Laporan Riset 2008 - Balai Riset dan Observasi Laut

advertisement
VALIDASI ALGORITMA MCSST SATELIT NOAA-AVHRR UNTUK
PENENTUAN SUHU PERMUKAAN LAUT DENGAN MENGGUNAKAN DATA
BUOY TAO
VALIDATION OF NOAA-AVHRR SATELLITE MCSST ALGORITHM TO
DETERMINE SEA SURFACE TEMPERATURE BY USING TAO BUOY DATA
Bambang Sukresno dan Dedy Aan Zahrudin
Balai Riset dan Observasi kelautan, BRKP – DKP
E mail : [email protected] dan [email protected]
ABSTRAK
Validasi algoritma MCSST satelit NOAA-AVHRR telah dilakukan dengan menggunakan
data day-time satelit NOAA-17 dan NOAA-18 tahun perekaman 2007. Sedangkan data
insitu yang digunakan adalah data dari buoy TAO, untuk tanggal yang sama dengan
perekaman satelit. Metode yang digunakan untuk penentuan suhu permukaan laut adalah
algoritma MCSST Day-time Split Window, dengan mengaplikasikan saluran 4 dan saluran
5 satelit NOAA-AVHRR yang merupakan saluran inframerah thermal. Dari hasil validasi
diketahui bahwa suhu permukaan laut dari satelit NOAA-AVHRR lebih rendah 1,15 oC
dibandingkan suhu permukaan laut hasil pengukuran buoy TAO. Hal ini disebabkan
karena adanya perbedaan waktu antara perekaman satelit dengan pengukuran buoy TAO.
perbedaan antara suhu permukaan yang direkam oleh sensor satelit dengan suhu kolom air
yg direkam oleh buoy TAO juga mempengaruhi hasil validasi.
Kata Kunci : Suhu Permukaan Laut, NOAA-AVHRR, Algoritma MCSST, Buoy TAO
ABSTRACT
Validation of NOAA-AVHRR satellite MCSST algorithm has been performed by using
2007 day time satellite received dataset of NOAA-17 and NOAA-18. Insitu data used was
TAO buoy dataset in similar date with satellite receiving date. Method applied in this
research was Day-time Split Window MCSST using channel 4 and channel 5 of NOAAAVHRR satellite dataset which is infrared thermal channel. Sea surface temperature
derived from NOAA-AVHRR satellite is lower 1.15 oC than measured by TAO buoy . The
difference between sea surface temperature derived from NOAA-AVHRR satellite with sea
surface temperature measured by TAO buoy could be due to affect of time diference
between satellite scanning process with TAO buoy measurement. On the other side the
difference of skin temperature recorded by satellite sensor and bulk temperature measured
by TAO buoy affected the validation result as well.
Key Word : Sea Surface Temperature, NOAA-AVHRR, MCSST Algorithm, TAO Buoy
PENDAHULUAN
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumbernya
May be cited with reference to the source
Suhu permukaan laut merupakan salah satu parameter yang sangat penting dalam
penelitian kelautan dan penginderaan jauh kelautan, karena suhu permukaan laut memiliki
kaitan yang erat dengan parameter kelautan lainnya, seperti kesuburan perairan maupun
dengan parameter cuaca dan iklim seperti perubahan musim, badai tropis maupun
fenomena ENSO (El Nino Southern Oscilation).
Data suhu permukaan laut telah diaplikasikan pada berbagai bidang seperti pada
peningkatan informasi daerah penangkapan ikan yang dilakukan oleh Balai Riset dan
Observasi Kelautan, Departemen Kelautan dan Perikanan sejak tahun 2000 hingga saat ini.
Data satelit yang diterima dari Ground receiving NOAA, diolah menjadi informasi prediksi
potensi ikan di perairan Indonesia berdasarkan suhu permukaan laut ( Realino et al. 2005)
Suhu permukaan laut juga digunakan sebagai indikator utama untuk pemantauan
fenomena El Nino dan perubahan musim. El Nino yang merupakan fenomena permukaan
laut di Samudera Pasifik secara langsung mempengaruhi karakteristik laut di perairan
Indonesia termasuk karakteristik suhu permukaan laut. Demikian juga siklus musim yang
terjadi di Indonesia, sangat mempengaruhi suhu permukaan laut. Oleh karena itu, suhu
permukaan laut digunakan sebagai indikator utama didalam pemantauan fenomena El Nino
dan perubahan musim (Sukresno, 2008)
Kazmin (2002) melakukan penelitian mengenai variabilitas daerah front musiman
dan tahunan dengan menggunakan data satelit dan data observasi menggunakan kapal.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan data suhu permukaan laut rata-rata mingguan
dengan resolusi spasial 18 km periode 1982 – 2000 yang digunakan untuk menganalisis
klimatologi global zona front lautan skala besar (large-scale oceanic frontal zones, OFZ)
dan variabilitas gradien suhu permukaan laut pada beberapa zona front. Analisis spektral
terhadap gradien SST menunjukan adanya variabilitas musiman sebagaimana terjadi pada
variabilitas tahunan yang berkaitan dengan fenomena El Nino.
Pariwono dan Siregar (2002) menemukan adanya variabilitas suhu permukaan laut
di sekitar laut Jawa dengan menggunakan data satelit. Hasil penelitian menunjukan
penurunan suhu antara 2 oC - 3 oC dari bulan Juni hingga September. Hal ini dimungkinkan
karena adanya beberapa proses seperti intrusi masa air dari laut Banda dan atau laut
Sulawesi, serta adanya mekanisme upwelling yang terjadi di pesisir selatan Sulawesi. Suhu
permukaan laut di perairan selatan Jawa pada periode Juni – September 1997 secara
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumbernya
May be cited with reference to the source
signifikan mengalami penurunan sebesar 5 oC hingga 6 oC dibandingkan pada periode yang
sama di tahun 1998, 1999 dan tahun 2000. Proses upwelling secara intensif pada periode
tersebut dimungkinkan sebagai penyebab utamanya.
Hingga saat ini, telah banyak penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan suhu
permukaan laut dari satelit NOAA-AVHRR. Namun demikian satu hal yang cukup sulit
dilakukan adalah validasi dengan menggunakan data hasil pengukuran lapangan terkait
dengan ketersediaan data lapangan.
Tersedianya data buoy TAO secara time-series di internet dan dapat di akses secara
bebas merupakan salah satu peluang untuk penelitian kelautan terutama di Indonesia.
Demikian juga dengan validasi suhu permukaan laut dari data satelit NOAA-AVHRR.
Dengan tersedianya data insitu suhu permukaan laut dari buoy TAO memungkinkan untuk
dilakukan validasi terhadap algoritma yang digunakan untuk mengolah data satelit menjadi
data suhu permukaan laut.
Algoritma MCSST merupakan algoritma pengolahan data satelit NOAA-AVHRR
yang dikembangkan oleh NASA dan merupakan salah satu algoritma yang memberikan
hasil yang memuaskan. Namun aplikasi algoritma ini untuk suhu permukaan laut di
Indonesia belum banyak dikembangkan, oleh karena itu validasi algoritma MCSST dengan
menggunakan data insitu dari buoy TAO akan memberikan gambaran mengenai akurasi
algoritma MCSST untuk mengolah data satelit NOAA-AVHRR di perairan Indonesia.
Panjang gelombang inframerah thermal memungkinkan dilakukannya estimasi suhu
permukaan laut. Secara khusus dapat dijelaskan bahwa suhu permukaan laut yang diukur
adalah suhu permukaan pada beberapa milimeter di permukaan laut dan bukan suhu kolom
air yang berada beberapa centimeter di bawah permukaan laut (Miller, R, L et al , 2005).
Panjang gelombang infra merah pada penginderaan jauh sangat sesuai untuk
pengukuran suhu permukaan laut, karena puncak emisi thermal permukaan bumi berada
pada spektrum infra merah, serta emisivitas air pada panjang gelombang infra merah relatif
seragam. Namun demikian terdapat dua permasalahan utama yang harus di pecahkan untuk
mendapatkan pengukuran suhu permukaan laut yang akurat. Permasalahan pertama adalah
perhitungan radiansi permukaan laut yang dipengaruhi oleh tingkat kekasaran permukaan.
Permasalahan kedua adalah adanya pengaruh atmosfer seperti tutupan awan, kandungan
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumbernya
May be cited with reference to the source
gas dan aerosol. Atmosfer dapat mempengaruhi perhitungan suhu permukaan laut hingga 1
o
C.
Terdapat dua interval panjang gelombang yang umum digunakan untuk perhitungan
suhu permukaan laut, yaitu infra merah jauh (10.0 µm – 12,5 µm) dan infra merah dekat
( 3,7 µm – 4,2 µm). Namun demikian ternyata pada kedua interval tersebut emisi radiasi
infra merah dari permukaan laut secara parsial mengalami penyerapan oleh atmosfer. Skala
penyerapan oleh atmosfer berbeda-beda pada setiap interval panjang gelombang, sehingga
bisa digunakan untuk koreksi pada saat perhitungan suhu permukaan laut.
Akurasi suhu permukaan laut di daerah yang bebas tutupan awan bisa dilakukan
dengan membandingkan hasil perhitungan dari satelit dengan data hasil pengukuran insitu
menggunakan data buoy pada kedalaman 1 meter. Sejauh ini selisih antara keduanya
berkisar 0,5 oC. Hal ini dimungkinkan karena adanya perbedaan antara suhu permukaan
dengan suhu kolom air (Miller, R, L et al , 2005).
Satelit NOAA merupakan satelit cuaca yang dioperasikan oleh National Oceanic
and Atmospheric Administration (NOAA) Amerika. Terdapat dua tipe satelit yang saat ini
beroperasi yaitu orbit geostasioner dan orbit polar. Satelit NOAA dengan orbit geostasioner
memonitor belahan bumi bagian barat pada ketinggian sekitar 22,240 mil di atas
permukaan bumi. Sedangkan satelit NOAA dengan orbit polar mengitari bumi pada
ketinggian sekitar 540 mil di atas permukaan bumi (NOAA, 2008)
AVHRR (advanced very high resolution radiometer) adalah sensor radiasi yang
bisa digunakan untuk menentukan tutupan awan dan suhu permukaan. Sensor ini berupa
radiometer yang menggunakan 6 detector yang merekam radiasi pada panjang gelombang
yang berbeda-beda seperti ditunjukan pada Tabel. 1
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumbernya
May be cited with reference to the source
Tabel 1. Karakteristik Panjang Gelombang Satelit NOAA-AVHRR
(NOAA-AVHRR Band Characteristic)
Karakteristik Panjang Gelombang Satelit NOAA-AVHRR
Saluran
Resolusi
Panjang
Gelombang (um)
Penggunaan
1
1.09 km
0.58 - 0.68
Pemetaan awan dan Permukaan
siang hari
2
1.09 km
0.725 - 1.00
Batas Daratan dan Perairan
3A
1.09 km
1.58 - 1.64
Deteksi salju dan es
3B
1.09 km
3.55 - 3.93
Pemetaan awan malam hari dan suhu
permukaan laut
4
1.09 km
10.30 - 11.30
Pemetaan awan malam hari dan suhu
permukaan laut
5
1.09 km
11.50 - 12.50
Suhu permukaan laut
AVHRR pertama memiliki 4 saluran radiometer. Di luncurkan pada satelit TIROSN pada bulan Oktober 1978. Kemudian dikembangkan menjadi 5 saluran yang pertama kali
diluncurkan pada satelit NOAA-7 pada bulan Juni 1981. Dan terakhir diluncurkan pada
satelit NOAA-18 pada bulan Mei 2005. Pembuatan buoy Tropical Atmosphere Ocean
(TAO) termotivasi oleh adanya kejadian El Nino pada tahun 1982 -1983 yang merupakan
El Nino paling kuat pada saat itu dan terjadi tanpa terdeteksi maupun di perkirakan
sebelumnya. Hal tersebut mengingatkan akan perlunya data real-time Samudera Pasifik
bagian tropis untuk pemantauan maupun prakiraan, serta pengembangan pengetahuan
mengenai El Nino. Pada saat ini buoy TAO/TRITON dioperasikan oleh NOAA Amerika,
JAMSTEC Jepang dengan kontribusi dari IRD/ORSTOM, Perancis. Buoy TAO terpasang
sepanjang katulistiwa di Samudera Pasifik seperti pada gambar 1.(TAO Project. 2008).
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumbernya
May be cited with reference to the source
Gambar 1. Konfigurasi buoy TAO sepanjang Katulistiwa di Samudera Pasifik
(TAO Buoy array along equator in Pacific)
Akurasi buoy TAO untuk pengukuran suhu permukaan laut sangat tinggi, (TAO Project,
2008), dengan spesifikasi sebagai berikut :
Sensor
: Thermistor
Model
: NX ATLAS using YSI
Resolusi
: 0.001°C
Batas ukuran : -5°C hingga 35°C
Akurasi
: ± 0.003°C
METODOLOGI
Penelitian dilakukan dengan menggunakan data satelit NOAA-17 dan NOAA-18
periode perekaman 2007 yang tutupan awannya relatif kecil dan pada lokasi buoy TAO
bebas awan. Data buoy TAO yang digunakan adalah data buoy pada 137 o BT 2 o U serta
buoy pada 137
o
BT 5 o U. Data satelit NOAA diperoleh dari stasiun bumi NOAA yg
dioperasikan oleh Balai Riset dan Observasi Kelautan Perancak – Bali.
Dari keseluruhan data satelit NOAA yang direkam pada tahun 2007 terdapat 20 citra
satelit yang bisa di gunakan untuk validasi suhu permukaan laut. Hal ini karena sebagian
dari data yang direkam memiliki tutupan awan yang tinggi, sehingga data tersebut tidak
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumbernya
May be cited with reference to the source
bisa diolah menjadi data suhu permukaan laut. Data satelit dengan tutupan awan relatif
sedikit seperti terlihat pada gambar 2, pada lokasi buoy TAO tidak tertutup oleh awan.
Gambar 2. Data Satelit NOAA 17 Tanggal Perekaman 8 Januari 2007 (NOAA Satellite Data
Received in January 8th 2007)
Gambar 2 memperlihatkan bahwa tutupan awan lebih banyak berada di bagian barat
dan selatan, sedangkan di lokasi buoy yang terletak di utara pulau Papua relatif tidak
tertutup awan, sehingga memungkinkan untuk dilakukan pengolahan data menjadi suhu
permukaan laut yang kemudian di validasi menggunakan data buoy TAO.
Pengolahan data satelit NOAA-AVHRR menjadi suhu permukaan laut dilakukan
dengan menggunakan algoritma Day Time Multy Chanel Sea Surface Temperature
(MCSST) yang menggunakan saluran 4 dan saluran 5 dari satelit NOAA. Algoritma
MCSST dapat di tuliskan sebagai berikut :
MCSST NOAA 18
Ts : A1*T4+A2*(T4-T5)+ A3*(T4-T5)*(sec(satelite Angle)-1)+A4
Ts =
A1 =
A2 =
A3 =
A4 =
suhu permukaan laut
1.02453
2.10044
0.784059
-280.430
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumbernya
May be cited with reference to the source
MCSST NOAA 17
Ts: A1*T4+A2*(T4-T5)+ A3*(T4-T5)*(sec(sate_Angle)-1)+A4
Ts =
A1 =
A2 =
A3 =
A4 =
suhu permukaan laut
0.992818
2.49916
0.915103
-271.206
T4 dan T5 (Te) adalah equivalent blackbody temperature yang dihitung dengan
menggunakan nilai dari data satelit NOAA pada saluran 4 dan saluran 5 sebagaimana
dihitung dengan menggunakan kalkulasi berikut ini
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumbernya
May be cited with reference to the source
Keterangan :
TBB
: measured black body temperature
Ve, A dan B : coefficient and value, lihat Tabel 2 dan Tabel 3
C1
: first radiation constant : 0.000011910659
C2
: second radiation constant : 1.4387752
e eular value : 2.718281828459045
235360287471352
NBB
: Blackbody Radiance
Cs
: Average Space Count
CBB
: Average Blackbody Count
CE
: Nilai digital pada saluran 4 dan
Tabel 2.Koefisien A, B dan Nilai Ve Satelit NOAA 18
(A , B Coefficient and Ve Value of NOAA 18 satellite)
NOAA
18
Chanel
Ve
A
B
3B
2669.3554 1.702380 0.997378
4
926.2947 0.271683 0.998794
5
839.8246 0.309180 0.999012
Tabel 3.Koefisien A, B dan nilai Ve satelit NOAA 17
(A , B Coefficient and Ve Value of NOAA 17 Satellite)
NOAA
17
Chanel
Ve
A
B
3B
2659.7952 1.698704 0.996960
4
928.1460 0.436645 0.998607
5
833.2532 0.253179 0.999057
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumbernya
May be cited with reference to the source
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengolahan data satelit NOAA-AVHRR, suhu permukaan laut di
lokasi buoy TAO berkisar antara 26,30oC hingga 30,75 . suhu terendah didapati pada bulan
januari seperti terlihat pada Gambar 3.
Gambar 3 memperlihatkan adanya sebaran suhu permukaan laut yang relatif rendah di
lokasi buoy TAO yang terletak di sebelah utara Pulau Papua yang diwakili dengan warna
hijau hingga kuning, yang menunjukan kisaran suhu permukaan laut sekitar 26 oC - 27 oC.
Sedangkan suhu permukaan laut yang relatif tinggi terlihat di sekitar laut Banda dan laut
Arafura yang terletak di bagian barat pulau Papua yang terlihat dengan warna kuning
hingga merah, yang berkisar antara 27 oC hingga 32 oC.
o
buoy TAO
C
ð
buoy TAO
ð
Gambar 3. Suhu permukaan laut hasil pengolahan data satelit
NOAA18 tanggal 19 Januari 2007 (Sea surface temperature derived
from NOAA 18 satellite data received in Jnuary 18th 2007)
Suhu permukaan laut di lokasi buoy TAO yang tertinggi didapati pada bulan februari
seperti yang terlihat pada data suhu permukaan laut hasil pengolahan data satelit NOAA 17
perekaman tanggal 20 Februari 2007 seperti terlihat pada gambar 4.
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumbernya
May be cited with reference to the source
Gambar 4. Suhu permukaan laut hasil pengolahan data satelit NOAA17 tanggal 20 Februari
2007 (Sea surface temperature derived from NOAA 17 satellite data received in
February 20th 2007)
Suhu permukaan laut di lokasi buoy TAO relatif tinggi, berkisar antara 30 oC hingga
31 oC yang terlihat dengan warna merah. Hampir secara keseluruhan suhu permukaan laut
di utara pulau Papua relatif tinggi dan rata. Sedangkan di bagian barat pulau Papua suhu
permukaan laut tidak terukur seperti terlihat pada gambar 4 yang diwakili dengan warna
biru. Hal ini terjadi karena pada daerah tersebut memiliki tutupan awan yang tinggi,
sehingga suhu permukaan laut tidak terekam oleh satelit.
Dari keseluruhan data yang
diolah untuk mendapatkan suhu permukaan laut dapat dilihat adanya fluktuasi suhu
permukaan laut seperti yang terlihat pada gambar 5.
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumbernya
May be cited with reference to the source
Suhu 'C
Suhu permukaan laut 2007
31.00
30.50
30.00
29.50
29.00
28.50
28.00
27.50
27.00
26.50
26.00
29-Nov
18-Jan
9-Mar
28-Apr
Tanggal
17-Jun
6-Aug
Suhu permukaan laut
Gambar 5. Fluktuasi Suhu permukaan laut di lokasi buoy TAO tahun 2007 (Sea
surface temperature fluctuation in TAO buoy location during 2007)
Secara umum dari gambar 5 dapat diketahui bahwa suhu permukaan laut di lokasi buoy
TAO mengalami fluktuasi harian yang berkisar antara 26 oC hingga 31 oC dengan suhu
terendah didapati pada bulan januari, sedangkan suhu tertinggi didapati pada bulan juni.
Apabila di bandingkan dengan menggunakan data hasil pengukuran menggunakan buoy
TAO maka terdapat sedikit perbedaan antara suhu permukaan laut yang didapatkan dari
pengolahan data satelit NOAA-AVHRR dengan data insitu seperti yang terlihat pada
tabel 4.
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumbernya
May be cited with reference to the source
Tabel 4.Perbandingan suhu Permukaan laut dari data satelit NOAA dengan data insitu dari
buoy TAO (Comparison of sea surface temperature derived from NOAA satellite
data with insitu data from TAO buoy)
No
satelit
bujur
lintang
AVHRR °C
Tao °C
∆ Suhu °C
1
2
3
n17_070107
n17_070107
n17_070117
137
137
137
2
5
2
26.31
26.89
26.50
28.73
29.07
28.86
2.42
2.18
2.36
4
5
6
7
8
9
n17_070121
n17_070220
n17_070220
n17_070408
n17_070409
n18_070108
137
137
137
137
137
137
2
2
5
5
2
2
28.33
30.75
28.77
27.19
29.91
27.80
28.79
29.26
28.21
29.04
29.99
29.00
0.46
1.49
0.56
1.85
0.08
1.20
10
11
12
13
14
15
n18_070108
n18_070119
n18_070119
n18_070120
n18_070120
n18_070121
137
137
137
137
137
137
5
2
5
2
5
2
28.69
27.55
26.30
27.87
27.62
27.75
29.07
28.82
28.18
28.87
28.44
28.79
0.38
1.27
1.88
1.00
0.82
1.04
16
17
18
19
20
n18_070121
n17_070413
n18_070614
n18_070623
n18_070623
137
137
137
137
137
5
2
5
2
5
27.26
29.10
27.36
28.46
28.52
28.51
29.69
29.80
30.37
30.34
1.25
0.59
2.44
1.91
1.82
Dari tabel 4 terlihat bahwa secara umum suhu permukaan laut hasil pengolahan data
satelit NOAA-AVHRR lebih rendah dibandingkan data pengukuran buoy TAO. Seperti
misalnya data tanggal 7 januari 2007 yang diolah dari data satelit n17_070107
memperlihatkan suhu permukaan laut pada lokasi 137oBT - 2oLU berkisar pada 26,31oC
sedangkan hasil pengukuran dengan menggunakan buoy TAO memperlihatkan suhu
permukaan laut berkisar 28,73oC. Sedangkan pada tanggal yang sama data suhu permukaan
laut di lokasi 137oBT - 5oLU berkisar 26,89 oC dimana buoy TAO mencatat suhu
permukaan laut pada saat itu berkisar 29,07 oC.
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumbernya
May be cited with reference to the source
Fluktuasi suhu permukaan laut yang diperoleh dari pengolahan data satelit NOAAAVHRR relatif lebih rendah dibandingkan fluktuasi suhu permukaan laut hasil pengukuran
insitu menggunakan buoy TAO seperti terlihat pada gambar 6.
Perbandingan SPL NOAA dengan TAO
Suhu Permukaan Laut 'C
31.00
30.50
30.00
29.50
29.00
noaa
28.50
TAO
28.00
27.50
27.00
26.50
26.00
29-Nov
18-Jan
9-Mar
28-Apr
17-Jun
6-Aug
Tanggal
Gambar 6. Perbandingan Fluktuasi Suhu permukaan laut hasil pengolahan
data satelit NOAA dengan pengukuran buoy TAO (Comparison
of sea surface temperature fluctuation between NOAA satellite
data with TAO buoy)
Perbedaan antara suhu permukaan laut hasil pengolahan data satelit NOAAAVHRR dengan data insitu dari buoy TAO rata-rata sebesar 1.15 oC, dimana suhu
permukaan laut hasil pengolahan data satelit lebih rendah. Hal ini dimungkinkan oleh
adanya beberapa faktor seperti yang telah diungkap dalam penelitian sebelumnya antara
lain adanya perbedaan antara skin temperatur pada beberapa milimeter di permukaan laut
yang direkam oleh sensor satelit dan suhu kolom air yang berada beberapa sentimeter
dibawah permukaan laut yang diukur oleh buoy TAO.
Perbedaan suhu permukaan laut tersebut juga dimungkinkan oleh adanya perbedaan
waktu antara perekaman oleh satelit dan pengukuran oleh buoy TAO yang berkisar antara 1
hingga 2 jam, hal ini terjadi karena data buoy TAO yang tersedia adalah pengukuran suhu
permukaan laut harian pada jam 12.00 waktu setempat sedangkan perekaman satelit
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumbernya
May be cited with reference to the source
NOAA-AVHRR yang digunakan dalam penelitian ini berkisar pada jam 10.00 hingga jam
14.00 waktu setempat.
Hal lain yang memungkinkan terjadinya perbedaan adalah bahwa koefisien MCSST
yang digunakan harus di sesuaikan lagi dengan karakteristik suhu permukaan laut di lokasi
penelitian mengingat bahwa suhu permukaan laut di setiap wilayah , khususnya pada
wilayah yang berada pada lintang yang berbeda akan memiliki karakteristik yang berbeda
pula.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
-
Secara umum data satelit NOAA-AVHRR dapat digunakan untuk menentukan suhu
permukaan laut dengan akurasi yang cukup tinggi
-
Algoritma MCSST bisa diaplikasikan untuk mengolah data satelit NOAA-AVHRR
dengan tingkat akurasi yang memuaskan
-
Dari hasil validasi diketahui terdapat perbedaan antara suhu permukaan laut hasil
pengolahan data satelit NOAA-AVHRR dengan suhu permukaan laut dari data
insitu yang diukur oleh buoy TAO sebesar 1,15 oC dimana data dari satelit lebih
rendah dibandingkan data buoy TAO.
-
Perbedaan pengukuran suhu dari data satelit dengan data buoy TAO dimungkinkan
oleh beberapa faktor antara lain adanya perbedaan suhu permukaan dan suhu kolom
air, perbedaan waktu pengukuran dan perbedaan nilai koefisien MCSST.
Daftar Pustaka
Kazmin, A. S. (2002). Seasonal to Decadal Variability in the Oceanic Frontal Zones as
Revealed in Satellite and Ship Observations. Proceeding of PORSEC II 2002.
Denpasar.
Pariwono, J., & Siregar, V. (2002). Variabilitas Suhu Permukaan Laut di Sekitar Laut Jawa
dan Perairan Selatan Jawa Timur dari Citra Satelit Antara 1997 dan 2000.
Proceeding of PORSEC II 2002. Denpasar.
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumbernya
May be cited with reference to the source
Miller, R, L. et al. (Ed). (2005). Remote Sensing of Coastal Aquatic Environtments
Technologies, Technique and Applications.Netherlands : Springer.
NOAA. (2008). National Oceanic and Atmospheric Administration satellite. Retrieved
February 13, 2008. Website : http://www.noaa.gov/satellites.html
Realino, B,. Suryo, S,. Widodo, S, P,. Marina, C,. Retno, A,. Bambang, A,.2005.
Peningkatan Informasi Daerah Penangkapan Ikan Melalui Integrasi Teknologi
Inderaja Pemodelan Hidrodinamika dan Bioakustik. Jakarta: Departemen Kelautan
dan Perikanan.
Sukresno, Bambang. (2008). Dynamical Analysis of Banda Sea Concerning With El Nino
Indonesian Through Flow and Monsoon By Using Satellite Data and Numerical
Model. Tesis yang tidak dipublikasikan, Universitas Udayana, Denpasar.
TAO Project. 2008. History of TAO Array. Retrieved February 13, 2008.
Website : http://www.pmel.noaa.gov/tao/proj_over/taohis.html
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumbernya
May be cited with reference to the source
Download