unsur komunikasi - Universitas Mercu Buana

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
INTERPERSONNAL COMMUNICATION SKILL
PEMAHAMAN MEMBERI UMPAN BALIK DAN
MEMBUJUK
Fakultas
Program Studi
Ilmu Komunikasi
Advertising & Marketing
Communications
Tatap Muka
Kode MK
Disusun Oleh
04
MK43029
Sari Widuri, SE, MSi.
Abstract
Kompetensi
Modul ini membahas tentang kemampuan
memberi umpan balik dan membujuk.
Setelah mengikuti mata kuliah ini
diharapkan mahasiswa dapat memahami
pentingya memiliki kemampuan memberi
umpan balik dan membujuk; menjelaskan
cara memberi umpan balik dan membujuk
yang terukur dan mengaplikasikannya
dalam berbagai kesempatan di kehidupan
dunia kampus dan dunia kerja serta
kehidupan sehari-hari.
UNSUR – UNSUR KOMUNIKASI
Komunikasi sangatlah penting dalam kehidupan manusia,karena dengan berjalan intensifnya
sebuah komunikasi, maka akan membuat lebih baik suatu kualitas,baik dalam hubungan
kedekatan dengan orang lain maupun hubungan dalam pekerjaan dan pendidikan yang
lebih baik. Dibawah ini akan dijelaskan pengertian komunikasi,apa itu sebuah komunikasi
dan bagaimana komunikasi itu bisa terjadi.
Komunikasi adalah keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, dimana
dapat kita lihat komunikasi dapat terjadi pada setiap gerak langkah manusia. Manusia adalah
makhluk sosial yang tergantung satu sama lain dan mandiri serta saling terkait dengan orang
lain dilingkungannya. Satu-satunya alat untuk dapat berhubungan dengan orang lain
dilingkungannya adalah komunikasi baik secara verbal maupun non verbal (bahasa tubuh
dan isyarat yang banyak dimengerti oleh suku bangsa).
Komunikasi merupakan hal yang pasti dilakukan oleh manusia dalam kehidupannya,
demikian juga dengan hewan. Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia
dalam menjalani kehidupannya. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering berkomunikasi dan
tanpa sadar terus menerapkan prinsip-prinsip berkomunikasi. Bahkan seorang bayi pun
sudah dapat melakukan komunikasi, seperti ketika ia menangis itu bisa jadi menandakan
bahwa ia sedang lapar atau tidak nyaman. Maka jelaslah bahwa komunikasi adalah hal
penting yang harus dipelajari dan dipahami.
Setiap perilaku dapat menjadi komunikasi bila kita memberi makna terhadap perilaku orang
lain atu perilaku kita sendiri. Setiap orang akan sulit untuk tidak berkomunikasi karena setiap
perilaku berpotensi untuk menjadi komunikasi untuk ditafsirkan. Pada saat seseorang
tersenyum maka itu dapat ditafsirkan sebagai suatu kebahagiaan, ketika orang itu cemberut
maka dapat ditafsirkan bahwa ia sedang ngambek. Ketika seseorang diam dalam sebuah
dialog itu bisa diartikan setuju, malu, segan, marah, atau bahkan malas atau bodoh. Dalam
kehidupan sehari-hari kita sering berkomunikasi dan tanpa sadar terus menerapkan prinsipprinsip berkomunikasi. Komunikasi pada dasarnya dapat terjadi dalam berbagai konteks
kehidupan.
‘13
2
Integrated Marketing Communications 2
Sari Widuri, Se, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu pihak kepada
pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Pada umumnya, komunikasi
dilakukan dengan menggunakan kata-kata (lisan) yang dapat dimengerti oleh kedua belah
pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi
masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap
tertentu, cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.
Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman. Melalui komunikasi,
sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain. Akan
tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan
sama oleh penerima pesan tersebut. Hal yang pertama dilakukan adalah memahami bentuk
dasar komunikasi. Karena seorang komunikator yang baik harus memiliki beberapa alat
komunikasi yang menunjang dalam menyampaikan suatu pesan. Seperti bagaimana cara
menempatkan kata dalam suatu komunikasi sehingga memiliki arti dan bisa menarik minat
dan simpati dari para pendengarnya dan mengajak peserta untuk ikut aktif dalam
berkomunikasi seperti dalam kegiatan diskusi.
Komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan individu-individu dalam suatu
hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan
untuk beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain. Dari pengertian komunikasi
sebagaimana diutarakan di atas, adanya sejumlah komponen atau unsur yang dicakup, yang
merupakan persyaratan terjadinya komunikasi. Komponen-komponen tersebut sebagaimana
yang sudah diuraikan di atas terdiri dari : komunikator (orang yang menyampaikan pesan),
pesan (pernyataan yang didukung oleh lambang), komunikan (orang yang menerima pesan),
media (sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan jauh tempatnya atau
banyak jumlahnya), efek (dampak sebagai pengaruh dari pesan).
‘13
3
Integrated Marketing Communications 2
Sari Widuri, Se, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Bagan 02: Komponen Komunikasi
1.
Source / Pengirim pesan (sender) dan isi pesan/materi
Pengirim pesan adalah orang yang mempunyai ide untuk disampaikan kepada seseorang
dengan harapan
dapat dipahami oleh orang yang menerima pesan sesuai dengan yang
dimaksudkannya. Pesan adalah informasi yang akan disampaikan atau diekspresikan oleh
pengirim pesan. Pernyataan sebagai paduan pikiran dan perasaan, dapat berupa ide,
informasi, keluhan, keyakinan, imbauan, anjuran, dan sebagainya. Pernyataan tersebut
dibawakan oleh lambang, umumnya bahasa. Dikatakan bahwa umumnya bahasa yang
dipergunakan untuk menyalurkan pernyataan itu, sebab ada juga lambang lain yang
dipergunakan, antara lain adalah gerakan anggota tubuh - gambar, warna, dan sebagainya.
Pesan dapat verbal atau non verbal dan pesan akan efektif bila diorganisir secara baik dan
jelas.
2.
Encoding Message / Simbol/ Isyarat Pesan
Pada tahap ini pengirim pesan membuat kode atau simbol sehingga pesannya dapat
dipahami oleh orang lain. Biasanya seorang manajer menyampaikan pesan dalam bentuk
kata-kata, gerakan anggota badan, (tangan, kepala, mata dan bagian muka lainnya). Tujuan
penyampaian pesan adalah untuk mengajak, membujuk, mengubah sikap, perilaku atau
menunjukkan arah tertentu. Melambaikan tangan, mengedipkan mata, mencibirkan bibir,
atau menganggukkan kepala adalah lambang untuk menunjukkan perasaan atau pikiran
seseorang. Gambar, apakah itu foto, lukisan, sketsa, karikatur, diagram, grafik, atau lainlainnya, adalah lambang yang biasa digunakan untuk menyampaikan pemyataan seseorang.
‘13
4
Integrated Marketing Communications 2
Sari Widuri, Se, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Demikian pula warna, seperti pada lampu lalu lintas: merah berarti berhenti, kuning berarti
siap, dan hijau berarti berjalan; kesemuanya itu lambang yang dipergunakan polisi lalu lintas
untuk menyampaikan instruksi kepada para pemakai jalan.
3.
Channel / Media
Adalah alat untuk penyampaian pesan seperti ; TV, radio surat kabar, papan pengumuman,
telepon dan lainnya. Pemilihan media ini dapat dipengaruhi oleh isi pesan yang akan
disampaikan, jumlah penerima pesan, situasi dsb. Di antara sekian banyak lambang yang
biasa digunakan dalam komunikasi adalah bahasa, sebab bahasa dapat menunjukkan
pemyataan seseorang mengenai hal-hal, selain yang kongkret juga yang abstrak, baik yang
terjadi saat sekarang maupun waktu yang lalu dan masa yang akan datang. Tidak demikian
kemampuan lambang-lambang lainnya.Yang penting dalam komunikasi ialah bagaimana
caranya agar suatu pesan yang disampaikan komunikator itu menimbulkan dampak atau
efek tertentu pada komunikan.
4.
Mengartikan kode/isyarat
Setelah pesan diterima melalui indera (telinga, mata dan seterusnya) maka si penerima
pesan
harus dapat mengartikan
simbul/kode dari pesan tersebut, sehingga dapat
dimengerti /dipahaminya.
5.
Penerima pesan
Penerima pesan adalah orang yang dapat memahami pesan dari sipengirim meskipun
dalam bentuk kode/isyarat tanpa mengurangi arti pesan yang dimaksud oleh pengirim
6.
Respons (feedback)
Respons adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan dalam bentuk
verbal maupun nonverbal. Arti harfiah kata ini adalah “memberi makan kembali”, tapi makna
yang sebenarnya adalah “memberi masukan kembali”. Tanpa respons seorang pengirim
pesan tidak akan tahu dampak pesannya terhadap si penerima pesan. Respons dapat
disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain yang bukan penerima pesan. Respons
yang disampaikan oleh penerima pesan pada umumnya merupakan respons langsung yang
mengandung pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan apakah pesan itu
akan dilaksanakan atau tidak. Respons yang diberikan oleh orang lain didapat dari
pengamatan pemberi respons terhadap perilaku maupun ucapan penerima pesan. Pemberi
respons menggambarkan perilaku penerima pesan
sebagai reaksi dari pesan yang
diterimanya. Respons bermanfaat untuk memberikan informasi, saran yang dapat menjadi
‘13
5
Integrated Marketing Communications 2
Sari Widuri, Se, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
bahan pertimbangan dan membantu untuk menumbuhkan kepercayaan serta keterbukaan
diantara komunikan, juga respons dapat memperjelas persepsi.
Keberhasilan komunikasi ini bila ditinjau dari segi keilmuan, maka dapat ditelaah
berdasarkan unrsur-unsur yang ada di dalamnya, yaitu komunikator, pesan, media,
komunikan, dan umpan balik. Kelima unsur yang merupakan hasil kajian Harold Laswell ini
saling berkaitan dan mempengaruhi. Di antara kelima unsur ini, umpan balik merupakan
unsur yang paling penting dalam menentukan keberhasilan komunikasi.
Seseorang menerima umpan balik dari pesan orang tersebut. Jadi, umpan balik (feedback)
merupakan satu-satunya elemen yang dapat ’menjudge’ apakah komunikasi yang telah
berlangsung berhasil atau gagal. Keberlangsungan komunikasi yang dibangun sebelumnya
ditentukan oleh umpan balik sebagai bentuk penilaian. Dengan mengetahui umpan balik
yang dikirimkan oleh komunikan, maka sebagai komunikator, kita akan dapat langsung
mengetahui apakah tujuan dari pesan kita tersampaikan atau tidak. Apakah umpan balik itu
berupa respon negatif ataupun respon positif.
Umpan balik umumnya disampaikan dalam bahasa verbal dan non verbal. Bahasa verbal
adalah rangkaian kata atau kalimat yang kita sampaikan kepada komunikator untuk memberi
respon atas pesan yang disampaikan oleh komunikator. Komunikator yang efektif mestilah
menjadi peka terhadap semua tanda yang diberitahukan kepadanya, karena umpan balik
bersifat meminta klarifikasi tentang arti pesan yang diterima. Memberi masukan tentang
prilaku tertentu (Prilaku positif atau negatif). Dengan kata lain Umpan balik yang efektif
Fokus terhadap feedback pada pesan atau prilaku spesifik. Fokus pada pesan atau prilaku,
bukan pada orangnya (pada what bukan who), pada hal-hal yang masih bisa diperbaiki atau
dirubah, dan dilakukan sesegera mungkin serta menJaga privacy jika memberikan feedback
tentang prilaku negatif.
‘13
6
Integrated Marketing Communications 2
Sari Widuri, Se, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Umpan balik merupakan setiap bentuk komunikasi yang disampaikan kepada seseorang
dengan tujuan agar orang tersebut mengetahui dampak perilakunya terhadap Anda atau
orang lain. Beberapa tips pemberian umpan balik:
a) Fokuskan pada perilaku yang spesifik.
Hindarkan kalimat seperti ini : “ Perilakumu sangat jelek” atau “Saya sangat terkesan pada
pekerjaan Anda”. Lebih baik jika kita katakan: “Kemarin Anda terlambat sepuluh menit” atau
“Laporan keuangan yang Anda susun mudah dimengerti”.
b) Jaga agar tetap bersifat “impersonal”.
Upayakan, walaupun Anda dalam situasi marah sekali pun, jangan mengkritik kepribadian
seseorang. Misalnya: “Dasar pemalas, pembohong” atau kata-kata yang menunjukkan sifat
seseorang. Lebih baik kritik tindakannya, misalnya: “Dalam satu minggu ini Anda sudah dua
hari tidak masuk tanpa pemberitahuan”.
c) Segera
Umpan-balik akan sangat bermakna bagi pihak penerima, jika dilakukan segera setelah
perilaku tertentu ditampilkan. Misalnya: memberikan tepuk tangan atas tampilan pembicara,
atau teguran sopan atas pelanggaran yang dilakukan seseorang.
d) Dimengerti
Pihak yang diberi umpan balik harus mengerti isi dari umpan balik yang dilontarkan
kepadanya.
Dengan penjelasan di atas maka dapat dikatakan bahwa fungsi feedback adalah sebagai
mekanisme kendali untuk mengetahui apakah perilaku komunikasi seorang komunikator
telah efektif untuk mencapai sasarannya.
JENIS UMPAN BALIK
Umpan balik dapat juga positif atau negatif. Seseorang yang mendapat umpan balik dapat
mempertahankan sikapnya yang positif dan dapat merubah yang negatif menjadi lebih baik.
Dalam memberi umpan balik, hindari umpan balik yang bersifat evaluasi dan nasehat.
‘13
7
Integrated Marketing Communications 2
Sari Widuri, Se, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Jenis – jenis feedback yang perlu diketahui yaitu :
 Feedback Positif – Feedback Negatif
Feedback positif adalah isyarat / gejala yang ditunjukkan oleh komunikan yang menandakan
bahwa ia / mereka memahami, membantu dan mau bekerja sama dengan komunikator
untuk mencapai sasaran komunikasi tertentu, dan tidak menunjukkan perlawanan /
pertentangan.
Contohnya : komunikan mengangguk-angguk, memperhatikan dengan serius, mencatat,
responsif ketika ditanya.
Feedback negative adalah isyarat atau gejala yang ditunjukkan oleh komunikan yang
menandakan bahwa ia / mereka memiliki sikap serta perilaku yang dapat berkisar dari mulai
tidak setuju hingga tidak menyukai pesan, cara penyampaian, atau bahkan diri sang
komunikator. Segalanya sesuatu yang merupakan lawan dari feedback positif adalah
feedback negatif.
Contohnya : sikap acuh tak acuh, melakukan hal lain yang tidak ada hubungannya dengan
yang sedang dibahas, mengobrol, mengganggu orang lain, nyeletuk, memotong
pembicaraan / interupsi secara tidak sopan, atau keluar ruangan / walk- out tanpa izin dari
komunikator, dan sebagainya.
 Feedback Netral – Feedback Zero
Feedback Netral adalah jenis feedback yang sulit untuk dinilai sebagai isyarat / gejala yang
menunjukkan respon positif atau negatif. Dengan kata lain feedback netral adalah feedback
yang tidak jelas wujudnya; apakah itu positif atau negatif.
Contohnya : perilaku diam ketika ditanya mengerti atau tidak, …
Feedback Zero adalah feedback yang sulit dimengerti oleh komunikator. Komunikator tidak
tahu harus menafsirkan isyarat / gejala yang muncul dari komunikan.
‘13
8
Integrated Marketing Communications 2
Sari Widuri, Se, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Contohnya : ada yang tertawa ketika komunikator tidak sedang menyampaikan hal yang
lucu, tiba-tiba ada yang menangis, dan sebagainya.
 Feedback Internal – Feedback Eksternal
Feedback Internal adalah yang menunjukkan sumber dari isyarat / gejala yang menjadi
feedback. Bila itu muncul dari dalam diri komunikator, maka itu disebut feedback internal.
Maksudnya, misalnya ketika komunikator telah mengatakan sesuatu, tapi kemudian ia ingat
sesuatu dan meralat apa yang telah ia katakan, maka yang kita lihat itu dapat kita katakan
sebagai hal yang terjadi karena ada feedback internal pada diri komunikator.
Feedback Eksternal adalah feedback yang munculnya berasal dari komunikan. Dalam hal ini
komunikan dapat menunjukkannya dengan memberikan ekspresi wajah tertentu, gerakgerik, perilaku atau bahkan suara-suara yang muncul ketika komunikasi tengah berlangsung.
 Feedback Verbal – Feedback Non-Verbal
Feedback Verbal menunjuk pada bentuk atau wujud dari apa yang disampaikan komunikan
sebagai reaksinya pada suatu perilaku komunikasi tertentu yang sedang berlangsung.
Contoh dari feedback verbal misalnya adalah interupsi (memotong pembicaraan), nyeletuk
(menyampaikan komentar secara spontan ketika komunikator sedang menyampaikan
pesannya), atau dapat pula berupa secarik kertas yang ditulisi yang mengatakan sesuatu
kepada yang sedang berbicara agar ia segera berhenti karena waktu untuknya sudah habis.
Harap diingat pengertian verbal di sini. Pesan komunikasi yang verbal adalah yang
bentuknya merupakan wujud dari penggunaan bahasa. Artinya, bisa berupa lisan atau
tulisan.
Feedback Non-Verbal adalah yang wujudnya bukan berupa lisan atau tulisan, seperti
ekspresi wajah, gerak-gerik, cara duduk, cara berdiri, cara menatap, bentuk senyuman, isyarat
tangan, dan sebagainya.
Feedback sangat penting dalam Komunikasi sehari-hari. Nilai pentingnya bukan saja pada
kemampuan komunikator bagaimana ia bisa menafsirkan isyarat atau gejala yang
ditunjukkan kemudian mengambil tindakan yang memperbaiki keadaan, namun juga dari sisi
‘13
9
Integrated Marketing Communications 2
Sari Widuri, Se, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
komunikan, di mana seringkali muncul kebutuhan untuk menyampaikan feedback secara
sengaja. Kemampuan menyampaikan feedback secara sengaja kita perlukan pada saat kita
menghadapi situasi di mana yang seharusnya dikatakan tidak bisa dikatakan begitu saja.
PERSUADING – MEMBUJUK
Komunikasi tatap muka yang dilakukan dengan sengaja oleh seseorang dengan tujuan agar
pihak lain mau mengikuti dengan sukarela kehendak seseorang tadi.
Strategi dan taktik membujuk
Strategi dan taknik membujuk Ada tiga strategi yang umumnya dilakukan dalam membujuk
seseorang untuk melakukan sesuatu.
1. Kredibilitas (anda bisa dipercaya)
2. Nalar (isinya masuk akal)
3. Sentuhan emosional (memunculkan perasaan suka)
Taktik Pembujukan
Memberikan kemudahan secara aktif (active facilitative) . Kita harus melakukan persiapan
matang guna meyakinkan pihak yang akan kita bujuk. Misalnya dengan mempersiapkan data
atau informasi yang diperlukan. Memberikan kemudahan pasif (passive facilitative) . Kadang,
justru tidak melakukan tindakan apa pun, upaya membujuk seseorang akan lebih berhasil.
Tenang, sabar menunggu, memberikan kesempatan berpikir.
Keterampilan Menbujuk
1. Membangun kredibilitas. Kembangkan pengetahuan anda di bidang pekerjaan yang
memerlukan bantuan orang lain.
‘13
o
Jaga hubungan dekat dan akrab
o
Sajikan informasi yang dapat diandalkan.
o
Kembangkan rasa saling percaya
o
Lakukan presentasi yang dinamis
o
Minta bantuan pihak ketiga
10
Integrated Marketing Communications 2
Sari Widuri, Se, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gunakan pendekatan positif dan bijaksana. Kita harus berasumsi bahwa pihak yang akan
kita bujuk adalah orang yang pintar dan dewasa. Jangan meremehkannya. Hormat,
sopan, dan bijak.
2. Jelaskan dengan baik maksud kita. Kita harus mengerti sekali sekali apa yang kita
inginkan. Persiapkan dan pelajari secara cermat apa yang menjadi tujuan kita yang
sebenarnya. Gunakan pendekatan positif dan bijaksana Kita harus berasumsi bahwa
pihak yang akan kita bujuk adalah orang yang pintar dan dewasa. Jangan
meremehkannya. Hormat, sopan, dan bijak.
3. Jelaskan dengan baik maksud kita. Kita harus mengerti sekali sekali apa yang kita
inginkan. Persiapkan dan pelajari secara cermat apa yang menjadi tujuan kita yang
sebenarnya. Sajikan bukti yang kuat guna mendukung permintaan kita. Kita harus
mampu menjelaskan mengapa permintaan kita penting, dengan cara memberikan bukti
yang mendukung
4. Sesuaikan alasan permintaan kita dengan karakteristik orang yang kita bujuk. Jika orang
yang kita bujuk termasuk orang yang cerdas dan rasional, alasan yang harus
dikemukakan juga harus bisa logis (diterima oleh akal). Perhatikan kepentingan pihak
yang sedang kita bujuk. Kita harus memperrtimbangkan keuntungan apa yang bisa
diperoleh pihak yang kitabujuk, jika dia bersedia memenuhi permintaan kita.
5. Sentuh aspek emosionalnya. Kadang alasan rasional dan obyektif belum cukup, maka
sentuh hal-hal yang bisa membangkitkan luapan emosi pihak yang kita bujuk.
‘13
11
Integrated Marketing Communications 2
Sari Widuri, Se, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
1. Ubaedy An, Interpersonal Skill : bagaimana anda membangun, mempertahankan, dan
mengatasi konflik hubungan, 2008
2. Winarti Euis, Pengembangan kepribadian, Graha Ilmu, 2008
3. Amit, A, Mengupas Kepribadian Anda. Karisma Publishing Group: Jakarta
4. Aw, S. 2012. Komunikasi Sosial Budaya. Yogyakarta: Graha Ilmu
5. De Janasz, S.C.2011. Interpersonal Skills in Organizations 4thed. McGraw-Hill.
6. Harefa,A.2004.Menata Karier. Jakarta: Kompas Group.
7. Kasali, R. 2007. Sukses Melakukan Presentasi Jakarta: Indeks Gramedia.
8. Lothar, S. 2004. Mengatur Waktu Secara Efektif. Jakarta. Gramedia.
9. Mulyana. D. 2004. Komunikasi Efektif. Bandung: Rosda Karya.
10. Effendy, Onong Uchjana, Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Pengantar
Ilmu Komunikasi, Jakarta:Grasindo.Rosdakarya
11. Cangara, Hafidz,2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:PT RajaGrafindo Persada
12. Littlejohn, Stephen W. 2001. Theories of Human Communication. USA: Wadsworth
Publishing.
13. Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Rosda.
14. Ruben, Brent D,Stewart, Lea P, 2005, Communication and Human Behaviour,USA:Alyn
and Bacon
‘13
12
Integrated Marketing Communications 2
Sari Widuri, Se, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download