this PDF file - Jurnal Penelitian Pendidikan IPA

advertisement
JURNAL
PENELITIAN PENDIDIKAN IPA
http://jppipa.unram.ac.id/index.php/jppipa
e-ISSN : 2407-795X
p-ISSN : 2460-2582
Vol 2, No, 2
Juli 2016
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE KOSAJI
PADA PEMBELAJARAN FISIKA
Rumansyah1, Kosim2, Harry Soepriyanto3
Program Studi Magister Pendidikan IPA, Program Pascasarjana Universitas Mataram123
e-mail: [email protected]
Key Words
Abstract
KOSAJI
Cooperative
Learning
Model, Physics
Learning
This study aims to develop a cooperative learning model of KOSAJI type that valid, practical and effective. KOSAJI of
cooperative learning model is a collaboration between cooperative learning model type STAD and Jigsaw in physics
learning. The method used was the research development model adopted Dick and Carey with ten stages which includes a
needs analysis to determine the objectives, formulate indicators, the analysis of the students and the context, the
establishment of specific goals of learning, the development of assessment tools of learning, the development of learning
strategies, the development and selection of material lesson, formative evaluation, revision of the device, and a summative
evaluation of the effectiveness of the device. This research was conducted at SMAN 1 Mataram. KOSAJI cooperative
learning model developed together with learning devices such as lesson plans, worksheets, questionnaires students' attitude
towards physical and cognitive achievement test. KOSAJI learning model along with the device has been through expert
validation, test a small group, limited field testing and large-scale (summative evaluation). Implementation KOSAJI
learning model in teaching physics to minimize shortage and optimize the advantages that exist in both the type of
cooperative learning model. Based on expert validator test KOSAJI learning model and is well worth learning device used
with a percentage value of 94.99% . After going through the stages of the test group was small and limited field KOSAJI
learning model can be applied to both in terms of the response of the students (80.52 % on a small test group and 83.41% in
the limited field testing ), the response of teachers (76.92 % in the small test group and 82.69 % limited field tests) and
enforceability of RPP (86.61 % on a small group of test and 86,62 % in limited field test) with some revisions .Summative
test results showed that the learning model KOSAJI effectively improve students' cognitive learning outcomes with
increased value in terms of pretest and posttest of 41.93%. Therefore, the development of cooperative learning in teaching
physics KOSAJI proved valid, practical and effective.
Kata Kunci
Abstrak
Model
Kooperatif
Tipe KOSAJI,
Pembelajaran
Fisika
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model pembelajaran kooperatif tipe KOSAJI yang valid, praktis dan efektif.
Model pembelajaran kooperatif KOSAJI merupakan kolaborasi antara model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan
Jigsaw pada pembelajaran fisika. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang mengadopsi
model Dick and Carey dengan sepuluh tahapan meliputi analisis kebutuhan untuk menentukan tujuan, merumuskan
indikator, analisis siswa dan konteks, penetapan tujuan khusus pembelajaran, pengembangan perangkat penilaian
pembelajaran, pengembangan model pembelajaran, pengembangan dan pemilihan materi pelajaran, evaluasi formatif, revisi
perangkat, dan evaluasi sumatif terhadap efektivitas perangkat. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Mataram. Model
pembelajaran kooperatif tipe KOSAJI dikembangkan beserta perangkat pembelajaran berupa RPP, LKS, angket sikap siswa
terhadap fisika dan tes hasil belajar kognitif. Model pembelajaran KOSAJI beserta perangkatnya telah melalui validasi ahli,
uji kelompok kecil, uji lapangan terbatas, dan skala luas (evaluasi sumatif). Implementasi model pembelajaran KOSAJI
pada pembelajaran fisika dapat meminimalisir kekurangan dan mengoptimalkan kelebihan yang ada pada kedua tipe model
pembelajaran kooperatif tersebut. Berdasarkan uji validator ahli model pembelajaran KOSAJI dan perangkat pembelajaran
sangat layak digunakan dengan persentase nilai sebesar 94,99%. Setelah melalui tahapan uji kelompok kecil dan lapangan
terbatas model pembelajaran KOSAJI dapat diterapkan dengan baik ditinjau dari respon siswa (80,52% pada uji kelompok
kecil dan 83,41% pada uji lapangan terbatas), respon guru (76,92% pada uji kelompok kecil dan 82,69% pada uji lapangan
terbatas) dan keterlaksanaan RPP (86,61% pada uji kelompok kecil dan86,62% pada uji lapangan terbatas) dengan beberapa
revisi. Hasil uji sumatif menunjukkan bahwa model pembelajaran KOSAJI efektif meningkatkan hasil belajar kognitif siswa
dengan nilai peningkatan ditinjau dari pretes dan postes sebesar 41,93%. Oleh karena itu pengembangan pembelajaran
kooperatif tipe KOSAJI pada pembelajaran fisika terbukti valid, praktis dan efektif.
39
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA (JPPIPA), Juli 2016
pengetahuan. Dilihat dari hal tersebut,
PENDAHULUAN
IPA
Fisika merupakan salah satu cabang
maka perlu diusahakan agar pelajaran
yang
menjadi
mendasari
perkembangan
lebih
menarik,
dan
tidak
teknologi maju dan konsep hidup harmonis
membosankan. Guru dituntut pandai dalam
dengan
alam.
mempelajari
merupakan
Sebagai
ilmu
yang
menerapkan suatu model pembelajaran
alam,
fisika
yang tepat sesuai dengan karakteristik
pelajaran
yang
suatu pokok bahasan, sehingga tujuan
fenomena
materi
memberikan pelajaran yang baik kepada
pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
manusia untuk hidup selaras berdasarkan
Salah
hukum alam. Pada tingkat SMA/MA,
memperbaiki
fisika di pandang penting untuk diajarkan
belajar siswa di bidang fisika adalah
sebagai mata pelajaran tersendiri dengan
dengan melakukan perbaikan dan inovasi
beberapa pertimbangan. Pertama, selain
dalam proses pembelajaran fisika di kelas.
memberikan bekal ilmu kepada siswa,
Upaya perbaikan pembelajaran dilakukan
pelajaran
sebagai
dengan menerapkan model pembelajaran
wahana untuk menumbuhkan kemampuan
dengan tujuan agar proses pembelajaran
berpikir yang berguna untuk memecahkan
lebih terarah dan terukur. Alternatif model
masalah di dalam kehidupan sehari-hari.
pembelajaran yang cocok adalah model
Kedua,
pembelajaran
kooperatif.
diajarkan untuk tujuan yang lebih khusus
konstruktivisme,
siswa
yaitu membekali siswa pengetahuan dan
membangun pengetahuan mereka sendiri
pemahaman dan sejumlah kemampuan
dalam proses pembelajaran. Peran guru
yang
adalah membantu siswa menemukan fakta,
jenjang
fisika
mata
dimaksudkan
pelajaran
dipersyaratkan
yang
fisika
untuk
lebih
perlu
memasuki
tinggi
serta
satu
dan
upaya
untuk
meningkatkan
hasil
Dalam
secara
aktif
konsep atau prinsip bagi diri mereka
mengembangkan ilmu dan teknologi.
sendiri, bukan memberikan ceramah atau
Dalam pembelajaran Fisika selama
mengendalikan seluruh kegiatan kelas (Nur
ini timbul masalah-masalah yang perlu
dan Wikandari, 2000). Slavin (2011)
dicari solusinya. Umumnya masalah yang
menyatakan bahwa siswa akan lebih
timbul adalah kurang memahami materi
mudah
yang
konsep-konsep yang sulit apabila mereka
disampaikan
guru.
Hal
ini
menemukan
saling
dan
dipengaruhi oleh pembelajaran yang masih
dapat
mendiskusikan
berpusat pada guru dan kurangnya variasi
masalah itu dengan temannya.
memahami
masalah-
dalam pembelajaran, sehingga menjadikan
Pembelajaran kooperatif memiliki
siswa kurang aktif dalam mendapatkan
beragam tipe, di antaranya student teams
40
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA (JPPIPA), Juli 2016
achievement division (STAD) dan tim ahli
STAD dan JIGSAW. Implementasi model
(Jigsaw). Pembelajaran kooperatif tipe
pembelajaran KOSAJI pada pembelajaran
STAD merupakan pembelajaran kooperatif
fisika dapat meminimalisir kekurangan dan
dimana siswa dibagi dalam kelompok-
mengoptimalkan kelebihan yang ada pada
kelompok kecil dalam menerima materi
kedua tipe model pembelajaran kooperatif
dan
tersebut.
menyelesaikan
tugas-tugas
Berdasarkan
ini
hal
tersebut
pembelajarannya. Sementara pembelajaran
penelitian
bertujuan
kooperatif tipe Jigsaw adalah pembelajaran
mengembangkan
kooperatif dimana tiap kelompok memiliki
kooperatif tipe KOSAJI pada pembelajaran
beberapa anggota yang berperan sebagai
fisika yang valid, praktis, dan efektif.
model
untuk
pembelajaran
tim ahli dalam memberi pemahaman
pengetahuan kepada anggota tim yang
METODE PENELITIAN
lainnya (Ibrahim dkk., 2000). Adanya
Jenis
penelitian
ini
merupakan
pemberian penghargaan kepada kelompok
penelitian dan pengembangan (Research
pada STAD dan Jigsaw diasumsikan dapat
and Development atau R&D). Model
menumbuhkan
pengembangan
suasana
menyenangkan
bagi siswa (Sanjaya, 2011).
digunakan
yaitu
mengacu pada model pengembangan Dick
Hasil penelitian Sukiman (2010)
yang
yang
membandingkan
& Carey (2009). Prosedur pengembangan
pengaruh
meliputi
analisis
kebutuhan
pembelajaran sains berbasis inkuiri (PSBI)
menentukan
dengan teknik kooperatif tipe STAD dan
indikator, analisis siswa dan konteks,
Jigsaw terhadap minat, dan hasil belajar,
merumuskan tujuan khusus pembelajaran,
ditemukan adanya pengaruh PSBI dengan
mengembangkan
teknik
dalam
pembelajaran,
meningkatkan minat dan hasil belajar
pembelajaran,
merancang
siswa. Hal senada juga diungkapkan
mengembangkan
evaluasi
Arizona
merevisi
STAD
kooperatif
(2013)
dapat
dan
Jigsaw
bahwa
pembelajaran
meningkatkan
hasil
tujuan,
untuk
merumuskan
perangkat
penilaian
mengembangkan
perangkat,
materi
dan
formatif,
mengembangkan
evaluasi sumatif. Tahapan-tahapan dalam
belajar kognitif siswa.
model pengembangan Dick and Carey
dapat dilihat pada Gambar 1.
Sebuah
model
pembelajaran
Sasaran penelitian pengembangan
kooperatif telah dikembangkan peneliti
yaitu
yaitu model pembelajaran kooperatif tipe
pembelajaran yang diakhiri dengan uji
KOSAJI
perangkat, sehingga dalam penelitian ini
yang
merupakan
kolaborasi
41
mengembangkan
perangkat
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA (JPPIPA), Juli 2016
dihasilkan produk perangkat pembelajaran
merupakan
Fisika
pelaksanaan
diperoleh
melalui
pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa
penilaian
ahli.
(LKS), instrumen tes hasil belajar kognitif,
validator ahli diminta untuk memberikan
dan angket sikap siswa terhadap fisika.
penilaian dan pendapat terhadap perangkat
berupa
rencana
informasi
kualitatif
analisis
Dalam
yang
instrumen
memvalidasi,
yang digunakan.
b. Uji Kelompok Kecil
Perangkat pembelajaran (Draft II)
selanjutnya diuji cobakan pada kelompok
kecil yang berjumlah 16 orang siswa yang
diperoleh
secara
acak.
Evaluasi
ini
bertujuan untuk memperoleh informasi
Gambar 1. Model Pengembangan Dick dan
mengenai
Carey (2009)
Evaluasi formatif
menyangkut
pembelajaran,
validitas
dosen
pembimbing.
Selain
guru
Fisika
berpengalaman.
Hasil
yang
evaluasi
kelompok
isi,
agar
itu,
II.
Hasil
evaluasi
menggunakan
kecil
dilakukan
untuk
dapat
dipergunakan
dalam
pembelajaran. Adapun indikator kelayakan
perangkat yang digunakan untuk validasi
sudah
adalah: 4 = sangat baik, 3 = baik, 2 =
ahli
kurang, dan 1 = sangat kurang. Dalam
menentukan skor ideal digunakan rumus:
untuk merevisi draf I dan hasil revisinya
draf
dengan
mengetahui kriteria kelayakan perangkat
selanjutnya dianalisis dan dijadikan acuan
disebut
dibuat
Hasil uji perangkat oleh ahli dan
perangkat pembelajaran dievaluasi juga
oleh
dan memberikan tanggapan
lapangan.
aspek
kebenaran konsep, maka draf dievaluasi
oleh
pembelajaran
disebut draft III) akan digunakan untuk uji
ketatabahasaan, kesesuaian materi dengan
indikator
model
pada
dari uji kelompok kecil ini (selanjutnya
untuk
mengetahui kualitas draf awal perangkat
terutama
dirancang
penilaian perangkat oleh siswa. Hasil revisi
a. Uji Ahli
I)
yang
telah
kecil, dan uji kelompok terbatas.
(draf
telah
sintaks
terhadap perangkat pembelajaran yang
uji ahli atau uji perorangan, uji kelompok
dilakukan
dan
keberlangsungan
membaca
perangkat dilakukan dalam dua tahap yaitu
ahli
naskah
KOSAJI yang diterapkan. Siswa diminta
Evaluasi formatif atau uji coba
Uji
keterbacaan
Skor ideal = skor tertinggi x jumlah butir
ahli
instrumen
42
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA (JPPIPA), Juli 2016
Sedangkan rumus yang digunakan untuk
Keterangan:
n
= Banyaknya peserta tes
X
= Skor tiap item
Y
= Skor Seluruh item responden uji
coba
r hitung = Koefisien korelasi antara variable
X dan Y
menentukan Skor perangkat (N) secara
keseluruhan adalah:
∑
=
100%
∑
Selanjutnya ditentukan rentang nilai (RN)
untuk
menentukan
kriteria
Distribusi (Tabel t) untuk α = 0,05 dan
perangkat
derajat kebebasan (dk = n-2). Kaidah
dengan rumus:
=
keputusan: Jika t
∑
sebaliknya
∑
t
hitung
hitung
> t tabel berarti valid,
≤ t
tabel
berarti tidak
valid (Sugiyono, 2011). Jika instrumen
c. Uji Kelompok Terbatas
Pada
tahap
ini
valid maka dilihat kriteria penafsiran
perangkat
mengenai indeks korelasinya (r). Adapun
pembelajaran digunakan oleh guru sebagai
kriteria yang digunakan menurut Riduwan
media pembelajaran di kelas. Uji ini
(2010) sebagai berikut:
merupakan langkah terakhir dari evaluasi
1. Antara 0,800 sampai dengan
: sangat tinggi
2. Antara 0,600 sampai dengan
: tinggi
3. Antara 0,400 sampai dengan
: cukup tinggi
4. Antara 0,200 sampai dengan
: rendah
5. Antara 0,000 sampai dengan
: sangat rendah (tidak valid)
formatif. Uji kelompok terbatas bertujuan
untuk mengetahui efektifitas dan sisi
praktis dari penerapan perangkat. Hasil uji
ini digunakan untuk mengetahui respon
siswa terhadap perangkat pembelajaran
dan kegiatan pembelajaran. Selain itu, juga
digunakan untuk pengujian instrumen tes
1,000
0,799
0,599
0,399
0,199
hasil belajar kognitif siswa meliputi uji
validitas, reliabilitas, indeks kesukaran,
Setelah harga koefisien validitas tiap
dan daya beda soal menggunakan rumus-
butir soal diperoleh, perlu dilakukan uji
rumus di bawah ini:
signifikansi untuk mengukur keberartian
1) Validitas
koefisien korelasi berdasarkan distribusi
kurva
Untuk mencari validitas tiap butir
normal
Product Moment Pearson sebagai berikut:
hitung

n XY   X  Y 

menggunakan
statistik uji-t dengan persamaan:
soal dapat dihitung dengan menggunakan
r
dengan
=

2
2
2
2
 n
  X  n Y   Y 

X


−2
1−
Keterangan:
t
= nilai hitung koefisien validitas
n = Banyaknya peserta tes
43
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA (JPPIPA), Juli 2016
x = Skor tiap item
y = Skor Seluruh item responden uji
coba
rxy = Koefisien korelasi antara variable X
dan Y
Untuk
mengetahui
valid
4
0,21 0,40
5
0,00 –
0,20
(Sumber: Arikunto, 2006)
atau
dengan
ttabel,
Sangat
rendah
3) Indeks Kesukaran Soal
tidaknya butir soal maka harga thitung
dibandingkan
Rendah
Indeks kesukaran butir-butir soal
dengan
ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
ketentuan jika thitung > ttabel, maka soal
=
dikatakan valid atau sebaliknya jika thitung ≤
ttabel, maka soal dikatakan tidak valid
(7)
(Riduwan, 2010).
Keterangan:
2) Reliabilitas
Reliabilitas soal tes, dihitung dengan
menggunakan
rumus
KR-20
(Kuder
Richardson), yaitu sebagai berikut:
11
=
−1
q
∑
k
s
s2
JS
= Jumlah seluruh siswa peserta tes
P
= Indeks kesukaran
2
Nilai P yang diperoleh selanjutnya
dikonversikan menurut klasifikasi indeks
= koofesien reliabilitas tes internal
seluruh item
= proporsi subjek yang menjawab
item dengan benar
=1-p (proporsi subjek yang
menjawab item dengan salah)
= jumlah hasil perkalian p dan q
= jumlah item dalam instrumen
= standar deviasi
= varians total
p
= Banyaknya siswa yang menjawab soal tersebut dengan
2−∑
Keterangan:
r11
B
kesukaran sebagai berikut:
0.00 < IK≤ 0.30: (Soal sukar)
0.31 < IK≤ 0.70: (Soal sedang)
0.71
<
Daya
3
mudah)
beda
butir-butir
soal
ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
=
Tabel 1. Kriteria Nilai Reliabilitas
2
(Soal
4) Daya Beda Soal
sebagai berikut:
Nilai
0,81 1,00
0,61 0,80
0,41 0,60
1.00:
(Arikunto, 2006).
Adapun kriteria reliabilitas soal adalah
No
1
IK≤
Kategori
Sangat
tinggi
Tinggi
−
Keterangan:
BA
BB
JA
JB
D
Cukup
tinggi
44
=
=
=
=
=
Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab so
Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab
Banyaknya peserta kelompok atas
Banyaknya peserta kelompok bawah
Daya pembeda
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA (JPPIPA), Juli 2016
Karena jumlah sampel kurang dari
model
pembelajran
KOSAJI
dengan
100 orang maka penentuan kelompok atas
menyusun instrumen tes hasil belajar yang
dan kelompok bawah dilakukan dengan
disesuaikan
cara mengurutkan siswa dari skor tertinggi
pembelajaran untuk mengetahui efektifitas
hingga terendah kemudian membagi siswa
perangkat yang dikembangkan. Skenario
menjadi 2 kelompok sama besar. Nilai D
pelaksanaan evaluasi sumatif adalah uji
yang diperoleh selanjutnya dikonversikan
awal
menurut
kooperatif tipe KOSAJI, dan uji akhir
klasifikasi
daya
beda
soal
(Arikunto, 2006) sebagai berikut:
berdasarkan
(pretes),
(postes).
kegiatan
Rancangan
indikator
pembelajaran
ujicoba
yang
D = Negatif, semuanya tidak baik, jadi semua digunakan dalam pengembangan ini adalah
butir soal yang mempunyai nilai D one group pretest-postest design.
negatif sebaiknya dibuang saja.
D
D
D
D
=
=
=
=
0,00 – 0,20
0,21 – 0,40
0,41 – 0,70
0,71 – 1,00
:
:
:
:
Kurang
Cukup
Baik
Baik Sekali
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian
ini
mengembangkan
sebuah model pembelajaran baru yaitu
model
Revisi Perangkat
pembelajaran
kooperatif
tipe
Revisi perangkat dilakukan terhadap
KOSAJI beserta perangkat yang terdiri
hasil yang diperoleh dari draf hasil uji
atas RPP, LKS, angket sikap siswa
kelompok terbatas sehingga tahap ini
terhadap fisika dan tes hasil belajar
merupakan revisi tahap akhir dan hasilnya
kognitif siswa.
merupakan
perangkat
baku
yang
Hasil Uji Validasi Ahli
selanjutnya dilakukan evaluasi sumatif.
Hasil penilaian uji validasi ahli pada
Evaluasi Sumatif terhadap Efektifitas
semua
perangkat
penelitian
termasuk
Perangkat
kategori sangat layak digunakan dengan
nilai rerata 94,99% seperti yang terlihat
Pada tahap ini dilakukan pengujian
pada Tabel 2.
perangkat pada kelas yang menerapkan
Tabel 2. Hasil Uji Validasi Ahli
No
Perangkat Penelitian
Skor Rata-rata
Keterangan
1
Model Pembelajaran KOSAJI
91,67%
Sangat layak digunakan
2
RPP KOSAJI
95,24%
Sangat layak digunakan
3
Angket Sikap terhadap Fisika
97,22%
Sangat layak digunakan
4
Tes Hasil Belajar Kognitif
95,00%
Sangat layak digunakan
45
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA (JPPIPA), Juli 2016
No
Perangkat Penelitian
Skor Rata-rata
Lembar Kerja Siswa
5
Keterangan
95,83%
Rata-rata
Sangat layak digunakan
Sangat
94,99%
layak
digunakan
menafsirkan
menyediakan lembar kegiatan siswa (LKS)
secara umum model pembelajaran KOSAJI
yang ringkas dan terarah tanpa mengurangi
dan perangkat pembelajaran yang telah
substansi yang terkandung pada indikator
dibuat siap untuk diimplementasikan pada
dan tujuan pembelajaran sehingga siswa
uji kelompok kecil. Beberapa masukan
dapat bekerja secara efektif dan efisien.
Hasil
validasi
ahli
yang penting dalam uji validasi ahli ini
berupa
langkah-langkah
pembelajaran
Hasil Uji Kelompok Terbatas
pada model KOSAJI yang tertuang dalam
Proses
pembelajaran
berlangsung
RPP belum nampak perbedaannya dengan
dengan sangat baik. Model pembelajaran
tipe STAD maupun Jigsaw. Berdasarkan
KOSAJI, RPP KOSAJI, dan LKS tidak ada
Saran tersebut maka dilakukan perbaikan
yang direvisi. Tes hasil belajar kognitif
pada model pembelajaran KOSAJI dan
diujicoba
RPP KOSAJI.
reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya
untuk
mengetahui
validitas,
beda. Hasil ujicoba menunjukkan bahwa
tes hasil belajar kognitif valid dan reliabel.
Hasil Uji Kelompok Kecil
Proses pembelajaran berlangsung
dengan
baik
walaupun
Semua
terdapat
perangkat
diimplementasikan
layak
pada
untuk
skala
kekurangan. Model pembelajaran KOSAJI,
luas/sumatif. Siswa dan guru merespon
RPP KOSAJI, dan LKS sebagian ada yang
sangat setuju terhadap implementasi model
direvisi. Siswa dan guru memberi respon
pembelajaran kooperatif tipe KOSAJI.
setuju
terhadap
implementasi
model
pembelajaran KOSAJI di dalam kelas.
Evaluasi Sumatif
Berdasarkan hasil observasi keterlaksanaan
Penerapan
model
pembelajaran
RPP pun pada tahap ini sudah berjelan
kooperatif tipe KOSAJI pada pembelajaran
dengan baik. Kelemahan yang terlihat
fisika efektif untuk meningkatkan hasil
dengan pembelajaran tipe KOSAJI pada
belajar kognitif siswa. Hal ini dapat dilihat
saat
dari
uji
kelompok
kecil
adalah
membutuhkan waktu yang cukup lama.
Namun hal
ini
bisa
rerata
peningkatan
hasil belajar
kognitif siswa berdasarkan hasil pretes dan
diatasi dengan
46
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA (JPPIPA), Juli 2016
postes (Tabel 3). Hasil belajar kognitif
atau pemahaman tentang subyek yang
siswa meningkat sebesar 41,93%.
diteliti.
Penelitian pengembangan yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah
Tabel 3. Data Pretes Hasil Belajar Kognitif
untuk mengembangkan sebuah model
Model Pembelajaran Kosaji
Model Pembelajaran
N
Rerata Pretes
KOSAJI
39
50,79
pembelajaran
baru
yaitu
model
pembelajaran
kooperatif
S. Dev
Rerata Postes
S. Dev
KOSAJI
7,70
(kolaborasi 87,46
STAD dan 3,75
JIGSAW) pada
pembelajaran fisika yang valid, praktis dan
Siswa yang memiliki sikap tinggi
efektif. Model penelitian pengembangan
dan rendah terhadap fisika mempunyai
yang digunakan mengacu pada model
hasil belajar kognitif yang hampir sama.
pengembangan Dick & Carey (2009).
Data pretes dan postes hasil belajar
Paradigma penelitian pengembangan
kognitif siswa dilihat dari sikap terhadap
menurut Visscher-Voerman (1999) terbagi
fisika pada model pembelajaran kooperatif
menjadi 4 yaitu: paradigma instrumental
tipe KOSAJI disajikan pada Gambar 2.
(instrumental
Rerata Postes;
X1Y1; 87,75
paradigma
komunikatif (communicative paradigm),
Rerata Postes;
X2Y1; 87,16
Nilai Penguasaan
Konsep
paradigm),
paradigma pragmatis (pragmatic paradigm)
Rerata Pretes;
X1Y1; 53,30
Rerata Pretes;
X2Y1; 48,16
dan paradigma artistik (artistic paradigm).
Rerata Pretes
Rerata Postes
Paradigma instrumental dicirikan dengan
planning-by-objective, yakni rencana yang
Sikap tinggi dan sikap rendah terhadap fisika pada model
KOSAJI
didasarkan
Gambar 2. Rerata sikap fisika siswa terhadap hasil
pada
tujuan.
Analisis
kebutuhan dan masalah dilakukan di awal
belajar kognitif
proses pengembangan dan rumusan tujuan
Keterangan:
merupakan pusat dari model. Paradigma
x 1y1: Responden yang memiliki sikap
komunikatif ditentukan oleh keterlibatan
tinggi terhadap fisika dengan
orang-orang dalam penelitian. Paradigma
strategi KOSAJI
pragmatis ditentukan
x 2y1: Responden yang memiliki sikap
oleh lingkungan
sebagai tempat untuk implementasi produk
rendah terhadap fisika dengan
dan penggunaannya. Paradigma artistik
startegi KOSAJI
berkaitan dengan realitas sosial.
Penelitian
didefinisikan
dan
sebagai
Penelitian
pengembangan
studi
pengembangan
model
pembelajaran kooperatif tipe KOSAJI
sistematis
memenuhi
terhadap pengetahuan ilmiah yang lengkap
paradigma
penelitian
pengembangan seperti yang dikemukakan
47
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA (JPPIPA), Juli 2016
oleh Visscher-Voerman. Pada penelitian
hanya
ini dilakukan analisis kebutuhan untuk
presentasi guru di kelas sebagaimana yang
menentukan tujuan pembelajaran di awal
ada dalam sintak pembelajaran kooperatif
penelitian. Langkah ini bertujuan untuk
tipe
mengetahui sasaran pembelajaran yang
mengemban tugas untuk menguasai materi
ingin dicapai. Secara spesifik, langkah ini
yang
dimaksudkan untuk mengetahui tujuan
sebagai
orientasi pembelajaran dan mengetahui
sebagaimana pada tipe Jigsaw. Setiap
tujuan
siswa dituntut untuk menguasai materi
pendukung
pencapaian
yang
tujuan
memudahkan
STAD,
pengetahuan
namun
mereka
dilimpahkan pada
anggota
saat
kelompok
dari
juga
mereka
ahli
tersebut.
tersebut sebelum mereka kembali ke
Adanya aktivitas kegiatan sosial antar
kelompok asal. Setiap siswa pun akan
subyek yaitu keterlibatan guru dan siswa
mendapatkan pengetahuan dari anggota
dalam proses pembelajaran memberikan
ahli lainnya sehingga pengetahuan yang
sebuah pencapaian dan kesimpulan yang
mereka
sama. Adanya implementasi produk dan
Berdasarkan kombinasi ini, komunikasi
penggunaannya merupakan bagian utama
dan
dari proses. Keberhasilan pengembangan
pembelajaran
model pembelajaran kooperatif tercermin
lebih banyak mereka lakukan baik bersama
dari peningkatan hasil belajar kognitif
guru maupun antar siswa. Secara tidak
siswa
langsung
selama
orientasi
mendapatkan
proses
pembelajaran
berlangsung.
Model
dapatkan
kerjasama
hal
menjadi
antar
dalam
kooperatif tipe KOSAJI
ini
berdampak
pada
pengetahuan yang mereka peroleh lebih
pembelajaran
kooperatif
bermakna karena lebih sering diulang
KOSAJI dalam penelitian ini memadukan
dibandingkan
hanya
sintaks pembelajaran kooperatif STAD dan
pembelajaran
kooperatif
Jigsaw. Siswa dibagi ke dalam kelompok-
maupun Jigsaw saja.
kelompok
siswa
utuh.
agar
STAD
Seperti yang dijelaskan oleh Slavin
membantu memahami materi pelajaran dan
(2011), berdasarkan teori siswa akan lebih
menyelesaikan tugas.
mudah menemukan dan memahami konsep
pembelajaran
dapat
tipe
saling
Model
kecil
menggunakan
tipe
yang sulit jika mereka mendiskusikan
dalam
konsep tersebut dengan teman sebayanya.
secara
kolaboratif
Strategi pembelajaran kooperatif tidak
sintaks
kombinasi
hanya berimplikasi pada hasil belajar
STAD dengan Jigsaw. Siswa-siswa yang
tersedia bagi semua siswa, tetapi juga
mengikuti model pembelajaran ini tidak
mengakibatkan proses pemikiran siswa
KOSAJI
kelompok
dengan
kooperatif
memfasilitasi
belajar
mengikuti
siswa
48
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA (JPPIPA), Juli 2016
lain tersedia bagi semua orang. Belajar
empirik yang menunjukkan hal ini adalah
secara kooperatif secara tidak langsung
rerata
akan memberikan pembelajaran kepada
kelompok siswa hampir sama. Hal ini
siswa
menjadi keunggulan tersendiri dari model
cara
teman-teman
sejawatnya
berhasil menyelesaikan masalah dalam
hasil
belajar
kognitif
kedua
pembelajaran kooperatif tipe KOSAJI.
satu kelompok melalui pendekatan mereka.
Sikap
merupakan
dimiliki
siswa
terhadap
sejumlah
oleh
siswa
fisika
informasi
yang
Kesimpulan
berdasarkan
hasil
dengan
penelitian adalah pengembangan model
pembelajaran fisika itu sendiri. Secara
pembelajaran kooperatif tipe KOSAJI pada
umum sikap siswa terhadap fisika berguna
pembelajaran fisika terbukti valid, praktis,
untuk mengetahui sejauh mana sikap siswa
dan efektif. Melalui penggunaan model
terhadap
pembelajaran KOSAJI diharapkan guru
pelajaran
terkait
KESIMPULAN
fisika
sebelum
mengikuti proses pembelajaran. Siswa
dan
yang memiliki sikap yang tinggi memiliki
mewujudkan
kecenderungan
belajar
menyenangkan. Bagi para peneliti lanjutan,
kognitif yang tinggi dan sebaliknya. Hasil
dapat mengembangkan penelitian serupa
ini sesuai dengan temuan Arizona (2013)
dengan pokok bahasan dan sampel yang
yang membuktikan ada korelasi yang
berbeda. Selain itu perlu digunakan metode
signifikan antara sikap dengan hasil belajar
kualitatif untuk mengungkapkan secara
kognitif siswa.
Hasil penelitian tersebut
mendalam
tentang
tidak
dengan
kekurangan
dari
sejalan
meraih
hasil
temuan
pada
siswa
dapat
bekerjasama
kondisi
belajar
kelebihan
model
untuk
yang
dan
pembelajaran
penelitian ini. siswa yang memiliki sikap
KOSAJI, sehingga dapat meningkatkan
tinggi memperoleh nilai hasil belajar
kualitas pembelajaran fisika.
kognitif hampir sama dengan siswa yang
memiliki sikap rendah terhadap fisika.
DAFTAR PUSTAKA
Temuan ini menunjukkan bahwa model
Arikunto, S. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
pembelajaran kooperatif tipe KOSAJI
efektif meningkatkan hasil belajar kognitif
Arizona, K. 2013. Pengaruh Media Tiga
Dimensi Kemagnetan Berbasis Inkuiri
melalui Strategi Koopertif terhadap
Kecakapan Sosial, Sikap Ilmiah dan
Hasil Belajar Kognitif Fisika Siswa
Kelas X. Tesis S2. Universitas
Mataram.
siswa tanpa menghiraukan sikap siswa
terhadap
fisika.
Model
pembelajaran
kooperatif tipe KOSAJI cocok untuk
diterapkan pada siswa yang memiliki sikap
tinggi
dan rendah pada fisika. Bukti
49
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA (JPPIPA), Juli 2016
Dick, Walter, Lou Carey, dan James O.
Carey, 2009. The Systematic Design of
Instruction, Seventh Edition. New
Jersey Columbus, Ohio: Pearson.
Sugiyono.
2011.
Statistika
Penelitian. Bandung: Alfabeta.
untuk
Sukiman, M. S. 2010. Efektivitas
Penerapan Model Pembelajaran Sains
Berbasis Inkuiri melalui Strategi
Kooperatif terhadap Perkembangan
Sikap Ilmiah dan Minat serta Hasil
Belajar Biologi Siswa SMPN 2
Mataram. Tesis S2. Universitas
Mataram.
Ibrahim, M., Rachmadiati, F., Nur, M. &
Ismono.
2000.
Pembelajaran
Kooperatif.
Pusat
Sains
dan
Matematika
Sekolah.
Program
Pascasarjana
UNESA.
Surabaya:
University Press.
Nur, M., dan Wikandari, P.R. 2000.
Pengajaran Berpusat kepada Siswa
dan Pendekatan Konstruktivis dalam
Pengajaran. Pusat Studi Matematika
dan IPA Sekolah UNESA. Surabaya:
University Press
Vissher-Voerman, Gustafson, Plomp.
1999.
Educational
Design
and
Development: An Overview of
Pradigms. Dalam Pomp, T; Nieveen,
N; Gustafson, K; Branch, R.M; dan
Van den Akker, J. (eds). Design
Approaches and Tools in Education
Riduwan. 2010. Metode dan Teknik
Menyusun Tesis. Jakarta: Alfabeta.
Sanjaya, W. 2011. Perencanaan dan
Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Slavin, R. E. 2011. Psikologi Pendidikan
Teori dan Praktik Jilid II Edisi
Kesembilan. Penerjemah Marianto
Samosir. Jakarta: Indeks.
50
Download