Kelompok yang menggunakan media audio visual
𝐾𝐸2 = Kelompok yang tidak menggunakan media audio visual
𝑋1 = Pembelajaran dengan menggunakan media audio visual
𝑋2 = Pembelajaran dengan tidak menggunakan media audio visual
𝑂1 = Hasil belajar sebelum diberi perlakuan
𝑂2 = Hasil belajar setelah diberi perlakuan
𝑂3 = Hasil belajar sebelum diberi perlakuan
�て4 = Hasil belajar setelah diberi perlakuan
Maka pengaruh perlakuannya adalah : (O2 – O1) – (O4 – 03)
c. Tehnik pengumpulan data
Adapun tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1) Tes
Yaya Suryana & Tedi Priatna (2009:215) mengatakan tes adalah serentetan
pertanyaan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,
17
pengetahuan, inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau
kelompok. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah multiple choice
sebanyak 20 butir dengan butir pilihan sebanyak 4 pilihan jawaban (a, b, c, d), 20
butir soal yang digunakan disesuaikan dengan indikator yang akan diukur, setiap
indikator akan direpresentasi oleh sejumlah soal. Untuk diketahui uji validitas,
reliabilitas, daya pembeda,dan tingkat kesukarannya.
Untuk mengetahui kesesuaian dengan kriteria dari instrumen tersebut, maka
soal tersebut dianalisis dengan diuji cobakan terlebih dahulu kepada kelompok
siswa setingkat, kemudian dicari nilai validitas dan reabilitasnya. Penentuan nilai
validitas dan reabilitasnya dicari dengan menggunakan langkah-langkah sebgai
berikut:
a) Validitas
Mencari validitas dari uji soal tersebut dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
rxy =
𝑁.οΏ½οΏ½Σπ‘₯𝑦−(Σπ‘₯).(Σ𝑦)
√(𝑁.Σπ‘₯2 −οΏ½(Σπ‘₯)2 ).(𝑁�.Σ𝑦2 −οΏ½(Σ𝑦)2 )
Harga π‘Ÿπ‘₯𝑦 : menunjukan indeks korelasi antara dua variabel yang
dikorelasikan.
Keterangan :
π‘Ÿπ‘₯𝑦
: Koefisien korelasi variabel X dan variabel Y
x
: Skor jawaban masing-masing Item
y
: Skor total
N
: Banyaknya subyek
18
Untuk mengadakkan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi
adalah sebagai berikut :
0,00 – 0,20
0,21 - 0,40
0,41 - 0,60
0,61 - 0,80
0,81 - 1,00
: Sangat rendah
: Rendah
: Cukup
: Tinggi
: Sangat Tinggi
b) Reliabilitas
Uji reliabilitas instrument yang paling pertama dilakukan yaitu harus
melakukan analisis butir soal. Uji reliabilitas ini yaitu dengan menggunakan
rumus KR-20 :
�਍11 = � (
π‘˜
𝑉𝑑 − Σπ‘π‘ž
)(
)
π‘˜−1
𝑉𝑑
Keterangan :
π‘Ÿ11
: Reliabilitas instrument
k
: Banyaknya butir pertanyaan
𝑉𝑑
: Varians total
p
: Proporsi subyek yang menjawab betul pada suatu butir (prpoprsi
subyek
yang mendapat skor 1)
p:
BanyaknyaοΏ½subyekοΏ½yangοΏ½skornyaοΏ½1
𝑁
q:
BanyaknyaοΏ½subyekοΏ½yangοΏ½skornyaοΏ½0
(π‘ž=1−𝑝)
Kriteria reliabilitas butir soal :
0,00 – 0,20
0,21 - 0,40
0,41 - 0,60
: Sangat rendah
: Rendah
: Cukup
19
0,61 - 0,80
0,81 - 1,00
: Tinggi
: Sangat Tinggi
c) Tingkat Kesukaran Soal
Bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks
kesukaran. Rumus mencari P yaitu :
𝐡
P = 𝐽𝑆
Keterangan :
P
: Indeks kesukaran
B
: Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS
: Jumlah seluruh siswa peserta tes
P 1,00 – 0,30
: Sukar
P 0,31 – 0,70
: Sedang
P 0,71 – 1,00
: Mudah
d) Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan
antara siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa yang berkemampuan rendah.
Rumus menghitung daya pembeda soal yaitu :
D=
𝑋𝐴
π½π‘Ž
𝑋
− 𝐽 𝐡 = οΏ½ 𝑃𝐴 − 𝑃𝐡
𝐡
Keterangan :
J
𝐽𝐴
𝐽𝐡
𝐡𝐴
: Jumlah peserta tes
: Banyaknya peserta kelompok atas
: Banyaknya peserta kelompok bawah
: Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan
benar
20
𝐡𝐡
𝑃𝐴
𝑃𝐡
: Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu
dengan benar
: Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
: Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Sudjana (2005:20)
2) Kepustakaan
Teknik ini digunakan buku-buku atau literature yang menunjang dan sesuai
dengan masalah penelitian ini, yaitu literature yang berhubungan dengan
perbandingan hasil belajar PAI, antara siswa yang belajar dengan menggunakan
media audio visual dengan yang tidak menggunakan media audio visual dimana
dari literature ini sebagai pelengkap dalam penulisan bahan-bahan dalam
penelitian ini.
4. Prosedur Analisis data
Analisis dari penelitian ini bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data yang
bersifat kualitatif dari hasil observasi dan kepustakaan yang dianalisis dengan
menggunakan analisis logika, sedangkan data yang bersifat kuantitatif diambil
dari hasil tes lalu dianalisis dengan menggunakan statistik. Analisis logika
digunakan untuk mengolah data yang diperoleh, sedangkan statistic dipergunakan
untuk mengolah data yang diperoleh dari hasil tes, selanjutnya diolah terlebih
dahulu kemudian dianalisis dengan rumus-rumus tertentu. Analisisnya akan
dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu analisis parsial dan analisis banding.
Sistematika penganalisaan dari pendekatan tersebut secara rinci dapat dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
21
a. Analisis Parsial
Analisis parsial yaitu analisis yang dilakukan untuk mendalami kedua
variabel. Dalam hal ini untuk mengetahui variabel 𝑋1 dan 𝑋2 . Untuk mendalami
kedua variabel tersebut langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Uji formalitas data tiap variabel.
Menguji kenormalan data masing-masing tiap variabel dengan chi kuadrat
(𝑋−2). Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
1) Menentukan Rentang (R) dengan rumus:
R = Xt – Xr + 1
Keterangan:
R = Total Range
Xt = Nilai tertinggi
Xr = Nilai Terendah
1 = Bilangan Konstan
2) Menentukan kelas interval, dengan rumus:
K = 1 + 3,3 log n
Keterangan:
K = Banyak kelas interval yang dicari
1 = Bilangan konstan
n = Banyak sampel data
3) Menentukan panjang kelas interval, dengan rumus:
𝑅
P =οΏ½οΏ½ε° οΏ½
Keterangan :
22
P
= Panjang kelas interval
R
= Nilai Range/Rentaang
K
= Banyak kelas interval
4) Menyiapkan tabel distribusi frekuensi
5) Membuat batas-batas kelas interval
6) Memasukkan data
7) Menghitung data
8) Memberi identitas tabel
2. Menghitung Tendensi Sentral dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
Μ…)
1) Mencari nilai rata-rata (𝑋
Μ…=
𝑋
∑ 𝑓𝑖𝑋𝑖
∑ 𝑓𝑖
Keterangan :
Μ…
𝑋
𝑓𝑖
𝑋𝑖
𝑓𝑖𝑋𝑖
∑
= niali mean yang dicari
= frekuensi
= nilai tengah
= hasil perkalian antara frekuensi dengan nilai tengah
= jumlah
2) Mencari Standar Deviasi (SD) dengan rumus :
𝑛� ∑ 𝑓𝑖𝑋𝑖2 −οΏ½(∑ 𝑓𝑖𝑋𝑖)2
𝑛�(𝑛−1)
𝑆2 = √
Keterangan:
𝑆2
= nilai standar deviasi yang dicari
∑ 𝑓𝑖𝑋𝑖2 = hasil kali antara fiXi dengan Xi
∑(𝑓𝑖𝑋𝑖) = hasil kali antara fi dengan Xi dikuadratkan
23
n
= banyak sampel/data
3) Membuat tabel frekuensi observasi dan ekspektasi
4) Mencari nilai chi-kuadrat hitung() dengan rumus :
𝑋2 hitung = ∑
(𝑂𝑖−𝐸𝑖)2
𝐸𝑖
Keterangan:
𝑋2
= nilai chi-kuadrat yang dicari
Oi
= nilai frekuensi observasi/Nampak
Ei
= nilai frekuensi ekspetasi/diharapkan
5) Menentukan derajat kebebasan (dk) dengan rumus:
dk = k – 3
keterangan:
dk
= derajat kebebasan
k
= jumlah kelas interval
3
= angka konstan
6) Menentukan nilai chi-kuadrat () dari tabel, dengan memperhatikan
taraf signifikansi 5%
3. Menentukan Normalitas dengan kriteria sebagai berikut:
a) Jika 𝑋2 hitung < dari
𝑋2 tabel, make data yang diteliti
berdistribusi normal
b) Jika
𝑋2 hitung > dari
berdistribusi tidak normal
𝑋2 tabel, maka data yang diteliti
24
c) Intervensi masing-masing kelompok, hasil uji tendensi sentral
akan ditafsirkan setelah diketahui meannya dengan kualifikasi
skala 0 – 100 sebagai berikut:
Tabel 5
Skala Konversi Nilai
konversi Nilai
Predikat
Skala 100
80 – 100
70 – 79
Sangat Baik
Baik
60 – 69
Cukup
50 – 59
Kurang
0 – 49
Gagal
Catatan : jika data berdistribusi normal, cukup meannya saja dan jika data
tidak normal, harus ketiga-tiganya (mean,median,modus)
b. Analisis Banding
Dalam analisis banding ini menempuh langkah-langkah sebagai berikut :
1. Tes Homogenitas dua variabel, yaitu:
a) Menentukan nilai F dengan rumus
F=
𝑆21
𝑆22
b) Menentukan derajat kebebasan dengan rumus
dk = 𝑛1 – 1
dk = 𝑛2 – 1
c) Menentukan nilai F dari daftar, dengan taraf signifikansi 5%
d) Menentukan homogenitas dengan cara membandingkan harga F
hitung dengan F daftar dengan kriteria sebagai berikut:
25
i. Jika F hitung < F tabel, maka variasi homogen.
ii. Jika F > F tabel, maka variabel tidak homogen.
2. Uji T Tes (beda rata-rata)
a) Mencari standar deviasi gabungan, dengan rumus :
π‘†π‘”π‘Žπ‘ = √
(𝑛1−1)𝑆1+οΏ½(𝑛2−1)𝑆2 2
𝑛1 +�𝑛2 −οΏ½2
b) Mencari nilai t, dengan rumus:
𝑑𝑂 =
𝑋1−𝑋2
1
1
1
2
οΏ½
π‘†π‘”π‘Žπ‘ οΏ½√𝑛 +𝑛
c) Menghitung derajat kebebasan (dk), untuk mencari harga kritik
“t” dengan rumus :
dk = (𝑛1 + 𝑛2 – 2)
d) Menentukan nilai t dari daftar dengan taraf signifikan 5%
e) Menentukan alternative hipotesis dengan ketentuan :
i. Jika π‘‘β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” > π‘‘π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ maka hipotesis alternative (Ha) diterima
dan hipotesis nol (Ho) ditolak
ii. Jika π‘‘β„Žπ‘–π‘‘οΏ½γ€°οΏ½π‘›π‘” < π‘‘π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ maka hipotesis alternative (Ha) ditolak
dan hipotesis nol (Ho) diterima
Download