I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Surat

advertisement
PENGURUSAN DAN PENGENDALIAN SURAT
DI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
(DISNAKERTRANS) DIY
Nova Kurniasari
1
Abstract
The final report describes the mail handling of Sub Bagian Umum at the Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi DIY using two systems. The system of mail
handling use in manual and computerized system which aims to accelerate the
mail handling process. The method of collecting data is used four stages. First,
observation participation how which is used to know the mine distribution at
central file. Second, method was direct interview offis in this institution. Third,
literature with appropriate reference to the themes, example reference of
classification system. Fourth, documentation method by recorded with
photography. The main conclusion of this task is the implementation of mail
handling system at the Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DIY is good
arrangement. But there are making up arrange Kartu Kendali and Lembar
Disposisi still difficult so must be arranged.
Keywords : mail handling, manual system, computerized system, infrastructure,
constraint.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Permasalahan
Surat merupakan alat
komunikasi tertulis untuk
menyampaikan pesan dari satu
pihak kepada pihak lain. Surat
memiliki peranan penting dalam
kegiatan administratif sehingga
isi informasi yang terkandung
didalamnya harus jelas maksud
dan tujuannya, serta dapat
digunakan sebagai alat bukti yang
sah terutama surat-surat
perjanjian. Oleh sebab itu, surat
merupakan bukti otentik yang
harus dijaga oleh instansi
1
pencipta arsip baik pemerintah,
swasta maupun perorangan.
Arsip berfungsi sebagai pusat
ingatan, alat bantu pengambilan
keputusan, alat komunikasi untuk
kepentingan organisasi. Salah
satu keberhasilan suatu
organisasi pemerintah sangat
ditentukan oleh kemampuan
organisasi dalam mengelola surat
secara baik dan benar sehingga isi
informasinya dapat digunakan
untuk kegiatan administrasi.
Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi (Disnakertrans)
DIY memiliki tugas pokok
Alumni D3 Kearsipan Sekolah Vokasi UGM
17
mengatasi berbagai
permasalahan mengenai urusan
pemerintah daerah dibidang
ketenagakerjaan dan
ketransmigrasian. Di
Disnakertrans DIY banyak
tercipta surat yang berbentuk
konvensional (kertas). Oleh
karena itu, pengurusan dan
pengendalian surat perlu
dilakukan, guna memperlancar
pengolahan surat-surat beserta
informasi yang terkandung di
dalamnya sehingga aktivitas
organisasi dapat berjalan secara
efektif dan efisien dalam
mencapai tujuan dan maksud
organisasi.
Surat yang disimpan di
Disnakertrans DIY terdapat surat
biasa, surat penting maupun surat
rahasia di unit kerja yang
digunakan untuk menunjang
keberlangsungan organisasi.
Surat biasa, surat penting dan
surat rahasia harus dibedakan
dalam pengelolaannya. Surat
rahasia harus langsung ditujukan
kepada bagian yang dituju
sehingga petugas tidak boleh
membuka surat tersebut tanpa ijin
kepala atau orang dituju dalam
surat.
B. Tujuan
Ada beberapa tujuan yang
hendak dicapai. Pertama, untuk
2
mengetahui proses pengurusan
dan pengendalian surat di
Disnakertrans DIY, apakah sudah
memenuhi Standar Operasional
Prosedur (SOP) dalam
melaksanakan pengurusan dan
pengendalian surat. Kedua, untuk
mengetahui sarana dan prasarana
yang digunakan dalam
melakukan pengurusan dan
pengendalian surat serta untuk
mengetahui kendala-kendala
yang dihadapi oleh Disnakertrans
DIY, sehingga dapat diketahui
permasalahan yang muncul
dalam pengelolahan serta dapat
menemukan solusi dari
permasalahan yang dihadapi oleh
Disnakertrans DIY dalam
melaksanakan pengurusan dan
pengendalian surat.
C. Landasan Teori
Surat merupakan pernyataan
tertulis yang dibuat dengan tujuan
untuk menyampaikan informasi
kepada pihak lain dan merupakan
alat komunikasi tertulis yang
menyangkut kepentingan tugas
dan kegiatan instansi, sedangkan
surat-menyurat adalah kegiatan
penanganan surat masuk dan
keluar yang meliputi penerimaan,
penggolongan, pengarahan,
pencatatan, pendistribusian dan
pengiriman surat keluar.2
Surat dibedakan menjadi
http://rheiainud.blogspot.com/2011/09/pengertian-surat-dan-penggolongan-surat.html
(17 Januari 2014, 06.32)
18
beberapa macam yaitu:
a. Surat Biasa
Surat biasa tidak bersifat
mengikat, tidak memerlukan
tindak lanjut dan bila surat
tersebut hilang, informasinya
dapat diperoleh dari sumber
lain.
b. Surat Penting
Surat penting bersifat
mengikat, memerlukan
tindak lanjut, menyangkut
masalah kebijakan dan
apabila terlambat atau hilang
dapat menghambat dan
merugikan pelaksanaan
kebijakan, kelembagaan,
kepegawaian, keuangan dan
kebendaan.
c. Surat Rahasia
Surat rahasia menurut isi
maupun sifatnya
memerlukan perlindungan,
karena jika bocor akan dapat
m e n i m b u l k a n
kerusakan/kerugian besar,
mengurangi atau
menyulitkan pelaksanaan
langkah-langkah
3
berikutnya.
II. PEMBAHASAN
Disnakertrans DIY
menggunakan dua sistem dalam
melakukan pengurusan dan
pengendalian surat yaitu
3
menggunakan sistem manual dan
sistem komputerisasi. Hal
tersebut bertujuan untuk
mempercepat pengurusan dan
pengendalian surat. Sistem
manual digunakan untuk
pencatatan surat yang terdiri dari
pencatatan di buku agenda, buku
daftar pengendali, kartu kendali,
dan lembar disposisi.
Pendistribusian surat masuk yang
diterima Sub Bagian Umun.
Disamping menggunakan sistem
manual, Disnakertrans DIY juga
menggunakan sistem
komputerisasi yaitu Sistem
Administratif Perkantoran
Pemerintah Daerah (SAPPD)
yang merupakan aplikasi
pengurusan naskah dinas berbasis
teknologi informasi (TI). Sistem
mulai ini digunakan oleh
Disnakertrans DIY tahun 2014.
“Penerimaan surat di
Disnakertrans DIY tidak
menentu, hal tersebut
dikarenakan setiap harinya
instansi lain belum tentu
mengirimkan surat ke
Disnakertrans DIY. Dapat
dilihat dari volume surat
masuk yang ada di Sub
Bagian Umum sekitar 100
surat perbulan sedangkan
volume surat keluar sekitar
60 surat perbulan dan
pengolahannya dilakukan
oleh dua orang petugas Sub
Bagian Umum yang sudah
mengikuti pelatihan
Sedarmayanti, Tata Kearsipan Dengan Memanfaatkan Teknologi Modern,
(Mandar Maju: Bandung, 2008) hal. 109.
19
bimbingan teknis mengenai
penggunaan aplikasi
4
tersebut.”
Oleh sebab itu, volume surat
masuk dan surat keluar yang
diolah di Sub Bagian Umum
dengan perbandingan jumlah
petugas pengolah surat, surat
masuk dan surat keluar dapat
dikelola dengan baik walaupun
dalam pengolahan surat dengan
sistem tersebut terdapat kendala.
A. Pencatatan Surat Masuk
dan Surat Keluar di
Disnakertrans DIY
Dasar hukum pencatatan
surat, baik surat masuk maupun
surat keluar di Disnakertrans DIY
adalah Peraturan Gubernur
Daerah Istimewa Yogyakarta
Nomor 44 Tahun 2006 tentang
Kode Klasifikasi Arsip
Pemerintah Provinsi Daerah
I s t i m e w a Yo g y a k a r t a .
Disnakertrans DIY dalam
melakukan pencatatan surat
masuk dan surat keluar
menggunakan beberapa sarana,
diantaranya sebagai berikut: buku
agenda surat masuk, buku daftar
pengendali surat masuk dan surat
keluar, kartu kendali surat masuk
dan surat keluar rangkap tiga,
lembar disposisi surat masuk dua
rangkap, serta komputer dan
4
mesin printer.
1. Buku Agenda Surat Masuk
Disnakertrans DIY
menggunakan buku agenda
surat masuk untuk mencatat
surat-surat khusus
Sekretariat sampai dengan
tahun 2013. Buku agenda
surat masuk berisikan datadata seperti nomor urut,
tenggal, kode, uraian/isi
ringkas dan unit pengolah.
Setelah itu buku agenda surat
masuk tidak digunakan
karena sudah diberlakukan
SISMINKADA (Sistem
Administrasi Perkantoran
Pemerintah Daerah),
sehingga penemuan kembali
lebih fokus di kartu kendali.
2. Buku Daftar Pengendali
Surat Masuk dan Surat
Keluar
Disnakertrans DIY
menggunakan buku daftar
pengendali untuk mencatat
pengkodeklasifikasian dan
menentukan nomor urut di
kartu kendali surat masuk
dan surat keluar. Buku daftar
pengendali terdiri dari dua
yaitu buku daftar pengendali
surat keluar dan buku daftar
pengendali surat masuk.
Fungsi buku daftar
pengendali surat masuk dan
surat keluar sama yaitu
Wawancara dengan Yuni Sukawati, Petugas Sub Umum Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DIY,
tanggal 7 Maret 2014 di Ruang Sub Bagian Umum Disnakertrans DIY.
20
digunakan untuk mencatat
nomor urut dan kode surat.
Adapun buku daftar
pengendali meliputi nomor
urut, kolom klasifikasi, dan
kolom tanggal.
3. Kartu Kendali Surat Masuk
dan Surat Keluar
Kartu kendali adalah
selembar kertas berukuran 10
x 15 cm yang berisikan datadata surat seperti indeks, isi
ringkas, lampiran, dari,
kepada, tanggal surat, nomor
surat, pengolah, paraf,
tanggal terima, nomor urut,
kode, dan catatan.5
Penggunaan kartu kendali
sangat menguntungkan
karena pemberkasannya
tidak tergantung dengan
buku agenda. Disnakertans
DIY sudah tidak
menggunakan buku agenda
dan lebih memfokuskan
penemuan kembalinya
menggunakan kartu kendali.
Kartu kendali yang
digunakan terdiri dari kartu
kendali surat masuk dan surat
keluar rangkap tiga (warna
putih, kuning, merah).
4. Lembar Disposisi
Lembar disposisi di
Disnakertans DIY digunakan
untuk surat masuk. Lembar
disposisi berukuran 21x16
cm yang rangkap dua (warna
5
putih dan kuning) berisikan
indeks, kode, nomor urut,
tanggal penyelesaian, isi
ringkas, asal surat, tanggal
surat, nomor surat, lampiran,
diajukan atau diteruskan, dan
intruksi atau disposisi
tertulis. Pencatatan lembar
disposisi tidak jauh berbeda
dengan pencatatan kartu
kendali, hanya saja pada
lembar disposisi terdapat
kolom diteruskan dan
disposisi tertulis yang
digunakan untuk
pendisposisian surat.
5. Komputer dan Mesin Printer
Pencatatan surat masuk
maupun surat keluar yang
dilakukan Disnakertrans DIY
sudah menggunakan
komputer. Hal tersebut
dikarenakan adanya sistem
y a n g
d i s e b u t
SISMINKADA. Setelah
dilakukan pencatatan
menggunakan komputer
kemudian dilakukan
pencetakkan kartu kendali
dan lembar disposisi
menggunakan mesin printer.
Komputer dan mesin printer
yang digunakan dalam
pencatatan surat masuk dan
surat keluar serta mencetak
kartu kendali dan lembar
d i s p o s i s i a k a n
mempermudah dan
Agus Sugiarto, Teguh Wahyono, Manajemen Kearsipan Modern (dari Konvensional ke Basis Komputer),
(Gava Media: Jakarta, 2005), hlm. 31
21
mempercepat pekerjaan
petugas surat
SISMINKADA merupakan
aplikasi pengurusan naskah dinas
berbasis TI yang menyediakan
fasilitas untuk pencatatan,
pengendalian dan penemuan
kembali naskah dinas secara
mudah, cepat, akurat dan online.
Menu-menu yang terdapat dalam
lingkup aplikasi pengurusan
naskah dinas meliputi menu surat
m a s u k d a n s u r a t k e l u a r.
SISMINKADA ini mengunakan
jaringan internet yang
databasenya berpusat di Pemda
DIY, oleh karena itu jaringan
internet harus dijaga kelancaran
dan kerahasiaan dalam
mengakses aplikasi tersebut.
Petugas persuratan memiliki
password khusus untuk masuk ke
aplikasi. Menu-menu
SISMINKADA DIY meliputi:
mencatat surat masuk dan surat
keluar, mengedit dan menghapus
data surat masuk dan surat keluar,
6
6
pencetakan kartu kendali surat
m a s u k d a n s u r a t k e l u a r,
pencetakan lembar disposisi, dan
pencarian data surat masuk dan
surat keluar.
B. Alur Surat Masuk dan
Surat Keluar di
Disnakertrans DIY
Guna menunjang
penyelenggaraan administrasi
pemerintah terutama bagian tata
persuratan, maka diperlukan
adanya pola klasifikasi kearsipan.
Oleh karena itu, Pemerintah DIY
menetapkan pedoman pola
klasifikasi kearsipan Pemerintah
DIY dengan Peraturan Gubernur.
Pencatatan surat masuk dan surat
keluar di Disnakertrans DIY
mengacu pada Peraturan
Gubernur Daerah Istimewa
Yogyakarta Nomor 44 Tahun
2006. Pencatatan surat masuk dan
surat keluar dilakukan oleh
petugas surat di Sub Bagian
Umum.
Biro Umum, Humas dan Sekretariat Daerah Istimewa Yogyakarta, “SISMINKADA” Sistem Administrasi
Pemerintah Daerah (Yogyakarta: 2013)
22
1. Alur Surat Masuk
Gambar 1. Alur Surat Masuk
Keterangan gambar:
a) Surat masuk yang dikirim dari
instansi lain diterima oleh Sub
Bagian Umum untuk dilakukan
pencatatan menggunakan
S I S M I N K A D A d a n
pengendalian surat menggunakan
kartu kendali, dilampiri lembar
disposisi.
b) Setelah dilakukan pencatatan dan
pengendalian surat di Sub Bagian
Umum dengan kartu kendali dan
dilampiri lembar disposisi
diserahkan kepada Kepala Sub
Bagian Umum. Kepala Sub
Bagian Umum melakukan
pendisposisian (diajukan atau
diteruskan untuk mengarahkan
surat).
c) Surat yang sudah dilakukan
pengarahan akan diserahkan ke
Sekretariat.
d) Setelah Sekretariat mengetahui
adanya surat masuk, kemudian
surat diserahkan ke Kepala Dinas
untuk dilakukan pendisposisian
di bagian informasi atau intruksi
secara tertulis. Surat
dikembalikan oleh staf khusus
yang membantu Kepala Dinas ke
Kepala Sub Bagian Umum.
23
e) Kepala Sub Bagian Umum akan
melakukan pengecekan ulang
lembar disposisi dan
dikembalikan ke Sub Bagian
Umum.
f) Pada Sub Bagian Umum, surat
diberi kartu kendali dan lembar
disposisi. Kemudian kartu
kendali warna putih disimpan di
Sub Bagian Umum. Langkah
selanjutnya
dilakukan
pendistribusian surat ke unit
pengolah.
g) Kartu kendali warna merah
kecuali Sekretariat dijadikan satu
dengan lembar deposisi warna
putih, sedangkan kartu kendali
warna kuning dijadikkan satu
dengan lembar disposisi warna
kuning sebagai serah terima surat
ke unit pengolah.
h) Setelah surat diantar ke unit
pengolah, kartu kendali dan
lembar deposisi warna kuning
dibawa ke Sub Bagian Umum
sebagai alat bukti apabila surat
sudah dilakukan penangan ke unit
pengolah.
2. Alur Surat Keluar
Gambar 2. Alur Surat Keluar
Keterangan gambar:
a) Surat keluar di Sub Bagian
Umum, Sub Bagian Umum
24
membuat konsep surat, tujuan
surat serta melakukan pengetikan
surat.
b) Surat keluar yang sudah diketik di
serahkan ke Kepala Sub Bagian
Umum untuk dilakukan penelitian
apabila ada kesalahan pengetikan
dapat dilakukan pembenahan dan
pemberian paraf.
c) Setelah itu surat di serahkan
Sekretariat untuk mengetahui
apabila ada surat yang akan dikirim
dan pemberian paraf.
d) S u r a t y a n g s u d a h d i p a r a f
Sekretariat, surat diserahkan ke
Kepala Dinas untuk ditandatangani.
e) Surat yang sudah ditandatangani
oleh Kepala Dinas akan
dikembalikan oleh staf khusus
yang membantu Kepala Dinas ke
Sub Bagian Umum untuk diberi
kode surat dan dibuatkan kartu
kendali surat keluar. Setelah itu
dilakukan pemberian cap dan
amplop surat sebelum dikirim.
f) Pengiriman surat ke alamat
tujuan dapat melalui kantor pos
atau petugas khusus dari instansi.
C. Penyimpanan Surat, Kartu
Kendali dan Lembar
Disposisi di Sub Bagian
Umum
1. Penyimpanan Surat
Sistem penyimpanan surat
pada Sub Bagian Umum
Disnakertrans DIY berdasarkan
permasalahan dalam satu
kegiatan, surat masuk akan
dijadikan satu dengan surat
keluar yang sesuai dengan
kegiatan atau permasalahan
yang sama dalam satu tahun.
Surat undangan pemberitahuan
yang dikeluarkan atau dikirim
dijadikan satu dengan surat
masuk undangan yang diterima
dari instansi luar.
2. Penyimpanan Kartu Kendali
Kartu kendali yang terdapat
di Disnakertrans DIY pada Sub
Bagian Umum rangkap tiga
(warna putih, kuning dan
merah). Sistem penyimpanan
yang digunakan untuk kartu
kendali warna putih
menggunakan kode
klasifikasi. Kartu kendali
warna merah menggunakan
kode klasifikasi namun sudah
dipisah-pisah berdasarkan
masing-masing bagian. Hal
tersebut dikarenakan
Sekretariat membawahi tiga
bagian yaitu Sub Bagian
Umum, Sub Bagian
Keuangan, dan Sub Bagian
Program dan Informasi. Sub
Bagian Umum juga
menangani penyimpanan
kartu kendali. Kartu kendali
w a r n a
k u n i n g
penyimpanannya
menggunakan ”kepada atau
dari”.
Penyimpanan kartu
kendali warna kuning pada
awalnya dijadikan satu jenis
contohnya semua balai-balai
dijadikan satu balai dan
25
dinas-dinas dijadikan satu
dengan dinas yang terdiri dari
guide pertama dan folder.
Setelah dilakukan perbaikan
menjadi tiga penggolongan
yaitu guide pertama yaitu
abjad, guide tengah inisial
tempat dan folder untuk
menempatkan kartu kendali
warna kuning.
Kartu kendali warna putih
dan merah penyimpanannya
menggunakan sistem kode
klasifikasi dalam bentuk
numerik. Penggolongan
angka terbagi menjadi 2
golongan, yaitu yang
pertama penggolongan
disusun dari 000, 100, 200,
300, 400 dan seterusnya
sampai 900, sedangkan yang
kedua penggolongan terdiri
dari 1,2 3,4,5 dan seterusnya
sampai 9.
Sistem yang digunakan
pada Disnakertrans DIY
berdasarkan Peraturan
Gubernur Daerah Istimewa
Yogyakarta nomor 44 tahun
2006 tentang Kode
Klasifikasi Arsip Pemerintah
P r o v i n s i D a e r a h D I Y.
Bentuk-bentuk kode
klasifikasi yang digunakan
antara lain 000 Umum, 100
Pemerintahan, 200 Politik/
Organisasi Kemasyarakatan,
300 Keamanan/ Ketertiban,
7
400 Kesejahteraan Rakyat,
500 Perekonomian, 600
Pekerjaan Umum dan
Ketenagaan, 700
Pengawasan, 800
Kepegawaian, 900
Keuangan.
3. P e m b e r k a s a n L e m b a r
Disposisi
Disnakertrans DIY pada
Sub Bagian Umum
melalukan penyimpanan
lembar disposisi warna
kuning yang digunakan
sebagai tanda terima apabila
surat telah ditindaklanjuti.
Sistem yang digunakan untuk
melakukan penyimpanan
lembar disposisi yaitu sistem
kronologi.
7
D. Kendala-kendala dalam
Pengurusan dan
Pengendalian Surat
1. Kendala-kendala
Dalam melakukan
pengurusan dan
pengendalian surat di
Disnakertrans DIY ada
beberapa kendala yang
dihadapi, diantaranya
sebagai berikut:
a. SISMINKADA baru
dijalankan di
D i s n a k e r t r a n s D I Y,
terdapat kendala pada
jaringan internet yang
Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 44 Tahun 2006 tentang Kode Klasifikasi Arsip
Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta.
26
dapat menghambat
petugas dalam
pelaksanaan pencatatan
surat baik surat masuk
maupun surat keluar.
SISMINKADA hanya
b i s a d i a k s e s
menggunakan jaringan
internet yang ada di
Disnakertrans DIY. Hal
tersebut dikarenakan
sistem tersebut berasal
dari Pemerintah Daerah
sehingga database-nya
ada di Pemda,yang
bertujuan untuk
m e m a n t a u
perkembangan tata
persuratan di
Disnakertrans DIY dan
dinas-dinas yang lain.
Apabila jaringan internet
mengalami gangguan
akan berpengaruh pada
petugas tata persuratan
dalam melakukan
pencatatannya, sehingga
surat masuk yang
mendesak atau segera
disampaikan ke unit
pengolah pencatatannya
dilakukan secara
manual. Akan tetapi data
tersebut tetap harus
dimasukkan ke
SISMINKADA. Hal ini
membuat kerja dua kali
dan kurang efektif dan
efisien.
b. P e m b e r k a s a n k a r t u
kendali warna putih yang
m e n g g u n a k a n
penyimpanan guide
pertama ( 000, 100, 200,
... 900) dan folder ( 1, 2,
...
9) kurang sesuai
dengan pola klasifikasi
yang harusnya
menggunakan guide
tengah ( 10, 20, ..., 90).
Apabila penyimpanan
menggunakan guide
pertama dan folder pada
saat pemberkasan mudah
namun pada saat
penemuan kembali
masih susah.
c. P e m b e r k a s a n k a r t u
kendali warna kuning
m e n g g u n a k a n
p e n y i m p a n a n
berdasarkan ”kepada
atau dari” kurang sesuai
dengan pola klasifikasi
yang harusnya
perkepada atau perdari
terpisah namun masih
dijadikan satu.
Contohnya seluruh
dinas-dinas dijadikan
satu menjadi Dinas DIY,
seharusnya dinas
menjadi guide tengah
dan folder-nya
perdinasnya. Apabila
keseluruhan dinas-dinas
dijadikan satu akan
mempermudah pada saat
m e l a k u k a n
penyimpanan, namun
27
pada saat melakukan
penemuan kembalinya
masih susah.
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat
diambil dalam pengurusan dan
pengendalian surat di
Disnakertrans DIY, sebagai
berikut:
1. P e n g u r u s a n d a n
pengendalian surat, baik
surat masuk maupun surat
keluar pada Disnakertrans
DIY dapat dikatakan baik dan
berjalan lancar, meskipun
penggunaan SISMINKADA
masih terbilang baru dan
petugas yang mengangani
surat masuk dan surat keluar
ada dua orang. Petugas surat
dalam menangani surat
masuk dan surat keluar sudah
berpengalaman dalam
menangani surat, hal tersebut
dikarenakan petugas surat
sering mengikuti pelatihanpelatihan atau bimbingan
teknis terkait mengenai tata
persuratan. Alur surat masuk
pada Disnakertrans DIY
terdiri dari: menerima surat,
membuka dan membaca
surat, melakukan pencatatan
surat, penandatanganan
surat, pendisposisian surat,
dan pendistribusian surat.
Sedangkan alur surat keluar
28
pada Disnakertrans DIY,
terdiri dari: pembuatan
konsep, persetujuan konsep
surat dari kepala, pengetikan
surat, penandatanganan
surat, melakukan pencatatan
surat, pemberian cap dan
penyampulan surat, dan
pengiriman surat ke instansi
tujuan.
2. Sarana dan prasarana di Sub
Bagian Umum Disnakertrans
DIY sudah cukup baik. Hal
tersebut dikarenakan sarana
utama seperti Kartu Kendali,
Lembar Disposisi, dan Buku
Daftar Pengendali sudah
tersedia serta siap dipakai
bila diperlukan. Komputer
yang berguna untuk
pengoperasian aplikasi
SISMINKADA sudah
sebanding dengan jumlah
petugas yang menangani
pengurusan dan
pengendalian surat.
Sedangkan mesin printer
yang digunakan untuk
mencetak Kartu Kendali dan
Lembar Disposisi sudah ada
walaupun hanya satu.
B. Saran
Mencermati masalah-masalah
yang telah diuraikan diatas,
berikut ini saran-saran yang
diberikan guna menyempurnakan
Pengurusan dan Pengendalian
Surat Sub Bagian Umum di
Disnakertrans DIY, meliputi:
1. S e b a i k n y a d a l a m
m e n g g u n a k a n
SISMINKADA jaringan
internetnya harus lancar,
sehingga pencatatan surat
masuk dan surat keluar dapat
berjalan lancar. Apabila
jaringan internet lancar maka
semua surat masuk tidak
menumpuk di Sub Bagian
Umum dan dapat segera
dilanjutkan di unit pengolah
yang berhak menangani surat
tersebut dengan cepat.
2. D a l a m m e l a k u k a n
penyimpanan Kartu Kendali
yang awalnya menggunakan
guide pertama dan folder
kurang efektif dan efisien.
Penyimpanan dengan
menggunakan guide
pertama, guide tengah dan
folder sebaiknya digunakan
dalam penyimpanan Kartu
Kendali warna putih dan
merah, sehingga mudah pada
s a a t m e l a k u k a n
penyimpanan serta pada saat
penemuan kembalinya.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Sugiarto dan Teguh Wahyono.
Manajemen Kearsipan Modern
dari Konvensional ke Basis
Komputer. Yogyakarta: Gava
Media, 2005.
Biro Umum, Humas dan Sekretariat
Daerah Istimewa Yogyakarta.
“SISMINKADA” Sistem
Administrasi Pemerintah Daerah.
Yogyakarta: 2013.
Peraturan Gubernur Daerah Istimewa
Yogyakarta Nomor 44 Tahun
2006 tentang Kode Klasifikasi
Arsip Pemerintah Daersh
Istimewa Yogyakarta.
Sedarmayanti. Tata Kearsipan
Dengan Memanfaatkan
Teknologi Modern. Mandar
Maju: Bandung, 2008
http://rheiainud.blogspot.com/2011/
09/pengertian-surat-danpenggolongan surat.html.
Diakses pada 17 Januari 2014.
29
Download