BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian

advertisement
BAB II
KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Teoretis
2.1.1 Bank
Bank adalah suatu badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat
dalam
bentuk
simpanan
dan
menyalurkannya
kepada
masyarakat dalam bentuk kredit, dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak, menurut Kashmir (undangundang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 november tentang perbankan).
Menurut Kasmir,SE.MM (2007: 23) pengertian bank dapat dijelaskan
secara lebih luas lagi bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak
dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam
bidang keuangan. Sehingga berbicara mengenai bank tidak terlepas dari
masalah keuangan.
Kashmir (2002: 24) menjelaskan bahwa aktivitas perbankan yang utama
adalah menghimpun dana dari masyarakat luas yang biasa dikenal dalam
dunia perbankan dengan istilah funding. Menghimpun dana yang dimaksud
adalah mengumpulkan atau mencari dana dengan cara membeli dari
masyarakat luas. Pembelian dana dari masyarakat dilakukan oleh bank
dengan
cara
memasang
berbagai
strategi
agar
masyarakat
dapat
menanamkan dananya dalam bentuk simpanan. Beberapa jenis simpanan
yang dapat dipilih oleh masyarakat seperti giro, tabungan, serifikat deposito,
dan deposito berjangka.
Semakin besar ataun semakin mahal bunga simpanan, maka semakin
besar pula bunga pinjaman dan demikian pula sebaliknya. Disamping bunga
simpanan juga dipengaruhi oleh keuntungan yang diambil, biaya operasi
yang dikeluarkan, cadangan resiko kredit macet, pajak sertapengaruh lainya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kegiatan menghimpun dana (funding) dan
menyalurkan dana (leading) ini merupakan kegiatan utama perbankan.
Penilaian Kesehatan Bank
Menurut Kasmir (2007), Untuk menilai suatu kesehatan bank dapat
dilihat dari berbagai segi. Penilaian ini bertujuan apakah bank tersebut dalam
kondisi yang sehat, kurang sehat dan tidak sehat, sehingga Bank Indonesia
sebagai pengawas dan pembina bank-bank dapat memberikan arahan atau
petunjuk bagaimana bank tersebut harus di jalankan atau bahkan dihentikan
kegiatan operasinya.
Ukuran untuk melakukan penilaian kesehatan bank telah ditentukan
oleh Bank Indonesia. Kepada bank-bank diharuskan membuat laporan baik
yang bersifat rutin ataupun secara berkala mengenai seluruh aktivitasnya
dalam suatu periode tertentu.Penilaian kesehatan bank dilakukan setiap
tahun, apakah peningkatan atau penurunan. Bagi bank yang kesehatannya
terus meningkat tidak jadi masalah, karena itulah yang diharapkan dan
supaya dipertahankan terus kesehatannya. Akan tetapi bagi bank terus
menerus tidak sehat, mungkin harus mendapat pengarahan atau sangsi dari
Bank Indonesia sebagai pengawas dan pembina bank-bank. Bank indonesia
dapat saja menyarankan untuk melakukan perubahan manajemen, merger,
konsolidasi, akuisisi, atau malah dilikuidir keberadaannya jika memang sudah
parah kondisi bank tersebut.
2.1.2 Laporan Keuangan
Laporan keuangan pada hakekatnya merupakan suatu output dan hasil
akhir dari proses akuntansi, yang disajikan sebagai bahan informasi bagi
para pemakai yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut
yang
mana
didalamnya
terdapat
suatu
pertanggungjawaban
atau
accountability yang disajikan sebagai suatu indikator kesuksesan suatu
perusahaan. Pengertian laporan keuangan dapat kita lihat sebagai berikut:
Adapun pengertian laporan keuangan seperti yang tertulis dalam
”Standar Akuntansi Keuangan” paragraf 7 yang menyatakan bahwa:“Laporan
keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan
keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara
misalnya, sebagai laporan arus kas, atau arus dana), catatan dan laporan
lain
serta
penjelasan
keuangan.”(2004:2)
yang
merupakan
bagian
dari
laporan
Sehubungan dengan hal tersebut Zaki Baridwan dalam bukunya
“Intermediate
Accounting”,
menyatakan
bahwa:
“Laporan
keuangan
merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, dan merupakan suatu
ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku
yang bersangkutan, yang dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk
mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh
para pemilik perusahaan, serta digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan lain
yaitu sebagai laporan kepada pihak-pihak diluar perusahaan.”(2004:17).
2.1.3Pasar Modal
Pengertian Pasar Modal secara umum adalah suatu sistem keuangan
yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan
semua lembaga perantara dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat
berharga yang beredar. Dalam arti sempit, pasar modal adalah suatu pasar
(tempat, berupa gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan sahamsaham, obligasi-obligasi, dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai
jasa para perantara pedagang efek.
Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai
instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat
utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun
instrumen lainnya.
 Elemen-elemen dalam Pasar Modal
1. Emiten. Perusahaan yang akan melakukan penjualan surat-surat berharga
atau melakukan emisi di bursa (disebut emiten).
2. Investor. Pemodal yang akan membeli atau menanamkan modalnya di
perusahaan yang melakukan emisi (disebut investor).
3. Lembaga Penunjang. Fungsi lembaga penunjang ini antara lain turut serta
mendukung beroperasinya pasar modal, sehingga mempermudah baik
emiten maupun investor dalam melakukan berbagai kegiatan yang
berkaitan dengan pasar modal.

Jenis-jenis Pasar Modal
Pasar modal dibedakan menjadi 2 yaitu pasar perdana dan pasar
sekunder :
1. Pasar Perdana ( Primary Market )
Pasar Perdana adalah penawaran saham pertama kali dari emiten
kepada para pemodal selama waktu yang ditetapkan oleh pihak penerbit
(issuer) sebelum saham tersebut belum diperdagangkan di pasar
sekunder. Biasanya dalam jangka waktu sekurang-kurangnya 6 hari kerja.
Harga saham di pasar perdana ditetukan oleh penjamin emisi dan
perusahaan yang go public berdasarkan analisis fundamental perusahaan
yang bersangkutan.Dalam pasar perdana, perusahaan akan memperoleh
dana yang diperlukan. Perusahaan dapat menggunakan dana hasil emisi
untuk
mengembangkan
dan
memperluas
barang
modal
untuk
memproduksi barang dan jasa. Selain itu dapat juga digunakan untuk
melunasi hutang dan memperbaiki struktur pemodalan usaha. Harga
saham pasar perdana tetap, pihak yang berwenang adalah penjamin
emisi dan pialang, tidak dikenakan komisi dengan pemesanan yang
dilakukan melalui agen penjualan.
2. Pasar Sekunder ( Secondary Market )
Pasar sekunder adalah tempat terjadinya transaksi jual-beli saham
diantara investorsetelah melewati masa penawaran saham di pasar
perdana, dalam waktu selambat-lambatnya 90 hari setelah ijin emisi
diberikan maka efek tersebut harus dicatatkan di bursa.Dengan adanya
pasar sekunder para investor dapat membeli dan menjual efek setiap
saat. Sedangkan manfaat bagi perusahaan, pasar sekunder berguna
sebagai tempat untuk menghimpun investor lembaga dan perseorangan.
Harga saham pasar sekunder berfluktuasi sesuai dengan ekspetasi pasar,
pihak yang berwenang adalah pialang, adanya beban komisi untuk penjualan
dan pembelian, pemesanannya dilakukan melalui anggota bursa, jangka
waktunya tidak terbatas.
Tempat terjadinya pasar sekunder di dua tempat, yaitu:
a. Bursa reguler
Bursa reguler adalah bursa efek resmi seperti Bursa Efek Jakarta (BEJ),
dan Bursa Efek Surabaya (BES)
b. Bursa paralel
Bursa paralel atau over the counter adalah suatu sistem perdagangan
efek yang terorganisir di luar bursa efek resmi, dengan bentuk pasar
sekunder
yang
diatur
dandiselenggarakan
oleh
Perserikatan
Perdagangan Uang dan Efek-efek (PPUE), diawasi dan dibina oleh
Bapepam. Over the counter karena pertemuan antara penjual dan
pembeli tidak dilakukan di suatu tempat tertentu tetapi tersebar diantara
kantor para broker atau dealer.
Fungsi Pasar Modal
Tempat bertemunya pihak yang memiliki dana lebih (lender) dengan
pihak yang memerlukan dana jangka panjang tersebut (borrower). Pasar
modal mempunyai dua fungsi yaitu ekonomi dan keuangan. Di dalam
ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari
lender ke borrower.
Dengan menginvestasikan dananya lender mengharapkan adanya imbalan
atau return dari penyerahan dana tersebut. Sedangkan bagi borrower,
adanya dana dari luar dapat digunakan untuk usaha pengembangan
usahanya tanpa menunggu dana dari hasil operasiperusahaannya. Di dalam
keuangan, dengan cara menyediakan dana yang diperlukan oleh borrower
dan para lender tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil.
2.1.4 Tingkat Suku Bunga
Tingkat suku bunga menyatakan tingkat pembayaran atas pinjaman
atau investasi lain, di atas perjanjian pembayaran kembali, yang dinyatakan
dalam persentase tahunan (Dornbusch, et.al., 2008 : 43). Suku bunga
mempengaruhi keputusan individu terhadap pilihan membelanjakan uang
lebih banyak atau menyimpan uangnya dalam bentuk tabungan. Suku bunga
juga merupakan sebuah harga yang menghubungkan masa kini dengan
masa depan, sebagaimana harga lainnya maka tingkat suku bunga
ditentukan oleh interaksi antara permintaan dan penawaran. Suku bunga
mempengaruhi laba perusahaan dalam dua cara yaitu: a) Karena bunga
merupakan biaya, maka makin tinggi suku bunga, makin rendah laba
perusahaanapabila hal lain tetap konstan. b) Suku bunga mempengaruhi
tingkat aktivitas ekonomi sehingga mempengaruhi laba perusahaan.
Edward dan Khan (1985), mengatakan bahwa faktor penentu suku
bunga terbagi alas 2 (dua) faktor, yaitu internal dan eksternal. Faktor internal
meliputi pendapatan nasional, jumlah uang beredar, dan Ekspektasi Inflasi.
Sedangkan faktor eksternalnya adalah penjumlahan suku bunga luar negeri
dan tingkat Ekspektasi perubahan nilai tukar valuta asing. Seperti halnya
dalam setiap analisis keseimbangan ekonomi, pembicaraan mengenai
keseimbangan di pasar uang juga akan melibatkan unsur utamanya, yaitu
permintaan dan penawaran uang. Bila mekanisme pasar dapat berjalan
tanpa hambatan maka pada prinsipnya keseimbangan di pasar uang dapat
terjadi, dan merupakan wujud kekuatan tarik menarik antara permintaan dan
penawaran uang.
Teori ini berhubungan dengan apa yang dikatakan oleh ekonomi Inggris
John Maynard Keyness, yang telah mengkritik teori ekonomi klasik tentang
pengembangan teori tingkat suku bunga. Menurut Keyness, teori klasik
berlaku hanya untuk bunga jangka panjang. la mengembangkan teori
preferensi likuiditas ini untuk menjelaskan suku bunga untuk jangka pendek.
Tingkat suku bunga menurut Keyness adalah harga yang di keluarkan debitur
untuk mendorong seorang kreditur memindahkan sumber daya langka (uang)
mereka, akan tetapi, uang yang dikeluarkan debitur mempunyai kemungkinan
adanya kerugian berupa risiko tidak diterimanya tingkat bunga tertentu.
Di dalam teori ini terdapat dua macam investasi yang dikembangkan,
yaitu uang dan obligasi. Uang merupakan kekayaan yang paling likuid karena
uang mempunyai kemampuan untuk membeli setiap saat. Sedangkan
obligasi tidak dapat untuk membeli sesuatu kecuali kalau diubah terlebih
dahulu ke dalam bentuk uang tunai. Keyness mengatakan bahwa,
permintaan terhadap uang merupakan tindakan rasional, meningkatnya
permintaan uang akan menaikkan tingkat suku bunga.
Menurut Karl dan Fair (2001:635) suku bunga adalah pembayaran
bunga tahunan dari suatu pinjaman, dalam bentuk persentase dari pinjaman
yang diperoleh dari jumlah bunga yang diterima tiap tahun dibagi dengan
jumlah pinjaman.Pengertian suku bunga menurut Sunariyah (2004:80) adalah
harga dari pinjaman. Suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok
per unit waktu. Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang
digunakan oleh debitur yang harus dibayarkan kepada kreditur.
Menurut Lipsey, Ragan, dan Courant (1997 : 471) suku bunga adalah
harga yang dibayarkan untuk satuan mata uang yang dipinjam pada periode
waktu tertentu.Menurut Lipsey, Ragan, dan Courant (1997 : 99-100) suku
bunga dapat dibedakan menjadi dua yaitu suku bunga nominal dan suku
bunga riil. Dimana suku bunga nominal adalah rasio antara jumlah uang yang
dibayarkan kembali dengan jumlah uang yang dipinjam. Sedang suku bunga
riil lebih menekankan pada rasio daya beli uang yang dibayarkan kembali
terhadap daya beli uang yang dipinjam. Suku bunga riil adalah selisih antara
suku bunga nominal dengan laju inflasi. Menurut Samuelson dan Nordhaus
(1998) suku bunga adalah pembayaran yang dilakukan atas penggunaan
sejumlah uang.
Menurut Prasetiantono (2000) mengenai suku bunga adalah : jika suku
bunga tinggi, otomatis orang akan lebih suka menyimpan dananya di bank
karena ia dapat mengharapkan pengembalian yang menguntungkan. Dan
pada posisi ini, permintaan masyarakat untuk memegang uang tunai menjadi
lebih rendah karena mereka sibuk mengalokasikannya ke dalam bentuk
portfolio perbankan (deposito dan tabungan). Seiring dengan berkurangnya
jumlah uang beredar, gairah belanja pun menurun. Selanjutnya harga barang
dan jasa umum akan cenderung stagnan, atau tidak terjadi dorongan inflasi.
Sebaliknya jika suku bunga rendah, masyarakat cenderung tidak tertarik lagi
untuk menyimpan uangnya di bank.
Beberapa aspek yang dapat menjelaskan fenomena tingginya suku
bunga di Indonesia adalah tingginya suku bunga terkait dengan kinerja sektor
perbankan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi (perantara),
kebiasaan masyarakat untuk bergaul dan memanfaatkan berbagai jasa bank
secara relatif masih belum cukup tinggi, dan sulit untuk menurunkan suku
bunga perbankan bila laju inflasi selalu tinggi ( Prasetiantono, 2000 : 99-101)
Suku bunga itu sendiri ditentukan oleh dua kekuatan, yaitu : penawaran
tabungan dan permintaan investasi modal (terutama dari sektor bisnis).
Tabungan adalah selisih antara pendapatan dan konsumsi. Bunga pada
dasarnya berperan sebagai pendorong utama agar masyarakat bersedia
menabung. Jumlah tabungan akan ditentukan oleh tinggi rendahnya tingkat
bunga. Semakin tinggi suku bunga, akan semakin tinggi pula minat
masyarakat untuk menabung, dan sebaliknya.
Tinggi rendahnya penawaran dana investasi ditentukan oleh tinggi rendahnya
suku bunga tabungan masyarakat.
Edmister mengemukakan tiga istilah yang berkaitan dengan suku bunga
yaitu :
a. State rate adalah tingkat bunga satu periode dikalikan jumlah pokok
pinjaman untuk menghitung beban bunga.
b. Annual percentage rate adalah tingkat bunga disetahunkan dengan
menyesuaikan stated rate untuk jumlah periode pertahun dan jumlah
pokok yang benar-benar dipinjam.
c. Yield adalah tingkat bunga yang ekuivalen denga satu kontrak
keuangan yang memenuhi tiga syarat : jumlah seluruhnya yang benarbenar dipinjam, pada awal tahun, kemudian dibayar kembali pada
akhir tahun beserta bunga.
Definisi pertama, stated rate, mendasarkan tingkat bunga pada jangka
waktu kontrak. Definisi kedua, annual pecentage rate, menyesuaikan jangka
waktu kontrak untuk menghitung ekuivalen tingkat bunga. Sedangkan definisi
ketiga, yield, membuat penyesuaian yang diperlukan untuk menghitung
tingkat bunga ekuivalen dengan satu standar yang ditentukan secara jelas.
Tinggi rendahnya penawaran dana investasi ditentukan oleh tinggi
rendahnya suku bunga tabungan masyarakat. Menurut Lipsey, Ragan, dan
Courant (1997 : 471) suku bunga adalah harga yang dibayarkan untuk satuan
mata uang yang dipinjam pada periode waktu tertentu.Menurut Lipsey,
Ragan, dan Courant (1997 : 99-100) suku bunga dapat dibedakan menjadi
dua yaitu suku bunga nominal dan suku bunga riil. Dimana suku bunga
nominal adalah rasio antara jumlah uang yang dibayarkan kembali dengan
jumlah uang yang dipinjam. Sedang suku bunga riil lebih menekankan pada
rasio daya beli uang yang dibayarkan kembali terhadap daya beli uang yang
dipinjam. Suku bunga riil adalah selisih antara suku bunga nominal dengan
laju inflasi. Menurut Samuelson dan Nordhaus (1998) suku bunga adalah
pembayaran yang dilakukan atas penggunaan sejumlah uang.
Menurut Nopirin (1992:176) fungsi tingkat bunga dalam perekonomian
yaitu alokasi faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa yang
dipakai sekarang dan di kemudian hari.Menurut Ramirez dan Khan (1999)
ada dua jenis faktor yang menentukan nilai suku bunga, yaitu faktor internal
dan eksternal. Faktor internal meliputi pendapatan nasional, jumlah uang
beredar, dan inflasi. Sedang faktor eksternal merupakan suku bunga luar
negeri dan tingkat perubahan nilai valuta asing yang diduga.
Menurut Prasetiantono (2000) mengenai suku bunga adalah : jika suku
bunga tinggi, otomatis orang akan lebih suka menyimpan dananya di bank
karena ia dapat mengharapkan pengembalian yang menguntungkan. Dan
pada posisi ini, permintaan masyarakat untuk memegang uang tunai menjadi
lebih rendah karena mereka sibuk mengalokasikannya ke dalam bentuk
portfolio perbankan (deposito dan tabungan). Seiring dengan berkurangnya
jumlah uang beredar, gairah belanja pun menurun. Selanjutnya harga barang
dan jasa umum akan cenderung stagnan, atau tidak terjadi dorongan inflasi.
Sebaliknya jika suku bunga rendah, masyarakat cenderung tidak tertarik lagi
untuk menyimpan uangnya di bank.Beberapa aspek yang dapat menjelaskan
fenomena tingginya suku bunga di Indonesia adalah tingginya suku bunga
terkait dengan kinerja sektor perbankan yang berfungsi sebagai lembaga
intermediasi
(perantara),
kebiasaan
masyarakat
untuk
bergaul
dan
memanfaatkan berbagai jasa bank secara relatif masih belum cukup tinggi,
dan sulit untuk menurunkan suku bunga perbankan bila laju inflasi selau
tinggi ( Prasetiantono, 2000 : 99-101)
Fungsi Suku Bunga
Menurut Sunariyah (2004:81) fungsi suku bunga adalah sebagai
berikut:
1. Sebagai daya tarik bagi para penabung yang mempunyai dana lebih
untuk diinvestasikan.
2. Suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam rangka
mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam
suatu perekonomian. Misalnya, pemerintah mendukung pertumbuhan
suatu sektor industri tertentu apabila perusahaan-perusahaan dari
industri tersebut akan meminjam dana. Maka pemerintah memberi
tingkat bunga yang lebih rendah dibandingkan sektor lain.
3. Pemerintah dapat memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol
jumlah uang beredar. Ini berarti, pemerintah dapat mengatur sirkulasi
uang dalam suatu perekonomian.
2.1.5 Saham
Menurut Eduardus Tandelilin dalam bukunya “Analisis Investasi dan
Manajemen Portofolio(2001:6)”, mengemukakan bahwa:“Saham merupakan
surat bukti atas kepemilikan aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham.
Dengan memiliki saham suatu perusahaan, maka investor akan mempunyai
hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan setelah dikurangi
dengan pembayaran semua kewajiban perusahaan. ”
Seperti yang dipaparkan oleh Mahmud M.hanafi dalam bukunya
“Manajemen
Keuangan(2004:124)”
yang
menerangkan
bahwa:“Saham
merupakan bukti kepemilikan, seseorang yang mempunyai saham berarti dia
memiliki perusahaan tersebut.”
Saham adalah penyertaan dalam modal dasar suatu perseroan
terbatas, sebagai tanda bukti penyertaan tersebut dikeluarkan surat kolektif
kepada pemilik yaitu pemegang saham (Sumantoro, 1990: 10). Perusahaan
tetap menjual sahamnya kepada masyarakat meskipun hal tersebut dapat
mengurangi atau menghilangkan kekuasaan kontrol atas perusahaannya
dengan pertimbangan sebagai berikut: (Sumantoro, 1990: 11) Untuk
menghimpun dana yang diperlukan bagi pembelanjaan perusahaan. Untuk
memberi
kesempatan
kepada
masyarakat
untuk
turut
serta
dalam
pengelolaan dan perkembangan perusahaan. Untuk lebih memberikan
peluang untuk partisipasi pengelolaan perusahaan.
Perdagangan saham dilakukan di Bursa Efek yaitu tempat bertemunya
penjual dana dan pembeli dana yang di pasar modal atau Bursa tersebut
diperantarai
oleh
para
anggota
bursa
selaku
pedagang
perantara
perdagangan efek untuk melakukan transaksi jual-beli (Sumantoro,1990: 10)
Sekuritas atau saham yang telah dibeli di pasar perdana (Initial Public
Offering) kemudian akan diperdagangkan di bursa efek atau pasar sekunder.
Saat pertama kali sekuritas tersebut diperdagangkan di bursa efek biasanya
memerlukan waktu sekitar enam sampai delapan minggu dari saat Initial
Public Offering. Pada waktu sekuritas tersebut mulai diperdagangkan di
bursa, dikatakan sekuritas tersebut diperdagangkan di pasar sekunder. Jadi
bursa efek merupakan suatu tempat untuk memperdagangkan sekuritas
tersebut.
Saham merupakan sekuritas yang paling populer dipasar modal karena
saham bisa memberikan keuntungan dalam jumlah yang besar dengan
jangka waktu yang relative singkat.
Adapun jenis-jenis saham menurut Eduardus Tandelilin dalam
bukunya
“Analisis
Investasi
dan
Manajemen
Portofolio(2001:18)”,
memaparkan bahwa: “Saham dapat dibedakan menjadi saham preferen dan
saham biasa. ”
Saham preferen adalah saham yang mempunyai kombinasi karakteristik
gabungan dari obligasi maupun saham biasa, karena saham preferen
memberikan pendapatan yang tetap seperti halnya obligasi, dan juga
mendapatkan hak kepemilikan seperti pada saham biasa. Pemegang
sahampreferen akan mendapatkan hak terhadap pendapatan dan kekayaan
perusahaan setelah dikurangi dengan pembayaran kewajiban pemegang
obligsasi dan utang (sebelum pemegang saham biasa mendapatkan haknya).
Saham biasa adalah sekuritas yang menunjukan bahwa pemegang
saham
biasa
tersebut
mempunyai
hak
kepemilikan
atas
aset-aset
perusahaan. Oleh karena itu, pemegang saham mempunyai hak suara
(voting rights) untuk memilih direktur ataupun manajemen perusahaan dan
ikut berperan dalam pengambilan keputusan penting perusahaan dalam rapat
umum pemegang saham (RUPS).
Perbedaan saham preferen dengan saham biasa adalah bahwa saham
preferen tidak memberikan hak suara kepada pemegangnya untuk memilih
direksi ataupu manajemen perusahaan, seperti layaknya saham biasa.
2.1.6 Harga Saham
Pengertian harga saham menurut H.M Jogiyanto ( 2000:8 ), adalah
:“Harga saham yang terjadi dipasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan
oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham
yang bersangkutan dipasar modal.”Menurut Agus Sartono ( 2001:9 ), harga
saham terbentuk dipasar modal dan ditentukan oleh beberapa factor seperti
laba per lembar saham atau earning per share, rasio laba terhadap harga per
lembar saham atau price earning ratio, tingkat bunga bebas resiko yang
diukur dari tingkat bunga deposito pemerintah dan tingkat kepastian operasi
perusahaan.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa harga saham akan
terbentuk dari adanya transaksi yang terjadi di pasar modal yang ditentukan
oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan dengan
dipengaruhi oleh beberapa factor
Pemegang saham adalah pemilik perusahaan yang berhak atas aktiva
perusahaan dan bertanggung jawab atas hutang – hutang perusahaan.
Saham yang telah beredar di masyarakat dapat berpindah tangan melalui
pasar sekunder, pasar sekunder di Indonesia adalah Bursa Efek Indonesia
(BEI) Dan Bursa Efek Surabaya ( BES ).
Kekuatan pasar dapat menjadi tombak dalam penentuan nilai
perusahaan, dimana jika pasar menilai bahwa perusahaan penerbit saham
dalam kondisi baik, maka biasanya harga saham perusahaan akan naik.
Demikian pula sebaliknya, jika perusahaan dinilai rendah oleh pasar maka
harga saham perusahaan dinilai rendah oleh pasar sehingga akan
berdampak pula pada harga saham perusahaan yang akan ikut menurun
bahkan bias lebih rendah dari harga di pasar perdana. Dengan demikian,
kekuatan tawar menawar di pasar sekunder antara investor yang satu
dengan investor yang lain sangat menentukan harga saham perusahaan.
Menurut Sawidji Widoatmojo (1996;46) harga saham dapat dibedakan
menjadi 3 (tiga):
a. Harga Nominal
Harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oieh
emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan.Besaraya
harga nominal membenkan arti penting saham karena deviden minimal
biasanya ditetapkan berdasarkan nilai nominal.
b. Harga Perdana
Harga ini merapakan pada waktu harga saham tersebut dicatat di bursa
efek.Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh
penjamin emisi (underwriter) dan emiten. Dengan demikian akan
diketahui berapa harga saham emiten itu akan dijual kepada
masyarakat biasanya imtuk menentukan harga perdana.
c. Harga pasar
Kalau harga perdana merapakan harga jual dari perjanjian emisi kepada
investor, maka harga pasar adalah harga jual dari irwestor yang satu
dengan investor yang lam.Harga ini terjadi setelah saham tersebut
dicatatkan di bursa.Transaksi disini tidak lagi melibatkan emiten daii
penjamin emisi harga ini yang disebut sebagai harga di pasar sekunder
dan harga inilah yang benar-benar mewakili harga perusahaan
penerbitnya, karena pada transaksi di pasar sekunder, kecil sekali
terjadi negosiasi harga investor dengan perusahaan penerbit. Harga
yang setiap hari diumumkan di surat kabar atau media lain adalah harga
pasar.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Harga Saham
Menurut
Weston
dan
Brigham
(2001:26),
factor-faktor
yang
mempengaruhi harga saham adalah :
1. Laba per lembar saham (Earning Per Share/EPS)
Seorang investor yang melakukan investasi pada perusahaan akan
menerima laba atas saham yang dimilikinya. Semakin tinggi laba per
lembar saham (EPS) yang diberikan perusahaan akan memberikan
pengembalian yang cukup baik. Ini akan mendorong investor untuk
melakukan investasi yang lebih besar lagi sehingga harga saham
perusahaan akan meningkat.
2. Tingkat Bunga
Tingkat bunga dapat mempengaruhi harga saham dengan cara :
- Mempengaruhi persaingan di pasar modal antara saham dengan
obligasi, apabila suku bunga naik maka investor akan menjual
sahamnya untuk ditukarkan dengan obligasi. Hal ini akan menurunkan
harga saham. Hal sebaliknya juga akan terjadi apbila tingkat bunga
mengalami penurunan.
- Mempengaruhi laba perusahaan, hal ini terjadi karena bunga adalah
biaya, semakin tinggi suku bunga maka semakin rendah laba
perusahaan. Suku bunga juga mempengaruhi kegiatan ekonomi yang
juga akan mempengaruhi laba perusahaan.
3. Jumlah Kas Deviden yang Diberikan
Kebijakan pembagian deviden dapt dibagi menjadi dua, yaitu sebagian
dibagikan dalam bentuk deviden dan sebagian lagi disisihkan sebagai
laba ditahan. Sebagai salah satu factor yang mempengaruhi harga
saham, maka peningkatan pembagian deviden merupakan salah satu
cara untuk meningkatkan kepercayaan dari pemegang saham karena
jumlah kas deviden yang besar adalah yang diinginkan oleh investor
sehingga harga saham naik.
4. Jumlah laba yang didapat perusahaan
Pada umumnya, investor melakukan investasi pada perusahaan yang
mempunyai profit yang cukup baik karena menunjukan prospek yang
cerah sehingga investor tertarik untuk berinvestasi, yang nantinya akan
mempengaruhi harga saham perusahaan.
5. Tingkat Resiko dan Pengembalian
Apabila tingkat resiko dan proyeksi laba yang diharapkan perusahaan
meningkat maka akan mempengaruhi harga saham perusahaan.
Biasanya semakin tinggi resiko maka semakin tinggi pula tingkat
pengembalian saham yang diterima.
Sedangkan menurut Alwi (2003, 87), ada beberapa faktor yang
mempengaruhi pergerakan harga saham atau indeks harga saham, antara
lain:
1. Faktor Internal (Lingkungan mikro)
- Pengumuman
tentang
pemasaran,
produksi,
penjualan
seperti
pengiklanan, rincian kontrak, perubahan harga, penarikan produk baru,
laporan produksi, laporan keamanan produk, dan laporan penjualan.
- Pengumuman
pendanaan
(financing
announcements),
pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas dan hutang.
seperti
- Pengumuman badan direksi manajemen (management-board of director
announcements)
seperti
perubahan
dan
pergantian
direktur,
manajemen, dan struktur organisasi.
- Pengumuman pengambilalihan diversifikasi, seperti laporan merger,
investasi ekuitas, laporan take over oleh pengakuisisian dan diakuisisi,
laporan divestasi dan lainnya.
- Pengumuman investasi (investment annuncements), seperti melakukan
ekspansi pabrik, pengembangan riset dan, penutupan usaha lainnya.
- Pengumuman
ketenagakerjaan
(labour
announcements),
seperti
negoisasi baru, kontrak baru, pemogokan dan lainnya.
- Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan laba
sebelum akhir tahun fiskal dan setelah akhir tahun fiskal, earning per
share (EPS) dan dividen per share (DPS), price earning ratio, net profit
margin, return on assets (ROA), dan lain-lain.
2. Faktor eksternal (Lingkungan makro)
-
Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga
tabungan dan deposito, kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai
regulasi dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah.
-
Pengumuman
hukum
(legal
announcements),
seperti
tuntutan
karyawan terhadap perusahaan atau terhadap manajernya dan
tuntutan perusahaan terhadap manajernya.
-
Pengumuman industri sekuritas (securities announcements), seperti
laporan pertemuan tahunan, insider trading, volume atau harga saham
perdagangan, pembatasan/penundaaan trading.
-
Gejolak politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar juga merupakan
faktor yang berpengaruh signifikan pada terjadinya pergerakan harga
saham di bursa efek suatu negara.
-
Berbagai isu baik dari dalam negeri dan luar negeri.
2.2 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini
adalah : Setyawan (2006) meneliti mengenai faktor-faktor fundamental yang
mempengaruhi harga saham di Bursa Efek Jakarta (Studi Kasus pada saham
LQ 45) dengan menggunakan variabel DER, ROI, EPS, ROE, NPM dan
harga saham. Dari kelima variabel yang digunakan dalam penelitiannya
ternyata hanya DER, ROI dan EPS yang berpengaruh terhadap harga saham
sedangkan variabel lainnya ROE dan NPM tidak berpengaruh terhadap harga
saham.
Ratnasari
(2003)
meneliti
mengenai
Analisis
Pengaruh
Faktor
Fundamental, Volume Perdagangan dan Nilai Kapitalisasi Pasar terhadap
Harga Saham di BEJ (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur dan
Perbankan) dengan menggunakan metode multiple regression dimana
variabel independennya adalah ROA, NPM, DER, PBV, volume perdagangan
dan nilai kapitalisasi pasar, sedangkan variabel dependennya adalah harga
saham. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa ROA, NPM, DER, dan PBV
berpengaruh signifikan terhadap harga saham dimana NPM berpengaruh
signifikan pada perusahaan perbankan. Sulimin (2004) menliti Pengaruh Debt
to Equity Ratio, Price to Earning Ratio, Net Profit Margin, and Devidend Payot
Ratio terhadap Harga Saham (Studi Kasus pada Saham-Saham Perusahaan
Sektor Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta). Variabel independen yang
digunakan adalah DER, PER, NPM, dan DPR, sedangkan variabel
dependennya adalah harga saham. Hasilnya DER, PER, NPM, dan DPR
berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Hendarsanto (2005) meneliti Analisis Pengaruh MVA, Debt to Equity,
Trading Volume, dan ROA terhadap Harga Saham pada Perusahaan Real
Estate dan Property di Bursa Efek Jakarta (periode 1999-2003). Variabel
independen yang digunakan adalah MVA, DER, trading day, trading volume,
ROA, sedangkan variabel dependenya adalah harga saham. Metode yang
digunakan
adalah
metode
regresi
linier
berganda
dengan
obyek
penelitiannya pada perusahaan real estate dan property di Bursa Efek
Jakarta periode tahun 1999-2003. Sampel perusahaan yang masuk dalam
Kriteria yang telah ditetapkan dalam penelitian yaitu sebanyak 33
perusahaan. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa MVA, trading day, dan
ROA berpengaruh signifikan positif terhadap variabel harga saham,
sedangkan DER dan trading volume berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap harga saham perusahaan real estate dan property.
2.3 Kerangka Pemikiran
Dari penjelasan teoritis dan hasil dari penelitian-penelitian terdahulu
maka yang menjadi variabel-variabel didalam penelitian ini adalah Tingkat
Suku Bunga, sebagai variabel independen (bebas) dan hargasaham sebagai
variabel dependen (variabel terikat). Sehingga kerangka pikir yang terbentuk
adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Fenomena Tingkat Suku Bunga Bank Dan Harga Saham
Tahun 2008-2012 pada PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk
Faktor-faktor yang mempengaruhi
Tingkat Suku Bunga
Dasar Teori
Penelitian Terdahulu
Eduardus Tandelilin (2010: 343) yaitu
: “Tingkat bunga yang tinggi merupakan
sinyal negatif terhadap harga saham.
Tingkat suku bunga yang tinggi
menyebabkan
investor
menarik
investasinya
pada
saham
dan
memindahkannya pada investasi berupa
tabungan ataupun deposito.”
Ratnasari (2003) meneliti mengenai Analisis
Pengaruh Faktor Fundamental, Volume
Perdagangan dan Nilai Kapitalisasi Pasar
terhadap Harga Saham di BEJ (Studi Kasus
pada Perusahaan Manufaktur dan Perbankan)
dengan menggunakan metode multiple
regression dimana variabel independennya adalah
ROA, NPM, DER, PBV, volume perdagangan
dan nilai kapitalisasi pasar, sedangkan
variabel dependennya adalah harga saham.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa
ROA, NPM, DER, dan PBV berpengaruh
signifikan terhadap harga saham dimana NPM
berpengaruh signifikan pada perusahaan
perbankan.
Pengaruh Tingkat Suku Bunga Bank dan Harga Saham
Tahun 2008-2012 pada PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk
Pengujian Hipotesis
Pembahasan
2.4 Hipotesis
Berdasarkan latar belakang, tinjauan teoritis dan kerangka pemikiran di atas
maka hipotesis dalam penelitian ini adalah : diduga terdapat pengaruh
Tingkat Suku Bunga Terhadap Harga Saham Perusahaan PT. Bank Rakyat
Indonesia, Tbk.
Download