1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi merupakan

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Informasi merupakan hal penting dalam persaingan di dunia bisnis pada
masa seperti sekarang ini. Untuk itu para pengambil keputusan membutuhkan
informasi-informasi penting dengan cepat dan lengkap untuk dapat menunjang
keputusan bisnis yang akan diambil. Untuk dapat memenuhi kebutuhan informasi
stakeholders atau calon investor, perusahaan harus melakukan pengungkapan
laporan keuangan yang lebih transparan dan lengkap guna mendukung
pengambilan keputusan bisnis yang optimal.
Kepentingan para stakeholder yang menghendaki pengungkapan laporan
keuangan yang transparan dan lengkap bertentangan dengan kepentingan
manajemen perusahaan yang tidak dapat menyampaikan informasi yang bersifat
penting dan rahasia. Menurut Scott (2000:91), perbedaan kepentingan antara
stakeholders dengan perusahaan tersebut dapat memunculkan asimetri informasi.
Asimetri informasi adalah kondisi yang terjadi pada saat terdapat perbedaan
informasi yang dimiliki oleh perusahaan dengan informasi yang dimiliki oleh
stakeholder.
Adanya asimetri informasi dalam perusahaan jelas merugikan investor
atau calon investor, karena investor memiliki informasi yang lebih sedikit
dibandingkan dengan informasi yang dimiliki perusahaan. Dengan adanya
kerugian ini, investor memerlukan perlindungan berupa pengungkapan informasi
1
2
dan fakta-fakta yang relevan mengenai perusahaan dalam laporan tahunan. Di
Indonesia, perlindungan investor mengenai praktek pengungkapan informasi
perusahaan publik telah diatur melalui badan regulator pasar modal Badan
Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dengan keputusan ketua BAPEPAM KEP134/BL/2006 tentang kewajiban penyampaian laporan tahunan bagi emiten atau
perusahaan publik, dan melalui lembaga profesi akuntansi Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) dengan PSAK No. 1 tentang penyajian laporan keuangan (Fitriani,
2001).
Pengungkapan laporan tahunan perusahaan dapat dikelompokkan menjadi
dua, yaitu pengungkapan yang bersifat wajib (mandatory) dan pengungkapan
yang bersifat sukarela (voluntary). Pengungkapan wajib merupakan jenis-jenis
informasi yang diwajibkan pemerintah untuk diungkapkan dalam laporan tahunan
perusahaan
melalui
keputusan
ketua
BAPEPAM
KEP-134/BL/2006.
Pengungkapan sukarela merupakan jenis-jenis informasi yang tidak diwajibkan
oleh pemerintah untuk diungkapkan, sehingga perusahaan memiliki kebebasan
untuk melakukan pengungkapan atau tidak. Motif dari pengungkapan sukarela ini
adalah manajemen perusahaan ingin mempengaruhi persepsi pasar terhadap nilai
perusahaan. Pengungkapan informasi secara sukarela kemungkinan dipengaruhi
oleh karakteristik-karakteristik tertentu perusahaan sehingga akan mengakibatkan
perbedaan luas pengungkapan dalam laporan tahunan antara perusahaan yang satu
dengan perusahaan yang lain (Wulansari, 2008).
Informasi pada laporan keuangan dan laporan tahunan sangat membantu
investor dalam pengambilan keputusan transaksi investasi di pasar modal. Bagi
3
pihak-pihak di luar manajemen perusahaan, laporan keuangan merupakan media
informasi untuk mengetahui kondisi perusahaan. Sejauh mana informasi dapat
diperoleh tergantung pada sejauh mana keterbukaan informasi dan pengungkapan
(disclosure) pada pelaporan keuangan emiten.
Beberapa kasus pasar modal menyangkut benturan kepentingan,
keterbukaan informasi dan penyajian laporan keuangan. Benturan kepentingan
dan tidak diungkapkannya informasi penting akan menyebabkan kerugian bagi
pihak investor eksternal.
Apabila
dilihat
dari
sudut
pandang
teori
keagenan,
rendahnya
pengungkapan informasi pada pelaporan keuangan timbul sebagai dampak
persoalan keagenan, yaitu adanya ketidakselarasan kepentingan antara pemilik
dan manajemen (Beneish, 2001). Menurut teori keagenan, untuk mengatasi
masalah tersebut adalah dengan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate
governance/GCG). Corporate Governance (CG) merupakan suatu mekanisme
yang digunakan pemegang saham dan kreditor perusahaan untuk mengendalikan
tindakan manajer (Dallas, 2004). Mekanisme tersebut dapat berupa mekanisme
internal, yaitu struktur kepemilikan yang salah satu aspeknya adalah konsentrasi
kepemilikan saham, struktur dewan komisaris yang salah satu aspeknya adalah
komposisi dewan komisaris, dan mekanisme eksternal, yaitu pengendalian oleh
pasar, kepemilikan institusional, serta audit oleh auditor eksternal (Babic, 2001).
Pengungkapan informasi yang kurang memadai dapat merugikan
pemegang saham, selain itu informasi yang disajikan tersebut dapat menyebabkan
keputusan investasi yang salah. Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor yang
4
mempengaruhinya. Beberapa faktor yang mempengaruhi pengungkapan sukarela
adalah kepemilikan, ukuran perusahaan, dan mekanisme corporate governance
(Nuryaman, 2009). Mekanisme corporate governance dalam hal ini adalah
komposisi dewan komisaris dan kualitas audit oleh auditor eksternal dengan
proksi spesialisasi industri Kantor Akuntan Publik (KAP).
Menurut Midyastuty dan Machfoedz (2003), konsentrasi kepemilikan
dapat menjadi mekanisme corporate governance. Musnadi (2006) juga
mengungkapkan
bahwa
konsentrasi
kepemilikan
oleh
individu
dapat
meningkatkan kinerja perusahaan, sehingga dapat dijadikan mekanisme corporate
governance. Konsentrasi kepemilikan dapat menjadi mekanisme internal
pendisiplinan manajemen sebagai salah satu mekanisme yang dapat digunakan
untuk meningkatkan efektivitas monitoring, karena dengan kepemilikan yang
besar menjadikan pemegang saham memiliki akses informasi yang cukup
signifikan untuk mengimbangi keuntungan
informasional yang dimiliki
manajemen (Hubert dan Langhe, 2002). Jika ini dapat diwujudkan, maka tindakan
moral hazard manajemen berupa menyembunyikan informasi dapat dikurangi.
Menurut Mohd dan Abdullah (2005), untuk mengurangi asimetri informasi, maka
pemegang saham pengendali akan meningkatkan pengungkapan informasi untuk
menyelaraskan kepentingan antara pemegang saham pengendali dengan
pemegang saham minoritas.
Ukuran perusahaan dapat mempengaruhi pengungkapan sukarela. Semakin
besar suatu perusahaan, maka perusahaan akan menghadapi biaya politik yang
tinggi, perusahaan besar akan menghadapi tuntutan lebih besar dari para
5
stakeholder untuk menyajikan laporan keuangan yang lebih transparan. Halim et
al. (2005) menyatakan bahwa ukuran perusahaan memiliki hubungan positif
dengan pengungkapan sukarela.
Peranan dewan komisaris dapat dilihat dari karakteristik dewan, salah
satunya adalah kompoisisi keanggotaannya. Efektivitas fungsi pengawasan dewan
tercermin dari komposisinya, apakah pengangkatan anggota dewan berasal dari
dalam perusahaan dan/atau dari luar perusahaan. Komposisi keanggotaan dewan,
dalam hal ini semakin besar persentase anggota yang berasal dari luar perusahaan
(komisaris independen) akan menjadikan peranan dewan komisaris semakin
efektif dalam melaksanakan fungsi pengawasan terhadap pengelolaan perusahaan,
karena dianggap semakin independen. Selain itu, komisaris independen dapat
berfungsi untuk menyelaraskan kepentingan pemegang saham dalam rangka
melindungi hak-hak pemegang saham minoritas (Cheng dan Courteney, 2004).
Komposisi komisaris independen di perusahaan dapat mempengaruhi tingkat
pengungkapan sukarela pada laporan tahunan. Semakin besar proporsi komisaris
independen pada komposisi keanggotaan dewan komisaris, maka akan semakin
luas pengungkapan sukarela perusahaan.
Menurut Dunn dan Mayhew (2004), kualitas audit dengan menggunakan
proksi spesialisasi industri KAP dapat mempengaruhi pengungkapan pada laporan
keuangan. Auditor spesialis industri dapat membantu perusahaan klien dalam
penyajian pengungkapan di luar yang dipersyaratkan oleh GAAP. Industry
specialist auditor yang memiliki pengetahuan dan keahlian industri tertentu dapat
dimanfaatkan secara cost effective oleh klien untuk membantu klien dalam
6
mengembangkan strategi pengungkapan spesifik industri. Pemilihan auditor
spesialis juga merupakan sinyal (isyarat) terhadap investor bahwa perusahaan
bermaksud menyajikan pengungkapan informasi berkualitas. Spesialisasi industri
KAP akan berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan sukarela.
Pengungkapan informasi akan memberikan stimulus bagi pertumbuhan
ekonomi sebagai efek dari efisiensi pasar modal. Beberapa hasil penelitian
memberikan
kesimpulan
bahwa
pengungkapan
sukarela
berguna
untuk
mengurangi kesenjangan informasi antar para pelaku pasar modal, sehingga
investor percaya bahwa transaksi saham di pasar modal terjadi pada harga yang
wajar. Kepercayaan investor ini kemudian akan diikuti dengan peningkatan
likuiditas saham dan penurunan biaya modal.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang telah diuraikan maka
dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah konsentrasi kepemilikan berpengaruh terhadap pengungkapan
sukarela?
2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela?
3. Apakah proporsi komisaris independen berpengaruh terhadap pengungkapan
sukarela?
4. Apakah spesialisasi industri KAP berpengaruh terhadap pengungkapan
sukarela?
7
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi kepemilikan terhadap pengungkapan
sukarela.
2. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap pengungkapan
sukarela.
3. Untuk mengetahui pengaruh proporsi komisaris independen terhadap
pengungkapan sukarela.
4. Untuk mengetahui pengaruh spesialisasi industri KAP terhadap pengungkapan
sukarela.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini bagi pihak-pihak yang berkepentingan
adalah sebagai berikut:
1. Kontribusi Praktis
Penelitian ini diharapkan berguna bagi investor yang ingin melakukan
investasi dalam suatu perusahaan untuk mengetahui faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan sukarela perusahaan yang
terdaftar di pasar modal.
2. Kontribusi Teoritis.
Penulisan ini akan menambah kepustakaan dibidang akuntansi untuk
mengetahui dalam kenyataan mengenai faktor-faktor yang berpengaruh
penting terhadap tingkat pengungkapan sukarela perusahaan yang terdaftar di
8
pasar modal, serta dapat dipergunakan sebagai sumber acuan bagi penelitian
selanjutnya.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian adalah pengujian untuk mengetahui
pengaruh konsentrasi kepemilikan, ukuran perusahaan, proporsi komisaris
independen, dan spesialisasi industri KAP terhadap pengungkapan sukarela.
Download