Makalah PENGELOLAAN PROSES KOMUNIKASI ORGANISASI

advertisement
Pengelolaan Proses Komunikasi Organisasi Stakeholder Sekolah (Rangga Pratama W, S.Sn)
R
an
gg
a
Pr
at
am
a
W
,S
Tugas terstruktur
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Hubungan dan Pemberdayaan Masyarakat dalam Pendidikan
Yang dibimbing oleh Drs. Subawadi, M.Pd
.S
PENGELOLAAN PROSES KOMUNIKASI
ORGANISASI STAKEHOLDER SEKOLAH
n
Makalah
Oleh :
Rangga Pratama W, S.Sn
NIM. 090100019
UNIVERSITAS GRESIK
FAKULTAS PASCA SARJANA
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
Januari 2010
Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Pasca Sarjana, Universitas Gresik
Pengelolaan Proses Komunikasi Organisasi Stakeholder Sekolah (Rangga Pratama W, S.Sn)
PENGELOLAAN PROSES KOMUNIKASI
Universitas Gresik
Abstrak
W
,S
Mahasiswa Pasca Sarjana Manajemen Pendidikan
.S
Rangga Pratama W, S.Sn
n
ORGANISASI STAKEHOLDER SEKOLAH
Proses komunikasi yang optimal mampu meningkatkan peranan stakeholder sekolah untuk
berpartisipasi dan berperan aktif dalam pemberdayaan masyarakat pendidikan. Proses
a
optimalisasi komunikasi organisasi stakeholder dapat dilakukan dengan mengetahui
am
hambatan proses komunikasi, jenis komunikasi dan iklim komunikasi.
PENDAHULUAN
at
Kata Kunci : Pengelolaan, komunikasi, organisasi
Pr
Sebagai salah satu pilar pemberdayaan masyarakat di era global ini, sekolah
mempunyai tanggung jawab besar. Tanggung jawab yang tidak hanya sebagai pelaksana dan
tempat dimana masyarakat bisa menempuh pendidikan tetapi juga tanggung jawab moril
a
sebagai bagian dari masyarakat yang harus mampu memahami kondisi dan permasalahan
gg
yang sedang berkembang. Sebuah hal yang memaksa sekolah untuk terus berbenah, baik
secara fisik maupun manajerial.
R
an
Konsep yang dewasa ini terus dioptimalkan oleh sekolah sebagai bagian dari
masyarakat adalah dengan memaksimalkan program kerja komite sekolah sebagai bagian dari
stakeholder sekolah yang secara struktural merupakan bentuk representasi masyarakat di
dalam lingkup pendidikan. Dengan dikeluarkannya PP no.32 tahun 1992 tentang peran serta
masyarakat dalam pendidikan dan Permendiknas no 004/U/2002 tentang dewan pendidikan
dan komite sekolah, peran serta dari keorganisasian komite sekolah dalam upaya
pemberdayaan masyarakat dalam bidang pendidikan tentunya sudah mendapatkan payung
Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Pasca Sarjana, Universitas Gresik
Pengelolaan Proses Komunikasi Organisasi Stakeholder Sekolah (Rangga Pratama W, S.Sn)
hukum yang kuat dan diharapkan mampu memenuhi ekspetasi masyarakat akan terwujudnya
pendidikan yang unggul.
n
Namun stakeholder sekolah tidak hanya dari komite sekolah semata, masih ada pihakpihak lain diantaranya siswa, wali murid, ataupun perusahaan tertentu sebagai penyandang
.S
dana kegiatan sekolah yang semuanya mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam
peranan pemberdayaan masyarakat dalam pendidikan. Hanya keberadaan payung hukum
W
,S
yang membedakan mereka. Pembeda yang mampu menutup bibir mereka untuk berbicara dan
mengkritisi kebijakan yang diambil sekolah, menahan tangan mereka untuk mengepalkan
tangan tanda setuju dan semangat untuk mendukung pendidikan dan menahan air mata
mereka yang jatuh tatkala mendengar kebijakan pemerintah yang bersikeras untuk tetap
melaksanakan ujian nasional yang menurut mereka masih banyak hal-hal yang masih perlu
a
dipertimbangkan lebih lanjut karena selama ini masih menjadi kontroversi di masyarakat.
am
Namun tentunya masih ada yang bisa diharapkan dapat membantu stakeholder
sekolah untuk terus bisa berkoordinasi dengan sekolah dalam upaya pemberdayaan
masyarakat dalam pendidikan yaitu dengan mengoptimalkan proses komunikasi antar
at
stakeholder sekolah sebagai satu kesatuan organisasi.
Pr
TEORI KOMUNIKASI
Berikut adalah pengertian komunikasi :
a. Carl I. Hovland, merumuskan komunikasi sebagai :
a
“The process by which an individual (the communicator) transmits stimuli (usually
gg
verbal) to modify the behavior of other individuals (the audience).”
(Rakmat,1994,p.3)
Atau dikatakan sebagai proses yang memungkinkan seseorang menyampaikan
R
an
rangsangan (secara umum dalam bentuk lambing verbal untuk mengubah perilaku orang
lain.
b. Onong Uchana Effendi, guru besar madya dalam ilmu komunikasi mendefinisiakn
komunikasi sebagai proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain
untuk member tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku baik secara
langsung secara lisan maupun tak langsung melalui media (Uchana,2005,p.5)
Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Pasca Sarjana, Universitas Gresik
Pengelolaan Proses Komunikasi Organisasi Stakeholder Sekolah (Rangga Pratama W, S.Sn)
Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa didalam sebuah komunikasi dan
prosesnya terdapat dua pihak atau lebih yang saling berinteraksi dengan tujuan tertentu.
Kegiatan interaksi yang terjadi melibatkan pemaknaan konsep pesan yang disampaikan dari
n
pihak satu kepada pihak lain maupun sebaliknya. Proses komunikasi tidak akan berjalan bila
.S
hanya ada elemen-elemen dalam proses komunikasi tidak terpenuhi.
Komunikasi mengacu pada tindakan oleh satu orang atau lebih, yang mengirim dan
W
,S
menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi dalam suatu konteks tertentu,
mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk melakakukan umpan balik (Devito,
1997). Adapun elemen-elemen komunikasi menurut Devito (1997:27) adalah:
1. Sumber-Penerima
a
Merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan untuk menegaskan bahwa setiap
penerima (atau pendengar).
2. Enkoding-Dekoding
am
orang yang terlibat dalam komunikasi adalah sumber (atau pembicara) sekaligus
Enkoding merupakan tindakan menghasilkan pesan dengan menuangkan gagasan
at
ke dalam suatu kode tertentu. Sedangkan dekoding adalah tindakan menerima pesan
dengan menerjemahkan dan menguraikan kode dari sumber.
Pr
3. Kompetensi Komunikasi
Merupakan kemampuan dalam berkomunikasi, mencakup pengetahuan tentang
peran lingkungan (konteks) dalam mempengaruhi kandungan (content) dan bentuk pesan
a
komunikasi.
4. Pesan dan Saluran
gg
Pesan adalah kandungan yang terdapat dalam kode-kode yang dikomunikasikan.
Sedang saluran komunikasi adalah media yang dilalui oleh pesan.
R
an
5. Umpan Balik dan Umpan Maju
Umpan balik adalah informasi yang dikirimkan balik ke sumbernya dan umpan
maju adalah informasi tentang pesan yang akan disampaikan.
6. Gangguan
Merupakan gangguan dalam komunikasi yang mendistorsi pesan. Gangguan
menghalami penerima dalam menerima pesan dan sumber dalam mengirimkan pesan.
Gangguan dikatakan ada dalam suatu sistem komunikasi bila ini membuat pesan yang
disampaikan berbeda dengan pesan yang diterima.
Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Pasca Sarjana, Universitas Gresik
Pengelolaan Proses Komunikasi Organisasi Stakeholder Sekolah (Rangga Pratama W, S.Sn)
Konsep penting dalam elemen-elemen komunikasi ini adalah adanya noise atau
gangguan yaitu setiap rangsangan tambahan dan tidak dikehendaki yang dapat mengganggu
2002, gangguan ini selalu ada dalam saluran pesan tersebut yang diterima oleh penerima.
n
kecermatan pesan yang ingin disampaikan. Menurut Shannon dan Weaver dalam Mulyana,
.S
Ahli-ahli komunikasi memperluas konsep ini pada gangguan psikologis dan gangguan fisik
W
,S
(Mulyana,2002).
Noise atau gangguan pada proses komunikasi dapat mengaburkan persepsi sebenarnya
dari pesan yang ingin disampaikan. Contoh kasus misalnya dalam sebuah rapat sosialisasi
program sekolah yang dihadiri oleh seluruh stakeholder sekolah, pada aplikasinya terdapat
gangguan teknis dari pengeras suara atau kondisi dari penyaji materi yang tidak prima bisa
a
menjadi sebuah gangguan dalam proses komunikasi tersebut. Akhirnya persepsi yang ingin
dimunculkan oleh pemberi pesan menjadi terdistorsi dan mengalami perubahan makna
am
konsep.
HAMBATAN KOMUNIKASI
at
Menurut Cangara pada tahun 2006, gangguan komunikasi adalah intervensi pada
elemen komunikasi yang menyebabkan komunikasi menjadi tidak efektif, sedangkan
Pr
rintangan komunikasi adalah hambatan yang menyebabkan proses komunikasi adalah
hambatan yang menyebabkan proses komunikasi menjadi tidak sesuai antara penerima dan
pengirim. “Meski gangguan dan rintangan komunikasi dapat dibedakan, tetapi sebenarnya
gg
a
rintangan komunikasi bisa juga terjadi disebabkan karena adanya gangguan” (Cangara,2006)
Sedangkan menurut Liliweri (2004) member pengertian bahawa hambatan
komunikasi adalah segala sesuatu yang menjadi penghambat laju pesan yang ditukar antara
R
an
pengirim dengan penerima, atau paling fatal adalah mengurangi makna pesan di antara
mereka.Menurut Curtis, Floyd, dan Winsor (2005), hambatan merupakan sifat yang melekat
pada komunikasi dan merupakan satu factor dalam situasi komunikasi.
Ada beberapa hal yang merupakan hambatan komunikasi yang harus menjadi
perhatian. Menurut Robbins (1996) ada empat hal yang bisa menjadi hambatan komunikasi,
yaitu:
Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Pasca Sarjana, Universitas Gresik
Pengelolaan Proses Komunikasi Organisasi Stakeholder Sekolah (Rangga Pratama W, S.Sn)
1. Penyaringan
Penyaringan (filtering) mengacu pada pengirim yang memanipulasikan
informasi sedemikian rupa sehingga akan tampak lebih menguntungkan di mata si
n
penerima. Misalnya Misalnya bila seorang wali kelas memberitahu apa yang ia rasa
ingin didengar oleh Kepala Sekolah, ia sedang menyaring informasi. Kepentingan dan
.S
persepsi pribadi mengenai apa yang penting oleh mereka yang melakukan ituakan
mengakibatkan penyaringan. Determinan (penentu) utama dari penyaringan adalah
W
,S
banyaknya tingkat dalam suatu struktur organisasi. Semakin banyak tingkat vertical
dalam hirarki organisasi itu, makin banyak kesempatan untuk penyaringan (Robbins,
1996).Hal ini akan sedikit demi sedikit mengurangi kevalidan informasi sebenarnya.
2. Persepsi Selektif
a
Persepsi selektif muncul karena penerima dalam proses komunikasi secara
selektif melihat dan mendengar berdasarkan kebutuhan, motivasi, pengalaman, latar
am
belakang dan karakteristik pribadi mereka yang lain (Robbins, 1996). Dalam sebuah
proses komunikasi kita sebagai individu bisa memilih pesan yang menurut kita lebih
penting untuk ditangani dan meninggalkan pesan yang lain untuk ditinggalkan.
at
Persepsi selektif bisa menyebabkan distorsi pesan, dikarenakan tidak keseluruhan
pesan yang didengarkan tetapi hanya sebagian saja yang sesuai dengan kebutuhan
3. Emosi
Pr
(Sharpe, 1991).
a
Kondisi kejiwaan antara pengirim dan penerima pesan sangat berpengaruh
terhadap pemaknaan konsep sebuah informasi. Pesan yang sama saat diterima pada
gg
kondisi emosi yang labil misalnya saat marah atau bingung kemungkinan besar akan
dimaknai lain ketika kondisi kejiwaan stabil. Emosi yang ekstrem akan besar
R
an
kemungkinannya untuk menghalangi proses komunikasi yang efektif. Dalam contoh
semacam itu, kita cenderung sekali mengabaikan proses pemikiran rasional serta
objektif dan menggantikannya dengan penilaian yang emosional (Robbins, 1996)
4. Bahasa
Menurut Wibowo (2001:3), bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna
dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer dan konvensional,
yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan
Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Pasca Sarjana, Universitas Gresik
Pengelolaan Proses Komunikasi Organisasi Stakeholder Sekolah (Rangga Pratama W, S.Sn)
perasaan dan pikiran. Hampir senada dengan pendapat Wibowo, Walija (1996:4),
mengungkapkan definisi bahasa ialah komunikasi yang paling lengkap dan efektif
Dan sebagai bagian dari hasil perkembangan kebudayaan masyarakat,
n
untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan pendapat kepada orang lain.
.S
tentunya masing-masing individu mempunyai karakteristik bahasa yang berbeda-beda
tentunya. Hambatan terbesar proses komunikasi dalam organisasi adalah bahwa
W
,S
anggota organisasi tidak mengetahui bagaimana orang-orang lain dengan siapa
mereka berinteraksi telah menggunakan persepsi yang berbeda dengan bahasa yang
sama. Para pengirim cenderung mengandaikan kata-kata dan istilah-istilah yang
mereka gunakan berarti sama bagi penerima dan bagi mereka (Robbins, 1996)
a
KOMUNIKASI ORGANISASI
am
Sekolah merupakan organisasi yang komplek. Organisasi yang terdiri dari puluhan
atau bahkan ratusan anggota, mulai dari siswa yang didalam alur organisasi berada di posisi
paling bawah, guru dan pegawai sekolah, kepala sekolah dan komite sekolah. Tentunya
masing-masing dari mereka mempunyai latar belakang yang berbeda yang nantinya turut
at
mempengaruhi bagaimana konsep mereka menjalankan proses komunikasi di organisasi
sekolah. Oleh karena itu harus dipahamai bagaimana konsep komunikasi yang diaplikasikan
Pr
di organisasi tersebut.
Deddy Mulyana (2000) menggambarkan komunikasi organisasi sebagai demikian
a
“Komunikasi organisasi (organizational communication) terjadi dalam suatu organisasi,
gg
bersifat formal dan juga informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar
daripada komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi seringkali melibatkan juga
R
an
komunikasi diadik, komunikasi antarpribadi dan adakalanya juga komunikasi publik.
Wayne Pace dan faules dalam bukunya (2002) mengemukakan bahwa dalam
organisasi, terdapat empat jenis komunikasi organisasi, yaitu:
1. Komunikasi ke bawah.
Infomasi mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang
berotoritas lebih rendah.
Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Pasca Sarjana, Universitas Gresik
Pengelolaan Proses Komunikasi Organisasi Stakeholder Sekolah (Rangga Pratama W, S.Sn)
2. Komunikasi ke atas
Informasi mengalir dari tingkat yang leih rendah kepada tingkat yang lebih tinggi.
3. Komunikasi horisontal
4. Komunitas lintas saluran
.S
Informasi yang bergerak di antara orang-orang dan jabatan-jabatan yang tidak
n
Penyampaian informasi di antara rekan-rekan sejawat dalam unit kerja yang sama.
fungsional yang berbeda.
PENGELOLAAN PROSES KOMUNIKASI
W
,S
menjadi atasan atau bawahan satu dengan yang lainnya dan mereka menempati bagian
Untuk membangun sebuah proses komunikasi yang berjalan sesuai dengan koridor
fungsi dan tujuan berorganisasi.Dimana anggota organisasi bisa mengkomunikasikan
a
informasi kepada sesama anggota dengan efektif, tingkat gangguan komunikasi bisa
am
diminimalkan, dan kesenjangan persepsi bisa dikurangi, maka organisasi tersebut harus bisa
membangun iklim komunikasi yang sehat dan positif.
Istilah iklim merupakan kiasan (metafora), seperti diungkapkan oleh Pace dan Faules
at
(2002), “frase iklim komunikasi organisasi” menggambrakan suatu kiasan bagi iklim fisik.
Sama seperti cuaca membentuk iklim fisik untuk suatu kawasan, cara orang bereaksi
Pr
terhadap aspek organisasi menciptakan suatu iklim komunikasi. Pace dan Faules
menambahkan, iklim komunikasi berbeda dengan iklim organisasi dalam arti iklim
komunkasi meliputi persepsi-persepsi mengenai pesan dan peristiwa yang berhubungan
a
dengan pesan yang terjadi dalam organisasi.
gg
Pace dan Faules (2002) mengutip dari Redding (1972), mengungkapkan bahwa “iklim
komunikasi organisasi merupakan fungsi kegiatan yang terdapat dalam organisasi untuk
R
an
menunjukkan kepada anggota organisasi bahwa organisasi tersebut mempercayai mereka
dan member kereka kebebasan dalam mengambil resiko, mendorong mereka dan memberi
mereka tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas mereka, menyediakan informasi
yang terbuka dan cukup tentang organisasi, mendengarkan dengan penuh perhatian serta
memperoleh informasi yang dapat dipercayai dan terus terang dari anggota organisasi,
secara aktif member penyuluhan kepada para anggota organisasi sehingga mereka dapat
Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Pasca Sarjana, Universitas Gresik
Pengelolaan Proses Komunikasi Organisasi Stakeholder Sekolah (Rangga Pratama W, S.Sn)
melihat bahwa keterlibatan mereka penting bagi keputusan-keputusan dalam organisasi,
menaruh perhatian pada pekerjaan yang bermutu tinggi dan member tantangan”.
n
Berdasarkan Inventaris Iklim Komunikasi oleh Pace dan Faules (2002) iklim
komunikasi organisasi dipengaruhi oleh enam faktor indikator, berikut:
.S
1. Kepercayaan
Siswa, guru, kepala sekolah dan komite seolah harus berusaha keras mengembangkan
kredibilitas didukung oleh pernyataan dan tindakan.
2. Pembuatan keputusan bersama
W
,S
dan mempertahankan hubungan yang di dalamnya kepercayaan, keyakinan dan
Para anggota organisasi sekolah di semua tingkat harus diajak berkomunikasi dan
berkonsultasi mengenai semua masalah dalam semua wilayah kebijakan organisasi,
a
yang relevan dengan kedudukan masing-masing anggota organisasi. Anggota organisasi
juga harus diberi kesempatan berkomunikasi dan berkonsultasi dengan manajemen di
am
atas merea agar berperan dalam proses pembuatan keputusan dan penentuan tujuan.
3. Kejujuran
Suasana umum yang diliputi kejujuran dan keterusterangan haru mewarnai hubungan-
at
hubunga dalam organisasi, dan para anggota organisasi mampu mengatakan apa yang aa
di dalam benak mereka tanpa mengindahkan status mereka di struktur organisasi.
Pr
4. Keterbukaan dalam komunikasi ke bawah
Para pengambil kebijakan, kepala sekolah misalnya, harus relatif mudah memberikan
informasi yang berhubungan langsung dengan keorganisasian kepada anggota yang lain.
a
Sebuah informasi yang cenderung ditutupi akan membuat suasana tidak kondusif dan
mereduksi tingkat kepercayaan antar anggota organisasi.Informasi yang jelas dan efektif
gg
akan memudahkan peningkatan kinerja anggota organisasi.
5. Mendengarkan dalam komunikasi ke atas
R
an
Anggota di setiap tingkat struktur dalam organisasi harus mendengarkan saran dan
laporan masalah yang dikemukakan anggota di tingkat bawahnya secara
berkesinambungan dan dengan pikiran terbuka.
6. Perhatian pada tujuan-tujuan berkinerja tinggi
Setiap anggota di setiap tingkat organisasi harus menunjukkan suatu komitmen terhadap
tujuan-tujuan berkinerja tinggi.
Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Pasca Sarjana, Universitas Gresik
Pengelolaan Proses Komunikasi Organisasi Stakeholder Sekolah (Rangga Pratama W, S.Sn)
PENUTUP
Sebagai organisasi yang komplek dan juga tuntutan yang teramat besar dalam
mengemban amanat negara dalam usaha mencerdaskan bangsa serta meningkatkan
.S
iklim komunikasi organisasi dengan baik dan positif. Diantaranya harus memahami
n
pemberdayaan masyarakat dalam dunia pendidikan, sekolah harus mampu memanajemen
hambatan-hambatan komunikasi yang ada di masing-masing sekolah dan menerapkan
indikator-indikator bagian dari Inventaris Iklim Komunikasi, sehingga terwujud iklim
W
,S
komunikasi yang efektif dan positif yang tentunya diharapkan dengan hal tersebut bisa
meningkatkan kinerja dan partisipasi aktif stakeholder sekolah dalam usaha pemberdayaan
masyatakat pendidikan.
KEPUSTAKAAN
a
Agus. Maulana , Ir.MM. 1997. Komunikasi Antarmanusia, Alih Bahasa dari
am
Joseph, A DeVito, "Human Communication". Jakarta :Professional Books.
Hafied Cangara. 2006. Tesis Pasca Sarjana UPI. Pengantar Ilmu Komunikasi. PT
Raja Grafindo Persada: Jakarta
Hovland, Carl I., Irving L. Janis and Harold H. Kelly. 1953. Communication and
at
Persuasion: Psychological Studies of Opinion Change New Haven: Yale University Press
Jalaludin Rakhmat, 1994, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Pr
Onong Uchana Effendy. 2005. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Deddy Mulyana.2001. Komunikasi organisasi. Bandung: PT. remaja Rosdakarya.
a
Terjemahan.
gg
Liliweri, Alo.2004. Wacana Komunikasi organisasi. Bandung: PT. Mandar Maju
Curtis, Dan B. ; Floyd, James J. ; Winsor, Jerry L.1999. Komunikasi Bisnis dan
Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya,
R
an
Robbins, Stephen P.1996. Organizational behavior, concepts, controversies,
applications (7th Edition). New jersey: Printice-Hall International, Inc.
Wibowo, Wahyu. 2001. Manajemen Bahasa. Jakarta : Gramedia.
Walija. 1996. Bahasa Indonesia dalam Perbincangan. Jakarta: IKIP
Muhammadiyah Jakarta Press.
Pace, R. Wayne; Don F. Faules.2002. Komunikasi Organisasi (Strategi
Meningkatkan Kinerja Perusahaan). Remaja Rosda Karya.
Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Pasca Sarjana, Universitas Gresik
Download