34 percobaan ii aplikasi rangkaian jembatan

advertisement
PERCOBAAN II
APLIKASI RANGKAIAN JEMBATAN WHEATSTONE DAN
PENGUKURAN “NULL BALANCE” (KESETIMBANGAN NOL) KE
PENGUKURAN RESISTANSI DAN TEGANGAN
A.
TUJUAN
1.
Mengetahui prinsip dasar rangkaian Jembatan Wheatstone untuk
pengukuran resistansi.
2.
Mengetahui maksud dari “Null Balance “.
3.
Mengetahui ekspresi untuk menghitung resistansi yang tidak diketahui
dari nilai rangkaian pada kondisi seimbang (balance).
4.
Mengetahui bahwa ketepatan pengukuran tidak tergantung pada
ketepatan meter atau besar tegangan sumber.
5.
Mengetahui aplikasi dari rangkaian resistansi tiga kawat.
6.
Mengetahui aplikasi dari metode null ke pengukuran tegangan .
7.
Mengetahui fasilitas yang dimiliki digiac 1750 dan aplikasinya ke
pengukuran dari resistansi dan tegangan
B.
TEORI DASAR
1.
Rangkaian Jembatan Wheatstone
Gambar 2.1 menunjukkan rangkaian dasar dari jembatan
wheatstone, terdiri dari empat resistor dan sebuah meter tengah nol
yang sensitive dihubungkan ke sumber DC.
R2
R1
D.C
Supply
G
R3
R4
Gambar 2.1 Rangkaian Jembatan Wheatstone
34
R1, R2 dan R4 adalah resistor tetap, R3 adalah resistor variable
dan dikalibrasi maskimal dan R4 adalah resistor yang tidak diketahui
harganya dan akan diukur.
Selama pengukuran R3 diatur sehingga tidak ada arus yang
mengalir pada rangkaian galvanometer, yaitu arus galvanometer
adalah nol atau “null”. Pada kondisi ini, jembatan dikatakan
diseimbangkan atau “balanced“. Inilah maksud dari “null balance”.
Dari nilai yang telah diketahui dari R1,R2 dan R3 pada kodisi
seimbang, nilai R4 dapat dihitung dengan :
R4 
R2
XR3
R1
Pernyataan diatas didapatkan sebagai berikut :
Tidak adanya arus pada rangkaian galvanometer, tegangan pada
kedua hubungan pada galvanometer harus pada harga yang sama. Ini
berarti bahwa tegangan melewati R1 dan R2 harus pada harga yang
sama dan sama pada tegangan R3 dan R4 harus pada harga yang
sama.
Tidak adanya arus pada galvanometer, arus pada R1 harus sama
dengan arus dari R3 dan arus pada R2 harus sama dengan arus di R4.
Bila arus I1 melewati R1 dan R3 dan arus I2 mengalir R2 dan R4
I1R1 = I2R2 …….(1)
I1R3 = I2R4 …….(2)
Bagi pernyataan (1) dengan pernyataan (2)
I1R1 I 2 R 2
R1 R 2
=
&
=
I1R3 I 2 R 4
R3 R 4
R4 =
R2
x R3
R1
Resistansi tak diketahui R4 tergantung pada harga dari ratio R2 :
R1 dan harga dari R3 pada kodisi seimbang.
35
Resistor R1 dan R2 normalnya menunjukkan “ratio arms” dari
jembatan.
Catatan :
 Harga dari tegangan sumber atau besarnya arus yang mengalir pada
resistor tidak mempengaruhi hasil. Artinya tegangan sumber tidak
perlu distabilkan dan arus pada rangkaian dapat ditetapkan pada
harga rendah untuk komponen yang mana efek pemanasan sendiri
dari arus yang mengalir data mempengaruhi hasil.
 Akurasi galvanometer arus tidaklah penting, sejak dalam keadaan
diseimbangkan
dan
arus
pada
galvanometer
adalah
nol.
Karakteristik utama yang diperlukan untuk galvanometer adalah
resistansi rendah dari sensitivitas tinggi sehingga pembiasan kecil
tegangan dari nol menghasilkan pembacaan dengan skala yang
benar.
2.
Rangkaian Pengukuran Resistansi Tiga Kawat
Beberapa rangkaian transduser
resistansi,
transduser dapat
disituasikan relative jarak besar dari rangkaian jembatan dan
karenanya resistansi dari kabel penghubung mungkin penting dan
dapat mempengaruhi hasil. Untuk situasi ini hubungan tiga kawat
digunakan.
R2
R1
D.C
Supply
G
Long Leads
R3
R2
R1
2 - Wire
D.C
Supply
G
Long Leads
R3
3 - Wire
R4
(a)
R4
(b)
Gambar 2.2 Rangkaian Pengukuran Resistansi Ttiga Kawat
36
Gambar 2.2(a) menunjukkan rangkaian transduser R4 disituasikan
diatur dari jembatan dan dihubungkan lewat dua kawat. Resistansi dari
dua kawat ini akan dimasukan dalam pengukuran dari R4.
Gambar 2.2(b) menunjukkan susunan dari tiga kawat. Salah satu
kawat transduser sekarang diikutkan dalam rangkaian R2 dan yang
lainnya dalam rangkaian R4. Kedua rangkaian oleh karenanya akan
dipengaruhi secara sama dan kondisi seimbang tidak akan
dipengaruhi. Kawat tambahan dalam rangkaian galvanometer tidak
mempunyai pengaruh pada keadaan seimbang, sejak tidak ada arus
yang mengalir pada galvanometer pada kondisi ini
3.
Pengukuran Tegangan Menggunakan Metode “Null Balance”
a. Metode I
Resistor variable dikalibrasi, sumber tegangan dikalibrasi dan
galvanometer diperlukan, serta dihubungkan seperti gambar 3.
+
R1
Unknow
Voltage
Rt
G
R2
Standar
Voltage
+
-
-
Gambar 2.3 Pengukuran Tegangan Menggunakan Metode “Null
Balance”
Posisi penggeser dari resistor variable diatur sampai rangkaian
seimbang (tidak ada arus pada rangkaian galvanometer) .Pada kondisi
ini, tegangan mengalir dibagian R2 dari resistansi variable adalah sama
dengan harga standar dari tegangan standard dan tegangan tak
diketahui dapat dihitung dengan :
Tegangan tak diketahui =
Rt
R2
x tegangan standar
Kekurangan metode ini adalah :
37
1.
Sumber tegangan yang tak diketahui dibebankan dengan resistor
variable dan karenanya tegangan dapat terpengaruhi.
2.
Metode ini hanya memungkinkan pengukuran tegangan
melebihi harga standar yang diketahui
b. Metode II
Metode ini membutuhkan penambahan sumber DC dari jarak
tegangan melampaui harga maksimum dari tegangan tak diketahui
yang akan diukur dan resistansi variable Rs, rangkaian ditunjukkan
pada gambar 2.4
Rs
+
R1
Rt
-
G
R2
Unknow
Voltage
Standar
Voltage
+
-
Gambar 2.4 Pengukuran Tegangan Menggunakan Metode “Null
Balance”
untuk pengukuran tegangan naik ke harga tegangan standar,
penggeser resistor variable diatur ke posisi maksimumnya dan
galvanometer dihubungkan ke sumber tegangan standar, harga dari Rs
diatur sampai tidak ada arus pada galvanometer (rangkaian
diseimbangkan).
Resistansi maksimum (Rt) kemudian dikalibrasikan untuk
mendapatkan harga tegangan standar. Untuk mengukur tegangan tak
diketahui, galvanometer dihubungkan ke tegangan tak diketahui dan
posisi penggeser diatur lagi untuk rangkaian seimbang. Bagian R2
pada kondisi seimbang menampilkan jarak dari tegangan tak
diketahui.
Tegangan tak diketahui =
Rt
x Tegangan Standar
R2
38
untuk pengukuran tegangan yang lebih tinggi dari tegangan sumber,
resistor variable dapat dikalibrasikan terhadap tegangan standar
dengan penggeser diatur pada posisi yang lebih rendah dari
maksimum. Pengaturan ini akan menampilkan besar yang sama
dengan tegangan standar.
Keseimbangan dengan tegangan tak diketahui menghasilkan
seperti yang sebelumnya tegangan yang tak diketahui dihitung dari :
Teg. tak diketahui =
R 2(dihubungkan ke tak diketahui )
x Teg.Standar.
R 2(dihubungkan ke s tan dar
Metode ini, tidak ada arus yang diambil dari tegangan sumber tak
diketahui pada kondisi yang seimbang dan karenanya rangkaian tidak
terbebani. Tegangan yang dihasilkan haruslah akurat dengan batas
keakurasian dari resistor variable
4.
Fasilitas DIGIAC 1750
Gambar 2.5 menunjukkan jembatan wheatstone yang disediakan
DIGIAC 1750. Potensiometer 10 putaran berkualitas tinggi disediakan
untuk memenuhi fungsi dari resistor R1 dan R3 dalam rangkaian
jembatan wheatstone yang telah dibahas sebelumnya
Wheatstone Bridge
Fine
Reading
D
12 kOhm
A
C
3
B
Coarse
10 Turn
Resistor
0V 1V
Out
In
Rx
Gambar 2.5 Fasilitas DIGIAC Menggunakan Jembatan Wheatstone
Resistor sebesar 12 K Ohm dan resistor tak diketahui disediakan
oleh R2 dan R4 dari rangkaian sebelumnya. Saklar disediakan untuk
mengaktifkan rangkaian resistor tak diketahui dan memungkinkan
pengukuran untuk resistor tak diketahui yang lain yang dihubungkan
antara soket C dan hubungan 0V
39
Tegangan standar 1 V terdapat pada soket B. Potensiometer
berharga 10 K Ohm dengan ketidak linearan maksimum adalah 1,25
%. Tombol “fine” dikalibrasikan 0 – 100 dalam langkah 2, dan
pembacaan “coarse”
dikalibrasikan 0 – 10 sehingga memungkinkan pembacaan
dihasilkan dari putaran dengan resolusi 1, ini mewakili resolusi dari
10 ohm
Meter kumparan putar dapat digunakan sebagai instrument
penunjuk tengah nol, tapi sejak diatur sebagai voltmeter 10 V,
sensivitasnya tidak mampu berfungsi langsung sebagai sebuah
galvanometer. Kita dapat mengatasi masalah ini dengan menggunakan
sebuah amplifier differensial diikuti dengan amplifier penguatan
tinggi DC, amplifier no.1 atau 2, untuk menjalankan voltmeter.
C.
GAMBAR PERCOBAAN
1. Pengukuran
Resistansi
dengan
Menggunakan
Sebuah
Rangkaian Jembatan Wheatstone
+5V
Amp #1
D
12 kOhm
+
B Diff.Amp
C
A
-
3
0V
Rx
A
1
100
Offset 10
0V
0,1Fine1,0
Gambar 2.6 Pengukuran Resistansi dengan Rangkaian Jembatan
Wheatstone
40
2. Pengukuran Tegangan dengan Menggunakan Cara “Null
Balance” (Metode I):
+5V
C
Amp #1
D
12 kOhm
10 kOhm
A
3
1
100
Offset 10
B
B
0V
B Diff. Amp
A
0,1Fine1,0
+
V
0V
A
Gambar 2.7 Pengukuran Tegangan dengan Cara “Null Balance”
dengan Menggunakan 10 Resistor Wirewound
3. Pengukuran Tegangan dengan Menggunakan Metode “Null
Balance” (Metoda II)
+5V
C
100 kOhm
B
Amp #1
C
D
10 kOhm
B
12 kOhm
1
100
Offset 10
A
3
B
0,1Fine1,0
0V
A
B Diff. Amp
A
V
+
0V
A
Gambar 2.8 Pengukuran Tegangan Menggunakan Metode “Null
Balance” dengan Jembatan Wheatstone
41
D.
ALAT DAN BAHAN
1. Alat dan Bahan Percobaan 1 :
Pengukuran Resistansi dengan Menggunakan Sebuah Rangkaian
Jembatan Wheatstone.
a. Jembatan Wheatstone
1 buah
b. Amplifier diferensial
1 buah
c. Amplifier # 1
1 buah
d. Voltmeter kumparan putar 10 - 0 - 10 V
1 buah
e. Resistor kawat gulung 10 kΩ
1 buah
f. Jumper/Kabel Penghubung secukupnya
2. Alat dan Bahan Percobaan 2 :
Pengukuran Tegangan dengan Menggunakan Cara “null balance”
(Metode 1)
a. Resistor kawat gulung 10 k
1 buah
b. Jembatan Wheatstone dengan sumber tegangan 1 V
1 buah
c. Amplifier diferensial
1 buah
d. Amplifier #1
1 buah
e. Kumparan putar
1 buah
f. Voltmeter digital 20 V
1 buah
g. Jumper/Kabel Penghubung
secukupnya
3. Alat dan Bahan Percobaan 3 :
Pengukuran Tegangan dengan Menggunakan Cara “null balance”
(Metode 2)
a. Jembatan wheatstonedengan sumber tegangan 1 V
1 buah
b. Amplifier diferensial
1 buah
c. Amplifier #1
1 buah
d. Kumparan putar
1 buah
e. Voltmeter digital 20 V
1 buah
f. Resistor kawat gulung 10 k
1 buah
g. Resistor putaran 100 k/ resistor geser karbon 10 k
1 buah
h.
Jumper/Kabel Penghubungsecukupnya
42
E. LANGKAH KERJA
1. Langkah Kerja Percobaan 1 :
Pengukuran Resistansi dengan Menggunakan Sebuah Rangkaian
Jembatan Wheatstone.
a. Pertama-tama atur konfigurasi amplifier dan meter yang membentuk
sensifitas galvanometer sehingga nol menghasilkan output nol ketika
pengukuran maksimum.
b. Hubungkan meter dan amplifier seperti gambar percobaan18, tapi
dengan input + dan - amplifier diferensial dihubung singkat dengan
sebuah kabel sehingga input adalah nol. Atur kontrol penguatan
“coarse” amplifier # 1 ke 10 dan "fine" ke 1.0.
c. Nyalakan sumber tegangan dan atur kontrol "offset" sehingga meter
kumparan putar menunjukkan sekitar nol. Lalu atur kontrol "coarse" ke
100 dan atur ulang kontrol "offset" agar output tepat nol.
d. Sakelar rangkaian jembatan Wheatstone diset ke IN, hingga terhubung
pada rangkaian resistor tak diketahui, atur kontrol "coarse" amplifier #1
ke 10 dan hubungkan rangkaian seperti gambar percobaan18.
e. Atur kontrol resistor 10 putaran sehingga meter kumpatan putar
membaca kira-kira nol, kemudian atur kontrol "coarse" ke 100 dan atur
resistor 10 putaran sehingga tepat untuk pembacaan meter sama dengan
nol (untuk jembatan pada kondisi seimbang).
Pembacaan putaran
Resistansi R3 = 10 x pembacaan putaran
Resistansi R1 = 10,000 - R3
=
=
Resistansi R2
Resistansi tak diketahui R4 =
= 12,000 Ohm
R2
x R3
R1
f. Cobalah pengukuran resistansi yang lain agar anda lebih terbiasa
dengan peralatan ini. Atur sakelar Jembatan Wheatstone ke OUT untuk
memindahkan resistor tak diketahui yang berlabel Rx dari rangkaian dan
43
hubungkan resistor kawat gulung 10 kΩ di A dan B ke rangkaian
Jembatan Wheatstone di C dan 0 V.
g. Putar maksimum resistor 10 kΩ, pengaturan 10 ukur resistansi sebagai
berikut.
1) Periksa bahwa offset amplifier telah diatur dengan tepat, atur bila
perlu.
2) Dengan kontrol "coarse" amplifier no 1 ke 10, hasilkan kira-kira
kondisi seimbang dengan mengatur resistor 10 putaran.
3) Atur kontrol "coarse" amplifier ke 100 dan hasilkan keseimbangan
terakhir. Catat pernbacaan putaran dan masukkan harga, pada tabel
7.
h. Ulangi langkah pengukuran resistansi resistor 10 kΩ untuk semua
pengaturan dari 10 ke 1, masukkan pembacaan putaran pada tabel7.
2. Langkah Kerja Percobaan 2 :
Pengukuran Tegangan dengan Menggunakan Cara “null balance”
(Metode 1)
a. Pertarna-tama atur kontrol "offset" Amplifier # 1, gunakan langkah yang
sama seperti pada percobaan pertama, dengan input amplifier diferensial
dihubungkan dan penguatan "fine" amplifier # 1 diatur 1.0, atur "offset"
sekitar output nol dengan penguatan "coarse" diatur pada 10 dan terakhir
atur untuk nol dengan penguatan diatur pada 100.
b. Hubungkan rangkaian seperti garnbar percobaan19 dan pindahkan
sakelar rangkaian Jembatan Wheatstone, ke OUT untuk tidak
menghubungkan resistor 12 kΩ dan resistor tak diketahui dari rangkaian.
c. Atur penguatan “coarse” amplifier # 1 ke 10 dan atur output dari
resistor kawat gulung 10 kΩ ke 4V seperti ditunjukkan dengan
multimeter digital yang menampilkan tegangan tak diketahui.
d. Atur resistor 10 putaran sekitar kondisi seimbang dan hasilkan
keseimbangan akhir dengan penguatan "coarse" amplifier # 1 diatur ke
100. Catat pembacaan putar pada keseimbangan, masukkan harga pada
tabel8 dan hitung harga tegangan tak diketahui dari:
44
tegangan tak diketahui 
1000
x standar
pembacaan putar
1000

x 1 Volt
pembacaan putar
e. Ulangi langkah ini dengan input tegangan "tak diketahui" diatur untuk
tiap harga ditunjukkan pada tabel 8 masukkan harga pembacaan dan
penghitungan tegangan untuk tiap harga.
f. Set tegangan yang tak diketahui untuk 2.0V dan dalam
kondisi
seimbang. Dengan pembacaan putar kira-kira 0500, menandakan
tegangan 2.0V.
g. Sekarang pindahkan koneksi dari keluaran resistor wirewound (Soket
B) dengan Jembatan Wheatstone (Soket D) dan catat nilai yang
ditunjukkan kembali oleh tegangan yang tak diketahui dari voltmeter
digital.
3. Langkah Kerja Percobaan 3 :
Pengukuran Tegangan dengan Menggunakan Cara “null balance”
(Metode 2)
a. Lakukan langkah pengaturan ”offset” seperti pada percobaan
sebelumnya, lalu hubungkan rangkaian seperti gambar 20tapi hanya
yang bergaris tebal, gunakan resistor 100 kΩ.
b. Atur resistor 10 putaran ke pengaturan maksimumnya (1000), dan atur
resistor 100 kΩ untuk kondisi seimbang (meter kumparan putar
menunjuk ke nol). Atur kontrol coarse gain amplifier # 1 ke 10 lalu ke
100 selama dilakukan penyeimbangan. Setelah selesai, resistor 10
putaran telah dikalibrasi sehingga pembacaan skala maksimal 1000
mewakili tegangan 1.000 V.
c. Hubungkan soket A amplifier diferensial ke tegangan tak diketahui
seperti garis terputus-putus pada gambar 20.
d. Atur tegangan tak diketahui ke harga rendah, katakanlah 0,25 V. Atur
resistor 10 putaran untuk kondisi seimbang. Pembacaan di resistor ini
menampikan harga dan tegangan tak diketahui.
45
e. Masukkan harga ke tabel 9 dan bandingkan dengan pembacaan yang
ditunjukkan oleh meter digital.
f. Mengukur nilai-nilai urutan tegangan keluaran yang dapat diperoleh
meskipun resistor 10KΩ ledih rendah dari pengaturan nol dan masukan
nilai-nilai itu dalam Tabel 10.
g. Ulangi langkah di atas untuk, input tegangan tak diketahui yang lain
dengan range 0 – 1V.
h. Ganti resistor 100kΩ yang telah dikalibrasi dengan 10kΩ slider dan
ganti juga +12V masukannya dengan +5V.
i. Set angka pengaturan kontrol dari 10 resistor dengan ketentuan 0100
dan hubungkan soket A penguat diferensial ke soket B Jembatan
Wheatstone seperti yang ditunjukkan dalam gambar 20.
j. Lakukan penyesuaian 10kΩ resistor slider dengan ketentuan dalam
keadaan seimbang. Ketika selesai, putar resistansi ke 10 yang telah
dikalibrasi sedemikian sehingga dengan skala pembacaan putar 0100.
Dengan begitu tegangannya juga 1.00 V dan skala pembacaan
maksimum 1000 akan menghasilkan tegangan 10V.
k. Hubungkan soket A penguat diferensial ke soket B 10kΩ wirewound
resistor seperti yang ditunjukkan dengan titik dalam gambar 8 dan
tegangan " yang tak diketahui" pada posisi 0-10V dalam rangkaian itu.
Catat hasil pembacaan putar dalam keadaan seimbang untuk masingmasing pengaturan tegangan dan masukan nilai-nilai itu dalam tabel 11.
.
46
Download